KISMIS (Kisah-kisah Misteri)

KISMIS (Kisah-kisah Misteri)

Malam yang Panjang

*Zraaash

"Aduh! Ujan lagi! Aku gak bawa payung!" Keluh seorang gadis yang sedang mengetik tugas di laptopnya.

"Wah. Iya! Padahal tadi, aku liat di berita, katanya hari ini gak ujan. Yaudah lah Ran, nginep di rumahku aja. Lagian juga besok kan hari Sabtu, sekolah kan libur. Tugas kelompok kita juga kan bakal dikumpulin hari Senin." Ucap Hana teman Rania.

"Tapi Han, aku gak bawa baju ganti." Ucap Rania sambil menggeledah isi tasnya.

"Kan waktu itu kamu pernah nginep di rumah aku juga. Waktu itu baju kaos yang kamu bawa ke rumahku, ketinggalan lupa kamu ambil." Ucap Hana.

"Oh iya ya?"

"Kalo, kamu butuh baju lagi, bilang aja. Aku ada banyak baju kaos. Kamu bisa pinjem." Ucap Hana sambil mengembalikan baju kaos milik Rania.

"Iya deh. Haduh! Tugasnya masih banyak lagi. Coba anggota kelompoknya boleh lebih dari dua orang, pasti bakal lebih cepat selesai." Keluh Rania lagi sambil mengetik tugas.

"Iya tau! Sayangnya... Bu Friska nyuruh kita bikin kelompoknya, sama teman sebangku doang. Oh iya Ran, kamu udah sampai mana ngetiknya? Sini, gantian ngetiknya. Kamu dari tadi belum minum. Ambil aja air di kulkas ya. Ada milktea juga kesukaan kamu." Ucap Hana sambil melanjutkan tugas keduanya.

"Eh! Beneran? Hehehehe makasih loh Hana. Kamu mau aku ambilin minuman juga gak?" Tanya Rania sambil berdiri.

"Em... Boleh deh, tapi kalau aku maunya minum soda ya. Kalo gak salah, kalengnya udah aku buka. Kalengnya di sebelah milktea di kulkas bawah." Ucap Hana sambil menatap fokus Laptop Hana.

"Oke tunggu ya!" Ucap Rania sambil berjalan menuju dapur.

Rania pun berjalan menuju ke arah dapur Rumah Hana. Saat menuju dapur, Rania terkejut bukan main. Ia melihat Dapur Rumah Hana dalam keadaan gelap gulita.

Tidak ada penerangan sama sekali. Tidak ada bola lampu yang menggantung di atas langit-langit dapur, jadi Rania tidak dapat menyalakan saklar lampu di dapur tersebut. Hanya mengandalkan cahaya lampu dari arah ruang tamu. Perasaan takut, tiba-tiba muncul di pikiran Rania.

Ia yang ketakutan, berusaha melawan rasa takutnya dengan berbincang dengan Hana dari arah dapur. Untungnya dalam jarak segitu, Hana masih bisa mendengar suara Rania dari dapur.

"Em... Hana. Papah sama mamah kamu belum pulang? Sekarang kan udah jam tujuh malem?" Tanya Rania sambil membuka pintu kulkas.

"Belum. Mereka pulangnya sekitar jam 9." Balas Rania dari arah ruang tamu.

"Oh gitu. Oh iya. Ngomong-ngomong lumayan lama juga ya kita kerja kelompok, dari jam 3 sore pas pulang sekolah sampai jam 7 malem ini." Ucap Rania lagi.

"Iya." Tambah Hana.

Rania pun mengambil milktea dan soda dari kulkas dan membawa ke arah ruang tamu untuk memberikan kaleng soda kepada Hana.

Saat berjalan menuju ruang tamu, tiba-tiba Rania merasa merinding. Rania merasa ada sesuatu yang dingin yang menyentuh belakang lehernya.

Ia mencoba untuk berpikir positif dan tidak berpikiran macam-macam. Ia pun melanjutkan langkahnya ke arah ruang tamu.

Betapa terkejutnya ia, saat ia sudah sampai ruang tamu. Hana yang tadi sedang mengetik laptop di ruang tamu, tiba-tiba saja menghilang.

Laptop yang tadi berada di pangkuan Hana, tiba-tiba tergeletak di lantai dengan posisi menyala.

Rania masih tetap berpikir positif. Ia belum berpikiran macam-macam dan langsung meletakkan Milktea, kaleng soda, dan laptop di atas meja.

