Menatap saudara-saudaranya saing bertarung dengan kata-kata pedas, Tante Arka, Serrly berkata dengan tidak kalah pedas.
"Ahahaha.... Aku memikirkannya, dua Kakakku ini memang tidak ada yang benar, kalian sama-sama tukang Selingkuh namun sok menjadi orang suci? Sungguh terlalu, yang bisa Kak Andreas dan Kak Lucas lakukan hanyalah membuat malu Keluarga. Sebagain pria tidak bisa menjaga dirinya, tidak mengunakan otaknya hanya mengunakan bagian bahasanya saja untuk berpikir,"
"Tutup mulutmu, Serrly!!" Kata Lucas dengan kesal.
"Kenapa Kak Lucas marah? Aku hanya mengatakan kenyataan. Laki-laki memang tidak bisa diharapkan, kalian tidak bisa setia. Lihat Suamiku ini, dia hanya memilikiku dan mencintaiku seorang, tidak seperti kalian berdua yang sangat mudah tergoda dengan beberapa wanita murahan. Aku benar-benar cukup kasihan dengan Kakak Ipar Aurora dan Almarhum Kakak Ipar Ana, astaga sangat malang kalian harus menikah dengan Kakak-kakakku yang seperti ini, sebagai seorang wanita aku mengerti bertapa susahnya memiliki Suami yang suka berselingkuh, aku benar-benar sangat berduka cita, untuk Para Kakak Ipar. Benar bukan sayang?'" kata Serrly terlihat menunjukan wajah sedihnya, lalu meminta persetujuan Suaminya.
"Ya, aku hanya memikimu dalam hatiku,"
Arka melihat bagaimana Tantenya Serrly itu sangat pandai dalam memperkeruh suasana, jika kata-kata bisa membunuh mungkin Ayahnya dan Paman Lucas sudah mati sekarang.
Mati karena malu.
"Adik Ipar, jangan bicara seperti itu soal Kakakmu Anderas," kata Laura mencoba membela suaminya.
"Astaga Kakak Ipar, aku tidak mengira kamu ternyata masih berani datang ke rumah utama ini, padahal awalnya kamu hanya Selingkuhan astaga, aku tidak mengira dunia bisa begitu kejam, aku benar-benar sangat sedih memikirkan Almarhumah Kakak Ipar Ana di alam sana, tidakkah dia akan sedih melihat posisinya di gantikan oleh wanita murahan ini?"
Tentu saja, Serrly juga tidak menyukai Istri Kakak tertuanya ini, menurutnya dari awal ketika wanita itu masuk, dirinya bisa melihat sekema dari balik wajah polosnya
"Serrly!! Kamu berani tidak sopan pada Istriku!" Kata Andreas marah.
Ya, suasana meja makan terlihat semakin panas, diam-diam Arka menikmati pertunjukan ini.
BRAKKKK
Suara meja di banting membuat semua orang mengalihkan pandangannya,
"Diam kalian semua, tidak bisakah kalian duduk tenang untuk makan malam?" Kata Abraham Kakek Arka, dengan nada dingin dan penuh emosi.
"Benar, apa kalian tidak bisa berhenti bertengkar bahkan dalam Acara bahagia ini? Ingat, ini adalah Acara Penjamuan Makan untuk merayakan Pernikahan, Cucu dari Keluarga William yang terhormat, Arka William dan Viola Anggaraini," kata Nenek Arka dengan nada marah juga.
Akhirnya meja makan menjadi tenang, dan tidak ada yang berbicara.
Semakin banyak berbicara, semakin banyak aib masing-masing anggota Keluarga di kelurakan satu demi satu.
Tanpa banyak percakapan, Acara itu berakhir dengan tenang, dan satu persatu mulai keluar dari meja makan, setelah menyapa dan mengucapkan selamat para Arka.
Sampai sekarang hanya ada Kakek Nenek Arka, juga Arka dan Viola disana.
Nenek Arka lalu berkata pada Viola,
"Sudah, Viola jangan dengarkan kata-kata mereka tadi, mereka hanya bisa bicara omong kosong, dan selamat datang di Keluarga ini, Aku sangat senang akhirnya cucuku yang manja ini menikah, aku sempat khawatir tidak ada orang yang mau menikah dengannya, karena sikap manja dan kekanakannya ini, syukurlah sekarang ada kamu yang bisa menjaga Arka, aku benar-benar sangat lega, aku yakin kamu pasti bisa menjaga cucuku yang nakal ini dengan baik,"
"Nenek apa-apaan sih! Jangan membuatku terlihat memalukan didepan Viola!!"
Namun Nenek Arka mengabaikan kata-kata Arka, lanjut berbicara pada Viola.
"Viola kamu sungguh sangat sabar selama bertahun-tahun ini mengasuh cucuku ini. Aku saja sampai lelah melihat kelakuannya. Sekarang kamu benar-benar mampu mendapat hatinya, kamu harus menjaga Arka juga dimasa depan dengan baik sebagai Istrinya,"
"Baik Nyonya Besar," kata Viola dengan nada datar.
