Ketika Arka dan Viola masuk ke ruang makan, disana sudah berkumpul banyak orang.
Arka menoleh kesamping, selain Paman Lucas dan Tante Aurora, sudah ada Putra mereka Galvin didalam.
Disamping Galvin, ada seorang wanita cantik yang Arka baru pertama kali lihat.
Disisi lainnya, sudah ada Paman dan Tante Arka yang lain, adik ke dua Ayahnya, bersama Putra mereka Robet.
Arka lalu duduk di dekat kursi Ayahnya, sudah ada kursi tambahan di samping tempat duduk Arka biasanya. Arka menyuruh Viola dulu untuk duduk disana.
Menoleh kesamping, disamping kuris Ibu Tirinya, ada sebuah kursi kosong.
'Dia belum datang?' pikir Arka penasaran.
Duduk memimpin di tengah meja, Kepala Keluarga William, yaitu Abraham William.
Tanpa memperdulikan beberapa orang yang belum datang, dia mulai membuka acara ini terlebih dahulu.
"Sepertinya sudah lengkap, karena Cucuku Arka dan Istrinya sudah datang, mari kita mulai makan malam ini," katanya dengan nada tenang.
Arka disana, tentu saja merasa ada yang kurang,
"Kakek, tapi adikku belum datang,"
Kakek Arka menatap tajam kearah Arka.
"Kita tidak perlu menunggunya, dia di Rumah Sakit sekarang, tadi siang dia terlibat beberapa Kecelakaan,"
Mendengar kabar ini tentu saja Arka menjadi kaget. Pantas saja dirinya tidak melihat adik tirinya itu. Hubungan antara dirinya dan adik tirinya cukup rumit.
"Apa? Di Rumah Sakit? Kenapa tidak ada yang bilang padaku?"
Lalu sebuah suara dingin dari Ibu Tirinya muncul,
"Jangan terlihat seolah kamu peduli,"
Arka menatap kearah Ibu Tirinya, lalu membalas ucapannya dengan dingin,
"Lalu jika dia di Rumah Sakit kenapa anda berada disini Nyonya Laura? Siapa yang menemaninya?"
"Dia bisa menjaga dirinya sendiri, itu tidak parah."
Mendengar kata-kata dingin itu, membuat Arka kesal.
Tetap saja, adiknya mengalami kecelakaan dan ini bukan saatnya untuk berpesta bukan?
Ya, tentu saja Arka cemas dengan keadaan adiknya ini, sebenarnya mereka cukup dekat walaupun menurut orang-orang mereka adalah musuh.
Arka lalu berdiri dari kursinya, tentu saja ini menarik perhatian semua orang.
"Arka kembali duduk!" Perintah Kakek Arka dengan tegas.
"Tapi, Kakek.... Adikku sedang di Rumah Sakit, ini bukan saatnya aku duduk dan menikmati pesta ini dengan tenang,"
"Ini acara Penjamuan untuk Pernikahanmu, duduklah dan jangan membuat masalah," kata Kakeknya lagi.
Melihat sepertinya tidak ada orang yang peduli bagaimana adiknya berada di rumah sakit, perasaan Arka menjadi cukup rumit dan kesal.
Viola lalu memberi isyarat agar Arka tenang dulu, Arka duduk, lalu dia mendegar Viola berbisik padanya,
"Tuan Muda tenang dulu, mari kita makan malam dulu sebentar, lalu setelah ini kita ke Rumah Sakit menjenguk Tuan Muda Louise, tidak ada gunanya membuat keributan disini, dan malah hanya membuat makan malam ini semakin lama,"
Arka lalu tidak lagi membuat keributan, makan malam itu dimulai dengan tenang, sambil menunggu pelayan menghidangkan hidangannya, beberapa orang mulai berbicara,
"Kakek, lihat ini adalah Kekasihku Yuliana Carmelia dari Keluarga Carmelia, dia sangat cantik bukan? Dia juga merupakan Putri dari salah satu rekan bisnis kita, Putri dari Keluarga Kaya yang terhormat, tidak seperti Istri seseorang yang merupakan seorang pelayan rendahan dan jelek pula," suara Galvin terlihat sekali menyingung Arka.
Gadis disamping Galvin, lalu tersenyum kearah Kakek Arka.
"Salam kenal Tuan Abraham William,"
Arka yang awalnya sedang memakam makanan didepannya, tiba-tiba menjadi begitu marah, menatap Galvin dengan penuh kebencian.
"Galvin! Jaga bicaramu!" Kata Arka kesal.
Suara lain bergabung dalam percakapan,
"Owh? Apakah Kak Arka marah? Tapi Kak Galvin hanya mengatakan hal-hal yang sebenarnya, tidak kurang dan tidak lebih, kenapa Kakak marah?" Itu adalah suara Robert yang mendukung Galvin.
Lalu berkata dengan tenang pada Galvin,
"Kak Galvin benar-benar memiliki selera yang bagus, tidak seperti selera seseorang yang buruk. Nona Yuliana sangat cantik. Salam kenal Nona, aku Robet William,"
Yuliana lalu tersenyum dan menjawab,
"Salam kenal juga,"
Tentu saja Arka masih sangat marah, namun Viola mencoba menenangkan Arka.
Salah satu Tante Arka Ibu Robert, adik dari Ayah Arka, lalu berkata,
"Ya ampun, aku sebenarnya cukup risih tiba-tiba harus makan dengan seorang Pelayan di Meja makan ini, aku melihat wajahnya saja, membuat selera makanku hilang, bukan begitu sayang?" Katanya sambil meminta dukungan pada suaminya.
"Itu benar."
