Eps 4. Memantapkan Hati

Di dalam mobil suasana hening melanda antara Queen dan Zaka keduanya kompak saling diam. Queen sibuk dengan handphone di tangannya melihat-lihat sesuatu yang sebenarnya tak ada yang penting, hanya sekedar pengalihan semata. Sementara Zaka serius menatap jalanan dan sesekali menghela nafas saat terjebak kemacetan.

"Bang ... boleh aku tanya sesuatu?" akhirnya setelah sekian lama terdiam Queen membuka suara. Queen yang notabene adalah gadis cerewet dan tidak bisa diam. Memberanikan diri untuk mengajukan pertanyaan yang sedari tadi mengganggu pikirannya.

"Tanya saja," ucap Zaka datar tanpa mengalihkan pandangannya pada jalanan didepannya.

"Ini soal perjodohan kita Bang, Em ... apa Abang menerima perjodohan ini?" tanya Queen dengan nada lirih. Namun, masih dapat di dengar oleh Zaka.

"Iya Aku setuju, dan jika kamu tanya kenapa aku setuju begitu saja, maka akan Aku jawab sekalian. Aku menerimanya karena keputusan orang tua pastinya yang terbaik untuk anak-anak mereka, karena tidak mungkin jika orang tua akan menjerumuskan anaknya," ucap Zaka penuh ketegasan. Ia hanya melirik Queen lewat ekor matanya. Melihat bagaimana reaksi gadis di sampingnya ini.

"Kenapa? Kamu tidak setuju dengan perjodohan ini? Jika iya Aku pun tak bisa memaksa," ujarnya Zaka lagi yang melihat reaksi Queen yang hanya terdiam.

"Enggak, kata siapa aku menolak, huhh Aku setuju dengan perjodohan ini Bang," jawab cepat Queen dengan nada lirih diakhir kalimatnya.

"Tapi Abang janji ya jangan perlakukan Aku semena-mena seperti yang sering aku baca di novel-novel, kalau nikah karena perjodohan si suami akan bertindak seenaknya bahkan si pria sebenarnya sudah memiliki kekasih terus si perempuan akan di sakiti lahir batin dan tentu aja kehidupan nya akan menderita," imbuhnya mengeluarkan apa yang ia pikirkan tentang pernikahan karena perjodohan.

Zaka sontak menginjak rem kemudian menepikan mobilnya. Ia cukup terkaget mendengar penuturan gadis di sampingnya. Begitu konyol pemikiran Queen hingga berfikir nasibnya akan menjadi seperti kisah novel yang di bacanya.

"Ya ampun pemikiran kamu sampai kesitu, ck ck ck ... tapi ok agar kamu yakin Aku akan berjanji tidak akan membuat nasibmu seperti kisah novel yang Kamu baca ok, dan Aku sama sekali belum pernah berpacaran apalagi punya kekasih bagaimana kamu puas," ucap Zaka lembut dengan senyum terkembang di bibirnya seraya mengacak rambut Queen dengan gemas.

Queen terdiam ia kembali merasakan gejolak yang terasa hangat. Saat mendapati sikap dan perilaku Zaka yang begitu manis. Queen menundukkan kepalanya menyembunyikan wajah merahnya dari Zaka.

Sesampainya di rumah, kediaman keluarga Pak Mahendra Wiryawan. Zaka dan Queen bergegas masuk, Queen langsung masuk ke kamar orang tuanya yang berada di lantai satu mengambil beberapa baju ganti dan keperluan Papah dan Mamah nya. Sementara Zaka menunggu di ruang keluarga sambil menonton televisi.

Selesai mengepak keperluan orang tuanya, Queen bergegas naik ke lantai dua dimana kamarnya berada. Ia juga mengepak beberapa baju ganti dan seragam sekolah serta membawa tas dan buku-buku sekolahnya. Karena malam ini ia akan menginap bersama sang Mamah di rumah sakit. Jadi ia akan berangkat ke sekolah dari rumah sakit.

Selesai mengepak semua keperluannya Queen menghampiri Zaka yang sedang menonton televisi. Queen mendudukan dirinya di samping Zaka. Menyenderkan tubuhnya pada sofa dan memejamkan matanya sejenak.

Zaka menatap lekat wajah Queen yang sedang terpejam. Mengamati kecantikan gadis di sampingnya. Queen tiba-tiba membuka matanya membuat Zaka seketika berpaling salah tingkah.

"Abang, Kamu lapar nggak?" tanya nya pada Zaka.

"Kenapa Kamu lapar?" Bukan nya menjawab Zaka justru kembali bertanya pada Queen.

"Iya Bang, tapi bibi lagi pulang kampung kan siang tadi, duh ada makanan nggak ya," ucap Queen kemudian melangkah menuju dapur.

Zaka hanya diam mengamati gerak gerik Queen. Setelah beberapa saat Queen yang datang dari dapur berjalan gontai menunju ruang keluarga kembali menghampiri Zaka. Dengan wajah lesunya ia kembali mendudukan dirinya di samping Zaka.

"Hei kenapa cemberut begitu?" tanya Zaka heran melihat perubahan wajah Queen.

"Tidak ada makanan, Mamah sepertinya lupa memasak makan malam," jawabnya lesu sambil memanyunkan bibirnya.

