Episode 3: Keluarga Besar William

Setelah Arka selesai mandi, mereka berdua segera keluar dari Kamar Mandi, Viola membantu Arka untuk memilih baju yang akan Arka pakai nanti.

"Apakah Tuan Muda mau memakai pakaian santai dulu atau memakai set langsung untuk nanti?"

Arka melihat jam tangannya, sudah jam enam.

"Seharusnya masih satu jam lagi, aku akan memakai bajunya dulu, Jasnya bisa nanti,"

"Baik."

Viola lalu mengambil set pakaian untuk Arka, mengambil kemeja untuk dipakai Arka, membantunya mengancingkan kemeja itu.

Ekpersi Viola masih seperti biasanya, hanya Arka yang meresap jarak mereka terlalu dekat dan merasa malu sendiri.

Mencoba dengan susah payah mengendalikan dirinya.

Tidak lama, Viola selesai dia lalu mengabil pengering rambut untuk mengeringkan rambut Arka yang agak basah itu.

Arka menikmati perlakuan ini dengan santai karena memang Viola terkadang akan melayaninya seperti ini.

Ketika duduk di Sofa kamar, Arka sekarang baru menyadarinya.

Melihat dekoratif di kamar....

Ini...

Lalu melihat kearah tempat tidur yang tidak diperhatikannya dari tadi.

Kamar ini sudah di rancang sebagai kamar pengantin baru, dan tentu saja di tempat tidur ada bunga mau berbentuk love disana yang ditata dengan indah.

Melihat nanti malam adalah 'Malam Pertama' mereka, wajah Arka sekali lagi memerah.

"Tuan Muda, apa yang ada pikirkan?"

"Ah... Di tempat tidur itu...."

Viola lalu menatap kearah tempat tidur.

"Nanti akan saya bereskan, bunga-bunga itu cukup menaggu bukan?"

"Bukan. Bukan seperti itu, Ah kamu tidak mengerti."

"Sebelumnya sebenarnya ada hal seperti itu juga di kamar mandi,"

"Lalu kamu apakan itu?"

Viola menjawab dengan datar,

"Tentu saja di buang, apa lagi?"

Raut wajah Arka menjukan kekecewaan.

"Viola!! Kamu tidak mengerti!!"

"Ada apa memangnya?"

"Sudah lupakan saja, hpmh." Kata Arka dengan kesal.

Waktu berjalan dengan cepat, hingga hampir saatnya untuk makan malam.

Arka lalu teringat sesuatu, menatap kearah Viola.

"Viola, kamu... Kamu memakai baju seperti ini?"

Viola sekarang baru ingat kalau dirinya masih memakai baju casual bisa, set kemeja dan celana yang dirinya biasa pakai saat melayani Arka.

"Benar juga, sebaiknya aku berganti baju,"

"Tunggu dulu, aku memiliki sesuatu untukmu,"

Arka membuka laci di mejanya, disana ada sebuah kotak, lalu mengeluarkannya, menyerahkannya pada Viola.

"Tuan Muda ini..."

"Bukalah,"

Didalamnya ada satu set Gaun yang cukup indah dan mewah.

Gaun itu memiliki lengan sampai siku, dan rok cukup pendek sampai lutut, juga ada set sepatu, dan aksesoris rambut yang serasi dengan gaun itu.

Lalu Arka mengambil satu kotak lagi, kotak cukup kecil didalamnya ada perhiasan yang terlihat cukup mewah.

"Tuan Muda itu...."

"Pokoknya pakai saja gaun itu, dan perhiasan ini aku akan membantumu untuk memakainya."

"Aku merasa tidak akan cocok memakai pakaian seperti ini."

"Sudahlah, ini permintaan Tuan Muda mu? Oke? Lagipula sebagai Istriku sekarang, apalagi menghadapi Keluarga Besar, kita tidak bisa membuat malu diri kita sendiri,"

"Baiklah aku akan memakainya. Namun kalung itu... Sebaiknya saya memakai set perhiasan saat Pernikahan tadi saja,"

Arka mengambil kalung liontin dengan tatanan batu Ruby merah dan permata yang indah disana.

"Tidak kamu harus memakai ini."

