Penyesalan Suami : Air Mata Istriku

Penyesalan Suami : Air Mata Istriku

Episode 1 : Kejujuran yang Menyakitkan

Michele Laura adalah seorang wanita yang sangat cantik dan mandiri. Dia harus berhujan-hujanan karena dia lupa membawa payung di mobilnya. Biasanya dia selalu siap dan sedia, menyiapkan barang-barang yang nampak kecil namun besar kegunaannya dalam keadaan yang mendesak.

Michelle, wanita berparas ayu ini masuk ke dalam rumah dalam keadaan yang basah. Tubuhnya terguyur oleh air hujan. Hari ini dia tidak lembur, karena kebetulan semua pekerjaan ia selesaikan lebih awal. Michele melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, dan mendapati rumahnya tidak terkunci dengan ruangan yang gelap.

Michelle masuk ke ruang tengah, nampak baju suaminya berserakan. Dan yang membuatnya nampak sangat heran, ada baju wanita teronggok di lantai. ****** ***** dan bra juga teronggok di sofa begitu saja. Michelle mendengar suara-suara aneh didalam kamarnya. Suara ******* kenikmatan dari dua orang insan manusia yang berbeda lawan jenis.

"Argggggh." sebuah pelepasan yang sempurna, saat dua insan manusia itu mencapai titik klimaksnya.

"Hangat sekali, Sayang," ucap wanita cantik, yang suaranya sangat merdu ditelinga. Karena dia juga merasakan kenikmatan saat pelepasannya.

Michelle berjalan perlahan menuju kamarnya, dan membuka pintu kamar. Dia menghidupkan lampu kamarnya, betapa terkejutnya dia. Michelle melihat pemandangan yang membuat hatinya sangat hancur. Diranjang yang biasa ia gunakan untuk bercinta dengan suaminya, saat ini digunakan Nathan untuk bercinta dengan Dewi, sepupunya sendiri.

Nathan Hadiwijaya adalah suami yang dinikahinya lima tahun yang lalu. Selama lima tahun pernikahan mereka belum dikaruniai anak, dan itu membuat Nathan bosan dan jenuh dengan pernikahannya sendiri. Nathan dan Dewi begitu terkejut, aktivitas panasnya telah dipergoki oleh Michelle.

"Jadi ini yang kalian lakukan di belakangku? Teganya kalian melakukan perbuatan menjijikkan dibelakang ku?" teriak Michelle dengan amarah menggebu-gebu.

"Hebat, kamu, Mas. Saat aku sedang bekerja kau malah berselingkuh dengan j****Ng ini!" isaknya. Hatinya sangat hancur, dadanya terasa sesak.

Nathan langsung memakai pakaiannya, begitu juga dengan Dewi. Dia menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Dan kau, adalah sepupuku. Bagaimana bisa kau melakukan ini kepadaku?" bentak Michelle kepada Dewi.

"Maafkan kami, Michie. Kami bersalah. Aku dan Mas Nathan saling mencintai," ucap Dewi menunduk.

"Apa?" Michelle tidak percaya dengan apa yang dikatakan sepupunya.

"Aku dan Dewi sudah menjalin hubungan sejak lama. Bahkan sebelum kita menikah, aku dan Dewi sudah menjalin hubungan terlebih dahulu. Dan rencananya kami akan menikah. Namun kedua orang tua kita, sudah menjodohkan kita lebih dulu. Sehingga, hubungan ku dengan Dewi kandas. Aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri. Sampai sekarang dan sampai detik ini aku masih sangat mencintai Dewi," jelas Nathan.

"Apa kamu bilang, Mas?" tubuh Michelle bergetar, dia tidak percaya suaminya mengakui semuanya.

"Aku tidak salah dengar kan?" herannya.

"Tidak. Aku masih mencintai Dewi sampai sekarang. Perasaanku tidak akan pernah berubah kepadanya, walaupun sudah lima tahun berlalu," jujur Nathan.

"Jahat kamu, Mas! Kalian benar-benar tidak tahu malu! Apakah kalian tidak takut, perbuatan kalian dilaknat Allah?"

"Hiks ... Hiks .... Hiks." Michelle meninggalkan kamarnya, menuju kamar yang lain. Hatinya sudah tidak kuat lagi, Air matanya sudah tidak bisa dibendung lagi.

