3. Pertemuan

Aku diam terpaku dengan apa yang cowok ini barusan katakan.

"Melebihi kepala sekolah" . Terus terngiang di kepalaku.

Aku memutar badanku dan berhadapan lngsung dengannya. Sementara si ketua kelas yang aku masih belum tu namanya seperti melarang ku untuk menyambut perkataan si cowok ini.

"Oke, kuping gue masih bagus dan gue gaada tanda-tanda budeg atau sebagainya. Apa yang lo barusan bilang? Me- melebihi kepala sekolah?," ucap terpatah ku untuk membalas perkataan nya.

Cowok ini tersenyum sekilas dengan respon ku dan meletakkan tangannya si saku celana.

Lalu menatapku serius.

"Lo harusnya tau setelah apa yang lo buat tadi di kelas, dia langsung aneh. Dan bikin gue tergerak buat nyari lo, "jawab santainya tanpa helaan nafas.

***flashback***

Setelah kejadian di kelas Rendra pun memilih pergi keruangan tempat biasa dia kumpul dengan teman"nya. Tapi yang aneh dia hanya menatap lurus tangan kanannya dengan tangan kiri memegang dagu sembari tersenyum.

"Menarik. Baru dia yang buat gue kayak gini. Cewek pertama yang gamau gue sentuh dan cara ngomong nya..., " terhenti dan diselingi tertawa cekikikan atas perlakuan yang baru saja dia terima.

Teman-teman nya yang baru datang pun heran dengan sikap Rendra kala itu.

"Tu anak kenapa? Kehilangan mobil lagi atau lagi buat sasaran baru, " tanya bingung Jody.

sembari duduk sambil menatap lurus kearah Rendra yang masih tertawa cekikikan di sofa.

Sambil memakan keripik kentang Jody pun bersuara,

" eh Fal, dia kenapa. Ada hal seru yang gue gatau ya. Crita kali ke gue, " tanya penasaran Jody yang diselingi dengan makan.

Naufal menatap heran temannya itu dengan tatapan dingin. Baru kali ini responnya berbeda.

Setiap ada orang yang buat masalah sama dia pasti berawal seperti.

"**gue udah dipermaluin dan gue bakalan bales 1000 kali lipat ke tuh orang "

"gue bakal bikin dia ga betah di sekolah ini walau hanya sehari"

"walaupun ngebunuh itu dilarang tapi gue bakalan 'ngebunuh' dengan cara gue**"

Paling tidak kata-kata seperti itu yang terucap dari mulutnya. tapi yang ini berbeda. Naufal tak bisa menebak apa yang akan dia buat selanjutnya.

Naufal pun memilih keluar untuk mencari sumber dari semua ini.

***flashback end***

Laura masih menatap bingung dan masih mengkondisikan otaknya untuk memahami ini semua.

Ketika dia ingin membuka mulut untuk bicara bel masuk pun terdengar.

"Udah bel, gue duluan, " ucap santai cowok yang barusan bikin otak gue panas dan seakan mau meledak.

Ketua kelas kebingungan karna mereka belum ambil buku di perpus.

Kami pun memilih masuk kelas saja karna ini adalah hari pertamaku tak mungkin aku terlambat di hari pertama.

Pelajaran sejarah.

Bu Ritme masuk kelas.

Aku lihat jadwal pelajaran hari ini dan kudapati satu nama guru unik yang akan masuk kelas hari ini.

Katanya sih gurunya killer. Jadi kelas udah sepi dan senyap sebelum bu Ritme dateng.

"Hari ini saya diberi tau bahwa ada anak baru di kelas. Bisa tolong berdiri, " kata pertama yang diucapkan bu Ritme yang buat jantungku berdegup kencang karna suara nge bass nya.

Akupun berdiri dengan perlahan,

"saya bu, " ucapku kaku sembari mengangkat tangan memperkenalkan diri.

Bu Ritme menatap fokus kearahku dan sedikit memperbaiki kacamata yang melorot ke hidung nya.

"Saya dengar tahun lalu kamu juara 1 Lomba Matematika Nasional antar SMA ya?, "tanya cepat dengan nada tinggi.

Dan buat aku kaget dengan suara guru satu ini.

Tapi, pertanyaan bu ritme buat satu kelas melihat kearahku dengan rasa tak percaya.

Aku menatap kesemua penjuru kelas dengan tatapan bingung..

"I-iya bu, " beberapa kata yang keluar tapi terasa berat.

Rendra yang melihat kearahku dengan wajah tersenyum, tapi aku tak mengerti arti dari senyuman nya itu apa.

Naufal melihat Rendra sekilas lalu melihat kearahku dengan wajah menelaah.

Akhirnya aku dipersilahkan duduk kembali karna telah memuaskan rasa penasaran bu Ritme.

Pelajaran dimulai. Semuanya mengeluarkan buku dari tas.

Astaga.

Gue belum ngambil buku di perpus. Semua karna si cowok hantu ini. Datang tiba-tiba dan buat gue lupa harus ambil buku.

Bu Ritme ngeliat kearahku yang kebingungan di meja. "Laura, kamu belum ambil buku?, " tanya cepat sambil memegang buku dan spidol di kedua tangannya.

