Mentari pagi tampak malu-malu menunjukan senyumannya, mengendap-endap masuk kesela-sela jendela kamar sang gadis yang nambak bersembunyi dibawah selimut.
Cahaya mentari nyatanya mengusik tidur panjangnya.
”Emmmz ..,”
Gumaman kecil keluar dari bibir mungil itu,bergeliat merentahkan otot-ototnya. Kedua kaki mungil itu perlahan turun dari jona nyamannya. Berjalan kearah jendela.
Sretttt ...
Suara kordeng terbuka, nampaklah cahaya mantari semua masuk kekamarnya. Membuat gadis itu menyimpan tangannya di atas pelipisnya supaya tidak menghalangi pandangan gadis itu keluar. Beriringan angin pagi yang nampak sejuk menerpa kulit gadis itu.
Dari kejahuan seseorang sedang berlari pagi,celana traning, kaos putih oblong, jari-jarinya memegang botol air mineral. Memperlihatkan tubuhatlentisnya, apalagi kaosnya yang menempel dengan tubuhnya karena basah oleh keringat.
Seseorang itu berhenti sambil menggerak-gerakan tubuh dan tangannya. Lalu duduk di salah satu kursi. Air yang sendari dia pengang, ia membuaka dan meminumnya.
Tok ... tok ..
Suara ketokan pintu mengembalikan kesadaran Queen yang sedang memerhatikan orang itu. Dengan sedikit terkejut Queen beranjak dari jendela kamarnya.
”Yang tadi dosen Farhan kan?”
Batin Queen pada dirinya sendiri sambil membuka pintu.
Cklek...
“Pagi Non, di suruh nyonya sarapan di bawah?”
“Iya bik, bilangin sama mamah Queen mandi dulu,”
Queen pun menutup pintunya kembali setelah bik Nina mengangguk. Queen bukannya berjalan kearah kamar mandi melainkan kearah jendela. Queen melebarkan penglihatannya ke ujung taman serbang sana. Sambil celengak-celinguk kekanan kekiri mencari seseorang tapi tak ada satupun orang di sana.
”Aisssttt …, Queen kenapa kamu mencari dosen kiler itu sih.”
Gerutu Queen pada dirinya sendiri, Queen pun masuk kedalam kamar mandi melaksanakan ritual mandinya. Sudah selesai Queen langsung memakai pakain santai karena memang hari ini hari libur.
“Tumben lama, Nak? ”
Ucap Dinda ketika Queen sudah duduk di hadapannya. Queen hanya nyengir kuda,bingung harus menjawab apa.
Mereka pun makan dengan santai, sesudah makan bik Nina pun langsung membereskan meja makan.
“Hari ini ada acara gak?”
Tanya Dinda pada putrinya yang sedang mengupas appel.
“Gak ada mah, emang kenapa?”
Jawab Queen ambil mengunyah apel.
“Mamah mau ajak kamu ke mall, sudah lama mamah gak belanja sama kamu.Gimana?”
Queen hanya mengangguk sebagai jawaban tanda setuju, membuat Dinda terenyum bahagia.
“Ya sudah ganti baju yah, mamah tunggu di mobil,”
Queen pun kembali kekamarnya mengganti baju santainya dengan celana lepis, kaos polos dan tak lupa jaket kulit kesayangannya.Rambut Queen di biarkan tergerai, dengan topi yang terpasang indah di kepalanya. Terlihat tomboy tapi tak mengurangi sedikitpun kecantika Queen.
Dinda menggandeng tangan Queen sepanjang masuk ke mall. Siapa saja yang melihat mereka berdua tidak seperti ibu dan anak melainkan kakak beradik.
Walau Dinda usianya tidak muda lagi tapi pakaian yang Dinda pakai seperti anak muda Zaman sekarang. Queen tak banyak bicara dia sesekali menganguk jika mamahnya bertanya apa Queen suka atau tidak.
Terlihat cuek tapi ada kebahagiaan tersendiri bagi Queen, hanya Queen sendiri yang tau.
Entah sudah berapa kali Queen menarik sudut bibirnya membentuk senyuman. Siapa saja yang melihatnya pasti akan terpesona.
Queen tersenyum melihat tingkah mamahnya yang seperti anak muda, kalau dilihat-lihat emang iya. Tapi Dinda tak menyadari kalau tingkahnya membuat Queen tersenyum.
“Adiknya bak?"
Ucap sang kasir sambil tersenyum kearah Queen.