"Tapi bukankah itu Perhiasan milik Almarhum Ibunda Tuan Muda? Ini hal-hal berharga peninggalan beliau,"

"Tentu saja ini berharga, kamu sekarang adalah Istriku, kamu bisa memakai semua perhiasan peninggalan Ibuku, lagipula itu tidak dipakai, seolah aku bisa memakainya."

"Tapi Tuan Muda itu...."

"Sudah pokoknya pakai saja, Ibuku juga pasti akan senang disana jika peninggalannya di pakai oleh menantunya,"

"Tapi aku hanya Istri Kontrak Tuan Muda,"

"Apapun itu kamu tetap Istriku!! Pokoknya pakai saja!"

####

Setelah selesai berganti baju Viola dan Arka lalu menuju ke Ruang Makan Keluarga.

Desain Rumah Keluarga William cukup besar, seperti Desain Istana-istana kerajaan jaman Eropa kuno, ini juga terdiri dari bangunan-bangunan terpisah, yang juga di tinggali oleh masing-masing Keluarga, seperti Paman atau Tante Arka.

Bangunan Ruangan Kamar Arka terletak di bangunan Utama, ini membuat cukup mudah bagi Arka ke ruang makan utama.

Arka memang memiliki posisi cukup spesial dalam Keluarga ini, dia adalah Kesayangan Kakek dan Neneknya, karena Ibunya meninggal lebih awal.

Itu juga yang membuat orang-orang lain iri padanya, karena dalam Keluarga William, Prestasi adalah segalanya agar namanya di akui dalam Keluarga ini.

Jika tidak memiliki prestasi dan reputasi, seseorang tidak akan di anggap di Keluarga ini, Kakek dan Nenek Arka cukup ketat soal hal-hal ini, namun Arka adalah pengecualian.

Walaupun dia tidak memiliki prestasi apapun, dia tetap mendapatkan perlakuan spesial.

Namun belakangan terdengar kabar Kakek Arka sangat tidak puas dengan Arka, karena semakin kesini selain prestasi Akademiknya buruk, dia juga tidak pandai apapun. Cukup menyesal bagaimana sejak kecil memajakan Arka.

Melihat Arka sepertinya kehilangan dukungan dari Kakeknya, ini merupakan kesempatan bagus bagi semua orang untuk menjatuhkannya.

Dalam perebutan kekuasaan di Keluarga William, Arka yang tidak bisa apa-apa dan selalu di dukung Kakek dan Neneknya itu menjadi batu sandungan untuk semua orang.

Beberapa orang khawatir, walaupun Tuan Muda ini tidak bisa apa-apa dia akan tetap menjadi Pewaris Perusahaan William Group, berkat Kakek dan Neneknya yang merupakan pemegang kendali utama Perusahaan sangat menyayanginya.

Ketika sampai di koridor utama, Arka dan Viola bertemu sosok-sosok yang familier, itu adalah Andreas William, Ayah Kandung Arka, dan Laura William, Ibu Tiri Arka.

Walaupun sosok-sosok itu familiar, Arka tidak berniat untuk menyapanya.

Namun begitu Arka lewat, suara kritikan dari Ibu Tiri Arka keluar.

"Lihat itu, sayang, Putramu itu semakin kesini semakin tidak sopan bukan? Dia tidak tahu bagaimana menghormati yang lebih tua, hah apa ini pengaruh dari Pelayannya itu? Sungguh, dia itu sangat berani untuk menikahi seorang Pelayan Jelek, benar-benar membuat malu Keluarga bukan?" Kata Laura dengan nada arogannya.

"Aku juga tidak mengerti seleranya itu, kenapa dia menikahi Pelayannya sendiri, apalagi dengan wajah Pelayannya seperti itu, benar-benar membuat malu Keluarga," kata Andreas dengan nada dingin.

Arka yang awalnya hanya ingin segera lewat, lalu berbalik dengan marah.

"Kalian jangan bicara sembarangan! Soal dengan siapa aku menikah, itu tidak ada hubungan dengan kalian, urusi saja urusan kalian sendiri," kata Arka dengan nada dingin.

"Arka! Kamu ini semakin tidak sopan pada kami, bagaimanapun Kami masih orang tuamu! Dan lihat, Pelayan ini juga menjadi tidak sopan sekarang, dan tidak menyapa kami? Astaga, lihat pakaian yang dia pakai sekarang... Sungguh sangat tidak cocok, dia lebih cocok memakai pakaian Pelayan," kata Laura dengan nada penuh hinaan.

Arka menjadi semakin geram dengan kata-kata Ibu tirinya itu.

"Nyonya Laura, lihat siapa yang kamu ajak bicara sekarang, Viola sekarang adalah Istriku, bukan lagi pelayan, Jaga bicara mu, mumpung aku masih bisa bersikap sopan,"

"Sayang, lihat anak ini!? Dia bilang dia bersikap sopan? Dia bahkan tidak menghargai kita."

Anderas juga menjadi emosi melihat kelakuan Putranya itu.

"Arka mana sopan santun mu!"

"Lihat, juga sayang, Pelayan ini sekarang berani memakai Perhiasan Mendiang Istrimu, ya ampun ya ampun, dia benar-benar terlihat sangat matre sekali, bagaimana Arka bisa menikahi wanita seperti ini? Pasti sudah sejak lama Pelayan ini mengincarnya,"

Tentu saja Laura tahu Kalung Ruby merah ini, ini adalah sebuah Kalung warisan Keluarga William, yang merupakan simbol dari Keluarga William, dikatakan Kalung ini hanya di berikan pada Menantu Perempuan kesayangan dalam Keluarga secara turun temurun, sebelumnya Kalung ini di berikan oleh Nenek Arka pada Menantu Kesayangannya, yaitu Ibu Kandung Arka.

Kalung yang merupakan simbol dari Nyoya Keluarga William yang terhormat. Sudah sejak lama dirinya mengiginkan kalung ini, namun bahkan setelah dirinya menikah bertahun-tahun dengan Andreas William, dirinya tidak pernah diberikan kalung itu, ataupun diijinkan memakainya, itu hanya di pajang di ruang perhiasan Keluarga William selama bertahun-tahun.

Bagaimana sekarang Menantu murah yang baru saja dinikahi Putra tirinya ini mendapatkan kalung wasiat itu?

Hanya rasa kekesalan yang tersisa.

Arka malah tertawa mendengar kata-kata Ibu Tirinya itu.

"Kalung ini? Ini jelas pemberian Nenek pada Ibu kandungku, itu adalah milik Ibuku. Dan Nenek sendiri yang bilang, karena Ibuku sudah meninggal, Kalung itu pasti akan di wariskan pada Menantunya kelak, dan tentu saja Aku adalah Putra Ibuku satu-satunya, dan saat ini Viola adalah Istriku, siapa lagi yang lebih berhak memakainya dari pada Istriku? Ah, jangan bilang, Nyonya Laura mengiginkannya? Hah? Jangan bermimpi memiliki barang-barang Ibuku," kata Arka dengan nada arogannya itu, membuat Lauda menjadi semakin marah.

"Arka!! Kamu ini hanya menikahi seorang Pelayan Jelek namun kamu menjadi begitu sombong? Apa yang baik dari Pelayan ini hah? Apakah matamu buta? Dia hanya wanita murahan, dan tidak layak memakai Kalung berharga dari Keluarga William,"

Arka sekali lagi tertawa mendengar hal itu dari mulut Ibu Tirinya itu.

"Astaga, Nonya Laura, sekarang anda berani menghina Istriku? Apakah anda tidak berkaca? Dari mana asal Anda sebelumnya? Anda tidak ingat bagaimana anda mengoda Ayahku di tempat tidur agar dia menikahimu setelah Ibuku meninggal?"

"Arka jangan bicara langcang seperti itu pada Ibumu!"

"Ahahahaha.... Sungguh Lucu sekali Ayah tidak maksudku Tuan Andreas, aku hanya mengatakan yang sebenarnya bukan? Itu tidak salah bagaimana wanita ini merayumu di tempat tidur!! Ini adalah fakta yang diketahui oleh semua orang, jika dari awal dia adalah Selingkuhanmu! Seorang wanita murahan yang mengodamu!!"

