*Krik krik krik krik krik
Seorang pria yang mengenakan jas kerja, berjalan menuju sebuah halte bus. Halte bus itu begitu sepi, hanya ada seorang wanita yang mengenakan blazer berwarna hitam, duduk dengan posisi menunduk.
"Hoaaam~ Haduh... Kenapa hari ini pekerjaan ku banyak sekali sih?! Terpaksa aku melanjutkannya besok pagi! Aku tidak ingin sampai ketinggalan bus!" Keluh pria itu.
Pria itu pun melihat jadwal keberangkatan bus pada papan halte itu, sambil sesekali melihat jam tangannya. Waktu di jam tangannya menunjukkan pukul sembilan malam.
Setelah melihat papan jadwal itu, pria itu kemudian duduk di sebelah wanita yang duduk dengan posisi menunduk itu.
Wajah wanita itu tidak terlihat sama sekali, karena tertutupi rambutnya yang panjang. Sesekali pria itu melihat ke arah wanita itu. Pria itu sangat bingung, karena wanita itu tetap duduk diam menunduk tanpa bergerak sama sekali sejak tadi.
"Hah! Untung saja aku memutuskan untuk segera pulang! Jika tidak, bisa-bisa aku tertinggal bus yang terakhir!" Ucap pria itu sambil melihat ke arah wanita itu.
Lagi-lagi wanita itu tetap diam. Padahal pria itu sengaja memancing percakapan dengan wanita itu. Wanita itu terus saja diam, seakan-akan tidak memperdulikan pria yang duduk di sampingnya itu.
Sambil menunggu kedatangan bus terakhir, pria itu melihat ke sekelilingnya. Suasana di sekitar halte itu terasa sangat sepi, tidak ada orang lain dan kendaraan lain yang melintas di sekitar halte itu. Di halte itu pun, tidak ada orang lain lagi selain ia dan wanita itu yang masih berada di halte itu.
Suasana di tempat itu benar-benar terasa sepi. Hanya ada suara jangkrik yang memecah keheningan di malam itu.
*Wush~
Suara angin di malam yang sunyi itu, membuat suasana di tempat itu menjadi menyeramkan, ditambah lagi dengan kehadiran seorang wanita yang masih terus duduk diam menunduk dengan rambut yang menutupi seluruh wajahnya. Menambah kesan seram di sekitar halte yang sepi itu.
**Wush~
*Brrr*...
Tidak-tidak saja tubuh pria itu menjadi merinding, setelah ada angin malam yang dingin mengenai tubuhnya. Tidak hanya angin malam yang membuat tubuhnya bergidik. Suasana malam yang sunyi itu membuat ia tiba-tiba merinding ketakutan.
Pria itu melihat wanita di sebelahnya lagi. Ia tidak menyerah untuk mengajak wanita itu untuk berbicara. Ia pun mencari cara agar bisa berbicara dengan wanita itu, supaya keheningan tidak terasa di tempat itu.
Pria itu pun mengambil sepuntung rokok dari dalam kantung bajunya. Ia merokok sambil memikirkan sebuah topik pembicaraan untuk mengajak wanita itu berbicara.
"Ekhem! Permisi. Em... Nona, apa dari tadi anda hanya duduk sendirian disini?" Tanya pria itu.
Wanita yang menunduk itu pun mulai bereaksi setelah diajak berbicara oleh pria itu. Wanita itu merespon ucapan pria itu dengan mengangguk pelan tanpa melihat ke arah pria itu.
Pria itu pun senang, setelah ucapannya akhirnya direspon oleh wanita itu. Ia menjadi tidak merasa ketakutan lagi, karena wanita itu. Ia menjadi tidak merasa ketakutan lagi, karena wanita itu akhirnya mau ia ajak berbicara.
Pria itu pun melanjutkan pembicaraan dengan wanita itu, walaupun wanita itu hanya merespon semua ucapannya dengan mengangguk pelan atau sekedar menggelengkan kepalanya tanpa melihat ke arah pria itu.
Waktu pun berlalu. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Bus terakhir yang sudah ditunggu lama oleh pria itu pun akhirnya tiba di halte bus itu.
"Oh! Bus ku sudah sampai! Em... Nona silahkan anda naik terlebih dahulu." Ucap pria itu.
Lagi-lagi wanita itu hanya menjawab dengan menggeleng pelan tanpa berbicara. Wanita itu masih terus menunduk, walaupun pria itu sudah berdiri.
"Emmm... Apa nona sedang menunggu jemputan yang lain?" Tanya pria itu lagi.
Wanita itu lagi-lagi menjawab dengan hanya menganggukkan kepalanya tanpa melihat ke arah pria itu lagi.
"Oh begitu rupanya? Baiklah nona. Kalau begitu saya pulang duluan. Nona juga, sebaiknya segera pulang dan hati-hati di jalan..." Ucap pria itu pamit.
