Hari itu seperti biasa Andra sepulang berolahraga akan pergi keluar rumah. Disisi lain ayah Andra yang ada di rumah sedang diam menunggu Andra turun dari kamarnya, Ayah Andra sengaja meliburkan diri agar ia bisa menghabiskan waktunya bersama keluarga nya. Andra pun turun dari tangga.
"Dra kamu mau kemana? Hari ini ayah ada di rumah, ayah ingin menghabiskan waktu dengan kamu dan mamah bella biar kamu bisa akrab lagi dengan nya. Ayah juga mau bicarakan soal kamu masuk perusahaan ayah"
"Maaf Andra gak bisa. (ucap dengan tegas) Andra ada janji dengan Andini. "
"Andini... Kamu masih berhubungan dengan wanita itu, Dra wanita itu tidak baik dia bawa pengaruh buruk buat kamu. Ayah tidak pernah setuju kamu dengan dia. "
"Stop yah. Jangan pernah ayah jelek jelekan Andini, ya Andra masih berhubungan dengan Andini dan Andra menyayangi nya. Satu hal lagi mau ayah setuju atau tidak Andra tidak peduli. Oh ya kalo ayah mau Andra masuk perusahaan. Besok Andra masuk kantor ini bukan untuk ayah tapi untuk ALM ibu. "Andra pun pergi begitu saja.
Ayah pun kecewa pada Andra, ia sengaja libur bekerja walaupun pekerjaan sedang sibuk sibuknya Hanya agar ia bisa mengobrol dan menghabiskan waktu dengan Andra. Ayah pun terdiam dan mulai meneteskan air matanya. " Dra sampai kapan kamu akan terus begini. Ayah rindu kamu yang dulu". Lalu tante bella pun datang membawa teh untuk ayah Andra. dia heran, kenapa ayah Andra menangis. Selama dia menikah dengan suaminya dia tidak pernah melihat suaminya menangis lagi setelah kepergian istrinya (ibu Andra).
"Yah ayah kenapa menangis? "
"Ayah tidak menangis".(sambil mengusap air matanya)
"ayah tidak menangis,!! lalu itu apa. ayah mengusap air mata ayah. Cerita sama mamah. Mamah tidak pernah melihat ayah menangis seperti ini lagi. "
"ayah bingung mah, apa yang harus ayah lakukan agar Andra bisa seperti dulu lagi. "
"Ayah sering bilang bukan,kita harus selalu sabar dan kuat menghadapi sikap Andra yang sekarang,"
"Ayah hanya rindu dengan Andra mah. "
"Ayah harus kuat. Ibu juga rindu dengan Andra yang dulu tapi ini demi Vera dan Andra juga. "
Ayah Andra pun memeluk istrinya. Mereka saling menguatkan. Dan Andra yang mereka pikirkan sedang bersenang senang mabuk - mabukan bersama Andini dan teman temanya. Andra yang akan bekerja di perusahaan ayahnya pun bilang pada Andini kekasih nya, bahwa ia akan mulai bekerja esok hari. Andini yang tau hal itu hanya bisa mengizinkan karena keputusan Andra tidak bisa diganggu gugat. "Ya sudah sayang terserah kamu aku hanya bisa mendukung keputusan mu. tapi tolong jangan terlalu sibuk nanti aku Kesepian. " ucap Andini pada Andra. "Ya aku tidak akan terlalu sibuk. Aku hanya ingin memenuhi janji terakhirku pada ibu. " jawab dengan nada dinginnya Andra.
Keesokan harinya..
Pagi pagi sekali Andra sudah siap kekantor ayahnya. Tetapi dia tidak langsung berangkat ke kantor dia ingin mengunjungi makam ibunya terlebih dulu untuk mengatakan bahwa ia akan segera memenuhi janjinya. Andra pun pergi ke makam ibunya tanpa sepengetahuan ayahnya. Dan seperti biasanya tante Bella bertanya padanya yang hanya diacuhkan.
"Andra sudah berangkat mah, Tumben dia sudah bangun inikan masih pagi sekali. " ucap ayah yang mau sarapan.
"Ayah dia kan mau mulai masuk kantor hari ini, ayah lupa. "
"iyah ayah tau, ayah kira dia hanya bercanda. Lagian kenapa dia berangkat sepagi ini. "
"Entah lah mungkin dia mau ke makam Vera seperti kebiasaanya setiap kali ia mendapat juara kelas".
