BAB 5. CEMAS

Saat perjalanan pulang, Mahen sempat tertidur di dalam mobilnya. Dalam tidurnya, dia bermimpi, Devina menggendong seorang bayi laki-laki yang sangat tampan dan keduanya mengenakan pakaian serba putih.

Wajah Devina begitu bersih, dia tersenyum, melambaikan tangan, lalu berjalan, pergi meninggalkan Mahen dan Annisa.

Mahen berteriak sambil berlari, memanggil-manggil Devina agar kembali tapi Devina beserta putranya hilang seperti di telan bumi.

Sambil menggendong Annisa, Mahen terus saja berlari kesana-kemari, mencari Devina dan bayinya tapi yang dia lakukan sia-sia.

Mahen terus berteriak dalam mimpinya hingga suaranya terdengar nyata oleh sang supir. Pak sopir menghentikan mobil dan memberanikan diri untuk membangunkan majikannya.

"Pak...bangun Pak! Bangun," ucap Pak sopir sambil mengguncang bahu Mahen.

Mahen terbangun, dia menatap bingung ke arah Pak sopir, lalu bertanya, "Dimana istri dan bayiku Pak?"

"Bos...kita masih di mobil dan sedang dalam perjalanan pulang. Bos tadi bermimpi memanggil-manggil Nyonya," jawab Pak Sopir.

Mahen pun menarik nafas dalam, lalu mengucap istighfar, dia baru sadar jika dirinya, memang tadi sedang bermimpi.

"Ya sudah Pak, ayo kita lanjut. Saat ini istri saya pasti sudah sampai rumah," ucap Mahen.

Pak sopir pun kembali melajukan mobilnya, tapi pikiran Mahen jadi tidak tenang memikirkan mimpinya barusan.

Mahen mengambil ponsel dari dalam tas, lalu mengaktifkannya. Dia terkejut saat melihat banyak sekali panggilan tidak terjawab dari guru sekolah Annisa.

Kemudian Mahen menelepon balik nomor tersebut dan terdengarlah suara ibu guru Annisa di balik teleponnya menjawab, "Hallo Pak Mahen... saya ibu gurunya Annisa. Kenapa Annisa belum juga di jemput ya Pak? padahal, tadi saya sudah hubungi Bu Devina dan katanya beliau sedang dalam perjalanan kesini, tapi sampai saat ini belum juga sampai dan saya telephone lagi tidak tersambung. Saya kok jadi khawatir ya Pak, takut terjadi sesuatu di jalan," ucap Bu guru.

"Oh ya Bu, sebentar...saya coba hubungi ponsel istri saya lagi, barangkali sudah aktif dan saya juga akan hubungi mama di rumah. Soalnya istri saya, tadi memang lagi kurang sehat, barangkali dia sedang di klinik atau balik ke rumah. Masalah Annisa, biar saya sekarang juga yang menjemputnya Bu, kebetulan kami sedang dalam perjalanan pulang dan saat ini sudah berada tidak jauh dari sekolah. Terimakasih atas informasinya Bu, dan saya mohon maaf telah merepotkan ibu, hingga terlalu lama menunggu dan menemani Annisa," ucap Mahen, yang sebenarnya saat ini sedang cemas memikirkan Devina.

"Sama-sama Pak, kami tunggu kedatangan Pak Mahen secepatnya, karena saya juga harus segera berangkat ke kantor Dinas Pendidikan."

"Baiklah Bu."

Setelah mematikan ponselnya, Mahen langsung meminta Pak sopir agar putar balik menuju ke sekolah Annisa.

Mahen mencoba menelepon Devina, tapi tetap tidak tersambung. Pikirannya semakin kacau, diapun bermonolog, "Ayo angkat Yang... jangan buat aku khawatir. Mudah-mudahan mimpiku tadi bukan firasat buruk."

Mahen terus menelepon Devina tapi hasilnya tetap sama, lalu dia memutuskan untuk menelepon Dokter Maya, ternyata Bu Dokter mengatakan jika Devina sudah keluar dari klinik sekitar satu setengah jam yang lalu, katanya ingin menjemput Annisa di sekolah.