Begitu emosi dengan ucapan Putranya, Andreas memukul wajah Arka sampai lebam.

"Ayah!! Kamu berani memukulku karena Wanita murahan ini??"

"Arka kamu jangan sembarang!!"

"Istrimu dulu itu yang berani menghina Istriku! Disini tidak ada yang berani mengatakan hal yang tidak-tidak soal Viola!"

Udara disana menjadi semakin panas, karena baik Arka atau Ayahnya telihat emosi.

Di tengah keadaan panas ini, ternyata ada orang lain yang melihatnya, melihat Ayah dan Anak ini bertengkar tiba-tiba membuat dua orang yang menonton itu menjadi begitu bersemangat.

Sebuah tawa muncul, disana membuat Arka dan Anderas memalingkan wajahnya pada suara itu,

"Lihat itu sayang, Ayah dan Anak itu, sebenarnya memiliki selera rendahan yang sama, yang sama-sama menyukai wanita kelas bawah, Sang Ayah menikahi Sekertarisnya sendangkan Sang Anak menikahi, seorang Pelayan." Itu adalah suara seorang wanita yang merupakan Tante Arka, bernama Aurora.

"Kamu benar sayang, aku tidak mengerti bagaimana Kakakku bisa memiliki selera rendahan ini, dan lagi selera rendahan ini menurun pada Putranya, sungguh tidak Ayah atau Anak, sama-sama memiliki selera rendahan yang hanya membuat malu Keluarga William, namun sekarang mereka berdua malah berdebat mana yang lebih unggul? Astaga, Astaga benar-benar Ayah dan Anak tidak tahu malu." Kata Paman Arka, yang juga merupakan adik Anderas bernama Lucas William.

"Benar, sekali. Mereka seperti itu bagaimana mereka tidak merusak garis keturunan Keluarga William yang terhormat ini? Sungguh ironis." Kata Aurora lagi.

"Aku segungguhnya cukup malu memiliki Kakak seperti ini,"

Tentu saja mendegar kata-kata pedas dari mereka berdua membuat Ayah dan Anak itu menjadi begitu emosi.

"Lucas!! Kamu berani seperti itu pada Kakakmu??"

"Paman Lucas dan Tante Aurora jangan bicara sembarangan soal Aku!!"

Viola melihat suasana sepertinya bisa menjadi diluar kendali, segera mencoba menengangkan mereka, dia angkat bicara.

"Tuan dan Nyonya, sebentar lagi Penjamuan akan dimulai, jika kalian terus di sini, apakah ini Tidak akan menyinggung perasaan Tuan Besar? Dia sudah menunggu di Ruang Makan,"

Tentu saja mereka tahu siapa yang di maksud Viola dengan Tuan Besar, ini adalah Kakek Arka, Abraham William, Kepala Keluarga William saat ini.

Orang-orang disana yang awalnya tegangan itu, akhirnya sadar akan hal-hal yang menunggu mereka kenapa mereka kesini.

Mencoba meredakan emosinya, Ayah Arka dan Ibu Tiri Arka segera berjalan pergi dulu memuji ruang makan tidak jauh dari sana, disusul oleh Paman dan Tante Arka.

Meninggalkan Arka disana dengan Viola.

Arka menghela nafas panjang, terlihat lelah,

"Itulah kenapa aku sangat benci Pertemuan Keluarga,"

"Tuan Muda harus bersabar,"

"Owh iya, aku ingat sesuatu kamu seharusnya tidak lagi memangil mereka dengan sebutan Tuan dan Nyonya, sekarang kamu adalah Istriku, panggil saja mereka Paman dan Tante, dan soal Ayahku.... Kamu bisa memanggilnya apa saja, dan soal Ibu Tiriku, panggil saja dia sama seperti aku memanggilnya,"

"Aku rasa aku akan memikirkannya nanti, lagipula aku tidak memiliki begitu banyak keberanian seperti Tuan Muda yang paling bisa menyinggung semua orang,"

Arka hanya bisa pasrah mendegar keluhan dari Istrinya itu.

Ini baru permulaan, mungkin dimasa depan akan ada hal-hal yang lebih merepotkan.