Di kamar yang lain, tangis Michelle pecah. Dia tidak mengira, suami yang sangat dia cintai begitu tega menghianati dirinya. Padahal sebagai seorang istri dia berusaha untuk menjadi istri yang baik dan berbakti kepada suami. Namun apa yang dia dapatkan. Hanya pengkhianatan dan air mata. Tidak terasa air matanya membanjiri pipinya.

"Lima tahun sudah kita menikah, kenapa kau begitu tega menghancurkannya dalam sekejap mata?" isaknya.

"Bahkan aku baru tahu kalau kau sudah memiliki hubungan dengan sepupuku sendiri. Kenapa saat orang tua kita menjodohkan, kau tidak pernah bercerita kepadaku?" isaknya lagi.

"Tidak, kau tidak boleh menangis Michelle. Kau wanita cantik, pandai dan berprestasi. Jangan menjadi wanita lemah dan bodoh dihadapan pria seperti dia!"

Michelle menghapus air matanya, dia berusaha berdiri dan bercermin.

"Kamu sangat cantik, pintar dan tidak lemah! Kamu tidak boleh menangisi pria seperti dia!" ucapnya kepada dirinya.

Michelle masuk ke kamar mandi untuk mandi dan bersih-bersih. Berendam di bathtub dengan aromaterapi adalah salah satu cara merilekskan otot dan pikirannya supaya lebih tenang.

Selesai mandi dan berganti baju. Dia keluar kamar, tidak lupa dia memakai hijabnya, walaupun masih dilingkungan rumah.

Dia melihat suaminya Nathan sedang duduk di ruang makan. Sedangkan Dewi mungkin sudah pulang. Michelle ke arah dapur, dan menyiapkan makan malam untuk suami dan dirinya.

Hidangan ala kadarnya sudah siap di meja makan. Michelle mempersilahkan suaminya untuk menikmati makan malam yang ia masak sendiri. Bagaimanapun Nathan masih suaminya, dia harus melakukan kewajibannya sebagai seorang istri yaitu melayani suami.

"Michie, duduklah! Aku mau bicara denganmu!" ucap Nathan dengan menyilangkan tangannya di depan dada.

"Ada apa, Mas?" Michelle duduk tepat dihadapan Nathan.

"Ayo kita bercerai!" ucap Nathan.

DEGH ....

Hati Michelle seperti tertimpa palu yang beratnya berton-ton. Dadanya terasa sangat sesak. Hatinya begitu hancur. Rumah tangga yang dibina selama lima tahun, sekarang harus kandas begitu saja.

"Maksud kamu apa, Mas?" tanya Michelle.

"Ayo kita bercerai. Setelah bercerai aku akan menikahi Dewi," jawabnya.

Badannya terasa sangat lemas. Kaki serasa tidak bertulang. Michelle menatap mata suaminya.

"Jika memang itu keputusanmu, aku akan menerimanya. Tapi, sebelumnya kau katakan dulu kepada ayah dan ibu. Bagaimanapun kita harus melibatkan orang tua. Karena mereka adalah orang-orang yang sangat aku hormati," ucap Michelle tegas.

"Iya, aku pasti akan mengatakan kepada ayah dan ibu. Aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini lagi. Karena aku tidak pernah bahagia denganmu!" ucap Nathan.

"Tidak pernah bahagia?" Michelle tersenyum hambar.

"Lalu apa yang selama ini kita lakukan diranjang? Bahkan kau sangat menikmatinya? Apakah semua itu tidak ada artinya apa-apa bagimu?"

"Tidak. Aku hanya melakukan kewajiban ku sebagai seorang suami," jawabnya.

Terluka? Tentu saja Michelle sangat terluka, mendengar kata-kata yang diucapkan Nathan kepadanya, seperti ribuan sembilu yang menancap dihatinya, sakit dan perih itu yang sedang dirasakan Michelle. Namun dia berusaha untuk tidak menangis.

"Lima tahun menikah, kita belum juga dikaruniai anak. Jadi untuk apa kita masih mempertahankan rumah tangga yang sangat membosankan ini?"

"Tapi, kita masih banyak waktu, Mas. Kita bisa berusaha lebih keras lagi. Bila perlu kita akan berkonsultasi dengan Dokter kandungan,"

"Sudahlah, Michie. Kenapa kau masih bertahan dengan pernikahan yang membosankan ini? Bukankah lebih baik kita bercerai dan menjalani kehidupan kita masing-masing," ucap Nathan.

"Kenapa kau begitu jahat, Mas? Aku tidak melihat cinta dan sayang yang sering kau katakan kepadaku. Apakah cinta dan sayang itu sudah pupus, setelah kau bertemu Dewi kembali?"

"Iya. Karena pada dasarnya, dari dulu aku masih sangat mencintai Dewi. Dan sampai sekarang pun aku masih sangat mencintainya," ucap Nathan.

"Baiklah, jika itu keputusan kamu. Aku akan menerima semua keputusan kamu. Tapi, tolong katakan kepada kedua orang tuaku dengan baik-baik," ucap Michelle menundukkan kepalanya.

to be continued.....

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Ketemu Author Cahyaning Fitri lagi. Ini novel baru netes ya Guys. Tiba-tiba aja ide muncul, Author tulis deh....Minta dukungannya ya?????

Terpopuler

Comments

Ibelmizzel

Ibelmizzel

mumpung blum punya anak cerai aja suami sampah macam tu😡😡😡🔥🔥🔥

2024-08-12

1

bau asni

bau asni

suka

2024-07-30

0

Tintin Suasih

Tintin Suasih

baru mampir,,langsung klik favorit ach..😁😁👍👍🤭

2023-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Kejujuran yang Menyakitkan
2 Episode 2 : Kesedihan yang tak Berujung
3 Episode 3 : Melihatnya di Cafe
4 Episode 4 : Menahan Keegoisan
5 Episode 5 : Pengakuan
6 Episode 6 : Sebuah Permintaan
7 Episode 7 : Merubah Penampilan
8 Episode 8 : Kenapa dengan Michelle?
9 Episode 9 : Pura-pura tidak kenal
10 Episode 10 : Perdebatan Panjang
11 Episode 11 : Kecemburuan part 1
12 Episode 12 : Kecemburuan Part 2
13 Episode 13 : Notifikasi Bergambar
14 Episode 14 : Kamarahan Michelle
15 Episode 15 : Menenangkan Diri
16 Episode 16 : Surat Dari Rumah Sakit
17 Episode 17 : Derita Nathan
18 Episode 18 : Keterkejutan Michelle
19 Episode 19 : Penyesalan Nathan
20 Episode 20 : Kedatangan Adnan dan Amina
21 Episode 21: Nasehat Sahabat
22 Episode 22 : Kedatangan Mba Retno
23 Episode 23 : Penyesalan Tiada Guna
24 Episode 24 : Kepulangan Nathan
25 Episode 25 : Kebahagiaan Michelle
26 Episode 26 : Wanita Berbeda
27 Episode 27 : Lari Pagi Berdua
28 Episode 28 : Bonus Pembaca
29 Episode 29 : Memeriksakan Diri Ke RS
30 Episode 30 : Hasil Rumah Sakit
31 Episode 31 : Mencari Pekerjaan
32 Episode 32 : Ketulusan Michelle
33 Episode 33 : Bertemu Dewi
34 Episode 34 : Makan Malam Romantis
35 Episode 35 : Rencana Nathan
36 Episode 36 : Bertemu Ayah dan Ibu
37 Episode 37 : Nasehat Seorang Ayah
38 Episode 38 : Keyakinan
39 Episode 39 : Surat Pengunduran Diri
40 Episode 40 : Panggilan Hati
41 Episode 41 : Ketakutan Michelle
42 Episode 42 : Membawa Abah ke RS
43 Episode 43 : Amarah Tidak Pada Tempatnya
44 Episode 44 : Pertemuan Dua Ayah
45 Episode 45 : Kembali ke Kota Bogor
46 Episode 46 : Bertemu Adnan
47 Episode 47 : Pengakuan Dewi
48 Episode 48 : Masihkah Ada Asa?
49 Episode 49 : Ajakan Umi
50 Episode 50 : Kedatangan Nathan ke Bogor
51 Episode 51 : Keputusan Terakhir
52 Episode 52 : Amplop Coklat Di Atas Nakas
53 Episode 53 : Memasrahkan Diri Kepada Sang Khalik
54 Episode 54 : Bangkit untuk Berjuang
55 Episode 55 : Ketika Allah Sudah Berkehendak
56 Episode 56 : Enam Karyawan Baru
57 Episode 57 : Resep Enak
58 Episode 58 : Oh, kakak ku????
59 Episode 59 : Pembukaan Cafe
60 Episode 60 : Kabar Gembira
61 Episode 61 : Spesial Readers
62 Episode 62 : Kedatangan Nathan
63 Episode 63 : Murka Kartono
64 Episode 64 : Ngidam
65 Episode 65 : Ikut ke Restoran
66 Episode 66 : Rencana Dewi
67 Episode 67 : Bertemu Teman Lama
68 Episode 68 : Tamu dari Bogor
69 Episode 69 : Please Bantu Favorit
70 Episode 70 : Doa dari Abah
71 Episode 71 : Perhiasan Dunia
72 Episode 72 : USG
73 Episode 73 : Merancang Acara 7 bulanan
74 Episode 74 : Orang Tak Dikenal
75 Episode 75 : Bonus Readers
76 Episode 76 : Ternyata Dewi
77 Episode 77 : Pantang Menyerah
78 Episode 78 : Mencari Tahu
79 Episode 79 : Titik Terang
80 Episode 80 : Melahirkan Dalam Gudang
81 Episode 81 : Agam Abdullah Pratama
82 Episode 82 : Penangkapan Dewi
83 Episode 83 : Promo
84 Episode 84 : ASI Baby Agam
85 Episode 85 : Melewati Masa Kritis
86 Episode 86 : Susah ASI
87 Episode 87 : Bertambah Kebahagiaan
88 Episode 88 : Begadang oh Begadang
89 Episode 89 : Kedatangan Kartono
90 Episode 90 : Dewi Sekarat
91 Episode 91 : Minta Dukungan
92 Episode 92 : Nafas Terakhir
93 Episode 93 : Melebarkan Sayap
94 Episode 94 : Menghadiri Acara Pernikahan
95 Episode 95 : Kado Pernikahan
96 Episode 96 : Honeymoon ala Tasya
97 Episode 97 : Akhirnya???
98 Episode 98 : Mandi Bersama
99 Episode 99 : Kawan Lama
100 Episode 100 : New House Full of Blessing
101 Episode 101 : Cerita Indah
102 Episode 102 : Indah yang Memprihatinkan
103 Episode 103 : Wanita Ular itu Rosa
104 Episode 104 : Tangisan seorang Ibu
105 Episode 105 : Kabar Duka
106 Episode 106 : Tangisan Terakhir
107 Episode 107 : Kedatangan Kevin
108 Episode 108 : Promo
109 Episode 109 : Ada apa dengan Mas Nathan?
110 Episode 110 : Kecemburuan Michelle
111 Episode 110 : Kecemburuan Michelle
112 Episode 111 : Rencana Terselubung Pak Burhan
113 Episode 112 : Tamu Tak Diundang
114 Episode 113 : Keluarga Bahagia
115 Episode 114 : Bertemu Indah di Cafe
116 Episode 115 : Wajah Asli Indah
117 Episode 116 : Ketegasan Michelle
118 Episode 117 : Michelle mulai Protes
119 Episode 118 : Pernyataan Perasaan Indah
120 Episode 119 : Satu Tahun Agam
121 Episode 120 : The End
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Episode 1 : Kejujuran yang Menyakitkan
2
Episode 2 : Kesedihan yang tak Berujung
3
Episode 3 : Melihatnya di Cafe
4
Episode 4 : Menahan Keegoisan
5
Episode 5 : Pengakuan
6
Episode 6 : Sebuah Permintaan
7
Episode 7 : Merubah Penampilan
8
Episode 8 : Kenapa dengan Michelle?
9
Episode 9 : Pura-pura tidak kenal
10
Episode 10 : Perdebatan Panjang
11
Episode 11 : Kecemburuan part 1
12
Episode 12 : Kecemburuan Part 2
13
Episode 13 : Notifikasi Bergambar
14
Episode 14 : Kamarahan Michelle
15
Episode 15 : Menenangkan Diri
16
Episode 16 : Surat Dari Rumah Sakit
17
Episode 17 : Derita Nathan
18
Episode 18 : Keterkejutan Michelle
19
Episode 19 : Penyesalan Nathan
20
Episode 20 : Kedatangan Adnan dan Amina
21
Episode 21: Nasehat Sahabat
22
Episode 22 : Kedatangan Mba Retno
23
Episode 23 : Penyesalan Tiada Guna
24
Episode 24 : Kepulangan Nathan
25
Episode 25 : Kebahagiaan Michelle
26
Episode 26 : Wanita Berbeda
27
Episode 27 : Lari Pagi Berdua
28
Episode 28 : Bonus Pembaca
29
Episode 29 : Memeriksakan Diri Ke RS
30
Episode 30 : Hasil Rumah Sakit
31
Episode 31 : Mencari Pekerjaan
32
Episode 32 : Ketulusan Michelle
33
Episode 33 : Bertemu Dewi
34
Episode 34 : Makan Malam Romantis
35
Episode 35 : Rencana Nathan
36
Episode 36 : Bertemu Ayah dan Ibu
37
Episode 37 : Nasehat Seorang Ayah
38
Episode 38 : Keyakinan
39
Episode 39 : Surat Pengunduran Diri
40
Episode 40 : Panggilan Hati
41
Episode 41 : Ketakutan Michelle
42
Episode 42 : Membawa Abah ke RS
43
Episode 43 : Amarah Tidak Pada Tempatnya
44
Episode 44 : Pertemuan Dua Ayah
45
Episode 45 : Kembali ke Kota Bogor
46
Episode 46 : Bertemu Adnan
47
Episode 47 : Pengakuan Dewi
48
Episode 48 : Masihkah Ada Asa?
49
Episode 49 : Ajakan Umi
50
Episode 50 : Kedatangan Nathan ke Bogor
51
Episode 51 : Keputusan Terakhir
52
Episode 52 : Amplop Coklat Di Atas Nakas
53
Episode 53 : Memasrahkan Diri Kepada Sang Khalik
54
Episode 54 : Bangkit untuk Berjuang
55
Episode 55 : Ketika Allah Sudah Berkehendak
56
Episode 56 : Enam Karyawan Baru
57
Episode 57 : Resep Enak
58
Episode 58 : Oh, kakak ku????
59
Episode 59 : Pembukaan Cafe
60
Episode 60 : Kabar Gembira
61
Episode 61 : Spesial Readers
62
Episode 62 : Kedatangan Nathan
63
Episode 63 : Murka Kartono
64
Episode 64 : Ngidam
65
Episode 65 : Ikut ke Restoran
66
Episode 66 : Rencana Dewi
67
Episode 67 : Bertemu Teman Lama
68
Episode 68 : Tamu dari Bogor
69
Episode 69 : Please Bantu Favorit
70
Episode 70 : Doa dari Abah
71
Episode 71 : Perhiasan Dunia
72
Episode 72 : USG
73
Episode 73 : Merancang Acara 7 bulanan
74
Episode 74 : Orang Tak Dikenal
75
Episode 75 : Bonus Readers
76
Episode 76 : Ternyata Dewi
77
Episode 77 : Pantang Menyerah
78
Episode 78 : Mencari Tahu
79
Episode 79 : Titik Terang
80
Episode 80 : Melahirkan Dalam Gudang
81
Episode 81 : Agam Abdullah Pratama
82
Episode 82 : Penangkapan Dewi
83
Episode 83 : Promo
84
Episode 84 : ASI Baby Agam
85
Episode 85 : Melewati Masa Kritis
86
Episode 86 : Susah ASI
87
Episode 87 : Bertambah Kebahagiaan
88
Episode 88 : Begadang oh Begadang
89
Episode 89 : Kedatangan Kartono
90
Episode 90 : Dewi Sekarat
91
Episode 91 : Minta Dukungan
92
Episode 92 : Nafas Terakhir
93
Episode 93 : Melebarkan Sayap
94
Episode 94 : Menghadiri Acara Pernikahan
95
Episode 95 : Kado Pernikahan
96
Episode 96 : Honeymoon ala Tasya
97
Episode 97 : Akhirnya???
98
Episode 98 : Mandi Bersama
99
Episode 99 : Kawan Lama
100
Episode 100 : New House Full of Blessing
101
Episode 101 : Cerita Indah
102
Episode 102 : Indah yang Memprihatinkan
103
Episode 103 : Wanita Ular itu Rosa
104
Episode 104 : Tangisan seorang Ibu
105
Episode 105 : Kabar Duka
106
Episode 106 : Tangisan Terakhir
107
Episode 107 : Kedatangan Kevin
108
Episode 108 : Promo
109
Episode 109 : Ada apa dengan Mas Nathan?
110
Episode 110 : Kecemburuan Michelle
111
Episode 110 : Kecemburuan Michelle
112
Episode 111 : Rencana Terselubung Pak Burhan
113
Episode 112 : Tamu Tak Diundang
114
Episode 113 : Keluarga Bahagia
115
Episode 114 : Bertemu Indah di Cafe
116
Episode 115 : Wajah Asli Indah
117
Episode 116 : Ketegasan Michelle
118
Episode 117 : Michelle mulai Protes
119
Episode 118 : Pernyataan Perasaan Indah
120
Episode 119 : Satu Tahun Agam
121
Episode 120 : The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!