Ku lihat Leonard menarik nafas sebelum berkata, "Eh, emangnya aku mau gitu sama kamu? Cewek aneh! Masak iya aku suka sama cewek aneh! Itu tidak mungkin!!" Ucap Leonard yang malah sama mengejeknya. Itu membuat kepalaku seperti ingin pecah mendengar ucapan mereka yang tak ada habisnya. Selalu saja bertengkar, hanya karena masalah kecil. Padahal nanti akhirnya mereka juga seperti tidak ada masalah sama sekali. Entahlah aku sendiri pusing memikirkan mereka berdua. Tapi dengan kehadiran mereka di hidupku, aku merasa senang mereka malah seperti seorang penghibur di kala aku yang kadang tiba-tiba bersedih. Aku kadang lupa akan kesedihanku karena mereka yang selalu membuatku tertawa dan kadang membuatku kesal juga. Aku beruntung memiliki mereka yang terus berada di sisiku.
"Sudahlah Leonard, ini sudah malam! Mending kamu pulang aja, nggak baik juga kalau anak laki-laki berada di rumah perempuan malam-malam seperti ini!" Kataku mengingatkan Leonard, ku lihat wajahnya tampak semakin kesal namun tertahan. Mungkin karena aku mengusirnya?
"Haish, baiklah! Kalau begitu aku akan pulang dulu!!" Ujar Leonard dengan nada pasrah karena aku menyuruhnya untuk pulang.
"Udah sana-sana pergi!" Ucap Velia yang seperti mengusir Leonard.
"Iya-iya bawel banget sih jadi orang!" Kata Leonard menatap sinis ke arah Velia, lalu setelah itu dia terlihat seperti seorang yang berbisik padaku, tapi sengaja dengan keras supaya Velia mendengarnya, "Al, sebaiknya kamu hati-hati sama cewek aneh ini! Jangan sampai kamu nanti nginap di sini malah ketularan anehnya!" Kata Leonard yang ternyata menyindir Velia.
"Apa kamu bilang?!" Velia mendengus karena di sindir oleh Leonard. Lalu setelah itu Velia hendak memukul Leonard lagi. Akan tetapi Leonard sudah lebih dulu berlari keluar dari rumah Velia dan segera masuk ke dalam mobilnya.
"Awas aja kamu ya!!" Kesal Velia ku lihat dari jauh tangannya berkacak pinggang menatap Leonard yang telah masuk ke dalam mobil miliknya.
"Bodo amat wle!!" Ucap Leonard sembari menjulurkan lidahnya ke arah Velia, membuat Velia semakin kesal dan langsung kembali masuk ke dalam rumah.
Aku yang juga ikut hanya sampai di teras saja pun melihat Leonard yang hendak pulang, ku lihat Leonard melongokkan kepalanya ke luar jendela mobil, "Aku pulang dulu Al! Bye bye!" Kata Leonard sambil melambaikan tangannya ke arahku. Aku yang memang dasarnya cewek cuek pun hanya menjawabnya dengan lambaian tangan dengan tatapan datar ku.
Saat aku melihat mobil Leonard sudah keluar dari pelataran milik Velia, aku segera menuju ke arah gerbang untuk menutupnya. Entahlah, aku rasa ini salah karena tuan rumahnya adalah Velia, lalu kenapa aku yang menutup gerbang?
Hahhh!! Padahal kan ada pak satpam juga di sana. Di tambah mungkin karen kebiasaan ku di rumahku sendiri, aku selalu membiasakan diri menutup gerbang saat aku ada di rumah. Tapi ini berbeda, tapi ya sudahlah. Aku rasa ini tidak terlalu buruk. Ku lihat pak satpam di rumah Velia tersenyum ramah ke arahku. Tentu saja aku membalasnya dengan tersenyum ramah juga.
Lalu kemudian aku masuk ke dalam rumah Velia untuk tidur, mengingat hari sudah menjelang pagi dan besok juga masih harus berkuliah. Aku cepat-cepat masuk ke dalam rumah untuk mencuci wajahku sebelum tidur. Aku melihat Velia sudah berada di ranjang dengan menyenderkan kepalanya pada dipan ranjang sembari senyum-senyum sendiri menatap ponselnya. Bahkan mungkin dia tak sadar kalau aku sudah masuk ke dalam kamarnya.
"Vel!" Panggilku pada Velia. Dia langsung terkejut saat aku panggil, padahal aku memanggilnya dengan perlahan, kenapa harus sampai terkejut seperti itu?
Ini aku yang salah atau menang Velia yang sedang tidak fokus aku panggil tadi.
Menghela nafasnya setelag terkejut, "Ish, Al kenapa ngagetin sih? Untung aja aku nggak jantungan!" Ucap Velia sembari mengusap dadanya dengan perlahan.