Rania pun berusaha memanggil-manggil nama Hana sambil mencari-cari Hana di semua ruangan yang ada di Rumah Hana.

"Han. Hana? Kamu dimana...?" Ucap Rania sambil mengeluarkan keringat dingin.

Baru saja ia memanggil nama Hana, tiba-tiba saja lampu di ruang tamu, berkedap-kedip dengan sendirinya.

Rania yang mulai merasa ketakutan, langsung memanggil nama Hana lagi dengan keras. Rania mengira, penyebab lampu di ruang tamu berkedap-kedip adalah ulah Hana.

*Ctak!

*Ctek

*Ctak

*Ctek

"Ha... Hana...? Itu ulah kamu kan...? A...Ayo dong, jangan main-main begini!" Ucap Rania dengan nada gemetaran.

Setelah Rania mengatakan hal itu, lampu ruang tamu yang tiba-tiba berkedap-kedip tadi, langsung berhenti berkedap-kedip dan menyala dengan lampu yang mulai sedikit redup.

Saat lampu sudah kembali menyala dengan normal, Rania melihat ke arah jam dinding di atas rak kaca di ruang tamu. Anehnya saat dilihat, jam masih menunjukkan pukul 7 malam. Jam dinding itu, tidak bergerak sama sekali.

Sekali lagi, Rania berusaha berpikir positif. Ia berusaha tidak berpikiran macam-macam. Ia sangat yakin bahwa Hana sengaja menjahilinya.

Rania yang gemetaran, hampir terjatuh karena ia sudah merasa lemas. Rania yang masih mengira Hana sudah menjahilinya pun, langsung memeriksa lantai atas Rumah Hana.

*Tap... tap... tap... tap...

Rania menaiki tangga lantai atas dengan pelan-pelan. Sambil sesekali memanggil-manggil nama Hana.

*Tap... tap... tap... tap...

"Han? Hana...? Kamu ada di atas...?" Ucap Rania dengan kaki gemetaran. Walaupun begitu ia berusaha tetap tenang, agar tidak terjatuh dari tangga.

Lagi-lagi, Hana tidak menyahut panggilan Rania. Rania pun terus melangkah naik ke atas tangga. Baru saja ia ingin melangkah naik lagi, lagi-lagi ada hembusan angin yang menyentuh lehernya.

Rania mulai merasa merinding lagi. Kali ia sudah tidak dapat menahan rasa takutnya lagi. Rania langsung menaiki tangga dengan cepat.

Baru saja ia sampai pada lantai atas, ia tiba-tiba dikejutkan dengan seorang gadis yang memakai pakaian Hana, berdiri di depan kamar orang tua Hana.

Gadis yang dikira Hana oleh Rania, menghadap membelakangi dirinya. Rania mengira, gadis itu adalah Hana. Ia pun mencoba memastikan dengan memanggil gadis itu Hana.

"Ha... Hana...?" Panggil Rania pelan.

Gadis yang merasa dipanggil oleh Rania, langsung merespon panggilan Rania. Gadis itu pun membalikkan badannya ke arah Rania, tapi setelah berbalik, gadis itu malah membuat Rania terkejut bukan main.

Bagaimana tidak, gadis yang membalikkan badannya itu, tidak memiliki wajah. Sontak saja hal itu membuat Rania sangat ketakutan.

*Set

"Hhh... Hhh... AAAH!!!" Teriak Rania panik

Rania yang melihat hal itu, langsung berteriak sekencang-kencangnya. Akan tetapi, semakin ia berteriak, gadis berwajah halus itu semakin berjalan maju ke arahnya.

Tentu saja hal itu membuat Rania semakin terpojok. Rania berjalan mundur menjauhi gadis berwajah halus itu, sampai-sampai ia lupa bahwa di belakangnya adalah tangga.

Rania yang berjalan mundur menjauhi gadis berwajah halus itu, akhirnya terjatuh dari tangga karena kakinya tergelincir saat ia berusaha menggapai pegangan tangga.

*Gubrak... gedubrak!

Tubuh Rania terus jatuh terguling-guling, sampai di lantai bawah. Karena ia terjatuh dari tangga lantai dua yang cukup tinggi, kepalanya sampai mengeluarkan darah yang cukup banyak. Rania pun sampai kehilangan kesadarannya.

Rania yang sudah kehilangan kesadaran, tiba- tiba mendengar seseorang memanggil namanya. Suara yang memanggil namanya itu, mirip dengan suara Hana.

