Gadis Dingin
Seorang gadis membawa moge alias motor gede dengan kecepatan tinggi membuat siapa saja yang melihat pasti menyangga dia pembalap ahli. Banyak kendaraan hampir bertabrakan gara-gara aksinya, terkadang gadis itu sering di kejar-kejar polisi tapi tak pernah satu kali pun tertangkap membuat para polisi penasaraan siapa yang mengemudikaannya.
Gadis itu memarkirkan mogenya di halaman kampus, gadis itu membiarkan rambutnya tergeray, jaket kulit yang dia pegang berikut tas ransel di punggungnya. Siapa saja akan terpana melihat gayanya, hidung mancung, alis tebal, bulu mata hezel, dan bola mata bulat coklat. Gadis itu terus berjalan menelusuri kolidor banyak mahasiswa laki-laki yang berjajar disitu apalagi kolidor itu dekat dengan lapangan basket.
“Wow ..., buset deh itu cewe, ”
“Cantik, tapi sayang sangar.”
“Jutek amat, ”
“Senyum sedikit dong? ”
Ocehan para lelaki tak pernah Queen anggap, dia menulikan telinganya rapat-rapat. Terus saja berjalan hingga sampai di kelas. Seperti biasa dia akan duduk dibanggku paling pojok.Tidak banyak orang yang ada di dalam kelas itu, baru sebagiaan. Queen langsung duduk dan membuka tas ranselnya mengeluarkan buku yang bertulisan Aurosa, tangan mungilnya menggoreskan apa yang ada di hatinya.
Selamat pagi wahai hari ini, bolehkah aku memohon jika engkau mengizinkan. Izinkan waktu ini tetep di pagi hari memberiku tenang dan nyaman tidak ada siang yang panas menusuk kedalam hatiku yang rapuh ini.
Queen menghentikan tulisannya ketika banyak siswa yang masuk berbondong-bondong menandakan jam masuk belajar.Queen pun langsung memasukan bukunya itu ke dalam tas ranselnya dan menggantikan dengan buku yang lain. Tidak lama dosen masuk, seketika ruangan langsung hening. Tak ada yang bersuara sedikit pun, belajar pun di mulai.
“Selamat pagi semua ..., “ sapa Dosen
“Pagi pak, ” jawab serempak mahasiswa terkecuali Queen, dia hanya diam tak mengucapkan sepatah kata pun.
“Sebelum melanjutkan, seperti biasa saya akan mengabsen dulu, ”
“Nindi Aulia, ”
“Ada,”
“Rafka Fatur,”
“Ada,”
“Dinda Anjani, ”
“Ada, ”
“Queen Aurora,”
“???,”
“Queen Aurora, “ panggil dosen kembali.
“Woy, jawab dong jangan diam!!! ”
“Bisu loe,”
“Dasar cewe aneh, ”
Teriakan mahasiswa, tak sedikit pun membuat Queen membalas. Queen hanya diam dan mengangkat kepalanya yang tadi menunduk.
“Ada,“ jawab Queen dingin
“Jawab ke dari tadi! ”
“Dasar cewe, Es, ”
“Sudah-sudah, diam!!! ” sentak Dosen, seketika ruangan menjadi hening kembali. Tak lama belajar pun di mulai.
Sudah satu jam setengah pelajaran pun di hentikan. Tibalah waktu istirahat semua anak-anak keluar, tinggallah Queen baru beranjak keluar.
Queen selalu keluar terkhir karena dia tak mau berdesak-desakan. Dengan santai Queen berjalan dengan hedset menutup telinganga. Queen berjalan melewati lapangan basket, banyak teriakan mahasiswi melihat idolanya bermain.
"Dasar cewe, centil! “
Batin Queen melirik sekilas kearah lapangan, hingga bola menggelindir kearah kakinya membuat Queen berhenti.
“Hey, lempar bolanya? ”
“Lempar, ...”
