Drettt ....
Dari tadi ponsel Angga berdering menandakan telepon masuk, tapi Angga sengaja mengacuhkannya.
”Mas ponsel mu bunyi terus,”
“Biarkan saja, gak penting!”
Ucap Angga setelah tahu siapa yang menghubunginya.
Angga tak peduli kalau mantan istrinya terus menelepon, bahkan Angga langsung mematikan ponselnya karena tidak mau membuat acara makan malam dirinya berantakan.
...--------...
"Emmmz ...,”
Gumaman kecil keluar dari bibir mungil Queen. Tangannya begitu berat, Queen pun melirik kesamping. Ternyata mamah nya sedang tidur sambil memegang tangan Queen.
Perlahan Queen bangun, sangat pelan bahkan gerakannya tidak mengganggu mamahnya. Queen berusaha melepas gengaman sang mamah.
Queen bergerak mengambil air minum karena tenggorokannya terasa kering. Queen mengerutkan keningnya bingung ada selembar kertas di atas gelas itu.
Perlahan Queen mengambil dan membuka lipatan kertas itu.
”Cepat sembuh, jangan berlarut dalam kesedihan”
Enam kata yang mebuat Queen bingung siapa yang menuliskan kata-kata itu. Tidak ada nama pengirimnya. Queen memerhatikan tulisan itu dengan seksama.
Queen seperti pernah melihat tulisan itu, tapi dimana, batin Queen bingung.
______
Sudah tiga hari paska perdebatan Queen dan keluarganya. Hingga Queen harus di larikan kerumah sakit.
Ada apa dengan sang ayah, kenapa tidak berbicara atau sekedar menjelaskannya. Bahkan terlihat batang hidungnya pun tidak.Membuat hati Queen kian sesak. Apa sang ayah tidak menyayanginya lagi.
Queen terasa di buang oleh sang ayah. Queen hanya butuh penjelasan, bukan pelampiasan atas semua yang terjadi. Kejadian itu membuat hati Queen kian membeku terhadap laki-laki.Queen anggap bahwa laki-laki sama. Hanya ingin kesenangan saja, seperti yang ayahnya lakukan.
Queen benci mengapa harus dia yang mengalami ini semua. Bukankah seorang ayah harus melindungi anak gadisnya,menjadi benteng terlemahnya. Tapi apa yang ayahnya lakukan, membuat Queen tak percaya kepada laki-laki.
“Nak, istirahat saja. Jangan dul kuliah?” ucap Dinda sang mamah membujuk
“Queen sudah sembuh ko, mah.”
Dinda tidak bisa menghalangi langkah anaknya.
Queen sudah beranjak dewasa, Dinda begitu bodoh tidak menyadari pertumbuhan anaknya. Dia begitu bijak dalam menyikapi masalah mamahnya dan menerima alasan mamahnya sering lembur kerja. Hanya ingin mengobati luka yang ayahnya torerkan. Tetapi, Dinda sadar yang Dinda lakukan malah menyakiti anaknya. Harusnya dari dulu Dinda tidak melakukan itu. Sehingga sekarang Dinda tidak akan sedikit merasa canggung dengan anak gadisnya sendiri.
Dinda melihat punggung anaknya melangkah menjahuinya, seketika langkah Queen berhenti dan berbalik melangkah kearahnya membuat Dinda terpaku akan kelakuan anaknya. Queen memeluk erat Dinda.
”Jangan tinggalkan Queen, Mah. Jika pun mau pergi tolong beri tahu Queen, ”
Seuntai kata yang keluar dari bibir Queen sukses membuat Dinda terpaku. Harunya Dinda yang berkata demikian bukan anaknya.Apa benar yang Dinda lakukan membuat Queen akan trauma akan kehilangan. Apa karna kejadian beberapa taun lalu.
Sungguh sakit Dinda melihat anaknya yang dingin kepada orang lain.
”Ya Tuhan, ibu macam apa aku ini. Maafkan mamah nak, mamah janji akan mengembalikan senyumanmu."
Gumam Dinda melihat anaknya memasuki kampus.
Setelah mengantar queen Dinda langsung pergi kekantornya banyak urusan yang harus dinda bahas dengan sekertarisnya.
Queen duduk manis sendiri di taman dekat kampus mengeluarkan buku Aurora. Buku yang selalu menemani kehampaan hati Queen. Tangan Queen mulai bergerak menulis.
”Wahai alam siapakah dia yang memerhatikanku dari jauh, bolehkah aku tahu siapa dia? kenapa harus jauh, bukan mendekat" *Misterius*
Queen menghentikan gerakan tangannya,ketika menyadari ada orang yang mendekat. Queen memasuki kembali buku itu kedalam tasnya. Queen mendongkak siapa yang mendekatinya.
Orang itu hanya tersenyum dan duduk di hadapan Queen. Queen pun beranjak meninggalkanny. Tetapi, tangan kekar mencengkal pergelangan tangannya. Mau tak mau membuat Queen berhenti dan menghempaskan tangan besar itu.
”Santai, dong?”
“Mau apa loe? ”
“Ketus amat. Jadi cewe tuh ...”
Jek menghentikan ucapannya ketika melihat Queen pergi.
"Hey, cewe aneh, tunggu…”
Teriak Jek mengejar Queen.
” Loe gak bisa lari dari gue?”
Jek merentangkan tangannya di hadapan Queen membuat Queen terpaksa berhenti.
”Mau loe, apa? Tanya Queen dingin.
“Loe empat hari yang lalu udah mempermalukan gue. Jangan harap loe bisa lari dari Jek Prayoga”
Queen hanya diam tak menanggapi ucapan Jek Queen hanya menungu apa yang akan di katakana Jek selanjutnya.
”Loe gue tangtang di lapangan basket, kalau loe kalah loe harus jadi budak gue?”
"Kalau gue menang?” senggah Queen.
“Loe sebutin saja mau loe, mobil, apertemen,atau?”
“Gue mau loe memberikan semua pasilitas yang bokap loe beri kepanti asuhan?” potong Queen cepat dimana membuat Jek menganga tak percaya. Lama Jek berpikir menerima atau menolak permintaan Queen.
”Ok, deal.”
Teriak Jek kardna Queen sudah pergi.
Bodo amat, uang segitu gak ada apa-apanya.Tinggal minta lagi kan gampang, pikir Jek. Yang penting dirinya tidak boleh di permalukan lagi.
Sorak mahasiswa di lapangan begitu riuh menyaksikah pertandingan antara Queen si ratu es dengan Jek Prayoga si big bos kampus.
Banyak cewe-cewe yang mencibir ada juga yang biasa aja. Berbeda dengan anak-anak basket yang kagum dengan keberanian Queen yang berani menantang Jek.
“Prit….”
Suara periwit terdengar bahwa pertandingan dimulai antara Queen dan Jek.
Jek berhasil memasukan bola ke ring dengan sepuluh poin buat Jek, nol buat Queen.Membuat para cewe-cewe semakin bersorak.
”huhh ..., Jek semangattt,”
“Pepet terus….”
“Jek…”
“Jek..”
Jek tersenyum bangga bisa membuat Quewn tertinggal jauh. Waktu tinggal lima belas menit dari satu jam, sedangkan Queen masih no, tertinggal dua puluh poin dari Jek. Queen tersenyuman seringai menatap Jek yang mengejeknya, senyuman yang pertama kali Jek lihat dan itu sangat mengerikan. Pergerakan kaki dan tangan mungil Queen begitu lincah. Mudah bagi Queen membaca pergerakan Jek membuat Jek kewalahan
”Blus…blus..blus…blus…blus…blus..blus..blus…blus…,”
Tiga puluh poin untuk Queen “Blussss” Lemparan terakhir Queen masuk ke ring beriringang suara peluit.
”Priittttttt” tanda permainan selesai. Queen mendapatkan poin tiga puluh satu sedangkan Jek hanya dua puluh satu berbanding jauh.Membuat para penonton menganga tak percaya dengan kelihayan yang Queen mainkan. Sedangkan Jek sudah memerah karena malu dan kesal lagi-lagi harus kalah. Baru kali ini Jek di kalahkan sama seorang cewe. Sedangkan teman-temannya malah menertawakan Jek.
"Mana janji, loe?”
“Janji apa! gue gak pernah janji!” elah Jek
“Loe jangan main-main semua saksinya ada di sini. "
“Hey, teman-teman apa geu pernah janji pada cewe ini? " teriak Jek tersenyum seringai.
“Tidak ...,”
Teriak mahasiswa mempermalukan Queen. Seketika membuet Queen mengepalkan tangan.
“Loe dengarkan, gue gak pernah janji. Untuk itu gue gak akan ngasih apa-apa pada loe."
Habis sudah kesabaran Queen, jangan salahkan Queen kalau sifat iblisnya keluar.Queen menarik lengan Jek kebelakang,menendang kaki Jek. Hingga Jek berlutut dengan posisi tangan di kunci oleh tangan mungil Queen. Gerakan cepat membuat orang yang melihat melotot. Lagi-lagi mereka tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Gadis dingin, pendiam, cuek tingkat akut,memperlihatkan kemampuannya.
”Awwss …,”
Jerit Jek menggeram sakit akibat ulah Queen
“Serahkan sekarang atau tangan loe gue patahin”
Ancam Queen dingin, membuat teman-teman Jek mendekat ingin menyerang Queen.
"Jika kalian membantu Jek, saya pastikan kalian tidak akan lulus tahun ini!!!”
Deg ...
Semua orang berbalik mendengar suara bass dosen Farhan. Dosen ganteng idola kampus tapi sayang dia dingin tak tersentuh seperti Queen.
Semua orang memberikan Farhan jalan dan berdiri di hadapan Jek.
”Laki-laki sejati adalah orang yang selalu menepati janji” ucap Farhan dingin.
Queen hanya memandang sekilas dan menarik lengan Jek lagi kebelakang.
”Awwss ...,”
“Cepat, kalau loe gak mau tangan loe gue patahin” ucap Quewn dingin.
“Iya-iya..tapi lepasin dulu tangan gue,”
Seketika Queen melepaskan tangan Jek.
Jek memutar-mutar kedua tangannya, sambil meringis dengan berat Jek menyerahkan konci Mobil dan Atm kumplit dengan kata sandinya sesuai perjanjian tadi. Queen tersenyum sinis.
”Orang yang terhormat dia yang selalu memegang harga diri sendiri bukan tunduk pada uang atau kekayaan”
Teriak Queen kepada orang yang ada dilapangan dan pergi meninggalkan tempat itu. Farhan hersenyum mendengar kalimat yang diucapkan Queen. Sedangkan Jek mengepalkan tangan kuat. Habis sudah dia di permalukan. Niat Jek akan mempermalukan Queen, nyatanya dia sendiri yang malu.
Bersambung...
Jangan lupa Like dan Vote ya Cinta he..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
ira rodi
bodoknya kamu queen...sdh tau orgtua pisah bukanmenjadi lebih baik spy bisa buktikan sama ayahmu kalo kamu bisa hidup tanpa bantuan ayahmu....itu baru btl....
2024-04-23
1
Kenzi Kenzi
mas farhan. nih kekmya sang stalkermu neng
2024-04-07
0
khitara
suka banget sama tokoh yang ceweknya kuat...nggak lemah
2023-10-10
2