"Bukan lupa, tapi tadi kan sibuk mengantar Om Mahendra yang tiba-tiba terkena serangan jantung,"

"Aku laper makan apa dong," rengek Queen dengan nada manja.

"Apa di kulkas ada bahan makanan?" tanya Zaka seraya bangkit dan menarik tangan Queen menuju dapur.

Sesampainya di dapur Zaka langsung membuka Kulkas mencari bahan apa yang bisa ia masak. Sementara Queen ia mendudukan dirinya di kursi meja makan mengamati gerak-gerik Zaka. Dengan menopang dagunya mata Queen tak lepas memandang Zaka.

Tak dapat ia pungkiri ada sedikit kekaguman pada pria yang katanya akan menjadi suaminya kelak. Baru bertemu dua kali tapi Queen sudah mengantongi nilai plus dari Zaka. Sikapnya yang lembut, bertanggung jawab, dan sekarang pria ini akan memasak untuknya.

"Apa kamu suka sup iga? Dan sambel goreng kentang?" tanya Zaka pada Queen yang seketika membuat Queen tersadar akan lamunannya.

"Doyan Bang aku nggak pernah memilih-milih makanan." jawab Queen gugup.

"Baik Aku akan memasak sup iga dan sambel goreng kentang, Kamu kalau bosen sana pergi nonton TV dulu nanti Abang panggil jika sudah siap." Zaka berucap sambil mengeluarkan bahan-bahan dari dalam kulkas yang akan ia gunakan.

"Aku boleh bantu Abang?" tanya Queen lirih.

"Kamu mau bantu? Ok kita masak sama-sam, em kamu potong-potong saja sayurannya Abang akan membuat bumbunya," ucap Zaka memberi perintah pada Queen.

"Siap," jawab Queen girang mengangkat tangannya seperti sedang memberi hormat.

Zaka hanya menggeleng seraya tersenyum melihat tingkah polos Queen. Zaka seperti mempunyai adik perempuan yang sudah lama ia inginkan. Dulu saat Zaka kecil sampai berusia lima belas tahun. Ia pernah memanjakan dan menganggap sepupunya sebagai adik perempuannya.

Isabel anak dari paman tirinya yang begitu manja pada dirinya. Namun, karena perselisihan keluarga kini membuat mereka terpisah. Paman tiri nya membawa keluarganya pindah ke Surabaya. Sejak saat itulah Zaka tak lagi bertemu dengan Isabel.

Selang beberapa menit kini masakan pun sudah selesai. Zaka dan Queen sama-sama membersihkan dapur kemudian mereka menata makanan di atas meja makan. Queen langsung mendudukan dirinya ia langsung mengambil piring dan menyendok nasi. lagi-lagi Zaka hanya menggeleng melihat tingkah laku Queen.

Kemudian dengan tidak sabarnya Queen langsung memasukan makanan ke mulutnya. "Huaww panas ha ha ha." teriak Queen merasa kepanasan. Bagaimana tidak semua makanan itu baru matang dan masih sangat panas.

"Ya ampun kamu ini ceroboh sekali si," dengan sigap Zaka mendekat menyodorkan air. Kemudian dengan refleks Zaka memegang wajah Queen dan meniup-niup mulut Queen yang kepanasan. Seketika Queen kembali terdiam melihat wajah Zaka yang begitu dekat dengan-nya.

Namun, sepertinya Zaka tidak menyadari jika perbuatannya menimbulkan kegugupan dalam diri Queen. Ia terus mendekatkan mulutnya dan meniup mulut Queen. "Khem ... sudah Bang, aku sudah mendingan," ucap Queen mengakhiri kegiatan yang sedang Zaka lakukan. Detak jantung Queen sudah sangat menggila saat ini.

Queen yang belum pernah berpacaran dan berinteraksi dengan lawan jenisnya begitu dekat. Membuatnya benar-benar malu dan gugup. Pria dihadapannya ini sungguh membuatnya merasakan dag dig dug tidak karuan. Namun, jauh di lubuk hatinya Queen sudah benar-benar memantapkan hatinya untuk menerima pernikahan ini.

🌻 To be continued 🌻

Hai ... terimakasih untuk kalian yang sudah Sudi untuk mampir di karyaku yang ke dua seperti biasa aku minta dukungannya ya dengan cara like komen hadiah dan vote nya terimakasih 🤗

Love you all my renders 🥰❤️

Sambil nunggu kelanjutan kisah My Fake Husband baca juga ya novel keren karya temen author yang pastinya keren abis nih. Novel karya kak : Putri Nilam Sari 🤗

Bercerita tentang manis pahitnya kehidupan seorang wanita cantik bernama Sashi yang harus berjuang membesarkan putranya seorang diri setelah kematian suaminya karena kecelakaan. Sashi yang seorang desainer harus mampu mengelola dan mempertahankan perusahaan peninggalan suaminya dari sifat tamak adik iparnya.

Seiring waktu, Sashi berubah menjadi seorang CEO wanita dan seorang Ibu serta akan menguak misteri kematian suaminya. Apakah ketika semuanya terkuak Sashi masih sendiri, atau ia berhasil menemukan pendamping hidupnya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!