Protective Man
Sungguh melelahkan. Keluhku. Hari sudah mulai menunjukkan perubahan warna menandakan jadwal istirahat akan datang. Sedari tadi sudah mengatur barang-barang dan membereskan semuanya. Dari mulai membersihkan rumah dengan menyapu, mengelap dan membersihkan kaca rumah yang sedikit berabu.
Kurasa aku sudah terbiasa dengan kepindahan kali ini, karna bukan baru ini aku dan ibu pindah. Sudah kesekian kalinya.
Sebenarnya aku bosan selalu pindah saat mereka menemukan kami, aku belum tau kenapa aku dan ibu selalu menghindari mereka. Ketika aku bertanya alasannya, ibu bilang aku belum siap untuk tau dan menyuruhku untuk mengikuti ibu saja.
Aku hanya bisa mengikuti da terus disampingnya, karna hanya aku dan ibu punya. Dan hanya ibu yang aku punya.
Terdengar suara mobil terparkir di depan.
"Ibu datang. Ra, hari ini kita makan mie pangsit dulu ya. Untuk besok kita mulai belanja di pasar, " ucap ibu seraya membawa dua bungkus makanan yang baru dibeli.
Aku meletakkan sapu di dekat pintu. Dan segera mencuci tanganku. Aku mulai membawakan barang bawaan ibu dan meletakkannya di meja, lalu aku mulai membuka percakapan antara kami.
"Bu, Laura harap ini yang terakhir. Kenapa mereka ga berhenti mengejar kita?," ucapku lemas.
Ibu menghentikan aktifitasnya dan menoleh kearahku yang berdiri tak bertenaga karena kelelahan mengatur kepindahan kami untuk yang kesekian kalinya.
"Ibu harap ini yang terakhir, dan ibu akan berusaha melepaskan semua jeratan yang kita rasakan sekarang. Ibu minta maaf." Sambil menghampiriku dan memegang kedua tanganku.
"Ibu gak akan biarkan mereka menyakiti mu. Laura prioritas ibu sekarang. Ibu janji, "balas Ibu dengan suara rendah dan menenangkan.
Mendengar itu aku hanya bisa memberikan senyum kepada ibu, karna yang sangat lelah dengan kepindahan kami adalah ibu. Kami melewati malam dengan perasaan lelah dan gundah.
Sejak kemarin Ibu mengurus kepindahan ku ke sekolah baru. Dari membeli seragam sampai menyelesaikan kepindahan ku ke sekolah baru.
Ya, aku sudah pindah sekolah ketiga kalinya.
Pertama saat naik ke kelas 2 SMP.
Kedua saat naik ke kelas 1 SMA.
Dan ini yang ketiga, aku duduk di kelas 2 SMA.
Sekolah baruku jaraknya cukup jauh tapi aku masih bisa berangkat jam 6.45 WIB karna jam masuk tepat jam 07.15 WIB.
Setelah selesai sarapan akupun bergegas pergi ke halte terdekat. Sementara ibu masih menyiapkan berkas-berkas yang akan dibawa ke kantor. Saat aku pindah selama di perjalanan ibu menjelaskan rute bus yang akan aku naiki untuk ke sekolah. Karna jam pergi ku dan ibu berbeda, jadi aku pergi duluan. Setelah menunggu di hakte yang ibu bilang, bus nya pun datang dan aku segera naik setelah membayar tiket bus dengan kartu bus yang juga sudah ibu siapkan.
Ibu sudah menyiapkan kepindahan kami kali ini dengan matang. Pikirku.
Dengan menaiki bus satu arah yang langsung berhenti di depan sekolah aku memilih duduk di dekat jendela dan melihat jalan yang menuju sekolah baruku kali ini.
SMA Nusantara
Sehari sebelumnya, Ibu sudah mengambil baju seragam di sekolah dan mengurus administrasi nya.
Hari ini aku tinggal melapor ke ruang guru dan memberi surat pindah.
"eh, lo tau gak kabar terbaru?," gosip di pagi hari.
aku terus berjalan. Mereka berbicara tepat di sampingku.