“Cewe aneh, woy ...”
“Tuli ya loe?”
Queen melirik sekilas ke arak mereka yang meneriakinya dia menaikan kedua bahunya acuh, bukannya melemparkan bolanya kembali melainkan Queen berjalan melewati bola itu cuek.
“Itu cewe cari mati! ”
“Mampus tuh cewe,“
Queen tidak menghiraukan teriakan yang ada dilapangan membuat seseorang geram dan berjalan kearahnya.
Grep...
Orang itu menarik tangan Queen kasar membuat Queen langsung berbalik.
“Loe cari mati! ”
Bentak orang itu menatap tajam Quren. Bukannya takut Queen malah tersenyum meremehkan dan menghempaskan tangannya kasar hingga genggaman orang itu terlepas.
“Loe berani sama gue, hah! ”
Geram orang itu, pasalnya tidak ada seorang pun yang berani melawannya.
“Itu cewe cari mampus,” teriak para mahasiswi.
“Ia benar,”
“Dasar cewe anaeh, "
Queen tak peduli dengan ejekan-ejekan mereka, karena itu sudah biasa.
Sedangkan anak basket hanya nenonton tak ada yang bicara. Mereka penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Loe tidak tau siapa gue? ”
Geram orang itu lagi, sambil mencengkal kuat kedua bahu Queen dan terus mendorong membaut Queen mundur sedikit demi sedikit .
“Jek Prayoga, anak dari Angga Prayoga!“
Ucap Queen santai, seketika membuat pergerakan Jek berhenti. Jek menatap tajam Queen, dengan tangan mengepal kuat.
Tidak ada satu pun orang yang tahu tentang statusnya. Jek melayangkan tamparan kearah Queen membuat para mahasiswa berteriak seru.
Bruk....
“Jangan usik gue kalau loe gak mau mati!”
Ucap Queen berlalu pergi meninggalkan Jek yang meringis menahan sakit di area pribadinya. Orang-orang pada cengo melihat kejadian yang begitu cepat, bukan Queen yang tersiksa melainkan Jek yang mengaduh tersungkur. Pasalnya Queen menendang itu Jek.
“Jek …,”
Terik temannya langsung menghampiri Jek, ada juga yang tertawa melihat Jek di permalukan.
”Diam!!!”
Bentak Jek. Seketika teman-temannya bungkam, dengan susah payah Jek berdiri menatap tajam punggung Queen yang menghilang.
”Awas, tunggu pembalasan gue! “
Geram Jek mengepalkan tangan kuat menahan amarah.
Mereka tidak tahu dari kejauhan seseorang sedang memerhatikan kejadian tersebut, tersenyum penuh arti dan meninggalkan lapangan.
..........
Queen berjalan memasuki rumah yang begitu besar. Walau rumah itu besar tetap saja rumah itu seperti kuburan. Queen tersenyum kecut.
“Non, mau makan?”
“Terimakasih bik tawarannya, tapi sekarang Queen belum laper,"
“Mamah Papah belum pulang, bik? ”
“Anu ... non, tuan dan nyona mungkin gak pulang. Katanya ada urusan pekerjaan,”
Queen tersenyum kecut, selalu saja begitu tak pernah ada waktu sedikit pun untuknya. Hanya bik Nina seorang pelayan sejak dari kecil yang selalu ada.
Queen tanpa bicara lagi bergegas masuk ke kamar guna mengganti baju.
Jaket kulit, celana jens robek-robek di lututnya, rambut di ikat rapih. Queen melangkah nenuruni anak tangga. Queen berpapasan dengan bik Nina yang sedang membereskan cemilan di ruang tv.
“Bik Queen keluar sebentar,”
"Jangan malam-malam non pulangnya,”
Perhatian bik Nina sedikit membuat hati Queen hangat hanya saja Queen menginginkan orang tuanya yang terucap seperti itu. Semua itu hanya hayalan bagi Queen.