Namun bagaimana jika Viola sampai tertindas sekarang?

Tidak, jangan sebut dirinya Tuan Muda Arka jika tidak bisa melindungi Istrinya sendiri.

'Lihat saja, akan ada waktunya mereka tahu kehebatan Tuan Muda ini, hingga tidak ada yang berani menentangku seperti ini lagi, hpmh,' pikir Arka.

Ya, sekarang dirinya sudah menikah, tidak bisa lagi bersikap seperti sebelumnya, atau Viola juga akan dalam bahaya.

Ya, dirinya berniat untuk berubah agar bisa melindungi Viola.

#####

Bersambung

Terpopuler

Comments

Umi Ningsih Mujung

Umi Ningsih Mujung

😘😘😘

2022-07-07

0

Siti Mariam

Siti Mariam

semangat tuan muda Arka....

2022-06-07

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Tuan Muda Yang Terbuang
2 Episode 2: Pelayan Perfeksionis
3 Episode 3: Keluarga Besar William
4 Episode 4: Makan Malam Keluarga William
5 Episode 5: Adik Yang Sempurna (Part 1)
6 Episode 6: Adik Yang Sempurna (Part 2)
7 Episode 7: Malam Pertama (Part 1)
8 Episode 8: Malam Pertama (Part 2)
9 Episode 9: Hal-hal Memalukan di Pagi Hari
10 Episode 10: Sebuah Trauma
11 Episode 11: Kenangan Buruk (Part 1)
12 Episode 12: Kenangan Buruk (Part 2)
13 Episode 13: Gosip di Kantor
14 Episode 14: Proyek Mencurigakan
15 Episode 15: Mengoda di Pagi Hari
16 Episode 16: Rapat Direksi
17 Episode 17: Bertaruh
18 Episode 18: Rahasia Keluarga William
19 Episode 19: Rencana Jahat
20 Episode 20: Mimpi Buruk
21 Episode 21: Istri Misterius Tuan Muda Arka
22 Episode 22: Para Fans Arka
23 Episode 23: Sebuah Pertayaan Mengejutkan
24 Episode 24: Keinginan Nenek Arka
25 Episode 25: Menggoda Viola
26 Episode 26: Sesuatu Yang Berharga
27 Episode 27: Mengoda di Kamar Mandi
28 Episode 28: Pertemuan tidak terduga
29 Episode 29: Pembicaraan Empat Mata
30 Episode 30: Rencana Masing-masing
31 Episode 31: Kyla William
32 Episode 32: Bersiap ke Pesta
33 Episode 33: Pesta Malam
34 Episode 34: Jebakan (Part 1)
35 Episode 35: Jebakan (Part 2)
36 Episode 36: Mabuk
37 Episode 37: Rasa Bersalah
38 Episode 38: Review
39 Episode 39: Keluarga Cavel
40 Episode 40: Kecurigaan
41 Episode 41: Kecurigaan (Part 2)
42 Episode 42: Menjadi Atasan
43 Episode 43: Pergi Ke Apotek
44 Episode 44: Membeli Hadiah
45 Episode 45: Memanjakanmu
46 Episode 46: Pertanyaan
47 Episode 47: Bersaing
48 Episode 48: Menjadi Keras Kepala (Part 1)
49 Episode 49: Menjadi Keras Kepala (Part 2)
50 Episode 50: Tidak akan membiarkannya
51 Episode 51: Bersemangat
52 Episode 52: Hambatan
53 Episode 53: Percaya
54 Episode 54: Keraguan
55 Episode 55: Rencana Keluarga Cavel
56 Episode 56: Tidak Apa-apa
57 Episode 57: Gadis Tanpa Ekpersi
58 Episode 58: Kabar Baik
59 Episode 59: Tidak Setuju
60 Episode 60: Heboh Sendiri
61 Episode 61: Perhatian Kecil
62 Episode 62: Masalalu Yang Hilang
63 Episode 63: Bagaimana cara memberitahunya?
64 Episode 64: Keinginan
65 Episode 65: Pekerjaan Tambahan
66 Episode 66: Penyelidikan
67 Episode 67: Ingatan Hari itu
