Putih Abu-Abu
Hai namaku Olivia Agnes Chandrawinata, Saat ini aku berusia 15 tahun. Ya benar sekali, hari ini adalah hari pertamaku masuk ke sekolah baru, sekolah impianku Pelita Bangsa.
"Oliv, sudah selesai sayang?? ini sudah jam 7 nanti kamu telat loh." Ucap mama.
"Iya ma, sedikit lagi sebentar." Jawabku sembari mencatok rambut ikalku.
"Sayang, papamu nanti kesiangan masuk kantornya buruan." Ucap mama kembali.
"Iya mama." Jawabku meletakkan catokan rambutku.
Aku langsung bergegas turun padahal belum menyelesaikan catokan rambutku.
"Selamat pagi sayang." Papa menghampiriku dan mencium keningku.
"Pagi papa." Jawabku sambil mencium pipinya.
"Mama gak di cium??" Tanya mama.
Aku tersenyum dan langsung memeluk mama serta mencium kedua pipinya.
"Ini sayang rotimu makan dulu, susunya juga di minum ya sayang." Ucap mama sambil menyiapkan sarapan ayah.
"Terimakasih ma." Ucapku.
Mama tersenyum.
Telepon rumahku berdering.
"Kring...kring..kring."
Mbak Nisa mengangkat telepon.
"Halo selamat pagi." Ucap mbak Nisa.
"Siapa mbak??" Tanya mama.
"Ini bu, tuan Chris mencari nona Oliv." Ucap mbak Nisa.
Aku langsung berdiri dan berlari mendekati telepon yang di pegang mbak Nisa.
"Sini, sini mbak." Ucapku kegirangan.
"Terimakasih mbak." Ucapku kembali.
"Sama-sama nona." Jawab mbak Nisa.
"Halo, Chris sudah berangkat??" Tanyaku.
"Handphone kamu dimana sih Liv, aku telepon kok gak diangkat." Tanya Christian kembali.
"Di dalam tas, tasku di ruang tengah aku sedang sarapan." Jawabku.
"Aku udah di jalan menuju sekolah, aku tunggu di depan sekolah buruan ya." Ucap Christian.
"Iya, hati-hati ya see you." Jawabku.
"hmm." Christian mematikan teleponnya.
Aku kembali ke meja makan, menyelesaikan sarapanku secepat mungkin.
"Pelan-pelan sayang, pasti di tunggu Chris kok." Ucap mama.
"Iya mama ku sayang." Jawabku.
...******...
Christian Wijaya adalah temanku sedari kecil, kami tumbuh bersama. Rumah kami juga berdekatan, namun beda perumahan. Aku tinggal di Perumahan Padang yang satu komplek hanya berisi keluarga dari papa saja. Sedangkan Christian tinggal di komplek sebelah yaitu di Perumahan Hijau yang diisi oleh keluarga besar dari ayah dan ibunya.
Aku dan Christian saling mengenal karena papa dan ayahnya saling bekerjasama dalam satu perusahaan milik kakekku. Papa dan ayahnya sudah saling mengenal sejak kecil karena itu kakekku mempercayai mereka berdua untuk meneruskan perusahaan. Walaupun kakekku belum pensiun namun papa sudah di minta untuk mengurus banyak hal dalam perusahaan kakek, karena kelak papa yang akan mewarisi perusahaan kakek. Papa merupakan anak laki-laki kakek satu-satunya, namun papa bukan anak satu-satunya karena kakak dan adik papa semuanya perempuan. Papa 5 bersaudara dan papa anak ke-3 dari 5 bersaudara.
Mengapa kakekku mempercayai ayah Christian sebagi partner papa, karena mendiang kakek Christian merintis dan membangun perusahaan bersama dengan kakekku. Dan kini perusahaan di kelola kakek sejak kakek Christian meninggal dunia. Papa dan ayah Christian mempunyai kedudukan yang sama dalam perusahaan walaupun di mata para karyawan papa lah pemimpinnya, namun saat hendak mengambil keputusan selalu berdasarkan keputusan mereka bersama. Itulah sedikit cerita mengenai aku dan Christian.
Setelah aku selesai makan, aku langsung bergegas memakai sepatuku di teras rumah dan langsung masuk ke mobil papa yang sudah di parkir di depan pintu masuk rumah.
"Papa buruan, nanti kita telat." Ucap ku sambil melihat papa berjalan.
"Padahal tadi dia yang di tunggu, sekarang malah buru-buru dasar putrimu itu sayang." Ucap papa kepada mama sembari berpamitan dan mencium kening mama.
"Sayang, aku pergi dulu ya." Pamit papa ke mama.
"Hati-hati sayang." Ucap mama pada papa dan mencium pipi papa.
Papa pun masuk ke dalam mobil, mama menghampiriku.
"Tidak berpamitan pada mama sayang??" Ucap mama sambil membungkuk ke jendela mobil yang memang sedari tadi terbuka lebar.
"Oia lupa, aku pergi mama." Ucapku sambil mencium pipi mama.
"Hati-hati sayang." Ucap mama.
"Yuk mari nona." Ucap pak Amir supir pribadi keluarga kami.
Mama menyambut nya dengan senyuman hangat khas mama.
Aku anak ke-3 dari 3 bersaudara, ya benar aku anak terakhir. Azkia Chandrawinata merupakan kakak perempuan pertama, William Chandrawinata merupakan kakak kedua laki-laki di keluargaku. Mereka berdua sudah tidak tinggal di rumah, kakakku Azkia bekerja di bidang properti perumahan, dan dia cukup berhasil di pekerjaannya, namun dia masih tetap tinggal di Indonesia hanya saja dia tidak suka tinggal di rumah dan memilih membeli beberapa Apartemen agar dia dapat berpindah-pindah.
Kalau kalian mengira dia sosok yang feminim kalian salah, dia berpenampilan seperti lelaki dia tidak suka memakai pakaian atau aksesoris wanita yang terlalu feminim makanya itu aku ada dalam keluarga ini, karena ibuku sangat merindukan seorang anak perempuan yang feminim sepertiku. Wiliam kakak laki-laki ku dia sedang menempuh pendidikan di Jerman tentu saja dia mengambil jurusan dalam bidang bisnis karena dia merupakan penerus papa.
Bagi mama dia memiliki dua anak laki-laki dan satu anak perempuan, walaupun kakak perempuan ku seperti lelaki tapi aku sangat menyayanginya. Dia sosok kakak yang sangat hangat bagiku, walaupun dia berbeda dari orang lain tapi dia tetap yang paling hebat bagiku karena dalam usahanya menggapai semua impiannya dia tidak pernah melibatkan ayah bahkan dia kuliah dengan usaha dan uang yang dihasilkannya sendiri dari pekerjaan part time yang dijalaninya semasa kuliah.
Maka dari itu dia bisa hidup bebas sesuai dengan apa yang diinginkannya. Aku ingin menjadi sepertinya, namun tetap saja tidak mudah karena aku sudah terlanjur terlalu bergantung dengan semua fasilitas yang diberikan papa dan mama untukku. Itu sedikit mengenai keluargaku.
Bersambung...
Ikuti terus ceritaku ya, bakal ada cerita-cerita menarik lainnya. Yang sudah mampir dan membaca ceritaku, Terimakasih semoga selalu diberikan kesehatan. Untuk para pembacaku jangan lupa beri dukungan kalian dengan like, komen, vote, hadian dan favorit ya. Karena dukungan kalian merupakan penyemangatku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Rita
mendarat masih nyimak
2024-06-13
0