Aku bingung dengan Velia yang ku rasa terlalu berlebihan, "Vel, aku bahkan tidak membentak mu! Aku hanya memanggil bahkan dengan perlahan! Kenapa harus sampai terkejut seperti itu?" Tanyaku penasaran dengan sikap Velia. Dia malah meringis sambil menatapku dengan tatapan mata seperti anak kecil.
"Hehe, maaf Al! Aku lagi fokus lihat calon pacarku nih!" Ucap Velia yang membuatku mengernyitkan dahi heran. Aku segera ke ranjang dan memposisikan untuk segera tidur mengingat besok masih ada kelas. Velia bahkan masih fokus pada ponselnya pada jam selarut ini. Saat aku mulai menutup mataku, Velia tiba-tiba bertanya padaku, "Al, kamu nggak mau lihat atau tanya gitu tentang calon pacar aku?" Tanyanya, namun aku masih menutup mataku dan menjawabnya dengan cuek.
"Tidak! Dia milikmu, jadi jangan tunjukkan padaku itu tidak penting!" Kataku sembari mataku yang masih terpejam berusaha untuk tidur.
"Haish ,Al!! Lihat dulu dong! Aku pengen kamu tahu seperti apa wajah dia!" Pinta Velia dengan memohon padaku, tentunya aku tak bisa menolaknya dan langsung membuka mataku ketika dengan pasrah karena perintah dari Velia yang menyuruhku untuk melihatnya.
Saat ku buka mataku, Velia sudah menunjukkan sebuah foto di sebuah akun medsos ,seorang pria tampan dengan tubuh tinggi tegap yang juga menawan. Jelas saja Velia begitu tertarik padanya, pria di foto itu juga terlihat berkharisma. Akan tetapi aku memiliki satu pikiran buruk, entah kenapa pandanganku terhadap pria itu sepertinya adalah playboy, yang sering mempermainkan hati wanita.
"Ya ya ya, dia tampan! Pantas saja kau menyukainya!" Ucapku dengan menutup mataku yang hendak tidur aku tak tahu ekspresi apa yang di berikan Velia padaku.
"Nah benar kan, kau juga mengakui ketampanannya!" Aku hanya mendengar Velia mengucapkan itu, dan aku mendengar dia menghela nafas bahagia.
Aku masih menjawab dengan menutup mataku, "Jelas aku berkata tampan karena dia seorang pria! Kalau dia wanita aku juga akan menyebutnya cantik!" Kataku.
"Yee, itu mah beda lagi urusannya!" Kata Velia sambil mulai merebahkan tubuhnya, aku membuka mataku dan mendadak aku seperti ingin menasehati Velia mengenai pria itu. Padahal aku sendiri tak tahu dan bahkan tak mengenal siapa pria itu.
"Velia, aku harap kamu waspada sebelum bertindak! Aku takut kamu salah dalam mencintai seseorang!" Kataku mendadak bijak pada Velia. Ku lihat Velia yang merebahkan tubuhnya di sampingku itu menoleh ke arahku dan menaikkan satu alisnya.
"Ada apa Al? Kenapa kau berkata seperti itu? Memangnya kau mengenal dia? Atau jangan-jangan?" Velia menggantung ucapannya dan matanya melotot membuatku ingin sekali mencolok matanya itu. Aku geram melihatnya seperti itu, seakan tatapan itu megejek diriku.
"Kenapa? Jangan berpikiran aneh-aneh! Kau bahkan tidak pernah pacaran, dan aku hanya mengingatkan kamu saja! Dan satu lagi, sama halnya aku juga belum pernah merasakan pacaran, jadi kita jadi seorang wanita harus jual mahal pada seorang pria!" Ucapku lagi mendadak cerewet. Ya, aku benar-benar sudah terkena virus cerewet yang di miliki oleh Velia.
Velia tersenyum ke arahku penuh dengan arti, "Iya-iya Velia! Aku akan melakukan itu dengan senang hati! Aku juga seorang wanita yang bisa menjaga diri! Jadi kamu tenang saja oke!" Kata Velia lagi sambil mengacungkan jempolnya kepadaku.
"Sudah-sudah! Lebih baik kita tidur! Besok kita ada kelas pagi! Kamu nggak mau kan kena marah dosen karena berangkat terlambat?!" Kataku menyuruh Velia untuk berhenti berhalu dan mulai tidur. Aku juga ingat kalau saat itu ternyata Velia tidak mengetahui nama dari sosok pria tampan yang dia taksir itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Sari
jadi inget teman sekolah dulu sama banget karakter nya sama velia😅
2022-07-20
1