68 Episode 68: Misteri Baru
69 Episode 69: Kelicikan
70 Episode 70: Misteri Rumah Lama
71 Episode 71: Kenyataan
72 Episode 72: Rencana Viola
73 Episode 73: Canggung
74 Episode 74: Masalah Keluarga Cavel
75 Episode 75: Rasa Malu
76 Episode 76: Ingin Pindah (Part 1)
77 Episode 77: Ingin Pindah (Part 2)
78 Episode 78: Memilih Apartemen
79 Episode 79: Pertemuan Tidak Terduga
80 Episode 80: Rumah Baru (Part 1)
81 Episode 81: Rumah Baru (Part 2)
82 Episode 82: Kemarahan
83 Episode 83: Terungkap
84 Episode 84: Tidak Bisa Menerima Ini
85 Episode 85: Pindah Rumah
86 Episode 86: Tidak Ingin Berpisah
87 Episode 87: Modus
88 Episode 88: Sebuah Janji
89 Episode 89: Kisah Masalalu
90 Episode 90: Masalah di Perusahaan
91 Episode 91: Mencari Rahasia
92 Episode 92: Mencari Rahasia (Part 2)
93 Episode 93: Kunci
94 Episode 94: Rencana Arka
95 Episode 95: Pilihan Terbaik
96 Episode 96: Respon Viola
97 Episode 97: Hal-hal Rumit
98 Episode 98: Hubungan Antara Saudara
99 Episode 99: Mengoda Viola
100 Episode 100: Ingin Mencoba
101 Episode 101: Kembali ke Kantor
102 Episode 102: Keinginan dan Keserakahan
103 Episode 103: Memilikimu
104 Episode 104: Kebersamaan
105 Episode 105: Kenyataan Pahit
106 Episode 106: Clarissa Cavel
107 Episode 107: Hasil Penyelidikan
108 Episode 108: Percakapan Rahasia
109 Episode 109: Keraguan
110 Episode 110: Mencari Keberadaanmu
111 Episode 111: Tidak Setuju
112 Episode 112: Sebuah Perpisahan
113 Episode 113: Hari-hari Tanpamu
114 Episode 114: Hal Yang Perlu di Selesaikan
115 Episode 115: Arti Sebuah Kepercayaan (Part 1)
116 Episode 116: Arti Sebuah Kepercayaan (Part 2)
117 Episode 117: Hari-hari Yang Hampa
118 Episode 118: Masing-masing Dari Kita
119 Episode 119: Cinta Kita
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Episode 1: Tuan Muda Yang Terbuang
2
Episode 2: Pelayan Perfeksionis
3
Episode 3: Keluarga Besar William
4
Episode 4: Makan Malam Keluarga William
5
Episode 5: Adik Yang Sempurna (Part 1)
6
Episode 6: Adik Yang Sempurna (Part 2)
7
Episode 7: Malam Pertama (Part 1)
8
Episode 8: Malam Pertama (Part 2)
9
Episode 9: Hal-hal Memalukan di Pagi Hari
10
Episode 10: Sebuah Trauma
11
Episode 11: Kenangan Buruk (Part 1)
12
Episode 12: Kenangan Buruk (Part 2)
13
Episode 13: Gosip di Kantor
14
Episode 14: Proyek Mencurigakan
15
Episode 15: Mengoda di Pagi Hari
16
Episode 16: Rapat Direksi
17
Episode 17: Bertaruh
18
Episode 18: Rahasia Keluarga William
19
Episode 19: Rencana Jahat
20
Episode 20: Mimpi Buruk
21
Episode 21: Istri Misterius Tuan Muda Arka
22
Episode 22: Para Fans Arka
23
Episode 23: Sebuah Pertayaan Mengejutkan
24
Episode 24: Keinginan Nenek Arka
25
Episode 25: Menggoda Viola
26
Episode 26: Sesuatu Yang Berharga
27
Episode 27: Mengoda di Kamar Mandi
28
Episode 28: Pertemuan tidak terduga
29
Episode 29: Pembicaraan Empat Mata
30
Episode 30: Rencana Masing-masing
31
Episode 31: Kyla William