Baru saja pria itu ingin berbicara lagi dengan wanita itu, tiba-tiba supir bus yang menunggu pria itu, turun dari bus dan menepuk pundak pria itu.
*Tep!
"Pak. Apa yang anda tunggu? Ini sudah sangat malam. Bus hanya beroperasi sampai jam sepuluh malam saja! Lagipula, orang-orang di dalam bus sudah menunggu. Mereka ingin segera pulang! Bapak ingin menaiki bus saya atau tidak?!" Tanya supir bus itu.
"Ah. Tunggu sebentar pak, saya sedang menunggu wanita ini dijemput oleh seseorang dulu. Saya kasihan, jika meniggalkannya begitu saja disini." Ucap pria itu.
"Wanita? Jemputan? Apa yang bapak bicara ini? Dari tadi saya hanya melihat bapak sendirian saja di halte ini! Saya langsung turun dari bus, untuk memanggil bapak, agar bapak cepat menaiki bus saya!" Ucap supir bus itu.
Pria yang tidak percaya dengan perkataan supir bus itu langsung berbalik menghadap tempat duduk halte, tempat dimana wanita tadi duduk.
Benar saja, wanita yang tadi duduk di halte itu, tiba-tiba saja menghilang tanpa jejak. Tentu saja hal itu membuat pria itu terkejut bukan main.
Ia bingung, karena wanita yang tadi ia ajak berbicara itu menghilang secara misterius, tanpa disadari olehnya.
"Ta... tapi ta... tadi... saya melihat ada seorang wanita disini pak! Saya tidak bohong! Ba... bagaimana bisa?!!!" Ucap pria itu tidak percaya.
"Baiklah pak saya mengerti. Saya akan menjelaskannya pada bapak di perjalanan. Lebih baik, bapak masuk dulu ke dalam ini sudah sangat malam, tidak ada siapapun lagi disini." Ucap supir bus itu sambil berjalan masuk menuju busnya.
Pria itu masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ia alami. Ia pun mencoba memastikan lagi untuk kedua kalinya. Ia berjalan menuju bus sambil melihat-lihat ke sekeliling, untuk memastikan keberadaan wanita yang tiba-tiba menghilang itu.
Saat ia sudah menaiki bus itu, pria itu kembali melihat ke arah halte itu lagi. Betapa terkejutnya ia setelah melihat ke arah halte bus itu.
Ada seorang wanita yang tiba-tiba muncul dan berdiri di halte itu. Wanita itu berwajah putih pucat dan melihat ke arah pria itu.
Setelah semua penumpangnya naik, termasuk pria itu, supir bus pun langsung melajukan busnya dengan kecepatan tinggi.
Pria yang masih penasaran itu masih terus melihat ke arah wanita yang berdiri di halte itu. Saat bus sudah melaju menjauhi halte itu, wanita yang berdiri di halte itu pun, tiba-tiba menghilang.
Pria itu pun duduk di samping supir bus itu untuk mendengarkan cerita tentang halte itu.
"Pak. Apa bapak tahu sesuatu tentang haltr itu?" Tanya pria itu.
"Iya. Saya tahu dari para penumpang saya yang selalu menunggu di halte itu. Mereka bilang, halte itu berhantu!" Ucap supir bus itu sambil fokus menyetir bus.
"Apa?! Be... berhantu?!" Ucap pria itu kaget.
"Iya. Sebenarnya... Saat saya datang ke halte itu tadi, dari dalam bus... saya sempat melihat bapak berbicara sendiri. Makanya itu, saya langsung memanggil bapak agar cepat naik ke dalam bus." Ucap supir bus itu.
"Saya berbicara sendiri? Lalu, kenapa tadi bapak tidak memberi tahu saya?" Tanya pria itu.
"Saya hanya tidak ingin membuat bapak takut. Lagipula, bapak bukanlah orang pertama yabg yang mengalami kejadian itu. Saya sudah bilang kan, penumpang saya yang menunggu di halte itu, pernah mengalami kejadian yang sama seperti bapak."
"Apa bapak tahu, kenapa halte itu bisa berhantu?" Tanya pria itu penasaran.
"Entahlah. Saya mendengar dari orang-orang di sekitar tempat itu. Mereka tidak ada yang tahu bagaimana kejadiannya, tapi tiba-tiba saja ada arwah wanita yang bergentayangan di halte itu. Jika tidak salah, cerita hantu wanita di halte bus itu terjadi baru-baru ini." Ucap supir bus itu lagi.
Pria yang mendengar cerita dari supir bus itu, tiba-tiba merasa merinding lagi. Ia pun tidak berani bertanya lagi soal halte itu, karena merasa ketakutan.....
...~Tamat~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments