Kring.. Kring.. Kring..
Bunyi suara ponsel di dalam saku celananya.
"Halo, pak. Bapak dimana? kapan pulang?" ucap Riska panik.
"Aku sudah menuju bandara. Nanti jam 8 sampai di rumah. Ada apa?" tanya Mr. Finn pelan.
"Pak, ada tamu dari Surabaya. Katanya ini saudara dari pihak ibu, pak. Tapi sepertinya ini orang jahat pak. Aku gak suka pak. Bapak cepat pulang ya." ucap Riska panik dan takut.
"Ris, jangan berikan Falisha ke dia. Kamu harus selalu gendong putriku. Bilang sama dia aku akan sampai di rumah pukul 8. Apa kamu paham?" ucap Mr. Finn yang tiba-tiba panik.
"Baik pak." ucap Riska dan langsung menutup teleponnya.
"Sial, mau apa lagi dia?" ucap Mr. Finn kesal dan cemas sambil mengepalkan kedua tangannya.
Selama perjalanan hatinya gelisah, dia tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk dengan putrinya. Dia harus cepat-cepat kembali ke rumahnya dan melindungi putri kecilnya.
Pukul 8 tepat Mr. Finn sampai di rumahnya, dia melihat sosok perempuan tua dengan wajah sinisnya.
"Malam tante. Maaf aku baru saja sampai. Maaf jika tante harus menunggu lama." ucap Mr. Finn sopan.
"Hm, ganti baju dulu sana baru kita bicara." ucap wanita tua itu.
Wanita tua bernama Merry. Dia merupakan tante sepupu dari ibunya, semasa hidupnya Feny tidak pernah menyukai tantenya ini. Dia selalu saja ikut campur terhadap kehidupan Feny. Namun karena istrinya masih menghormatinya sebagai keluarga dan yang dituakan, dia hanya diam dengan sikap tantenya.
"Maaf tante lama, tante sehat?" ucap Mr. Finn mencoba bersikap sopan.
"Hm, aku baik-baik saja. Duduklah." ucap Merry dengan wajah sinisnya.
"Aku kemari ingin berbicara serius denganmu. Aku ingin membicarakan soal putrimu." ucap Merry sedikit licik.
"Maaf tante, ada apa dengan putriku. Selama ini kami baik-baik saja." ucap Mr. Finn mencoba tenang.
"Dengarkan. Kamu adalah pria sibuk dan pasti putrimu tidak ada yang mengurusinya dengan baik. Tante sengaja datang kemari, untuk meminta padamu agar kamu bisa mengijinkan tante merawat putrimu. Ini semua tante lakukan demi kebaikan kalian." ucap Merry dengan lembut namun ada niat licik di dalam perkataannya.
"Maaf tante, aku tidak bisa memberikan putriku untuk dirawat oleh tante. Putri kecil itu adalah milikku dan siapapun tidak ada yang bisa memisahkan kami." ucap Mr. Finn menekan emosinya.
"Kamu adalah seorang laki-laki. Tante rasa kamu tidak akan sanggup untuk merawat anakmu. Apa kamu tega sering meninggalkan anakmu karena kesibukan yang kamu kerjakan?" ucap Merry masih berusaha mempengaruhi Mr. Finn.
"Aku memang laki-laki tante. Apa salah seorang laki-laki merawat putrinya. Aku masih sanggup menjaga anakku. Lagi pula aku tidak menelantarkan anakku. Dia satu-satunya kenangan berharga yang ditinggalkan oleh istriku. Jadi mana mungkin aku membuat kecewa istriku dengan menelantarkan hidup putriku begitu saja." ucap Mr. Finn yang sudah tidak bisa menahan emosinya.
Setiap argumen yang dilontarkan oleh wanita itu membuat emosi dalam hati Mr. Finn tidak terkendali. Pada akhirnya percakapan yang tenang itu menjadi semakin panas.
"Sebaiknya tante pergi dari rumah ini dan jangan pernah menampakkan wajah tante disini. Jika bukan karena memandang tante masih punya ikatan saudara dengan istriku, aku tidak akan pernah membukakan pintu rumahku." ucap Mr. Finn teriak dengan lantang.
"Dasar anak tak tahu diri. Sudah bagus aku masih mau peduli dengan masa depan putrimu." ucap Merry dengan kasar.
"Silahkan tante keluar dari rumahku. Terima kasih atas perhatian dan kepedulian tante." ucap Mr. Finn mencoba menahan emosinya.
"Bagaimanapun juga Falisha adalah cucuku, dia adalah anak dari keponakanku. Aku akan membawa masalah ini ke jalur hukum. Kita lihat siapa yang berhak mendapatkan hak asuh Falisha." ucap Merry dengan amarah yang besar dan langsung pergi meninggalkan rumah itu.
"Ada apa sebenarnya dengan tante Merry, kenapa dia sangat menginginkan hak asuh Falisha. Apakah ada sesuatu yang aku tidak tahu?" ucap Mr. Finn dalam hati.
Setelah kepergian wanita tua itu, Mr. Finn segera bergegas melihat keadaan putri kesayangannya. Dia melihat putri cantiknya sedang memakan buah pepaya disuapi oleh Riska.
"Ris, nona Falisha baru makan?" tanya Mr. Finn sedikit marah karena masih terbawa emosi sejak kedatangan tante Merry.
"Tidak pak, dia sudah makan tadi. Ini dia minta makan lagi, mungkin karena banyak bermain jadi nona Falisha perutnya kosong lagi." ucap Riska lembut sambil menyuapi Falisha yang makan dengan lahap.
Mr. Finn duduk sambil melihat putrinya yang sedang makan. Dia sangat senang melihat putrinya yang sehat dan pintar ini. Segala emosi dan amarah langsung menghilang ketika melihat keaktifan anaknya.
"Pak, sudah selesai makan. Aku juga sudah mengganti pakaian non Falisha. Bapak mau menggendong?" tanya Riska pelan sambil tersenyum tipis.
"Hm, sini sayang. Ayah kangen sama putri kecil ayah." ucap Mr. Finn sambil menggendong Falisha kepelukannya.
"aya.. aya.." ucap Falisha tersenyum lebar sambil menampakkan satu gigi kelincinya di bagian atas.
"Iya, sayang ini ayah. Putri ayah pintar ya, sudah bisa bilang ayah." ucap Mr. Finn dengan lembut sambil mencubit gemas pipi gembul putrinya.
"Mau main sama ayah, nak? Falisha kangen sama ayah?" ucap Mr. Finn sambil memegang tangan mungil putrinya.
"aya.. aya.." ucap Falisha yang senang mendengar perkataan ayahnya.
Mr. Finn membawa Falisha ke dalam kamarnya, dia bermain bersama di atas kasur. Falisha tertawa sangat senang ketika ayahnya menggelitik tubuh mungilnya. Terkadang Falisha merangkak bolak-balik menelusuri kasur ayahnya dan terkadang dia berguling-guling memperlihatkan kebahagiaan bermain bersama ayahnya.
Mr. Finn tertawa dengan riang melihat kegemasan putrinya. Segala rasa gundah, lelah, amarah, dan kesal semua hilang karena tingkah lucu putrinya.
Tok.. Tok.. Tok..
"Pak, boleh masuk?" ucap Riska mengetuk pintu kamar Mr. Finn.
"Masuklah!" ucap Mr. Finn singkat karena fokus bermain dengan putrinya.
"Pak, mau makan malam gak? mbok Darmi nanya tuh, katanya biar disiapin." ucap Riska lembut.
"Udah jam 10, aku gak makan nasi. Siapin kopi aja ya, Ris. Sekalian kamu tidurin Falisha." ucap Mr. Finn lembut.
"Iya, pak." ucap Riska dan menggendong Falisha pergi meninggalkan Mr. Finn.
Malam itu Mr. Finn mencoba merencanakan semua ha untuk masa depan Falisha, termasuk cara melindungi putrinya dari niat jahat tante Merry. Dia mencoba menyuruh anak buahnya untuk menyelidiki tante Merry. Dia sangat penasaran dengan tujuan tante Merry mengambil hak asuh Falisha.
"Sayang, aku berjanji akan melindungi putri kita dari niat jahat wanita tua itu. Cukup kamu yang menderita karena sikapnya, aku tidak ingin anak kita juga menderita karena ulah wanita tua itu." ucap Mr. Finn dalam hati sambil mengepalkan kedua tangannya.
...~Bersambung~...
...*****...
Kasih sayang orang tua adalah ekspresi ketulusan sejati tanpa imbalan.
(By:Fanisa/xiaochan520)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments