Michelle nampak melamun membuat Tasya teman sekantornya sekaligus sahabatnya heran. Karena memang tidak biasanya Michelle yang terkenal ceria dan ramah kepada siapa pun tiba-tiba agak pendiam.
"Michie?" panggil Tasya.
"Eh, iya, ada apa?" kaget Michelle.
"Ini sudah jam dua belas siang. Yuk, makan siang!" ajak Tasya.
"Oya, Yuk kita makan siang," jawab Michelle.
Mereka berdua pun pergi keluar untuk makan siang. Mereka memilih tempat makan dekat dengan Perusahaan.
"Kita duduk di sana saja, Sya!" ucap Michelle.
"Okey," jawabnya.
Mereka memesan dua porsi nasi tongseng kambing, cah daging sapi dan dua es jeruk.
"Lu, kenapa?" tanya Tasya disela makan siangnya.
"Gue nggak kenapa-kenapa," jawab Michelle.
"Jangan bohong!" ucap Tasya.
"Hah." Michelle menghela nafasnya panjang.
"Ada apa?"
"Mas Nathan, Sya," ucap Michelle.
"Kenapa dengan Nathan?" Michelle pun menceritakan masalah rumah tangganya kepada Tasya. Tasya adalah teman sekantor sekaligus sahabatnya. Hubungan persahabatan mereka terjalin sudah sangat lama, bahkan sebelum Michelle menikah. Tasya, sahabat yang sangat dia percaya. Susah senang mereka selalu bersama. Mereka bekerja di Perusahaan yang sama, namun berbeda divisi. Michelle menjadi sekertaris bos, sedangkan Tasya seorang manager pemasaran.
"Apa? Nathan berselingkuh! Kok bisa?"
"Hiks ... Hiks ... Hiks."
"Entahlah, gue bingung. Dia bilang, kalau gue membosankan. Apakah menurut Lu, gue memang wanita yang membosankan?" isak Michelle. Tasya mengamati penampilan sahabatnya. Iya, juga sih. Penampilan sahabatnya memang kurang modern. Padahal, di jaman canggih sekarang, Michelle masih saja memakai gamis jadul. Hijabnya pun, hijab jaman dulu, hijab segiempat sangat biasa sekali.
"Terus mau lu bagaimana?" tanya Tasya, "Lu sudah terlalu disakiti, masa Lu mau bertahan dengan pria seperti itu?"
"Gue harus gimana? Gue masih sangat mencintai Mas Nathan!" ucapnya.
"Michelle, jika sikap lu kayak gini. Lu akan terus diinjak-injak suami, Lu! Coba deh Lu jual mahal dikit!"
"Maksud kamu, Sya?"
"Iya, Lu harus bisa bersikap tegas. Jangan mau direndahkan oleh suami. Kalian sama-sama berkarir. Tapi, karier Lu lebih unggul dari Nathan. Pergunakan itu sebagai tameng. Dan kecantikan Lu!" Tasya menjeda kalimatnya. Tasya nampak memperhatikan penampilan Michelle dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"Coba deh Lu ganti penampilan, yang lebih modis, trendy dan modern gitu. Sayang kan? Wajah Lu tuh cantik, blesteran. Sayang, kalau tidak dimanfaatkan!" tutur Tasya.
"Gue nggak ngerti maksud, Lu!" cebik Michelle.
"Apakah Lu sudah sempat ngobrol dengan Dewi? Sepupu laknat Lu!" kesal Tasya.
"Belum,"
"Hah, Lu, harusnya kasih tahu dia dulu! Kalau Lu mau, labrak dia!" sengit Tasya.
"Gue belum ngobrol sama Dewi. Mungkin pulang kerja, gue akan nemuin Dewi!"
"Oh, begitu!"
Setelah acara makan siang, mereka pun kembali ke kantor. Seperti biasa, Michelle menemani bos-nya meeting di luar. Lagi-lagi dia harus melihat pemandangan yang membuat hatinya sangat hancur, suaminya sedang makan siang dengan kekasih gelapnya. Michelle hanya bisa menghela nafasnya.
Satu Minggu berlalu, keadaan ayah mertuanya sudah sangat membaik. Hari ini, dia menyuruh mba Retno untuk menemaninya membeli soto Betawi di dekat Mall, di atas trotoar. Karena soto Betawi di situ sudah sangat terkenal enaknya, dan menjadi salah satu soto langganan Pak Bara.
Dengan menggunakan motor mereka berangkat. Padahal Mba Retno sudah menawarkan diri untuk pergi sendiri, namun ayahnya memaksa untuk ikut.
Mereka harus rela mengantri untuk mendapatkan soto tersebut. Sembari menunggu pak Bara dan Mbak Retno duduk di kursi panjang.
Tidak sengaja manik Pak Bara, melihat putranya sedang berjalan bersama seorang wanita cantik, muda dan seksi menuju parkiran mall.
"Bukankah itu Nathan, Retno?" tanya pak Bara.
"Mana, Yah?"
"Itu." tunjuk Pak Bara.
"Iya, itu Nathan. Tapi, dia bersama dengan siapa? Itu bukan Michie!" ucap Retno.
"Ayah mau kemana?" teriak Retno. Bara beranjak dari duduknya tanpa mendengarkan panggilan Retno, dia berjalan mendekat ke arah mobil Nathan yang diparkir diparkiran mall. Betapa terkejutnya Bara, melihat aksi putranya yang sedang bermesraan di dalam mobil dengan seorang wanita yang bukan istrinya. Bahkan, mereka saling ******* bibir di dalam mobil.
Bara mengetuk pelan kaca mobil. Nathan, membuka sedikit kaca jendela mobilnya. Betapa terkejutnya Nathan, melihat sang ayah sudah berdiri di depan kaca mobilnya.
"Keluar kamu, Nathan!" bentak Bara kepada putranya.
"Ayah?"
Bara menatap nyalang ke arah wanita yang ada di mobil.
"Ayah tunggu kamu sekarang juga di rumah bersama istri kamu!" bentak ayah.
Pukul Lima Sore
Mendapat telepon dari kakak iparnya, tentu saja Michelle sangat khawatir. Dia takut terjadi sesuatu dengan ayah mertuanya. Dari kantor dia langsung bergegas ke rumah mertuanya.
Rumah mertuanya tidak terlalu besar, namun rumahnya sangat nyaman dan asri. Sebagian rumahnya terbuat dari kayu jati, dengan lantai dua tingkat. Di depannya masih ada tanah lapang, ditumbuhi berbagai macam tanaman. Seperti mangga, jeruk, jambu dan tanaman bunga seperti melati, kenanga dan mawar. Terlihat sangat adem dan asri. Jika week end, Michelle dan suaminya akan menghabiskan waktu di rumah mertuanya.
Michelle begitu heran, karena mobil suaminya sudah terparkir di halaman rumah mertuanya. Tiba-tiba saja perasaanya tidak enak.
"Assalamualaikum?"
"Walaikumsalam," jawab semua orang di dalam rumah.
"Michie masuklah!" ajak mba Retno.
"Iya, Mba," jawab Michie. Michelle bingung, ada ketegangan di wajah ayah dan suaminya.
"Duduklah, Nak!" suruh Bara.
"Ada apa ini? Kenapa semuanya berkumpul? Apakah ayah sakit lagi?" cemas Michelle.
"Kau dengar, Nathan? Bahkan istrimu masih saja menanyakan kesehatan ayahmu! Dimana hati nurani mu?" bentak Ayah.
"Ada apa, Ayah? Kenapa ayah marah-marah seperti ini?" heran Michelle.
"Ayah memergoki Nathan sedang jalan dengan seorang wanita. Dan dia dan wanita itu sedang melakukan hal memalukan di dalam mobil," Sahut Mba Retno.
"Apakah kamu tahu perselingkuhan Nathan selama ini?" tanya Bara menatap menantunya.
"Iya, Yah," isak Michelle.
"Hiks ... Hiks .... Hiks."
"Bahkan Michie melihat dengan mata kepala Michie sendiri. Mereka berbuat zina di kamar rumah kami. Tempat kami biasa memadu kasih, sekarang sudah ternoda dengan perbuatan kotor Mas Nathan," lirih Michelle.
"Hah, Apa?" Ayah menghela nafasnya berat. Sedangkan ibu sudah tidak kuat lagi, dia menangis sedih mendengar penuturan menantunya. Dan Nathan hanya menunduk terdiam tanpa bersuara.
"Nathan, tatap ayah!" Nathan menatap mata ayahnya.
PLAKK .....
Tamparan keras mendarat di pipi Nathan.
"Dasar, kau ba******ngan! Bre******sek! Siapa yang mengajarimu berbuat Zina? Aku tidak pernah mengajarimu untuk berbuat Zina!" murka Bara.
"Aaaaaaaaaaaa," pekik Bara memegang dadanya yang nyeri.
"Ayah?" teriak Nathan.
"Ayah!" teriak Michelle.
"Ayah!" teriak ibu.
"Ayah!" teriak Mba Retno.
"Bawa ke Rumah Sakit!" ucap Michelle.
Mereka semua membawa Bara ke Rumah Sakit. Di perjalanan, ibu, Michelle dan Mba Retno tidak berhenti menangis.
to be continued .......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Boru Silalahi
gara gara Nathan berzina pak bara hrs opnam lg
2022-12-05
0
Megy Widowati
tabah ya michie
2022-07-11
0
Bunda Nian
Terbuktikan....
Katanya gak akan ketemu kalau gak bareng michie...
2022-07-11
0