Linda kemudian berjalan menuju luar dan langsung menutup pintu gerbang rumahnya lalu meng gemboknya.
Linda pun langsung masuk kembali kedalam rumahnya dan tidak lupa mengunci semua pintu serta jendela lalu masuk kedalam kamarnya.
"Ayah Ibu sudah lima tahun berlalu dan aku juga sudah lima tahun ini di desa kalian ini, semoga kalian tenang di surga sana" ucap Linda sambil memegang photo kedua orang tuanya itu.
Air mata menetes keluar dari matanya dan inilah hal yang selalu dia lakukan setiap malam, mendoakan dan mengingat kedua orang tuanya hingga dia tertidur.
Ayam jago sudah mulai berkokok lantang dan matahari pagi juga sudah mulai bersinar.
Linda sendiri sudah bangun dan seperti biasa dia mengecek ponselnya karena di desa itu dia hanya bisa melakukannya saat di rumah saja dan dia melakukannya sambil menikmati sarapannya.
Linda kemudian membereskan piring bekas sarapannya dan mencucinya lalu melangkah keluar dari dalam rumahnya untuk membuka kembali pintu gerbang rumahnya dan seperti biasa di pagi hari seperti ini suasana desa sangat ramai dan semua penduduk desa selalu menyapanya selain karena dia cucu sesepuh desa, pribadi Linda yang senang membantu penduduk desa juga membuatnya sangat di sayangi oleh semua warga desa itu.
"Sudah jam delapan sebaiknya aku ke perkebunan teh untuk membeli teh untuk nenek dan untukku juga" ucap Linda sambil mengunci rumahnya lalu berjalan ke garasi mobilnya dan memilih menggunakan mobil range Rover miliknya.
Linda langsung menjalankan range rovernya dengan perlahan ke luar dari halaman rumahnya dan dia juga tidak lupa menutup kembali pintu gerbangnya karena kepergiannya hari ini cukup lama.
Linda berencana untuk ke kota Bandung juga untuk membeli kebutuhan rumah untuknya dan juga untuk kakek neneknya agar selama dia pergi ke Sydney dia tidak merasa khawatir dengan kebutuhan rumah kakek neneknya itu.
Range Rover Evoque itu melesat dengan cukup cepat setelah keluar dari dalam desa dan Linda yang sudah terbiasa dengan jalanan pegunungan itu mengendarai mobilnya dengan sangat santai meskipun kecepatan mobilnya mencapai enam puluh kilometer per jam.
"Jika saja perkebunan teh ini dijual mungkin sudah aku beli, dan sepertinya hidup dari perkebunan teh juga cukup menjanjikan" ucap Linda sambil memelankan laju mobilnya karena sudah mulai masuk ke areal perkebunan teh dan dia langsung menuju pabrik teh yang memang menjual hasilnya untuk penduduk sekitar.
"Linda apakah kau hendak memborong lagi" ucap seorang pria sepuh berusia lima puluh tahunan yang merupakan manager pabrik teh itu dan masih keluarga dari Linda.
"Eh paman, iya aku mau membeli lebih banyak jika bisa soalnya aku akan pulang ke Sydney jadi aku ingin membawa oleh oleh teh produksi daerah kita ini" ucap Linda dengan ramah.
"Loh ada apa kok kamu kembali ke Sydney, lalu apakah kau tidak kembali ke desa lagi?" Ucap sang paman dengan ramah.
"Paman, aku akan kembali lagi, aku pulang ke Sydney karena urusan pekerjaan ku saja kok, ya paling seminggu dua mingguan aku di Sydney, oh ya paman tumben pabrik ini sepi" ucap Linda yang melihat jika para pekerja pabrik teh lebih sedikit dari biasanya.
"Iya hari ini pabrik ini akan melakukan kontrak kerja dengan perusahaan di Jakarta untuk menjual hasil pabrik ini ke luar negeri, dan paman sengaja meminta karyawan untuk membersihkan gudang yang lama untuk di gunakan lagi karena mulai minggu depan produksi akan meningkat lima kali lipat dari biasanya." Ucap sang paman menjelaskan sambil berjalan bersama Linda menuju pusat penjualan teh pabrik itu.