"Kamu ini, sekarang kamu bukan lagi pelayan tapi sudah bagian Keluarga ini, panggil Aku Nenek,"
"Baik, Terimakasih Nenek." Kata Viola dengan sopan.
Sekarang tinggal Kakek Arka yang belum bicara, dia lalu berdiri didepan Arka.
Masih saling tatap dalam perang dingin pada Arka.
Namun segera Nenek Arka, mengikutnya,
"Suamiku, kamu ini jangan diam saja, cepat katakan sesuatu pada Arka,"
Setelah mengela nafas panjang, Kakek Arka lalu mulai berbicara,
"Sekarang kamu sudah menjadi seorang Suami, jadi bertanggung jawablah pada Istrimu, perlakukan dia dengan baik, jangan pernah mencoba meniru cara Ayah atau Pamanmu itu yang brengsek. Kamu harus bertanggung jawab atas Pernikahanmu sendiri dan menjaga Viola dengan baik,"
Mendengar kata-kata yang terkesan dingin, namun sebenarnya hangat itu, Arka merasa lega.
Sebenarnya awalnya Kakeknya juga kurang setuju dengan Pernikahannya ini, mungkin Neneknya yang berhasil membujuknya.
"Tentu saja, Kakek. Arka akan selalu menjaga Viola, hanya akan ada Viola wanita satu-satunya dalam hatiku, tidak akan pernah ada orang lain."
Setelah saling tatap dalam diam dengan Kakeknya itu, lalu Kakeknya segera pergi bersama dengan Neneknya, sekarang hanya tinggi Viola dan Arka.
Viola mulai berkomentar,
"Apakah biasanya Pertemuan Keluarga Besar selalu seperti ini?"
"Ah, benar, kamu tidak pernah ikut Penjamuan Keluarga William bukan? Memang, pertemuan selalu seperti ini, jika kata-kata bisa membunuh mereka sudah lama mati, ini selalu di ulang setiap kali ada pertemuan, mereka selalu mencari tempat untuk saling menjatuhkan dan menyinggung orang,"
"Pantas saja Tuan Muda tidak suka dengan acara seperti ini,"
"Tapi sebenarnya ada bagusnya juga, aku cukup menikmati bagaimana wajah Ayahku dan Ibu Itu pucat karena marah sekaligus malu, ya ampun pemandangan yang begitu bagus,"
"Tuan Muda benar-benar sangat menyukai menonton Drama,"
Arka lalu sedikit tertawa, lalu dia kemudian ingat sesuatu.
"Mari kita segera ke Rumah Sakit menjenguk adikku, dia pasti sendirian di sana. Coba telepon Kepala Pelayan di Rumah Ayahku, dia pasti tau Adikku di Rumah Sakit mana,"
"Baik Tuan Muda,"
Dengan itu, Viola langsung mengambil ponselnya, dan menelepon kepala pelayan, dan tidak beberapa lama Viola mendapatkan alamat Rumah Sakit Adik Arka.
"Dia di Rumah Sakit X milik Keluarga, katanya dia tidak terluka parah hanya beberapa cedera ringan, tidak ada yang membahayakan, namun dia tetap harus di Rawat di Rumah Sakit untuk memantau lagi apakah memang tidak ada cidera serius atau tidak nantinya,"
"Itu bagus, kalau Louise tidak apa-apa. Mari kita segera kesana,"
Dengan itu, setelah menyuruh supir menyiapkan mobil, Arka dan Viola menuju Rumah Sakit.
Ketika sampai di Rumah Sakit, tentu saja para perawat dan pegawai disana mengenali wajah Tuan Muda Arka.
Itu karena dimasalalu Tuan Muda ini akan sering keluar masuk Rumah Sakit, entah habis dipukuli orang atau karena memukuli orang hingga masuk Rumah Sakit.
Soal Tuan Muda Arka kenapa disana, tentu saja beberapa perawat sedikit heran.
Salah satu pegawai yang berada di dekat pintu depan menatap dengan heran ketika Arka masuk.
Tentu saja dia heran, dia lalu bertanya, pada teman di sebelahnya,
"Kabarnya, hari ini adalah Hari Pernikahan Tuan Muda Arka Kenapa dia berada disini?"
"Kabarnya Tuan Muda Louise masuk Rumah Sakit Sore ini,"
"Eh? Tuan Muda Louise? Namun kenapa Tuan Muda Arka disini? Tidak mungkin untuk menjenguknya kan? Aku dengar hubungan Tuan Muda Arka dan Tuan Muda Louise itu buruk,"
"Ya, ini soal pertikaian soal Ahli waris bukan? Aku dengar itu karena Tuan Muda Louise begitu baik dalam segala hal sejak dia kecil, prestasinya juga baik, bisa dibilang seorang jenius, semua orang memuji bagaimana Tuan Muda Louise ini sangat sempurna, sangat berbeda dengan Tuan Muda Arka yang suka membuat masalah dan memiliki prestasi buruk,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Parwati amiin Parwati
critanya bagus kok
2022-09-21
1
Umi Ningsih Mujung
😘😘
2022-07-10
0