"penguntitnya si Rendra hari ini akhirnya nyerah juga. Semalem gue liat dia ngurus kepindahannya dari sekolah kita, "ucap gadis berambut pendek sambil cekikikan dengan temannya.
Temannya meletakkan kaca di dalam saku seragam dan menjawab, "loe seriusan? Si cupu keluar? Wah, bakalan jadi hot gosip disekolah nih kayaknya." membenarkan poninya.
"tapi dia hebat juga sih, dia berani banget bilang suka ke Rendra. Orang cupu dan gak modis kayak dia bilang gitu. Mungkin kaca dirumahnya pada retak smua kali ya jadi dia gabisa ngaca, "jawab santai yang dibalas dengan tertawa lebar.
Aku masih tak habis pikir, kenapa masih berseragam sekolah tapi sarapan paginya malah gosipin orang. Aku hanya menggeleng.
5 menit aku berjalan, aku melihat kerumunan tak jauh setelah aku memasuki gerbang. Mereka tertawa dan memegang ponsel masing-masing.
Aku berjalan memutari kerumunan itu dan bersikap tak acuh, tapi aku terhenti karena mendengar suatu hal.
"gue udah nyerah. gue milih keluar dari sekolah ini, tapi kenapa lo masih aja bully gue (terisak karna dipermalukan didepan umum)," sembari membetulkan letak kacamatanya dia pun berusaha mengumpulkan semua barang-barangnya yang berserakan di bawah.
Siswi berseragam rapi dengan rambut terurai itupun menghentikan tertawa nya setelah mendengar ucapan dari siswi berkacamata itu. Aku belum tahu siapa nama siswi itu, jadi aku menyebutnya siswi berkacamata saja.
"gue udah beri kesempatan untuk lo pergi dari sekolah ini dengan baik-baik dan terhormat. Tapi lo nolak dan lebih milih perjuangin perasaan bodoh lo ke orang yang ga mungkin lo dapet." berjongkok tepat didepan siswi berkacamata. Dan menatapnya tajam.
"harusnya lo ngaca dan tahu diri. Atau gue harus ngasih pelajaran spesial buat lo untuk buat lo nyadar siapa diri lo sebenarnya," sambil menoyor kepala si siswi itu dengan jari telunjuknya diiringi senyuman iblis.
Aku tak tahan.
Aku berjalan mendekati kerumunan itu dan sedikit lagi aku sampai, mereka pun heboh dengan terus menyebut
"hey mereka dateng. wuaaaaaaaa(teriakan dimana-mana)
Mereka membuka jalan untuk kedatangan seseorang yang akupun tak tahu itu siapa. y
Yang pasti aku terdorong kedepan dengan sendirinya karena keriuhan para murid-murid ini.
Gerombolan siswa berseragam dengan satu orang yang menarik perhatian dengan jaket yang ia kenakan.
Lima orang siswa laki-laki jalan dengan santainya kearah kerumunan itu. Dan laki-laki yang memakai jaket itu pun melihat kesekitar nya dengan raut wajah datar.
siswi berambut panjang dengan senyuman iblis itupun berdiri spontan setelah melihat kedatangan para pria boyband itu.
Pria berjaket itupun berjongkok tepat didepan gadis berkacamata.
"gue denger lo keluar dari sekolah ini. Kenapa, karna gue ga bales rasa suka lo?, "tanya nya dengan suara datar hambar dan tak berbumbu.
Siswi itupun menoleh dengan perlahan.
"gue udah nyerah ngejer lo, gu-e...., "belum melanjutkan kata-katanya, siswa berjaket itupun berdiri dan tertawa dengan geliknya.
Tak ada yang lucu, pikirku.
Dengan menghembuskan nafas nya dia pun kembali bersuara,
"gue Rendra Wicaksono. Dan lo siapa? Miss Indonesia? Lo harusnya nyadar, berhak ga punya rasa suka lo itu ke gue, " jawab nya dengan nada belagu.
Sekarang aku tahu nama siswa belagu dan sok keren itu RENDRA.
Aku akan mengingat namanya di sekolah ini dan masuk ke black list ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Caramelatte
dan ku hadirrr membawa like dan comment
2020-12-01
1
Mumut
penasaran
2020-11-30
0