2. New Class

Semua mata tertuju pada Rendra. Akupun sama.

Tapi tatapanku berbeda dengan yang lain. aku hanya tak habis pikir kenapa dia bisa berprilaku seperti ini dilingkungan sekolah.

Tak lama guru pun menghampiri kerumunan murid setelah sekian lama kejadian ini terjadi.

"Hey, hey ada apa ini.? Bubar, Mita kenapa kamu duduk dibawah. Ayo berdiri, " perintah tegas Bu guru dengan memegang buku ditangannya.

Semuanya bubar.

Akupun menghampiri Mita untuk membantunya mengumpulkan barang-barang nya yang berserakan dibawah.

Dia menatap heran.

"Harusnya aku bilang terimakasih. Tapi lebih baik kamu cepat pergi kalau ga mau dicap sama kayak aku, "ucap lirihnya sembari mengambil alat tulisnya yang berantakan.

Aku tak menggubrisnya. Aku tak bisa membantu nya tadi, setidaknya aku bisa membantunya merapikan barang-barang nya.

Setelah dibubarkan guru, entah kenapa langkah Rendra terhenti dan menoleh kebelakang untuk melihat si cupu itu. Pikirnya.

Dia menatap kearahku yang membantu merapikan barang-barang. Hanya sekilas dan langsung berjalan menuju kelas.

Setelah selesai membantu Mita, akupun berdiri dengan membawa tasnya.

"Nama gue Laura. Gue murid baru dan gue juga udah tau nama lo Mita. Semoga kita bisa jadi temen ya, " mengulurkan tanganku untuk berkenalan.

Mita tertegun.

"Tapi gue udah ga sekolah disini lagi, kenapa kamu...., "kata-kata nya pun terhenti.

"Bukan berarti karna lo ga sekolah disini, kita gabisa temenan kan? Btw, gue juga baru pindahan jadi gue gatau daerah sekitar sini, siapa tau lo bisa bantu gue untuk keliling daerah sini, " jawabku cepat dengan senyuman yang bersahabat.

Tanpa kusadari aku belum ke ruang guru untuk lapor kepindahan ku. Aku bergegas melihat jam tanganku dan berkata,

"Wuaawwww, gue bakalan telat nih. Mita, gue duluan ya kalo lo mau bales budi pulang sekolah nanti tunggu gue di gerbang depan dan kita pulang bareng yaa. Okeee, baayyyy, " ucapku cepat karna beberapa menit lagi jam pelajaran akan dimulai dan aku masih mencari dimana ruang guru.

Aku melambaikan tangan ke arah Mita dan berlari cepat.

Ketemu.

Akhirnya dapet juga ruang guru nya.

Aku ngos-ngosan karna lari dari lorong satu ke lorong lainnya.

Kenapa tadi gaminta kasih tau Mita dimana ruang guru nya ya.. Baru teringat.

Aku mengatur nafas dan mengetok pintu dengan 3 ketukan.

Setelah melapor akupun diantarkan salah satu guru yang kebetulan wali kelasku.

11 - IPA 2. Kelas baruku.

Guru mengamankan kelas dengan memukul meja dengan kuat.

"Harap tenang. Hari ini kita kedatangan murid pindahan baru, semoga kalian bisa bantu dan jangan buat onar, " perintah guru itu dan memberikan ku kode untuk segera masuk ke kelas.

Aku mengatur nafas dan sedikit merapikan rambut panjangku yang sedikit berantakan karna efek lari tadi.

Aku memasuki kelas.

Kelas riuh. Semuanya heboh.

"Wuaaaaahhh, Pak guru saya baru tahu murid pindahan kita bidadari. Cantik amat," candanya setelah melihat kehadiran ku di kelas.

Yang lain menambahi dengan kata-kata khas mereka.

" Minta nomor wa nya dong buat dimasukin grup wanita cantik"

"Duduk sebelah gue aja, kosong ni"

"Ntar pulang sekolah gue anter ya, sampe ke bulan juga gue siap anterin"

Dan kata-kata yang lainnya dan sejujurnya tak ingin kudengar.

Guru kembali memukul meja dengan keras.

"Bapak bilang tenang. Jangan buat dia ga nyaman dikelas kita. Dia salah satu murid berprestasi yang untungnya bisa masuk ke kelas kita " ucap pak Damar memperkenalkan ku dengan cara yang berbeda.

Aku hanya tersenyum terpaksa saja.

"Ayo perkenalkan diri ke semua nya, " ucap halus pak Damar mempersilakan ku.

" Nama saya Laura Athifa, panggil aja Laura. Salam kenal, "ucapku datar dan ingin menyudahi ini semua.

Mereka bertepuk tangan. Para lelaki. Dan para wanitanya hanya merespon tak suka dengan kebisingan yang dibuat para lelaki ini.

"Baik, setelah perkenalan selesai Laura kamu bisa duduk di sebelah Rendra ya, " titah pak Damar yang buat kupingku berdenging mendengar nama barusan.