" Oh ya Sudahlah, mari kita lanjutkan sarapan. Ayah sebentar lagi berangkat. Ayah akan perkenalkan Andra ke orang - orang kantor. "
Andra yang berada di makan ibunya..
"Bu, Andra datang kesini, bagaimana kabar ibu di sana? Andra rindu. Oh ya Andra kesini cuma mau bilang hari ini Andra masuk kantor ayah. Memenuhi keinginan ibu untuk menjadi penerus perusahaan ayah. Ibu ingatkan. Dulu sebelum ibu pergi Andra janji akan menjadi kebanggaan ibu terus, menjadi juara kelas dan menjadi penerus ayah. Sekarang janji itu Andra penuhi semoga Andra bisa menjadi yang ibu inginkan dan membuat ibu bahagia di sana. Andra pergi dulu ya"
Sembari bicara Andra Membayangkan ibunya dulu sebelum wafat.
Andra kecil berusia 8 tahun, waktu itu iya juara kelas dan datang keruangan tempat dimana ibunya dirawat lalu ia memeluk ibunya dan berkata. " Ibu Andra juara kelas lagi. Biasanya kalo Andra juara kelas Andra suka minta hadiah dari ibu tapi kali ini Andra tidak mau apa apa Andra cuma mau ibu sembuh dan pulang ke rumah lagi bersama Andra. " Ibunya yang terbaring diam mendengarkan sambil tersenyum dan berkata. " Ya sayang selamat ya, kamu memang anak hebat kebanggaan ibu. Terus seperti ini ya biar semua orang bangga padamu. "
"iya bu," ia melihat ibunya "bu kenapa ibu tidak jawab"
"jawab apa? "
"permintaan Andra kali ini ibu harus sembuh dan pulang sama Andra. "
"Maafin ibu ya. Ibu gak bisa janji. Dengar (sembari memiringkan tubuhnya ke Andra), Bila ibu pergi kamu harus janji sama ibu kamu akan terus menjadi juara seperti ini, terus menjadi kebanggaan ibu, karena suatu saat kamu akan menjadi penerus ayah. Janji sama ibu yah.! "
"Apa yang ibu katakan. Pergi kemana Andra gak mau ibu pergi. Andra maunya ibu disini. Andra gak mau seperti teman andra tanpa ibu, Andra gak mau. " (Andra memeluk ibunya).
ibu yang mengelus Andra "Ibu juga mau terus temani Andra, tapi kalo Tuhan berkehendak lain ibu bisa apa. "
"ibu jangan bicara begitu, ibu kuat ko. kalo ibu pergi siapa yang akan jaga Andra, memberi hadiah saat Andra juara juga siapa? "
"iya sayang ibu akan berusaha kuat. tapi kamu janji yah apa yang ibu katakan tadi. "
"iya Andra janji akan terus jadi kebanggaan ibu. ibu juga harus janji ya sama Andra ibu tidak akan pergi. "
"iya sayang" "janji bu" "janji" Mereka berdua terdiam sejenak lalu Andra memulai pembicaraan lagi.
"Bu Andra gak mau kehilangan ibu. Andra gak mau sendiri di rumah, ibu jangan pernah tinggalin Andra ya."
Ibu Vera hanya terdiam dan tiba tiba ia ingin bicara dengan suami dan sahabatnya bella.
"Sayang tolong panggilkan ayah sama tante Bella."
"mm oke. baiklah bu Andra panggilkan dulu ya."
Ayah dan tante Bella pun datang ke kamar, dan ibu Vera menyuruh Andra keluar. Andra yang keluar kamar duduk menunggu, beberapa menit kemudian tiba-tiba dokter terburu buru masuk kamar tempat ibunya itu. ia kaget melihat kepala ibunya sudah ditutupi dengan kain. Semua orang menangis ketika dokter menyatakan ibu Vera tidak dapat diselamatkan.
Andra yang berlari "Ibu kenapa. Ibu kenapa yah.. "
"Ibu sudah meninggal nak. "
"Tidak ayah bohong. Tadi ibu tidak kenapa kenapa. Ayah apakan ibu. Ayah jahat. " Andra pun memeluk ibunya. "Ibu kumohon bangun, Ibu janji sama Andra ibu akan kuat dan tidak akan tinggalin Andra . bangun bu bangun. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments