BBAMA bab 2

"Kalian di sini?" Rose yang kebingungan bertanya kepada mommy dan sang daddy.

"Apa kalian sedang menunggu, Jerry? Apa dia belum selesai bersiap?" Tanya Rose dengan perasaan aneh.

Rose mengalihkan pandangannya ke arah pintu kamar calon suaminya, saat Daisy dan sakura saudara kembarnya keluar dari kamar calon suaminya dengan wajah geram.

Sakura dan Daisy bergeming di tempat mereka, saat baru menyadari keberadaan Rose.

"R — Rose?" Gugup Daisy.

"Kalian juga berada disini?" Tanya Rose heran.

"Apa yang terjadi?" Dengan dahi terlipat, Rose memberikan rentetan pertanyaan kepada kedua orang tuanya.

"Katakan!" Geramnya tertahan.

Hening.

Semua yang ada di sana terdiam membisu dengan ekspresi wajah yang tidak dapat di jelaskan.

Rose yang penasaran, pun melangkah ke arah kamar.

Namun kedua saudara kembarnya menahan langkahnya.

"Ada apa? Kenapa kalian menghalangiku?" Ujar Rose penasaran dan heran.

Kedua saudaranya hanya menggeleng kepala mereka dan menatap kedua orangtuanya.

Kim dan Arthur mengangkuk kepalanya, membiarkan Rose mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di dalam kamarnya.

"Kalian kenapa?"

"Apa yang kalian sembunyikan, katakanlah," desak Rose.

"KATAKAN!" Pekik Rose saat semuanya hanya terdiam.

"Menyengkirlah!" Perintah Rose dingin.

Dengan raut wajah penasaran Rose melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar, sambil menyeret gaunnya.

Kim dan Arthur hanya bisa memejamkan mata mereka dan menghela nafas.

Mereka tidak akan mungkin menyembunyikan ini semua dari putri pertama mereka.

~

Rose begitu terkejut sehingga ia membeku di tempatnya berdiri dengan raut wajah yang bercampur aduk.

Tubuhnya tiba-tiba terasa lemas bagaikan tak bertulang dan dadanya secara tiba-tiba sesak.

Hatinya terasa sakit melihat pemandangan di hadapannya, di atas ranjang calon suaminya.

Matanya terasa berat dan panas, menusuk-nusuk kelapok matanya dan tak terasa butiran kristal bening luruh jua dengan sendirinya.

Pemandangan di atas ranjang, membuat hatinya begitu ngilu dan terasa tersayat-sayat.

Dengan telapak tangan yang gemetar, Rose mengenggam kuat gaun pengantinnya.

"A — apa ini? Lirihnya terbata.

"I — ini t — tidak, mungkin," lanjutnya lagi.

Rose si wanita tangguh itu, luruh kelantai dengan genggaman tangannya memukuli dadanya yang terasa sesak, seperti terhimpit ribuan batu besar.

"Arghh! Teriak Rose, guna mengeluarkan rasa sesaknya.

"Arghh" teriaknya lagi mengelegar di kamar calon suaminya.

Sakit. Hatinya begitu sakit menyaksikan semua ini, kekasihnya yang merupakan pria pertama yang mengenalkannya dengan yang namanya sebuah perasaan cinta, namun dia juga yang kini menoreh luka hati yang begitu menyayat hati.

Perasaan sakit hati yang pertama kali ia rasakan dan ini sangat menyakitkan.

Apalagi ia menyaksikan sendiri, calon suaminya sedang tertidur pulas sambil berpelukan dengan salah satu adik kembarnya dalam keadaan polos, hanya selimut tebal yang menutupi tubuh kedua tersangka yang tidak merasa terganggu dan terlelap di atas ranjang.

"Sakit. Ini sungguh sakit," Rose masih memukuli dadanya yang begitu sesak dan ngilu.

"Kenapa?" Lirihnya di dalam pelukan saudara kembarnya Daisy.

"Arghh! Teriaknya sekali lagi.

Membuat sosok pria dan wanita yang ada di atas ranjang, terbangun.

Mereka mengerjap bersamaan dan mengeluarkan suara lenguhan bersamaan juga.

Sang wanita membuka matanya terlebih dahulu dan di susul sang pria yang terbangun sambil memijit pelipisnya.

Wanita yang ada di atas ranjang, merasa heran saat pertama kali membuka matanya.

"Arghh" ia tiba-tiba berteriak, saat menyadari sesuatu dan lebih mengejutkan adalah sosok pria di sisinya.

Sang pria pun terkejut dengan apa yang terjadi, ia lalu terhenyak, ketika manik hijaunya menangkap sosok yang ia kenal terduduk di atas lantai.

"R — Rose!" Lirih Lily yang terkejut melihat saudara kembarnya.

"Mom, dad!" Serunya dengan wajah bingung.

"Lyli, apa yang kau lakukan, nak!" Gumam Kim dengan tatapan kecewa.

"Kau, sudah menyakiti saudara mu, sendiri," sela Arthur yang juga ikut menitikkan air mata.

Lily hanya bisa terdiam dengan wajah bingung dan juga terkejut.

Ia menoleh kearah samping, di mana pria yang akan menjadi suami saudara kembarnya masih tertekun.

"S — sayang," gumamnya terbata.

"Ini, tidak seperti yang kau lihat." Jerry bangkit dari ranjang setelah mengenakan celananya.

"Sayang, sayang!" Serunya dengan wajah panik.

"Kenapa? Kenapa kalian melakukan ini padaku?" Bisik Rose dengan tatapan kecewa ia berikan kepada calon suaminya dan juga saudara kembarnya.

"KENAPA?" Teriak Rose sambil menampar dan memukuli wajah calon suaminya.

"Aku tidak tahu, aku juga tidak mengerti," gumam Jerry.

"Mungkin, aku di jebak," seloroh Jerry.

"Dijebak?" Cicit semua orang yang ada di sana.

"Mungkin, Lily yang sudah menyebakku!" Tuduh Jerry.

Semua orang kini menatap kepada Lily yang masih di atas ranjang.

"Tidak!" Lirihnya di ikuti gelengan kepala.

"Jaga ucapanmu, sialan!" Pekik Kim yang tidak terima tuduhan Jerry.

"Lalu kenapa dia bisa berada di kamarku," sahut Jerry.

"Tidak, mom. Aku tidak melakukan apapun, aku juga tidak tahu kenapa aku ada di sini," elak Lily.

"Rose! Percayalah, aku tidak tahu kenapa ini terjadi." Lily merosot kelantai dan mendekati saudara kembarnya.

"Sayang, percayalah. Aku tidak tahu kenapa ini terjadi," ujar Jerry yang berusaha menyakinkan Rose.

Rose hanya terdiam dengan tatapan kecewa ia layangkan kepada saudara kembarnya yang begitu ia sayangi.

Lily menggelengkan kepalanya yang menandakan ia tidak melakukan ini semua.

"Aku kecewa kepadamu," lirih Rose.

"Tidak! Sayang, jangan bicara seperti itu, aku mencintaimu dan sebentar lagi kita akan menikah," ucap Jerry yang terasa panik.

"Cinta?" Ucap Rose dengan terkekeh lirih.

"Cinta apa yang kau maksud. Cinta di atas pengkhianat? Tapi kenapa harus dia. Saudara ku, kenapa harus dia." Kembali Rose menangis histeris sambil menyambaki rambutnya sendiri.

Riasannya pun kini sudah tidak berbentuk lagi, berantakan dan terlihat kacau.

"Kenapa harus dia. Kenapa tidak yang lain saja. Apa kau tahu? Ini lebih, lebih menyakitkan," racau Rose.

Kim masih menenangkan sang anak, yang begitu terlihat kacau.

Daisy dan sakura pun ikut menenangkan saudara kembarnya.

Sedangkan Arthur masih menatap putri keduanya dengan tatapan kecewa yang sangat amat terlihat.

"Daddy!" Cicit Lily tanpa suara.

Arthur memalingkan wajahnya dan mengusap sudut matanya yang di genangin oleh air mata.

"Pakai pakaian kalian!" Perintah Arthur lalu keluar dari kamar tersebut di ikuti kedua anak kembarnya yang menuntut Rose.

Kim masih terdiam dengan wajah tertunduk dan mata terpejam.

Ingin rasanya ia menampar wajah pria di hadapannya dan juga sang putri.

Namun ia urungkan karena Kim tahu, ikatan batin yang di miliki ke-lima anak kembarnya sangatlah kuat.

Bila salah satu anaknya terluka, maka keempat anak lainnya pun ikut terluka.

Ia pun tak sanggup melukai putrinya, karena rasa sayang yang ia miliki kepada anak-anaknya amatlah sangat besar.

Jadi dirinya tidak akan sanggup melukai salah satu anaknya.

Terpopuler

Comments

HNF G

HNF G

dilema ☹️

2024-06-12

1

Ratu Kalinyamat

Ratu Kalinyamat

gile bbr tuh, ga slh anknya se x lahir kembar 5 /Sneer//Sneer//Sneer//Sneer/

2023-12-17

0

Raja CONDA

Raja CONDA

halo

2023-06-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!