Menikah Dengan Tunangan Sahabatku

Menikah Dengan Tunangan Sahabatku

Perkenalan 1

Pov Alana Prisilia

Perkenalkan namaku Alana Prisilia, umurku 23 tahun. Aku memiliki suami karena perjodohan yang terpaksa dilakukan karena ibu dari pria itu memaksaku untuk segera melangsungkan pernikahan dengan putranya. Padahal sejujurnya aku tidak memiliki rasa apapun para pria ini. Bahkan lebih tepatnya dia pria itu sebenarnya sudah memiliki calon istri. Dan yang lebih parahnya lagi, calon istrinya itu adalah sahabat aku sendiri. Aku melakukan itu karena di desak oleh mama dari Leonard, yang tak lain adalah orang yang menjadi suamiku. Itu semua karena tak ada pilihan lain lagi, di karenakan sahabatku yang bernama Velia telah jatuh koma akibat penyakit yang di deritanya. Dan di perkirakan umurnya tidak akan lama lagi. Hingga akhirnya mama Leonard yang sudah tak sabar ingin menimang seorang cucu, memaksa aku dan Leonard untuk menikah.

Awalnya kami bertiga bersahabat dengan baik, karena memang kita dulu satu kampus dan kebetulan mengambil fakultas yang sama. Kita bertiga juga sering keluar bersama, bahkan apapun masalah entah itu tentang pacar ataupun apa. Pasti kita selalu terbuka membicarakannya, sampai akhirnya kedua sahabatku itu menjalin hubungan. Mereka mengatakan padaku kalau mereka akan menikah tak lama lagi. Namun kejadian tak terduga terjadi hingga menyebabkan gagalnya pernikahan itu dan aku yang menggantikannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

3 tahun yang lalu, aku memasuki kuliah setelah lulus SMA dan mendapat predikat terbaik. Aku juga sudah di tawari banyak pekerjaan kala itu, tapi karena aku mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di fakultas yang aku inginkan. Meski begitu keluargaku memang bukan keluarga yang kaya, tapi pendapatan papa ku masih cukup untuk menghidupi keluarga kami. Aku juga bukan tipe anak yang suka menghamburkan uang, entahlah? Rasanya seperti tidak bisa saja kalau harus menghabiskan uang untuk sekedar shoping.

Aku bahkan lebih suka menulis dan tentu juga suka membaca. Jadi waktu luang ku ,selalu aku aku gunakan untuk membaca dan kadang juga sekedar menuliskan unek-unek ku hingga bisa menjadi sebuah cerita. Hahaha mungkin bisa jadi penulis yang terkenal, kalau saja aku mau fokus menulis. Tapi semenjak aku duduk di bangku kuliah, aku selalu di sibukkan dengan berbagai kegiatan dan tugas yang sangat menumpuk.

Pagi itu aku bersiap untuk pergi ke kampus dengan menaiki taksi yang sudah aku pesan secara online. Karena jarak rumah dangan kampus yang cukup jauh, jadi aku memilih menggunakan taksi untuk bisa lebih cepat sampai.

“Terima kasih ya pak, ini uangnya” aku menyodorkan uang pas pada supir taksi online yang tadi mengantarku. Lalu setelahnya aku berjalan masuk ke kelas yang nantinya akan aku tempati selama aku kuliah di sana. Karena aku siswa beasiswa jadi aku akan menggunakan kemampuan otakku untuk terus mengejar cita-cita yang ingin aku gapai.

Hingga suatu ketika setelah kelas usai, aku berniat untuk pergi ke kantin. Setelah memesan makanan yang nantinya akan aku makan. Aku di datangi oleh perempuan yang aku tahu dia adalah teman satu kelas denganku, kalau tidak salah namanya Velia. Aku yang notabenenya pendiam, hanya menatapnya cuek saat dia tiba-tiba ikut duduk di kursi yang ada di sebelahku. Dia memperkenalkan diri dan secara terang-terangan ingin memohon untuk menjadi sahabatku. Aku sempat bingung kenapa dia tiba-tiba datang dan ingin sahabatan sama aku?