Mendengar hal itu Mahen semakin cemas, memang tadi saat Devina meneleponnya, dia juga mengatakan sudah akan meninggalkan klinik dan langsung menuju ke sekolah Annisa.

"Mbok Ijah...ya sekarang aku harus menelepon simbok, siapa tahu Devina balik ke rumah," monolog Mahen.

Kemudian Mahen segera menghubungi telepon rumah mereka, yang ada di dapur. Mbok Ijah yang mendengar suara telepon berdering segera meninggalkan pekerjaannya dan berlari untuk mengangkatnya.

"Hallo," sapa Mbok Ijah.

"Mbok ini Mahen, apa Non Devina di rumah?" tanya Mahen dengan harap cemas.

"Non Devina pergi jemput Non Nisa lho Tuan," jawab Mbok Ijah.

"Tapi Non Annisa belum ada yang jemput Lho Mbok, barusan gurunya telepon saya. Saya jadi cemas, kemana sebenarnya Devina? nggak biasanya dia pergi lama tanpa kabar dan mengabaikan putrinya seperti saat ini. Begini saja ya Mbok, jika nanti Non Vina kembali, cepat hubungi saya, ini saya lagi diperjalanan untuk menjemput Annisa," ucap Mahen.

"Oh ya Mbok... Mama Intan ada di rumah?"

"Nggak Tuan...nyonya Intan sedang pergi bersama teman-temannya, menghadiri acara amal, begitu yang simbok dengar tadi."

"Ya sudah Mbok, saya mau coba telepon Mama deh... barangkali Mama tahu dimana Devina saat ini."

Mahen memutus panggilan, lalu mencari nomor kontak Mama mertuanya. Kecemasannya semakin bertambah saat sang mama mengatakan bahwa ketika beliau berangkat, Devina masih di rumah.

Mama Intan juga khawatir, lalu dia memutuskan untuk pulang terlebih dahulu, meninggalkan acara yang belum selesai. Mama pulang menggunakan jasa ojol karena beliau ingin cepat sampai di rumah tanpa menyusahkan teman-temannya yang masih asyik mengikuti acara.

Dalam perjalanan, mama Intan menelepon Devani yang saat ini sedang di kampus, siapa tahu dia mengetahui keberadaan sang kakak.

"Hallo, ada apa Ma?" tanya Devani, saat dia mengangkat telepon dari mamanya.

"Van, kamu tahu Devina kemana?" tanya Mama Intan.

"Bukannya Devina di rumah Ma? tadi soalnya dia bilang sedang tidak enak badan dan minta tolong aku agar menjemput Annisa di sekolah. Tapi karena aku sedang ujian, aku jemputnya bakalan telat. Ini masih istirahat, nunggu ujian satu mata kuliah lagi. Barulah setelah selesai aku akan menjemput Annisa, pasti Devina sudah konfir 'kan kepada pihak sekolah jika aku datangnya telat," ucap Devani.

Mama bertambah cemas saat mendengar penjelasan dari Devani, lalu beliau meminta Abang ojol untuk putar arah dan menyusuri jalan menuju sekolah Annisa, berharap beliau akan mendapatkan petunjuk tentang keberadaan Devina.

Trias sahabat Devani dan Bastian, begitu mendengar kabar Devani kecelakaan segera bersiap, mengeluarkan motor Scoopy nya untuk berangkat ke rumah orang tua Devani.

Dia harus segera memberitahukan kabar ini kepada keluarganya. Trias yang sudah beberapa kali pernah diajak oleh Devani ke rumahnya, tidak merasa kesulitan lagi untuk menemukan alamat rumah di maksud.

Saat ini Trias sudah tiba di depan rumah besar milik orang tua Devani, lalu Trias segera menemui penjaga gerbang, "Permisi Pak!" sapa Trias.

"Oh...Non, siapa ya? teman non Devani 'kan?" tanya Sukri.

"Iya Pak, bapak ternyata masih ingat dengan saya."

"Tentu Non, Bapak selalu ingat dengan semua tamu yang pernah datang kesini. Non mau bertemu dengan siapa? tidak ada orang di rumah lho Non, semua pergi termasuk Nyonya Intan," ucap Pak Sukri.