"....Nia! Ra... Niaaa!"

"(Suaranya... kayaknya aku kenal? Apa itu suara Hana?)" Pikir Rania dalam hati.

Rania yang masih kehilangan kesadarannya itu masih belum merespon orang yang memanggil namanya itu.

Suara orang yang memanggil namanya itu terdengar lagi. Kali ini suara itu membuat Rania menjadi tersadar.

"...Nia! Ra... Nia! Rania! Bangun!" Ucap Hana sambil menggoyang-goyangkan tubuh Rania.

"Eng? Hana? Hana! Apa itu kamu?" Ucap Rania yang sudah berhasil tersadar.

"Rania? Kamu kenapa? Kamu mengigau ya? Iya! Ini bener aku!" Ucap Hana bingung.

Rania pun bangun dan langsung menyentuh pipi Hana dengan tiba-tiba.

"Eh Rania? Kamu ini kenapa sih?" Tanya Hana heran.

"Fyuh~ Rupanya bener Hana. Oh iya! HANA! Tadi kamu kemana aja? Aku nyari-nyari kamu sampai di lantai dua tau! Pas aku nyampe di lantai dua, ternyata orang itu bukan kamu. Orang itu gak punya wajah! Gara-gara itu, aku sampai jatuh dari tangga!" Terang Rania.

"Hah? Kamu ini ngomong apa sih? Jelas-jelas dari tadi kamu itu tiduran di sebelah meja tau!" Ucap Hana.

"Hah? Gak! Gak mungkin! Tadi kan kita abis ngetik tugas sampai jam 7! Tadi juga aku liat, jamnya gak gerak!" Ucap Rania lagi.

"Aduh-aduh. Udah. Udah. Ayo Rania, cuci tangan dulu. Tante sama Om udah beliin makanan yang kamu sama Hana suka loh." Ucap Ibu Hana yang muncul dari dapur.

"Loh! Om? Tante? Kapan kalian pulang?" Tanya Rania bingung.

"Lah? Rania. Rania. Tadi kan aku ngomong, aku mau jemput mamah sama papah dulu. Dari tadi kan, kita belum kerja kelompok sama sekali. Yah~ gimana mau ingat coba? Tadi kan kamu tiba-tiba ketiduran abis nonton film sama aku." Ucap Hana.

"Ke... ketiduran?" Ucap Rania tidak percaya.

"Hahaha. Haduh Rania ini kalo udah tidur kayak Hana ya? Langsung ***** (nempel langsung molor). Udah ***** gitu masa gak kerasa?" Ucap Ayah Hana.

"Ih papah!" Ucap Hana kesal.

"Udah~ udah~ ayo makan dulu. Udah jam 9 malem. Rania hari ini nginep kan?" Tanya Ibu Hana.

"Eh! I... iya." Ucap Rania pelan.

"(Hah? Jam 9)" Pikir Rania dalam hati.

Rania yang tidak percaya, langsung memeriksa laptopnya. Benar saja, ia dan Hana sama sekali belum mengerjakan tugas mereka berdua.

Rania pun melirik ke arah jam dinding. Ternyata jam dinding sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Rania yang keheranan, mencoba mengingat-ngingat. Ia pun akhirnya mengingat bahwa ia dari tadi sudah tidur di sebelah meja.

"(Berarti, itu cuma mimpi? Oh iya ya? tadi kan aku sempet nonton film horor sama Hana sampai ketiduran. Iya. Itu pasti cuma mimpi, tapi kok rasanya kayak nyata ya?)" Pikir Rania dalam hati sambil mencoba berpikiran positif.

Baru saja ia sudah berpikiran positif, tiba-tiba saja Hana memeriksa keningnya.

"Loh Ran? Jidat kamu kok berdarah?" Ucap Hana sambil mengangkat poni Rania.

"Eh iya! Ayo Hana! Ambil kotak P3K. Biar mamah yang ngobatin luka Rania." Ucap Mamah Hana panik.

"Iya mah!"

"Haduh. Pasti kamu abis kepentok meja ya? lain kali hati-hati ya." Ucap Mamah Hana lembut.

"(Hhh... Hah? Kok jidat ku bisa berdarah? Gak...! Gak mungkin...! Gak mungkin mimpi ku jadi nyata!!! ENGGAK MUNGKIN...!!!)"

*Tamat.....

Terpopuler

Comments

@Naraa_Chi

@Naraa_Chi

gak ketebak si ini, rill Ter twist twist 😌

2023-08-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!