Kucing dan Tikus

"Ah, it-itu tadi aku di suruh buat tanda tangan aja kok buat pindahan aku ke sini!" Jawab Leo. Aku melihat raut wajah Leo yang terlihat sedang menutupi sesuatu. Tapi ya sudahlah itu urusan dia bukan?

Setelah itu kami berbincang-bincang membahas tentang kerja kelompok kita nantinya. Hari itu kita memiliki tugas kelompok dan beruntungnya kita bertiga berada di kelompok yang sama. Entah keberuntungan atau bagaimana aku juga tidak menyangka akan hal itu.

Kita memutuskan untuk mengerjakannya malam ini mansion Velia, karena memang Velia tinggal seorang diri

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam harinya di mansion Velia, mereka bertiga telah berkumpul di sana untuk mengerjakan tugas kuliah bersama.

Terlihat wajah Velia yang lebih ceria tak seperti biasanya, membuat Leonard dan Alana heran akan tingkah dari Velia hari itu.

"Kamu kenapa sih Vel? Kayaknya kamu gila ya?!" Kata Leonard menyindir Velia yang sedari tadi hanya melamun sembari tersenyum-senyum sendiri.

Velia menatap sinis ke arah Leonard, "Ye, syirik aja sih kamu! Pengan tahu aja! Hhh!" Ku lihat Velia mendengus menatap ke arah yang berbeda setelah di katai oleh Leonard tadi.

Ya ,aku memang sudah tahu ada apa dengan Velia hari itu, dirinya tengah jatuh cinta terhadap kakak angkat di kampus. Entahlah, aku sendiri sebenarnya belum tahu wajah dan nama dari kakak angkat yang di maksud oleh Velia saat itu. Tapi entah kenapa aku jadi teringat akan perkataan Velia tadi saat masih di kampus, aku sangat kesal saat mendengarnya mengatakan akan menyerahkan segalanya terhadap kakak kelas itu. Tentu saja, bukankah itu salah hal terbodoh?

Kalian tahu, kita tidak boleh sembarangan memberikan apapun terhadap seorang pria, apalagi sebuah kehormatan yang kita miliki. Karena memang sejatinya jika seorang pria mencintai kita, mereka tidak akan berani merusak kita. Mereka akan senantiasa menjaga tanpa merusak kita.

Aku yang notabenenya orang cuek, mendadak hari itu terlihat cerewet di depan Velia. Karena memang aku begitu kesal dengannya, terserah dia mau mengejekku seperti apa, mungkin karena persahabatan kita aku bisa ketularan cerewet yang di miliki oleh Velia?

Ya , mungkin saja begitu.

Malam itu setelah ku lihat Velia yang mendengus kesal karena ejekan dari Leonard. Aku membiarkan mereka seperti itu, sedangkan aku masih fokus dengan tugas yang sudah siap aku kerjakan, tentu saja aku yang paling banyak mengerjakan tugas ini. Karena aku tahu mereka hanya akan berdebat saja malam ini, itu membuat kepalaku pusing kalian tahu?

Aku yang melihat mereka seperti tidak akur itu pun menegur mereka, "Kalau kalian mau berantem, mending aku pulang aja! Kalian lanjutkan seja pertengkaran ini! Kalian tahu aku jadi nggak fokus buat ngerjainnya!" Kataku mengingatkan mereka dengan tatapan sinis yang aku berikan.

Hal itu berhasil membuat mereka terdiam dan langsung menatapku. Ku lihat mereka seperti tertegun dan takut kalau aku akan memarahi mereka. Segera mereka mengambil sebuah buku dan ikut mengerjakan soal yang memang sangat banyak itu.

Kami bertiga mengerjakan tugas itu hingga larut malam, tidak mungkin bisa selesai tepat pada waktunya. Untung saja masih ada waktu deadline selama 3 hari, jadi aku bisa bernafas dengan lega.

Karena hari sudah larut, mungkin kalau tidak salah jam menunjukkan pukul 23.00 WIB. Kami bertiga membereskan semua buku yang terlihat berserakan di mana-mana karena kami yang telah mencari-cari jawaban di berbagai sumber. Ku perhatikan Leonard membereskan beberapa bukunya dan mengecek ponsel, mungkin untuk melihat pesan? Entahlah, aku juga tidak tahu.

"Al, kamu menginap di sini aja! Kan ini udah malem juga!" Kata Velia menyuruhku untuk menginap di rumahnya. Aku sebenarnya ingin menolaknya, namun mengingat Velia yang hanya tinggal dengan beberapa ART saja , aku putuskan untuk menginap hari itu.

"Lah, kenapa si Alana aja yang di suruh nginep? Aku nggak di suruh nginep gitu?!" Tanya Leonard yang tampaknya iri karena Velia menyuruhku untuk menginap, mungkin Leonard juga ingin menginap juga.

Memutar bola mata malasnya, Velia berkata, "Kamu kan laki-laki! Mana boleh menginap di rumah cewek! Kamu harus pulang oke! Kamu kan juga punya rumah sendiri!!" Ucap Velia yang malah terlihat seperti mengusir Leonard dari sana. Leonard menghela nafas jengah karena ucapan dari Velia waktu itu.

"Dasar cewek aneh!" Ucap Leonard yang membuat Velia membulatkan matanya, itu lucu kalian tahu? Aku melihat mata Velia yang hendak keluar karena di katai cewek aneh sama Leonard. Itu benar, aku belum pernah melihat ketika Velia di katai sebagai cewek aneh kalian tahu?

"Apa kamu bilang?!" Velia menaruh kedua tangannya di pinggang, menatap kesal pada Leonard dengan mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil. Tapi itu justru terlihat lucu sekali menurutku, Velia terlihat imut jika seperti itu. Aku malah ingin tertawa melihatnya seperti itu, dia yang sedang kesal pada Leonard waktu itu membuatku berpikir kalau mereka terus bertengkar mungkin akan menumbuhkan benih-benih cinta di hati mereka.

Leonard yang tak mau mengalah dari Velia pun menjawab, "Apa? Memang benar kalau kamu aneh!" Kata Leonard balik menantang. Aku malah pusing melihat tingkah mereka yang malah seperti kucing dan tikus yang sangat menggemaskan.

Velia yang mendengar itu mungkin tambah kesal, dia langsung memukul tubuh tegap Leonard. Velia menghujani pukulan pada Leonard, tapi ku lihat Leonard tak merasa kesakitan dengan pukulan yang di berikan oleh Velia. Yang ada aku yang melihat itu malah ingin tertawa, karena Velia benar-benar terlihat seperti anak kecil yang tak berdaya melihat seorang pria dewasa seperti Leonard.

Leonard malah tertawa melihat Velia memukulnya dengan keras. Velia semakin kesal di buatnya karena pukulannya terhadap Leonard tidak mempan sama sekali. Velia menarik tangannya dan bersedekap dada karena rasa kesalnya itu.

Aku yang geram pun akhirnya memutuskan untuk menengahi kucing dan tikus itu yang tak ada yang mau mengalah , "Terus saja berantem! Yang ada kalian nanti malah saling jatuh cinta!!" Kataku memperingatkan mereka. Keduanya langsung membulatkan mata mereka dan menatapku ,aku tidak tahu apa arti tatapan mata mereka itu kepadaku. Saat hendak menjawab ucapan ku, mereka saling melirik sekilas dan berkata, "Ih najis deh! Kenapa juga aku suka sama nih orang gila! Nggak mungkin! Dia bukan tipe pria idamanku!!" Kata Velia sembari menatap ke arah lain.

Ku lihat Leonard menarik nafas sebelum berkata, "Eh, emangnya aku mau gitu sama kamu? Cewek aneh! Masak iya aku suka sama cewek aneh! Itu tidak mungkin!!" Ucap Leonard yang malah sama mengejeknya. Itu membuat kepalaku seperti ingin pecah mendengar ucapan mereka yang tak ada habisnya. Selalu saja bertengkar, hanya karena masalah kecil. Padahal nanti akhirnya mereka juga seperti tidak ada masalah sama sekali. Entahlah aku sendiri pusing memikirkan mereka berdua. Tapi dengan kehadiran mereka di hidupku, aku merasa senang mereka malah seperti seorang penghibur di kala aku yang kadang tiba-tiba bersedih. Aku kadang lupa akan kesedihanku karena mereka yang selalu membuatku tertawa dan kadang membuatku kesal juga. Aku beruntung memiliki mereka yang terus berada di sisiku.

Terpopuler

Comments

Sari

Sari

aku suka Alana,,,karakter dingin itu keliatan cool gtu🤭

2022-07-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!