“Bukan, dia anak saya.”
Jawab Dinda tersenyum ramah membuat sang kasir sedikit terkejut. Pasalnya muka Dinda telihat muda.
Queen tak memperdulikan percakapan antara mamahnya dan sang kasir. Apa lagi posisi Queen dibelakang sang mamah. Rambut yang di biarkan tergerai membuat setengah wajah Queen tertutup kardna Queen sedikit menunduk.
Kalau saja Queen mengikat rambutnya pasti sang kasir akan semakin terkejut dengan kecantika yang Queen miliki.
Banyak orang yang menatap kearah Queen dan mamahnya. Membuat Queen sedikit risi.
Ini nih yang Queen tidak suka, semua laki-laki sama. Lihat yang mulus dikit saja matanya langsung jelalatan. Itulah salah satu Queen selalu membiarkan rambutnya tergerai dan sedikit menundukan kepalanya supaya wajahnya tidak terlalau kelihatan.
Ingin rasanya Queen mencongkel mata semua pria yang memerhatikan dirinya dan sang mamah. Sungguh, membuat Queen benar-benar tak nyaman.
“Mah kita pulangnya ya, "
Bisik Queen.
“Mamah belum membelikan perhiasan untuk kamu?”
“Kan ada hari yang lain mah,”
Rengek Queen tak nyaman membuat Dinda menghela nafas.
Dinda hanya kasian melihat nanaknya terlihat kelelahan, membuat Dinda mau tak mau harus mengikuti keinginan anaknya. Mungkin hari ini cukup untuk Dinda menghabiskan waktu seharian dengan anaknya.
Hanya saja bukan apa-apa Queen merengek minta cepet pulang, walau Queen tahu mamahnya sedikit kecewa.
Tetapi Queen merasa ada seseorang yang selalu mengitai dirinya dan sang mamah.Membuat Queen takut terjadi apa-apa pada sang Mamah. Kalau Queen sendiri tidak apa-apa, kardna Queen bisa bela diri. Tetapi tidak dengan mamahnya.
Queen sayang pada sang mamah, kalau terjadi apa-apa pada mamahnya maka Queen akan hidup dengan siapa. Hanya mamahnya yang Queen punya. Entah kenapa ada rasa kangen di hati queen terhadap ayahnya.Dengan keras Quen menepis perasaan itu, di ganti dengan kekecewaan.
...--------...
“Tuan, nona muda dan nyonya mereka baik-baik saja. Mereka juga terlihat bahagia!”
Terbesit senyuman di bibir Angga mendengar anak buahnya memberi kabar tentang anak dan mantan istrinya.
Angga sudah tahu di mana sekarang anaknya tinggal. Karena mudah bagi Angga mencarinya. Apalagi Angga mempunyai sekertaris yang cukup pintar dalam bidang IT. Semuanya menjadikan Angga sangat mudah
menemukan apa yang ia cari.
"Ayah senang mendengar kamu bahagia nak, maaf Ayah belum bisa menemuimu. ”
Batin Angga tersiksa.
Seketika Angga terkejut dengan kedatangan sekertarisnya.
“Maaf tuan saya mengganggu,”
“Ada apa? "
Sang sekertaris menyodorkan sebuah berkas, Angga pun langsung mengambilnya. Seketika tupil Angga melotot melihat deretan tulisan dan angka.
”Dasar anak yang tidak tahu diri, sangat memalukan”
Geram Angga meremas berkas itu dengan rahang mengeras.
“Cepat urus semuanya, ”
Sang sekertaris hanya mengangguk hormat dan pergi meninggalkan ruangan tuannya.
“Seratus juta, uang tagihan sebuah hotel dan mobil. Apa yang kamu lakukan, Jek. ”
Angga memijit pelipisnya sangat pusing sekali dengan tingkah anaknya yang satu itu.Semua salahnya yang memanjakan Jek dari kecil hingga tumbuh jadi anak yang tak berguna.
Bisanya hanya poya-poya dan menghabiskan uang. Tidak tahukah Jek bahwa mencari uang itu tidaklah gampang. Butuh pundak yang kokoh untuk menjandi sukses.
Susah payah Angga membangun perusahaan malah mau dibangkrutkan oleh anaknya sendiri. Kalau dibiarkan terus-menerus Jek tidak akan berubah. Angga harus bertindak cepat sebelum terlambat.
Angga langsung menyambar tas kerjanya tuajuannya satu, Pulang kerumah.