"Oh ya Pak, jika begitu saya minta nomor telepon Mamanya Devani dong, soalnya ini darurat. Devani kecelakaan, keadaannya lumayan parah dan tidak sadarkan diri. Sekarang dia di bawa oleh teman saya ke rumah sakit Persada dan pihak rumah sakit ingin keluarganya secepatnya datang kesana guna menandatangani surat untuk kelanjutan tindakan perawatan dan pengobatan Devani."

"Sebentar Non, biar saya telepon Nyonya," ucap Pak Sukri yang ikut panik.

Beliau menghubungi nomor kontak Nyonya Intan dan memberitahukan tentang berita yang baru saja di sampaikan oleh Trias.

Bagaimanakah reaksi Nyonya Intan? ikuti terus yuk...dan jangan lupa ya beri dukungannya.

Episodes
1 BAB 1. KEMBAR TAPI BEDA PEMIKIRAN
2 BAB 2. PESAN TERSIRAT
3 BAB 3. KENANGAN TERAKHIR
4 BAB 4. SALAH MENGENALI
5 BAB 5. CEMAS
6 BAB 6. PENYESALAN DEVANI
7 BAB 7. MENCERITAKAN KEJADIAN
8 BAB 8. MENGHARAPKAN KEAJAIBAN
9 BAB 9. MENGHIBUR ANNISA
10 BAB 10. UNEK-UNEK HATI
11 BAB 11. KRITIKAN ANNISA
12 BAB 12. BERDUKA
13 BAB 13. PROSESI PENGURUSAN JENAZAH
14 BAB 14. MENJALANKAN AMANAH KAKAK
15 BAB 15. TERLALU PEDAS
16 BAB 16. MABUK
17 BAB 17. GURU DI RUMAH
18 BAB 18. MAMA BIMBANG
19 BAB 19. CEMBURU
20 BAB 20. MERASA PUNYA MAMA
21 BAB 21. PERSIAPAN MENYAMBUT TAMU
22 BAB 22. UNTUK KU SAJA
23 BAB 23. BERSAING
24 BAB 24. MENOLAK TAPI HATI TAK RELA
25 BAB 25. AKU BUKAN BARANG
26 BAB 26. NASEHAT PAPA EMIR
27 BAB 27. MAIN TEBAK-TEBAKAN
28 BAB 28. MERIJEK PANGGILAN
29 BAB 29. MEMBELIKAN GAUN
30 BAB 30. PERMINTAAN MAAF PAPA BASTIAN
31 BAB 31. NASEHAT MAHEN
32 BAB 32. MENCARI BASTIAN
33 BAB 33. MELAMAR LANGSUNG
34 BAB 34. KECEWA DAN SEDIH
35 BAB 35. UNTUNG SELAMAT
36 BaB 36. PENGOBATAN ALTERNATIF PATAH TULANG
37 BAB 37. BASTIAN PULANG
38 BAB 38. SETUJU MENIKAH
39 BAB 39. MENENTUKAN TANGGAL PERNIKAHAN
40 BAB 40. MEMBERI KESEMPATAN BERDUAAN
41 BAB 41. MENJELASKAN KESALAHPAHAMAN