Aku terdiam dan tak disadari menelan ludah.

"Rizky, seharusnya ini tugas kamu bawa anak baru ke perpus untuk ambil buku kan. Kenapa belum diambil?." melihat taja kearah ketua kelas yang akhirnya aku tau namanya.

Sebelum aku dan Rizky berbicara, dia pun mengangkat tangan.

"Naufal, kenapa?. " ucap heran bu ritme dengan sikap naufal.

Aku menoleh ke kiri dan mendapati naufal mengangkat tangannya.

Ada apa lagi ini.

"Maaf sebelum nya buk. Gara-gara saya Laura gajadi ambil buku di perpus, karna tadi saya ada keperluan mendadak sama Rizky jadi lupa anter laura ke perpus, " jawab santainya sembari menurunkan tangannya kembali.

Aku dan Rizky terdiam.

Bu Ritme kembali menatap rizky, " benar itu Rizky?. " tanya bu Ritme dengan meletakkan bukunya di meja.

Rizky bingung mau jawab apa. Dia menoleh sekilas ke belakang dan mendapati Naufal menganggukkan kepalanya. Memberinya kode.

"I-iya bu. Ma-af saya gabisa nganter Laura, " jawab gagu rizky yang masih belum mengerti dengan situasi saat ini.

Bu Ritme mengambil kembali buku nya, " tapi sama saja intinya Laura ga ambil buku di perpus. Jadi dia gabisa ikut belajar pelajaran saya hari ini, " keputusan bu Ritme yang buat aku kaget dengan badan duduk tegak.

Rendra yang melihat situasi dengan santainya mengambil bukunya yang bertujuan untuk dberikan kepadaku kala itu.

Tapi langkahnya terhenti karna ucapan Naufal.

"Maaf bu. Ini semua gara-gara saya, jadi biarkan Laura pake buku saya aja, " berbicara dengan nada teratur dan tetap masih santai.

Perkataannya buat seisi kelas menoleh kearahnya atas apa yang ia katakan.

Akupun sama. Menoleh bingung kearahnya.

Rendra menatap tajam Naufal sambil sedikit meremas buku yang sedang ia pegang.

Tanpa pikir panjang bu Ritme mengiyakan saran Naufal. Paling tidak dia sudah bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat. pikir bu Ritme.

Naufal meletakkan buku sejarah nya di mejaku dengan pelan.

Aku masih mencerna apa yang sedang ia lakukan.

Kelas kembali normal.

Kamipun belajar dengan tenang.

Tapi aku yang masih tak tenang dengan kelakuan naufal satu itu.

Tadi dingin banget pas ngobrol. Nah sekarang, jadi kalem banget.

Aku mengikuti semua kegiatan pembelajaran sampai jam pulang sekolah.

Setelah kelas usai, aku baru teringat belum balikin buku sejarahnya si Naufal.

Aku langsung melihat ke laci meja dan ambil buku sejarahnya untuk segera dibalikin ke dia.

Tapi dengan cepat Rendra beri kode ke Naufal untuk segera keluar kelas.

Naufal melihatku sekilas sebelum keluar.

Rendra yang ngelihat itu buat kedipan cepat dimatanya dan mengambil cepat tasnya untuk segera keluar kelas.

Merekapun keluar. Setelah mencari akhirnya dapat.

Tapi aku tak menemukan pemilik buku ini.

"perasaan tadi dia disini deh, kok udah, " heranku yang ga nemuin dia lagi.

"Naufal sana Rendra udah keluar barusan, " ucap salah satu murid yang duduk di depanku sat itu.

Aku menatap bingung.

diapun tersenyum. "hay, nama gue Sisi. lo Laura kan. Semoga kita bisa berteman ya, " sembari menyodorkan tangannya untuk berjabat.

Akupun menyambut jabatannya dengan wajah masih bingung.

"Dia udah keluar ya. Okedeh, besok aja gue balikin. Oiyaa, salam kenal juga Si, " jawabku dan membalas senyuman hangat Sisi.

Kamipun berkenalan satu sama lain dan memilih keluar kelas bareng.

Aku pulang dengan aman, tapi aku tak menemukan Mita di gerbang sekolah. Dia tak menunggu ku untuk pulang bersama.

Akhirnya aku pulang sendiri setelah berpisah jalan dengan Sisi.

Menaiki bus dan akhirnya sampai rumah tepat jam makan siang.

Ibu belum pulang. Jarak kantor tempat kerja ibu sekarang jadi lebih jauh. Kalau dulu hanya 15 menit dari rumah.

Sekarang jam butuh waktu 1,5 jam untuk sampai kantor.

Ibu bakalan pulang telat.

Aku memilih membersihkan diri dan segera berbaring di kamar.

Merebahkan diri untuk sejenak memberi waktu tubuhku merasakan kenyamanan tempat tidur, setelah rentetan kejadian yang har ini kudapati.

Akupun tertidur lelap.

Terpopuler

Comments

Caramelatte

Caramelatte

semangat thor!
Salam dari "Belong to Esme"

2020-12-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!