32
Episode 32: Bersiap ke Pesta
33
Episode 33: Pesta Malam
34
Episode 34: Jebakan (Part 1)
35
Episode 35: Jebakan (Part 2)
36
Episode 36: Mabuk
37
Episode 37: Rasa Bersalah
38
Episode 38: Review
39
Episode 39: Keluarga Cavel
40
Episode 40: Kecurigaan
41
Episode 41: Kecurigaan (Part 2)
42
Episode 42: Menjadi Atasan
43
Episode 43: Pergi Ke Apotek
44
Episode 44: Membeli Hadiah
45
Episode 45: Memanjakanmu
46
Episode 46: Pertanyaan
47
Episode 47: Bersaing
48
Episode 48: Menjadi Keras Kepala (Part 1)
49
Episode 49: Menjadi Keras Kepala (Part 2)
50
Episode 50: Tidak akan membiarkannya
51
Episode 51: Bersemangat
52
Episode 52: Hambatan
53
Episode 53: Percaya
54
Episode 54: Keraguan
55
Episode 55: Rencana Keluarga Cavel
56
Episode 56: Tidak Apa-apa
57
Episode 57: Gadis Tanpa Ekpersi
58
Episode 58: Kabar Baik
59
Episode 59: Tidak Setuju
60
Episode 60: Heboh Sendiri
61
Episode 61: Perhatian Kecil
62
Episode 62: Masalalu Yang Hilang
63
Episode 63: Bagaimana cara memberitahunya?
64
Episode 64: Keinginan
65
Episode 65: Pekerjaan Tambahan
66
Episode 66: Penyelidikan
67
Episode 67: Ingatan Hari itu
68
Episode 68: Misteri Baru
69
Episode 69: Kelicikan
70
Episode 70: Misteri Rumah Lama
71
Episode 71: Kenyataan
72
Episode 72: Rencana Viola
73
Episode 73: Canggung
74
Episode 74: Masalah Keluarga Cavel
75
Episode 75: Rasa Malu
76
Episode 76: Ingin Pindah (Part 1)
77
Episode 77: Ingin Pindah (Part 2)
78
Episode 78: Memilih Apartemen
79
Episode 79: Pertemuan Tidak Terduga
80
Episode 80: Rumah Baru (Part 1)
81
Episode 81: Rumah Baru (Part 2)
82
Episode 82: Kemarahan
83
Episode 83: Terungkap
84
Episode 84: Tidak Bisa Menerima Ini
85
Episode 85: Pindah Rumah
86
Episode 86: Tidak Ingin Berpisah
87
Episode 87: Modus
88
Episode 88: Sebuah Janji
89
Episode 89: Kisah Masalalu
90
Episode 90: Masalah di Perusahaan
91
Episode 91: Mencari Rahasia
92
Episode 92: Mencari Rahasia (Part 2)
93
Episode 93: Kunci
94
Episode 94: Rencana Arka
95
Episode 95: Pilihan Terbaik
96
Episode 96: Respon Viola
97
Episode 97: Hal-hal Rumit
98
Episode 98: Hubungan Antara Saudara
99
Episode 99: Mengoda Viola
100
Episode 100: Ingin Mencoba
101
Episode 101: Kembali ke Kantor
102
Episode 102: Keinginan dan Keserakahan
103
Episode 103: Memilikimu
104
Episode 104: Kebersamaan
105
Episode 105: Kenyataan Pahit
106
Episode 106: Clarissa Cavel
107
Episode 107: Hasil Penyelidikan
108
Episode 108: Percakapan Rahasia
109
Episode 109: Keraguan
110
Episode 110: Mencari Keberadaanmu
111
Episode 111: Tidak Setuju
112
Episode 112: Sebuah Perpisahan
113
Episode 113: Hari-hari Tanpamu
114
Episode 114: Hal Yang Perlu di Selesaikan
115
Episode 115: Arti Sebuah Kepercayaan (Part 1)
116
Episode 116: Arti Sebuah Kepercayaan (Part 2)
117
Episode 117: Hari-hari Yang Hampa
118
Episode 118: Masing-masing Dari Kita
119
Episode 119: Cinta Kita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!