“Iya bik, ”
Queen sekarang sudah ada di sirkut balapan tempat temannya. Queen salah satu orang yang di segani di antara geng motor karena keahliannya dan juga beladiri yang dimilikinya. Membaut semua geng motor tunduk padanya. Sebenarnya Queen sudah setahun tidak pernah balapan lagi. Tapi Riko memaksanya turun kembali karena ada seseorang yang menantangnya. Awalnya Queen menolak tapi ketika nama Jek di sebut Queen langsung menyetujuinya.
Entah kenapa mendengar nama itu selalu membuat Queen ingin menghancurkannya.
Queen sudah siap dengan motornya derungan mesin motor menggema di tempat itu.
“Malam ini gue ingin lihat sejago apa loe di jalan sampai semua geng kagum pada loe?”
Tunjuk jek kepada Queen yang sudah ada di atas motornya. Queen hanya tersenyum di balik helmnya. Jek tidak tahu bahwa yang dia tangtang adalah seorang Queen Aurora yang terkenal di kampusnya cewe dingin dan aneh.
“Kena … Kena … “
Teriakan semangat menggema di area sirkut.kena adalah nama samaran Queen, semua orang mengira Queen adalah laki-laki karena Queen tak pernah sedikit pun menunjukan wajahnya. Dia selalu menghalangi wajahnya dengan kain dan helm. Jadi wajar Jek tak mengenalinya yang Jek tahu nama Kena adalah laki-laki yang membuat dia penasaran dimana semua geng motor selalu membicarakannya.
Bendera sudah di kibarkan tanda permainan akan segera di mulay.
Satu …..
Dua ……
Go ……
Drummm ....
Quenn berada di posisi kedua sedangkan Jek di posisi pertama. Jek menyunggingkan senyum melihat Kena ada di belakangnya,sedangkan yang lain jauh di belakang Kena.
Queen atau pun Kena sengaja memposisikan dirinya di belakang lawan sebuah trik untuk mengelabui. Sudah cukup Kena tahu kelemahan lawan dan celah untuk memposisikan dirinya merebut posisi itu.
Satu kilo lagi mendekati finish di situ Kena memulai aksinya, Kena menikung Jek di posisi jalan berbelok, dia melakukannya di depan Jek bukan di belakang membuat jJek sedikit mengerem kalau tidak dia akan menabrak motor Kena. Karena posisi yang Kena ambil sangat berbahaya untuk lawan tapi tidak dengan dirinya.
“Sittttt…”
Umpatan kesal keluar di bibir Jek, ternyata benar yang anak motor bicarakan. Kena memiliki trik tersendiri hingga sulit membuat lawan melumpuhkannya.
Berbeda lagi dengan Kenabdia hanya tersenyum kemenangan.
”huh …wow … keren banget Ken,”
Teriak Riko menghampiri Kena.
“Kirain gue loe sudah lupa sama trik loe?”
Quren hanya tersenyum di balik helmnya,melihat tingkah sahabatnya.
Satu persatu kelompok geng motor pergi meninggalkan sirkut, tersinya beberapa lagi,salah satunya geng motor Jek. Jek berjalan menghampiri Kena, belum sempat mendekat Jek dihalangi beberapa anak geng motor yang di perkirakan anak buah Kena dan itu mebuat Jek kesal.
”Gue hanya ingin mengucap selamat pada Kena”
Alibinya. Tapi tidakal membuat geng motor Kena menggeser mereka malah balik mendorong mengisaratkan untuk Jek pergi.
“Sialan loe, awas. geu balas! ”
Teriak Jek pergi, bukan Jek tidak bisa melawan hanya saja jumlah geng Kena lebih banyak daripada dirinya, membuat Jek memilih mundur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
typo typo
2024-04-07
0
El_Ni.Mar
lie favorit
2022-10-24
1
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, searchnya pakek tanda kurung biar gak melenceng yaa
2022-10-11
1