Tatapanku tertuju pada arah yang ditunjukkan pak Damar.

Dia.

Cowok sombong itu.

Entah kenapa tatapan mata nya buatku tak nyaman.

Aku berjalan pelan menuju bangku kosong tepat disebelah kiri cowok tengil ini.

Setelah meletakkan tas akupun mengambil buku dan peralatan tulis untuk memulai belajar.

Sebelah kiriku ada cowok yang sedang membaca buku dan tak bergeming sejak aku masuk kelas.

Auranya beda.

Pelajaran pertama selesai.

Sebelum pak Damar keluar, ia menginstruksikan ketua kelas untuk mengajakku keliling sekolah dan mampir ke perpustakaan untuk mengambil buku pelajaran.

Akupun bersiap untuk keluar. Tapi sebelum aku berdiri, seseorang duduk tepat di mejaku.

Rendra.

Cowok tengil ini.

Tatapanku kesal mengarah kepadanya yang seenak hati duduk diatas meja orang. Aku menatap sinis.

"Gue ngeliat tadi lo bantuin si cupu. Lo siapanya, ibunya?, "ucapnya dengan tangan dilipat di dada.

Aku hanya diam, dan menatapnya. Aku tak berkedip.

Semua orang dikelas menatap kearah sumber suara.

"Lo bisu ya, ini bukan soal ujian yang harus lo pikir dulu sebelum jawab, "terdengar mulai kesal dari nadanya.

Akupun berdiri dengan memundurkan sedikit kursiku kebelakang.

"Ketua kelas, kita bisa keluar sekarang? Setau aku jam istirahat nya cuma sebentar. Ntar gak keburu ke perpus nya, " aku berbicara kearah dimana ketua kelas berdiri dan menghiraukan kicauan si tengil ini.

Rendra menatap kesal karna ucapannya tak digubris.

Sebelum aku berjalan kedepan menghampiri ketua kelas langkahku terhenti.

Tanganku ditahan olehnya, tapi dengan cepat aku hempaskan pegangan nya untuk melepaskan diri.

Diapun tertegun dengan sikapku.

"Si cupu itu punya nama. Dan namanya Mita. Setau gue untuk inget satu nama ga sesulit ngejawab soal ujian," ucapku ketus yang buat seisi kelas hening.

Termasuk Rendra.

Tatapan kesal dan marah bisa kulihat dari matanya. Tapi kuhiraukan. Bukan masalahku juga.

Cowok yang sedari tadi duduk disebelah kiriku dan sibuk dengan bukunya pun menghentikan aktifitas bacanya dan menutup bukunya, setelah mendengar ucapanku.

Dia menatap ku sekilas dengan tatapan penasaran dimatanya.

Aku berjalan menjauhi Rendra yang masih terdiam ditempat.

Aku pergi berkeliling di sekitar sekolah dengan ditemani ketua kelas yang aku lupa menanyakan siapa namanya.

"Lo tadi sarapan apa?," tanya ketua kelas spontan. Dan buat aku jadi bingung akibat pertanyaan nya.

"Hah? tiba-tiba nanyak gue sarapan apa, " jawabku heran atas sikap ketua kelas satu ini.

Diapun menjawab,

"Disekolah ini gaada satupun yang bisa ngelakuin apa yang lo lakuin kayak tadi ke Rendra. Bahkan, pak Damar sekalipun kalo negur Rendra cuma pake kata-kata doang. Kalo sama yg lain bisa sambil narik jambang. Kalo Rendra beda, "ucapan panjang lebar memberiku informasi.

Sambil jalan menuju perpus kamipun terus mengobrol.

"Jujur gue masih ga ngerti dengan apa yang terjadi hari ini. Tadi pagi gue ngeliat murid di bully di depan umum tapi gaada satupun orang yg ngebantuin. Dan disitu juga kasusnya tentang orang yang namanya Rendra. Sekarang gue cuma ngejawab pertanyaan dia dengan cara gue, udah bikin satu kelas hening kaya kuburan. Emang orang yang namanya Rendra itu siapa sih disekolah ini. Kepala sekolah?," jawabku kesal karna kejadian hari ini.

"Dia melebihi Kepala Sekolah, " sumber suara yang berada dibelakangku.

Cowok dengan buku tadi.

Iya itu dia.

Kenapa dia bisa disini.

Tunggu, apa yang barusan dia bilang? Melebih kepala sekolah?

Terpopuler

Comments

Ziah12

Ziah12

Cerita bullying,, aing suka 🥰🤣

2021-01-25

1

zsarul_

zsarul_

hai thorr aku mampir nihh
semangatt yaa
yuk baca juga cerita aku yang judulnya CONVERGE!!
dijamin baper deh bacanyaa
mari saling support ❤️
thanks

2020-12-03

1

Caramelatte

Caramelatte

jangan kasi kendor thorr
semangat terosss

2020-12-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!