Apakah dia memiliki niat jahat?

Ah, tapi ku rasa tidak, aku melihat ketulusan dari sorot matanya yang mengatakan kalau dia tengah bersedih. Hingga mau tidak mau aku harus menerimanya untuk jadi sahabatku. Namun tentu saja aku yang memang orangnya cuek ini di gabungkan dengan dia yang sangat cerewet, aku hanya bisa diam mendengarkan ocehan dia. Sampai akhirnya aku menerimanya apa adanya sebagai seorang sahabat. Hingga beberapa hari kemudian, kelas kita juga kedatangan murid baru. Dia cowok, tapi aku tidak begitu memperhatikan dia. Hanya sekilas melihatnya saja, karena aku memang benar-benar tidak tertarik dengan yang namanya cowok. Jadi aku tidak tahu siapa namanya dan di mana rumahnya saat dia berkenalan di depan semua mahasiswa lainnya.

Namun siapa sangka dia mendekati aku dan juga Velia yang tengah membaca buku di perpustakaan. Dia tiba-tiba duduk tanpa permisi dan mengatakan ingin menjadi sahabat kami. Tentu saja aku cuek dan tak memperdulikannya. Tapi lain halnya dengan Velia yang memang pada dasarnya orang yang cerewet. Dia bisa mencairkan suasananya yang awalnya terlihat canggung.

Hingga pada akhirnya mereka berdua saling berkenalan. Velia meminta persetujuanku terlebih dahulu mengenai perkenalan itu. Hingga pada akhirnya aku menyetujuinya dan berkenalan dengannya. Namanya Leonard, ya dia pria berperawakan tinggi dengan wajah tampan dan kulitnya juga putih seperti pemain film. Leonard mengajak kita ke kantin dan ingin mentraktir kita, dengan alasan supaya bisa lebih dekat lagi dengan kita berdua. Tentu saja gue menurutinya, karena apa? Karena Velia yang memaksa gue. Jadi gue bisa apa? Cuma bisa nurut aja sama dia.

Kami bertiga duduk di sebuah kursi yang ada di kantin. Seperti biasa, aku yang memang cuek bebek sama siapa aja itu malah milih fokus untuk membaca buku yang tadi sempat aku pinjam dari perpustakaan.

Cukup lama aku menunggu makanan yang di pesan oleh Velia datang, namun tak kunjung datang juga. Dan yang bikin kesel lagi, Velia balik ke meja kita tapi dia tidak membawa apapun. Itu yang bikin aku kesel, tapi ya mau bagaimana lagi, aku berusaha cuek aja sih. Lalu kemudian Velia malah nyuruh Leo buat pesan makanan di kantin.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pov Velia

Aku Velia, sahabat karib dari Alana Prisilia. Aku sudah tidak memiliki orang tua, karena aku dulu berada di panti. Ibu panti mengatakan padaku kalau aku dulu di temukan di depan pintu panti dengan usiaku yang masih 1 tahun. Aku sendiri diadopsi oleh orang tua angkat ku saat aku berumur 5 tahun. Orang tua angkat ku mereka bernama Marwan dan juga Lestari, namun sayangnya takdir berkata lain. Ketika aku baru saja merasakan kebahagiaan, tuhan sudah lebih dulu ,mengambil nyawa mereka. Mereka meninggal dalam kecelakaan tunggal tepat pada saat ulang tahunku yang ke 16 tahun.

Sejak saat itu aku lebih sering sendiri, merasa kesepian karena tak ada seorang teman yang bisa aku ajak bicara dan bercerita dari hati ke hati, sebenarnya aku bisa saja kembali ke panti, akan tetapi aku lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah orang tua angkat ku, dengan tujuan mengejar mimpiku, dan juga mimpi orang tua angkat ku, yang selama ini telah sepenuh hati merawat ku.

Terpopuler

Comments

ALBEDO

ALBEDO

0

2023-12-19

1

Sari

Sari

seru juga

2022-07-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!