"Apakah kau kenal wanita itu, Muchtar?" tanya Damian kepada orang kepercayaannya.
"Apakah Tuan lupa kalau Gadis itu adalah gadis yang kita temui tadi pagi, gadis yang mampu melawan para penjahat itu loh..," jawab Muchtar .
"Oh gadis aneh itu ya." ucap Damian yang membuat Anggun yang mendengar dia disebut gadis aneh seketika dia langsung mendekati Damian.
"Wii om rambut klimis, sudah tua wajahmu itu sedingin es batu balokan." ucap Anggun yang membuat Rudi nampak menatap Anggun.
"Kenapa kamu bilang seperti itu sih?" tanya Rudi.
"Mas Rudi dengar ya, om-om jutek dan jahat super dingin rambutnya klimis ini benar-benar sangat menyebalkan. masa aku cuma lihat wajahnya aja dia bilang kalau aku ini kagum sama dia." ucap Anggun sambil mencibir Damian dengan bibirnya yang dibuat-buat.
"Hei gadis kecil tidak tahu diri, kamu itu bocah SD kok ngelawan orang tua." ucap Damian yang terlihat tidak mau kalah dengan Anggun.
"Dasar Om tua bau aki-aki." ucap Anggun.
"Dasar anak SD cabe-cabean." jawab Damian.
Setelah perdebatan dua orang itu nampak Anggun langsung ke belakang, Dia terlihat menatap ponselnya karena dia harus segera kembali ke rumah.
"Ada apa Anggun?" tanya Laras kepada Anggun.
"Aku harus segera kembali Laras." jawab Anggun.
"Ada apa?" tanya Farida yang melihat Anggun sedikit kebingungan.
"Kakekku masuk rumah sakit Aku harus segera menjenguknya." jawab Anggun.
"Tadi pagi kan kau bilang kalau kakekmu tidak apa-apa, kok malah sekarang sudah masuk rumah sakit?" tanya Laras.
"Aku tidak tahu, kau kira aku ini dokter Kau kira aku ini hantu yang bisa kau tanyai dan bisa menjawab dengan cepat." jawab Anggun yang kemudian berpamitan kepada pemilik restoran cepat saji.
"Nanti telepon aku kabari aku!" seru Laras dan Farida.
Sama halnya dengan Damian, terlihat pria itu mendapatkan telepon dari sebuah rumah sakit di tempat itu salah satu perawat memberikan informasi kalau Ayahnya mengalami serangan jantung.
"Muchtar, kita pergi ke rumah sakit!" seru Muchtar.
"Ada apa Bos?" tanya Muchtar.
"Tidak usah banyak tanya segera ke rumah sakit tadi salah satu perawat bilang kalau Ayah tiba-tiba mengalami serangan jantung." jawab damaian.
"Kok bisa Bos?" tanya Muchtar.
"Mana aku tahu." jawab Damian yang terlihat kesal dengan pertanyaan-pertanyaan yang dikeluarkan oleh orang kepercayaannya itu. dengan segera Damian berdiri, pria itu meninggalkan temannya menuju rumah sakit yang sudah dikatakan oleh salah satu perawat yang menelponnya.
"Di rumah sakit mana bos?" tanya Muchtar.
"Sentosa jaya." jawab Damian.
"Bukankah itu Rumah Sakit milik Bos sendiri?" tanya Muchtar yang sedikit kebingungan.
"Nggak usah tanya kalau udah tahu." jawab Damian dengan suara yang ngegas.
Sekitar 1 jam kemudian akhirnya Damian dan Muchtar sudah berada di rumah sakit tersebut, terlihat di sana ada dua orang yang sedang mengalami serangan jantung.
"Ayah!" seru Damian yang sudah masuk ke dalam ruangan sang ayah. tatapan mata Damian menatap orang yang ada di seberang ayahnya. "Loh Paman Handoko kok ada di sini?" tanya Damian saat melihat kakek Handoko juga berada di rumah sakit miliknya Bersama sang ayah.
Terlihat kakek Wiryawan membuka matanya, sedangkan kakek Handoko masih menutup matanya.
"Ayah." Panggil Damian kepada ayahnya.
Perlahan-lahan kedua mata kakek Wiryawan terbuka, pria itu menatap putranya yang sudah berada di sana.
"Damian...," Panggil kakek Wiryawan dengan nada suara yang begitu lemah.
"Ayah, kenapa ayah tiba-tiba mengalami serangan jantung?" tanya Damian kepada ayahnya.
Kakek Wiryawan menggelengkan kepalanya pria itu mengangkat tangannya untuk memanggil sang putra, tak berselang lama pintu ruangan kedua pria tua itu dibuka paksa dan oleh seseorang suara.
BRAKKK..
