Pendekatan persahabat

“Ahh,, itu tadi aku-!! Haish,kamu gimana sih? Kan kamu yang mau mentraktir kami, kenapa malah aku yang kau suruh membeli di kantin?” kilah ku karena hanya itu saja sebuah alasan yang terlintas dalam pikiranku saat itu juga.

Aku melihat Alana dan Leonard yang menatapku penuh dengan selidik. Akan tetapi aku mencoba menetralkan jantungku yang masih berdetak karena melihat kakak kelas tadi.

Leonard menghembuskan nafas dengan jengah, “Baiklah demi persahabatan aku akan membelikan kalian sendiri sekarang!!” Kata Leonard dengan beranjak berdiri dari duduknya.

Aku memicingkan mataku mendengarkan apa yang dia ucapkan tadi. Bagaimana tidak, dia mengatakan seperti itu yang seakan aku dan Alana adalah sahabatnya. Padahal baru beberapa menit yang lalu dia memaksakan diri untuk ingin menjadi sahabat kami, “Hey kau ini, kenapa kau berbicara seperti itu? Kau sendiri kan yang mendekati kami dan mau jadi sahabat kami! Kami berdua juga sama sekali tidak memaksa kamu untuk menjadi sahabat kami?!” kesal ku pada Leonard.

“Ya iya sorry deh, namanya juga laki-laki” ucap Leonard yang seolah merasa bersalah telah mengatakan hal seperti itu tadi.

Lalu setelah itu dia beranjak dari duduknya dan berjalan untuk menuju ke tempat orang yang tengah berjualan untuk memesankan kami makana. Tak berapa lama dia datang dengan seorang pelayan kantin dengan banyak makanan.

Pov Leonard

Aku adalah Leonard, aku terlahir dari keluarga terpandang yang bisa di bilang orang terkaya nomor satu di kota. Aku hanya tinggal bersama dengan mamaku saja dan saat aku mulai berkuliah aku putuskan untuk tinggal di sebuah mansion yang aku miliki sendiri. Ya, mamaku bahkan sering bolak balik ke luar negeri untuk urusan bisnisnya, yang selalu membuat aku merasa kesepian ketika berada di rumah mama. Saat itu aku melanjutkan kuliahku di salah satu Universitas yang ada di kota. Aku menyembunyikan identitas ku saat itu dari para mahasiswa, karena sebenarnya keluargaku pemegang saham terbesar di kampus yang aku tempati.

Aku sengaja ingin menyembunyikan identitas ku dari siapapun supaya aku bisa tahu siapa saja yang ingin berteman baik denganku, tanpa memandang kekayaan. Sampai aku bertemu dengan 2 gadis cantik yang tengah membaca buku di perpustakaan, ku lihat mereka tengah fokus membaca buku dan aku putuskan untuk mendekati mereka yang tengah duduk di sudut perpustakaan.

Entah kenapa saat itu aku sangat tertarik pada mereka berdua dan berniat menjadikan mereka sebagai sahabatku. Walau sebenarnya aku tahu itu akan terlihat sangat aneh, karena tiba-tiba saja aku mendekati mereka berdua tanpa suatu alasan yang jelas.

Saat itu juga aku berkenalan dengan mereka dan aku kini tahu siapa nama mereka. Alana , seorang gadis yang sangat dingin menurutku bahkan dia tak mengucapkan kata apapun padaku ketika aku menyapanya, bahkan waktu berkenalan dia malah terus fokus dengan bukunya dan membuat aku merasa canggung. Namun seorang gadis di sampingnya itu sangat berbeda sekali dengannya, dia bernama Velia. Sikap Velia sangat bertolak belakang dengan Alana yang terlihat dingin, bahkan Velia itu sangat banyak bicara yang bahkan sempat membuat aku pusing karena mendengar ucapan darinya.

Rasanya aku semakin penasaran dengan mereka, sampai akhirnya aku mengajak mereka untuk makan di kantin. Tentu saja dengan alasan aku yang akan membayar makanan mereka, dan berkedok untuk mendekati keduanya. Jujur aku ingin bersahabat dengan mereka.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semenjak hari itu, aku lihat Velia seperti senyum-senyum sendiri. Aku bingung kenapa dia seperti itu. Aku yang awalnya cuek pun memutuskan untuk bertanya pada Velia.

Di taman yang ada di kampus, aku sedang duduk bersama dengan Velia. Hari itu Leonard tidak bersama dengan kami, karena dia menemui dosen yang entah ingin membicarakan apa pada Leonard. Aku lihat Velia yang dari tadi ada di sampingku senyum-senyum nggak jelas, membuatku penasaran dengan apa yang sedang di pikirkan olehnya, "Kamu kenapa sih Vel? Dari kemarin senyum-senyum sendiri?!" Tanyaku pada Velia.

Velia menatapku dengan senyumannya yang tak pernah luntur, "Al kayaknya gue lagi suka sama orang deh!" Katanya dengan senyum malu-malu.

Aku mengernyitkan keningku heran menatap Velia yang seperti itu, "Ada apaan sih? Kamu sakit? Atau gimana?" Tanyaku yang semakin penasaran di buatnya.

"Haish, kamu gimana sih Al! Ya jelas lagi jatuh cinta lah, masak di bilang sakit sih! Kamu ada-ada aja!" Kata Velia yang mengatakan kalau dia sedang jatuh cinta.

"Oh, jatuh cinta sama siapa?!" Tanya Alana pada Velia sambil mangut-mangut.

"Sama kakak angkatan kita!" Kata Velia sembari membayangkan kejadian sewaktu di kantin waktu itu, menghela nafas, "Hahhh, sungguh dia sangat tampan Al! Andai aja dia bisa jadi milik aku, pasti aku akan memberikan semuanya buat dia!" Kata Velia sambil berandai-andai.

Pletak,,,

"Aw!! Sakit Al!" Kata Velia yang meringis kesakitan sembari mengusap kepalanya yang di jitak oleh Alana.

"Lagian kamu apa-apaan sih! Nggak gitu juga kali Vel, iya aku tahu kamu suka, tapi nggak sampai segitunya kamu mau kasih semuanya ke dia!" Kataku kesal, karena mendengar Velia mengatakan akan menyerahkan semuanya pada orang yang dia suka, "Kalau kamu suka itu sewajarnya aja! Jangan sampai kayak gitu! Lagi pula kita ini cewek, jadi harus jual mahal tahu nggak!!" Ucapku lagi menasehati Velia.

"Pfffff hahaha, ini kamu? Ini beneran kamu kan Al? Wah wah wah, kayaknya emang kamu udah ketularan virus cerewet aku nih!!" Kata Velia dengan tertawa menatapku. Tatapannya seperti mengejekku karena aku terlalu cerewet. Ya memang benar, aku baru menyadari semenjak aku kenal dengan Velia. Aku sedikit berubah yang awalnya pendiam jadi kayak gini.

"Apaan sih! Udah nggak usah ketawa, nggak lucu tahu nggak!!" Ucapku kesal sambil memutar bola mata malas.

Velia merangkul pundak ku tiba-tiba, "Iya-iya sorry, maaf ya jangan ngambek, aku cuma bercanda aja kok!" Kata Velia menghiburku yang sedang kesal. Aku hanya menjawabnya dengan helaan nafas dan juga mengangguk. Entahlah, semenjak kenal dengan Velia, pribadiku yang dulunya cuek menjadi seorang yang peduli. Tapi itu hanya pada Velia dan Leonard saja.

Saat kami sedang berbincang di sana, tiba-tiba saja Leonard datang ke arah kami dengan membawakan kami minuman.

"Nih buat kalian!" Ucap Leonard sembari menyerahkan minuman itu kepadaku an juga Velia.

"Wih kamu pengertian juga sih!" Kata Velia yang langsung menyeruput minumannya itu.

Ku lihat Leo tersenyum melihat Velia yang senang mendapatkan minuman dari Leo.

"Kamu tadi habis ngapain sih lama banget?!" Tanya Velia yang penasaran dengan apa yang dilakukan oleh Leo ketika di panggil ke ruang dosen.

"Ah, it-itu tadi aku di suruh buat tanda tangan aja kok buat pindahan aku ke sini!" Jawab Leo. Aku melihat raut wajah Leo yang terlihat sedang menutupi sesuatu. Tapi ya sudahlah itu urusan dia bukan?

Setelah itu kami berbincang-bincang membahas tentang kerja kelompok kita nantinya. Hari itu kita memiliki tugas kelompok dan beruntungnya kita bertiga berada di kelompok yang sama. Entah keberuntungan atau bagaimana aku juga tidak menyangka akan hal itu.

Kita memutuskan untuk mengerjakannya malam ini mansion Velia, karena memang Velia tinggal seorang diri.

Terpopuler

Comments

alia

alia

next thor

2022-06-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!