“Jek kamari kamu!!!"
“Ada apa mas, kenapa teriak-teriak,"
Tanya Murni bingung tidak biasanya melihat suaminya terlihat marah seperti itu.
“Di mana Jek. Jek!!!”
Angga terus berteriak tak menghirukan pertanyaan sang istri.
“Ada apa, Pah?”
Ucap Jek muncul dari belakang rumahnya.Angga berbalik dan menghampiri Jek.
Bug.. bug...
Dua pukulan melayang di pipi mulus Jek hingga Jek tersungkur karena pukulan dadakan sang ayah membuat Murni menjerit memanggil anaknya.
“Jek ...,”
"Aada apa mas, kenapa kamu datang marah-marah dan memukul Jek?”
Angga tidak menjawab pertanyaan sang istri tetapi malah melemparkan sebuah berkas.
Murni langsung mengambil kertas itu dan seketika Murni berdiri.
“Kenapa kau marah seperti itu hanya karena hutang ...,”
Bentak Murni tak terima dengan kelakuaan suaminya. Membuat Angga menggeram akan bentakan istrinya.
“Kau bilang HANYA, hah. Anak itu hanya bisa mempermalukan ku dengan hutang sebanyak itu! ”
“Tapi seharusnya tak memukul Jek juga,”
“Itu sebagai peringatan, kalau anak itu berani menghutang lagi buat apa kartu tampa batas yang aku berikan kepadanya. Emang dia gunakan untuk apa sampai berani menghutang atas nama perusahaan. Yang malu bukan hanya aku tapi kamu dan perusahaan!!!!”
Bentak Angga menggebu, tak habis pikir kemana jalan pikiran istrinya. Murni terdiam mendengar amukan sang suami, membuat Murni teringat akan kartu Atm.
“Kemna kartu tampa batas itu Jek?"
Bukan lagi Angga yang membentak, tapi giliran Murni menatap tajam anaknya.
Jek gelagapan, apa yang harus dia katakana.Apa Jek harus jujur kalau kartunya di berikan karena kalah taruhan yang ada ayah dan mamahnya semakin mengamuk.
“Awwss..., "
Ringisn Jek membuat dia tersadar dalam lamunannya. Murni menjewer telinga Jek karena kesal sang putra malah diam.
“Cepet katakana dimana kartu itu?”
“Hilang, Mah.”
“Jangan bohong mana mungkin kartu itu hilang, ”
“Iya .. iya Jek akan jujur tapi lepasin dulu tangan mamah, ”
Seketika Murni melepaskan jewerannya. Jek menelus-elus telinganya yang memerah dan rasanya panas.
“Jek memberikannya pada cewe.”
Murni melotot menyelidik membuat jek bergidik ngeri.
”Jek kalah taruhan sama dia,” ucap Jek lagi.
“taruhan, apa? ”
“Basket!”
Ha ..ha…ha….
Rasa marah dan kesal berganti tawa, Murni yang melihat suaminya malah tertawa melotot tak percaya.
“Jek, apa kata dunia. Seorang Jek Prayoga kalah sama seorang cewe. Mau di taruh dimana ini muka kau, sungguh memalukan.”
Ejek Angga terbahak, tetapi seketika Angga menghentikan tawanya berbalik menatap tajam sang putra. Membuat Jek yang tadinya bernafas lega menjadi gemetar.
“Ayah tidak akan memberimu uang jajan sepeser pun selama satu tahun. Jika kamu mau uang jajan kamu harus kerja di perusahaan.”
Deg ...
Jek melotot sempurna mendengar hukuman sang ayah.
“Yah ..., jangan gitu dong!!!”
Teraik Jek kesal, karena sang ayah tidak mendengarkan permohonannya. Kini Jek menatap sang mamah memohon bantuan.
“Mamah setuju sama ayah kamu! ”
Tamatlah riwayat Jek, kedua orang tuanya begitu kompak menghukumnya. Membuat Jek mengepalkan tangan.
”Semua gara-gara cewe es itu!!!”
Batin Jek mengepalkan tangan.
Bersambung....
Jangan lupa Like, dan Vote ya say...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
linamaulina18
jgnw orang yg mesterius itu dosen nya lg
2023-05-26
2
Iramaya Permana
sodara lain ibu ternyata antara Queen sm Jek
2023-03-09
1
Rully Romadhon
berarti jek sma queen satu ayah ya thor???
2022-12-29
2