Pintu itu terbuka dengan begitu keras.
"Kakek!!" seru seorang wanita yang sudah memasuki ruangan itu.
"Kakek kenapa kakek mengalami serangan jantung, padahal pagi tidak apa-apa kok malah sekarang kena serangan jantung sih, apa kakek salah minum salah makan salah ke tempat seseorang?!" tanya Anggun sembari memegang tangan sang kakek.
"Nona jangan keras-keras kedua orang ini sedang sakit." ucap salah satu perawat.
"Mbak gimana sih kok kakekku tiba-tiba kena serangan jantung, Siapa yang membawa kakekku ke sini?" tanya Anggun kepada si perawat. tentu saja si perawat kebingungan menjawab pertanyaan gadis muda itu.
"Anggun..," Panggil Pria tua yang ada di sebelah kakek Handoko.
"Loh kakek Wiryawan Kok juga ada di sini kek, kakek sakit apa?" tanya Anggun kepada kakek Wiryawan.
"Sakit jantung, Anggun." jawab kakek Wiryawan dengan nada suara yang pelan.
"Kok barengan sih kayak orang janjian aja." ucap Anggun yang kebingungan dengan situasi Itu.
"Hei bocah tengil, Apa yang kau lakukan di tempat ini ngapain kamu ikuti aku?" tanya Damian kepada Anggun.
"He Paman klimis, Siapa bilang aku mengikutimu. pria tua ini adalah kakekku jadi terserah aku dong mau melihatnya." jawab Anggun.
"Dasar bocah tengil." ucap Damian.
"Dasar Paman klimis jutek es balok." balas anggun dengan kata-kata yang sedikit aneh. kakek Handoko dan kakek Wiryawan yang mendengar perkataan Anggun nampak kedua pria yang sedang berakting itu harus menahan sekeras mungkin untuk tidak tertawa.
"Hei gadis tengi,l ternyata kamu itu cucu dari kakek Handoko ya?" tanya Damian kepada Anggun.
"Tentu saja aku ini cucunya Kau kira aku ini simpanannya apa, ih mana mau aku sama kakek-kakek tua bau tanah walaupun kaya mending aku cari yang mudah. masih sehat perkasa juga bergairah kalau kakek-kakek om-om sih mana Aku mau." jawab Anggun yang membuat Damian langsung melongo. dia bertanya satu kalimat sedangkan Anggun menjawab dengan ratusan kalimat.
"Dasar gadis sinting." ucap Damian.
"Apa kau bilang aku sinting, kau itu yang gila!" seru Anggun yang tidak terima dikatakan sinting.
Muchtar, kakek Handoko dan kakek Wiryawan yang berada di ruangan itu nampak mereka bertiga hanya mendengar perdebatan dua manusia yang berbeda usia itu. Sedangkan si perawat seketika dia langsung keluar dari ruangan itu.
"Anggun." Panggil kakek Wiryawan.
"Iya ada apa kek." jawab Anggun.
Kakek Wiryawan memanggil Anggun, pria itu menggerakkan tangannya tanda Anggun harus segera ke tempatnya.
"Anggun.., tadi kakekmu bilang sesuatu sebelum dia mengalami serangan jantung." ucap kakek Wiryawan.
"Apa kek." jawab Anggun.
"Dia sudah tidak kuat berada di dunia ini, Anggun. dia ingin melihat cucu satu-satunya itu melanjutkan hidupnya." ucap kakek Wiryawan.
"Tentu saja aku akan melanjutkan hidupku, memangnya kenapa aku mau mati." jawab Anggun.
"Dengarkan aku Anggun dengarkan kakek baik-baik." ucap kakek Wiryawan yang kemudian menghela nafasnya begitu dalam. pria itu harus mencari kata-kata yang tepat untuk meminta Anggun menikah dengan putranya, karena kakek wiriawan tahu Anggun adalah gadis muda yang sangat susah diajak kompromi.
** bersambung **
mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- Black Rose
- Mommy
- Mantan terindah
- Suami keduaku cinta pertamaku
- Dewa perang dan Ratu sihir
- Permaisuri sang kaisar
- ijinkan aku bahagia bersamamu
- jangan sakiti aku
- pembalasan dendam Dahlia
- Permaisuri kesayangan kaisar
- my little wife
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Alifah Azzahra💙💙
Anggun kamu itu cerewet banget sih🤣🤣🤣
2024-03-27
0
Hasnah Siti
aduh....! anggun si cewek cerewet banget 🔥🔥🔥🔥🔥
2022-09-27
0
◉‿◉♡-Ƥυтrу Ƴαѕмιη-♡◉‿◉
Bisa aja Outhor ini bikin perut keram...si Anggun bar-bar betul
2022-09-26
0