"Wah selamat ya paman atas keberhasilan mu" ucap linda sambil membuka pintu ruangan penjualan Teh.
"Linda Paman harus menemui pak Farrell terlebih dahulu karena dia berencana kembali ke Jakarta siang ini, jadi paman tinggal dulu ya" ucap sang paman dengan ramah sambil melihat Linda yang memasuki ruangan penjualan Teh pabriknya.
"Iya paman" ucap Linda dengan ramah sambil mendekati kasir untuk membeli Teh yang dia inginkan.
"Hai Linda, hari ini kau ingin membeli seperti biasa apa hendak lebih banyak" ucap wanita seumurannya yang bertugas sebagai kasir ruang penjualan Teh itu.
"Sepertinya aku mau memborong semuanya saja" ucap Linda sambil tertawa ringan.
"Yang bener nich, emang kau kau berjualan teh ya" ucap sang kasir dengan ramah.
"Tidak tidak, aku tidak untuk berjualan melainkan untuk oleh oleh, aku minta dua ratus piece masing masing jenis ya" ucap Linda sambil tersenyum ramah.
"Oke sebentar aku buatkan dulu bon nya ya, nanti aku masukan ke mobil mu kan seperti biasa" ucap wanita kasir itu dengan ramah.
"Semuanya jadi tiga juta rupiah pas" ucap wanita kasir itu sambil memberikan bon pembelian Linda.
Linda kemudian mengeluarkan kartu debitnya dan memberikan ke wanita kasir itu.
"Oh ya tolong di pisahkan ya lima lima masing itemnya soalnya aku mau langsung mengirimkannya ke Sydney siang ini" ucap Linda dengan ramah.
"Oke, ini kartunya aku kembalikan dan ini resi nya" ucap wanita kasir itu sambil memberikan kembali kartu debit milik Linda dengan selembar bukti transaksinya.
Linda menerimanya dan kemudian menyimpannya kembali di dalam dompetnya.
"Mobil ku nggak aku kunci, ntar tolong masukin ya, seperti biasa aku mau membeli kue serabi dan kue balok dulu sama ibumu" ucap Linda dengan ramah.
"Iya nanti jika sudah aku akan masukan ke mobilmu" ucap wanita kasir itu sambil berdiri dan mempersiapkan semua yang di beli oleh Linda.
Linda kemudian keluar dari ruang penjualan teh dan langsung keluar dari kawasan pabrik menuju ke perumahan karyawan pabrik yang berada di seberang pabrik teh itu.
Sudah menjadi kebiasaan Linda selama dia datang ke pabrik teh untuk mampir membeli kue balok dan kue serabi karena kakek neneknya memang menyukai kedua jenis kue itu.
"Bibi, seperti biasa ya" ucap Linda setelah sampai di rumah penjual kue langganan nya itu sambil memberikan selembar uang seratus ribu rupiah.
"Linda bagaimana kabar kakek nenekmu, bibi sudah lama tidak bertemu mereka" ucap Penjual kue itu dengan ramah sambil menerima uang Linda.
"Baik Bi, mampir lah Bi jika lewat" ucap Linda dengan ramah.
"Iya nanti bibi jika pas lewat akan mampir ke sana" ucap bibi penjual kue dengan ramah sambil memasukkan kue kue pesanan Linda ke kantong plastik.
Linda hanya tersenyum mendengarnya karena hanya itu saja yang selalu di sampaikan kepadanya setiap dia membeli kue disitu.
"Linda ini kue kue nya" ucap Bibi penjual kue sambil memberikan dua kantong plastik besar yang berisi kue balok dan kue serabi.
"Terima kasih Bi, saya permisi ya Bi" ucap Linda sambil tersenyum menerima kedua kantong plastik itu lalu melangkah meninggalkan rumah itu dan menuju mobilnya kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
🍁🐰Avrily❤🔍🌐
hadir lg Kk.. slmt & sukses Thor 👌👍😍
2022-10-15
1
🍁🐰Avrily❤🔍🌐
waah rejeki nomplok. 👍😊😍
2022-10-15
1
🍁Katrin💃🅺🅰🆃🆁🅸🅽❣️
serabi, nyam nyam...ta mikir kue balok nih. sperti apa ya. 🤔🤭
2022-07-28
0