Suara itu lalu didukung dari yang lain,itu adalah Aurora Tante Arka,
"Kamu benar Serrly, tiba-tiba aku kehilangan selera makan berkat melihat wajah mengerikan itu di meja makan, ya ampun dia bahkan Berani mengenakan Kalung Warisan Keluarga kita, astaga... Sangat tidak pantas untuk dia pakai,"
Terlihat jelas ada rasa kebencian ketika melihat Kalung Liontin Ruby simbol Keluarga William ini, dirinya Istri kedua dari Putra Keluarga William, namun juga tidak pernah diijinkan memakai kalung itu, itu dulu diberikan pada Kakak Iparnya, yaitu Ibu Arka, bahkan setelah Kakak Iparnya itu, mati dirinya tetap tidak bisa memakai kalung itu! Dan sekarang Kalung berharga itu dipakai oleh Pelayan jelek ini?
Ketika Aurora mengatakannya, Serrly, Tante Arka itu lalu menatap kearah Viola, awalnya dirinya tidak memperhatikannya, namun setelah melihat kearahnya, dia melihat kalung liontin Ruby di leher Viola.
Perasaannya menjadi cukup rumit.
"Ya ampun, Kak Aurora sangat benar sekali, bagaimana Kalung Berharga Keluarga William bisa dipakai oleh Pelayan jelek ini? Astaga, sangat meremehkan Keluarga William,"
"Kalian jangan bicara sembarangan, sekarang Viola adalah Istriku, bukan lagi pelayan." Kata Arka dengan marah.
Lalu menyusul sebuah surat dingin seorang wanita Tua.
"Aurora, Serrly, jaga bicara kalian. Viola adalah Istri Arka, dan soal Kalung itu, aku yang memberinya ijin untuk memakainya, itu awalnya adalah milik Ibu Arka, jadi tentu saja itu harus di wariskan dan diberikan pada Istri Arka, yaitu Viola."
"Ibu, kenapa Ibu malah membela menantu jelek ini, dari pada Putri Ibu sendiri? Harusnya Kalung itu kan bisa diberikan pada Menantuku dimasa depan, ketika cucu Ibu, Robet menikah kelak," kata Serrly dengan nada kesal.
"Serrly, kanapa semakin kesini kamu tidak patuh?" Kata Nenek Arka dengan nada dinginnya.
"Lagipula kenapa dari awal Ibu musti setuju dengan Pernikahan Arka dengan Pelayan ini? Ini benar-benar merusak reputasi Keluarga William kita. Benar bukan semua? Kalian juga tidak menyukai Pernikahan ini," kata Serrly lagi.
"Itu benar, Pernikahan ini benar-benar merusak reputasi. Baik Ayah atau Putranya benar-benar sama, tipe mereka adalah wanita-wanita kelas rendahan," Kata Lucas dengan dingin, menyetujui kata-kata adiknya, sambil menyingung Kakaknya, Andreas.
Andreas yang awalnya tidak ingin terlibat menjadi marah ketika adiknya Lucas mulai menyingung dirinya juga.
Lalu, tidak ingin kalah, dia juga mulai berkata dengan dingin,
"Lucas, adikku tersayang sebelum kamu bicara kenapa kamu tidak berkaca dulu? Lihat, mana sekarang Putri harammu itu? Apakah kamu tidak membawanya kesini? Apakah kamu malu menunjukan Putri hasil perselingkuhan mu itu, Ah? Ya ampun, pasti Adik Ipar sangat merasa sedih ketika memikirkan ini, lagipula semua orang disini sudah tahu soal anak harammu itu, tidak ada yang perlu disembunyikan,"
Sekarang wajah Lucas yang menjadi pucat, dia mencoba membela diri,
"Kamu!!! Jangan samakan aku denganmu! Tapi setidaknya Putriku itu adalah Putri dari Keluarga Kaya yang terhormat Ibunya berasal dari...."
Sebelumnya Lucas menyelesaikan perkataannya, dia mendapatkan tatapan kebencian dari Aurora.
"Lucas!!" Katanya dengan marah.
Arka yang melihat sekarang Paman Lucas terpojok itu, merasa senang.
Apa?
Semua orang di Kelurga William itu tidak ada yang benar.
Arka jadi ingat, memang, Pamannya Lucas ini punya anak haram hasil perselingkuhan dengan seorang Wanita dari Keluarga Kaya, namun dia adalah istri orang.
Kalau memikirkan soal rasa malu, sebenarnya Keluarga William sudah tidak lagi memiliki muka di hadapan Keluarga Kaya lainnya.
Melihat kelakuan Putra-putra Keluarga William yang tidak benar.
Ayahnya, dulu berselingkuh dengan Sekertarisnya.
Pamannya Lucas berani sekali berselingkuh dengan Istri Orang.
Padahal mereka berdua saat itu sama-sama memiliki seorang istri dari Keluarga Kaya yang terhormat.
Itulah yang membuat Kakeknya merasa tidak puas dengan kedua Putranya itu yang hanya bisa membuat malu Keluarga.
Benar-benar tidak ada kesetiaan sama sekali, berbeda dengan dirinya yang hanya menyukai Viola. Dirinya tidak akan menjadi seperti Ayahnya atau Pamannya yang brengsek ini.
Cintanya seumur hidup hanya untuk seorang wanita, yaitu Violanya, Istrinya sekarang, tidak ada wanita lain.
#####
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Parwati amiin Parwati
eee buset rumit amat tu keluarga
2022-09-21
1
Parwati amiin Parwati
eee buset rumit amat tu keluarga
2022-09-21
1
Umi Ningsih Mujung
😍😍
2022-07-10
0