42 BAB 42. KEMBALI MERAWAT DIRI
43 BAB 43. AKU BUKAN DIA
44 BAB 44. LEBIH BERSAHABAT
45 BAB 45. KESEPAKATAN BERDAMAI
46 BAB 46. TERNYATA SALAH DUGA
47 BAB 47. MEMBERI KESEMPATAN
48 BAB 48. PERHATIAN KECIL YANG MEMBAHAGIAKAN
49 BAB 49. SATU PERMINTAAN
50 BAB 50. MEMBELI PERLENGKAPAN PERNIKAHAN
51 BAB 51. SARAN HANSEN
52 BAB 52. BERUBAH LEBIH BAIK
53 BAB 53. MELAMPIASKAN KEKECEWAAN
54 BAB 54. HANYA BUTUH KEJUJURAN
55 BAB 55. BERZIARAH
56 BAB 56. KERJASAMA MENCARI INFO
57 BAB 57. CELAKA SAAT MENEMUI BASTIAN
58 BAB 58. MENGUSIR DAN MEMUKUL BASTIAN
59 BAB 59. MENDAPATKAN INFORMASI
60 BAB 60. MENOLAK MINUMAN BERALKOHOL
61 BAB 61. PERMINTAAN TERAKHIR BASTIAN
62 BAB 62. DI CULIK
63 BAB 63. MENCARI DEVANI
64 BAB 64. PERMINTAAN BASTIAN
65 BAB 65. MELACAK KEBERADAAN BASTIAN
66 BAB 66. BERHASIL MEMBEBASKAN DEVANI
67 BAB 67. KHAWATIR
68 BAB 68. SAH MENIKAH
69 BAB 69. HATI BASTIAN HANCUR
70 BAB 70. BULAN MADU DADAKAN
71 BAB 71. GAGAL BELAH DUREN
72 BAB 72. KEJUTAN ROMANTIS
73 BAB 73. DIPERSATUKAN LAHIR BATIN
74 BAB 74. KEJUTAN DARI MAMA
75 BAB 75. MENYENANGKAN HATI SUAMI
76 BAB 76. SALAH MAMA
77 BAB 77. PERTANDA BURUK
78 BAB 78. PENCULIKAN KEDUA
79 BAB 79. BERTEMU SAHABAT LAMA
80 BAB 80. BERUSAHA MENCARI JALAN KELUAR
81 BAB 81. MENYAMBANGI BASTIAN
82 BAB 82. SEKRETARIS GILA KARENA CINTA
83 BAB 83. MENCARI PETUNJUK
84 BAB 84. DI JUAL
85 BAB 85. TIRAI KASIH TERKOYAK
86 BAB 86. GELISAH
87 BAB 87. INSAF
88 BAB 88. MENYELIDIKI ASAL USUL
89 BAB 89. MEMERIKSA MAYAT TANPA IDENTITAS
90 BAB 90. ADA KEMAJUAN
91 BAB 91. CURIGA DENGAN ORANG DALAM
92 BAB 92. KECURIGAAN YANG TERBUKTI
93 BAB 93. MENEMUKAN JEJAK DEVANI
94 BAB 94. MEMINTA DATA DENGAN BANTUAN POLISI
95 BAB 95. NASI SUDAH JADI BUBUR
96 BAB 96. MEMBAWA DEVANI PULANG
97 BAB 97. MENDESAK PENGELOLA CLUB
98 BAB 98. TIDAK MENYANGKA
99 BAB 99. HADIAH TERINDAH DIBALIK KEIKHLASAN (TAMAT)
Episodes

Updated 99 Episodes

1
BAB 1. KEMBAR TAPI BEDA PEMIKIRAN
2
BAB 2. PESAN TERSIRAT
3
BAB 3. KENANGAN TERAKHIR
4
BAB 4. SALAH MENGENALI
5
BAB 5. CEMAS
6
BAB 6. PENYESALAN DEVANI
7
BAB 7. MENCERITAKAN KEJADIAN
8
BAB 8. MENGHARAPKAN KEAJAIBAN
9
BAB 9. MENGHIBUR ANNISA
10
BAB 10. UNEK-UNEK HATI
11
BAB 11. KRITIKAN ANNISA
12
BAB 12. BERDUKA
13
BAB 13. PROSESI PENGURUSAN JENAZAH
14
BAB 14. MENJALANKAN AMANAH KAKAK
15
BAB 15. TERLALU PEDAS
16
BAB 16. MABUK
17
BAB 17. GURU DI RUMAH
18
BAB 18. MAMA BIMBANG
19
BAB 19. CEMBURU
20
BAB 20. MERASA PUNYA MAMA
21
BAB 21. PERSIAPAN MENYAMBUT TAMU
22
BAB 22. UNTUK KU SAJA
23
BAB 23. BERSAING
24
BAB 24. MENOLAK TAPI HATI TAK RELA
25
BAB 25. AKU BUKAN BARANG
26
BAB 26. NASEHAT PAPA EMIR
27
BAB 27. MAIN TEBAK-TEBAKAN
28
BAB 28. MERIJEK PANGGILAN
29
BAB 29. MEMBELIKAN GAUN
30
BAB 30. PERMINTAAN MAAF PAPA BASTIAN
31
BAB 31. NASEHAT MAHEN
32
BAB 32. MENCARI BASTIAN
33
BAB 33. MELAMAR LANGSUNG
34
BAB 34. KECEWA DAN SEDIH
35
BAB 35. UNTUNG SELAMAT
36
BaB 36. PENGOBATAN ALTERNATIF PATAH TULANG
37
BAB 37. BASTIAN PULANG
38
BAB 38. SETUJU MENIKAH
39
BAB 39. MENENTUKAN TANGGAL PERNIKAHAN
40
BAB 40. MEMBERI KESEMPATAN BERDUAAN
41
BAB 41. MENJELASKAN KESALAHPAHAMAN
42
BAB 42. KEMBALI MERAWAT DIRI
43
BAB 43. AKU BUKAN DIA
44
BAB 44. LEBIH BERSAHABAT
45
BAB 45. KESEPAKATAN BERDAMAI
46
BAB 46. TERNYATA SALAH DUGA
47
BAB 47. MEMBERI KESEMPATAN
48
BAB 48. PERHATIAN KECIL YANG MEMBAHAGIAKAN
49
BAB 49. SATU PERMINTAAN
50
BAB 50. MEMBELI PERLENGKAPAN PERNIKAHAN
51
BAB 51. SARAN HANSEN
52
BAB 52. BERUBAH LEBIH BAIK
53
BAB 53. MELAMPIASKAN KEKECEWAAN
54
BAB 54. HANYA BUTUH KEJUJURAN
55
BAB 55. BERZIARAH
56
BAB 56. KERJASAMA MENCARI INFO
57
BAB 57. CELAKA SAAT MENEMUI BASTIAN
58
BAB 58. MENGUSIR DAN MEMUKUL BASTIAN
59
BAB 59. MENDAPATKAN INFORMASI
60
BAB 60. MENOLAK MINUMAN BERALKOHOL
61
BAB 61. PERMINTAAN TERAKHIR BASTIAN
62
BAB 62. DI CULIK
63
BAB 63. MENCARI DEVANI
64
BAB 64. PERMINTAAN BASTIAN
65
BAB 65. MELACAK KEBERADAAN BASTIAN
66
BAB 66. BERHASIL MEMBEBASKAN DEVANI
67
BAB 67. KHAWATIR
68
BAB 68. SAH MENIKAH
69
BAB 69. HATI BASTIAN HANCUR
70
BAB 70. BULAN MADU DADAKAN
71
BAB 71. GAGAL BELAH DUREN
72
BAB 72. KEJUTAN ROMANTIS
73
BAB 73. DIPERSATUKAN LAHIR BATIN
74
BAB 74. KEJUTAN DARI MAMA
75
BAB 75. MENYENANGKAN HATI SUAMI
76
BAB 76. SALAH MAMA
77
BAB 77. PERTANDA BURUK
78
BAB 78. PENCULIKAN KEDUA
79
BAB 79. BERTEMU SAHABAT LAMA
80
BAB 80. BERUSAHA MENCARI JALAN KELUAR
81
BAB 81. MENYAMBANGI BASTIAN
82
BAB 82. SEKRETARIS GILA KARENA CINTA
83
BAB 83. MENCARI PETUNJUK
84
BAB 84. DI JUAL
85
BAB 85. TIRAI KASIH TERKOYAK
86
BAB 86. GELISAH
87
BAB 87. INSAF
88
BAB 88. MENYELIDIKI ASAL USUL
89
BAB 89. MEMERIKSA MAYAT TANPA IDENTITAS
90
BAB 90. ADA KEMAJUAN
91
BAB 91. CURIGA DENGAN ORANG DALAM
92
BAB 92. KECURIGAAN YANG TERBUKTI
93
BAB 93. MENEMUKAN JEJAK DEVANI
94
BAB 94. MEMINTA DATA DENGAN BANTUAN POLISI
95
BAB 95. NASI SUDAH JADI BUBUR
96
BAB 96. MEMBAWA DEVANI PULANG
97
BAB 97. MENDESAK PENGELOLA CLUB
98
BAB 98. TIDAK MENYANGKA
99
BAB 99. HADIAH TERINDAH DIBALIK KEIKHLASAN (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!