Bab 3. Ketika Malam

"Satu lagi yang ingin aku katakan, tapi jangan marah."

"Apa tuh!"

"Janji jangan marah!"

"Kok pake janji segala?" Dinda bingung.

Mantri Yos ikut mendengarkan.

Mahmud menunggu jawaban Dinda. Dinda merasa dia sudah terlalu lama berada di poli klinik. Diliriknya jam yang melingkar di tangan kirinya, 'Hah! Nggak terasa sudah hampir jam lima!' Ucap Dinda dalam hati. 

Dinda mulai gelisah karena belum sholat asar. Tapi merasa nggak enak jika mau memotong percakapan Mahmud. Mantri Yos mengetahui jika dinda sedang gelisah.

"Sore ini ada jadwal ngajar kah, Din?" Tanya Mantri Yos.

Spontan Dinda menoleh ke arah Yos dan menjawab, "nggak ada, Mas." 

Sambil perlahan bangkit dari tempat duduknya, "tapi kebelet nih, mau ke toilet,"

"Yuk aku antar!" Mahmud langsung berdiri dari duduknya.

"Heehee… nggak usah, Pak. Tempatku dekat kok." Jawab Dinda sambil berjalan ke arah pintu. Mahmud mengikuti.

"Nanti kita ketemuan lagi di sini, ya?" Pinta Mahmud dekat ke telinga Dinda.

"Iya, nggak janji tapi," Dinda sambil berlalu menuju ke asrama putri yang terletak sebelah kiri asrama putra. Mahmud mengantar Dinda keluar dari poli klinik dan terus memandang kepergian Dinda sampai tidak terlihat, karena Dinda sudah berbelok dan masuk ke asrama.

Mahmud kembali masuk,

"Pak Mantri, aku pulang!" Pamit Mahmud pada Yos yang tengah memeriksa pasien.

"Iya Ndan. (singkatan komandan)"

*

Terdengar kumandang adzan magrib dari mushola. Dinda sudah bersiap untuk pergi sholat jamaah bersama dengan Maya dan Santi. Mereka bergegas keluar dari asrama putri, berjalan cepat melewati asrama putra, poli klinik, lalu nyebrang jembatan, kemudian belok ke kanan melewati deretan asrama keluarga sebanyak sepuluh pintu, lalu nyebrang jembatan lagi,

"Allahu akbar! Allahu akbar!" terdengar iqomat. 

Sepuluh meter lagi sampai di mushola.

Setengah jam kemudian keluar dari masjid, langsung menuju dapur staf untuk makan malam.

"Din, bagaimana kasusnya Ana sama Noldi?" Tanya Santi setelah meletakkan piring nasinya dan mengambil tempat duduk di sebelah kiri Dinda.

"Masih proses, mbak. Mungkin besok mau di sidang."

*

Ana adalah teman ke kamar Dinda, saat Dinda dan beberapa teman di asrama putri dua minggu yang lalu ada beberapa hari cuti, jadi keadaan asrama putri sepi, tinggal ada Ana dan Adri. Ana dan Noldi ketangkap basah melakukan hubungan layaknya suami istri.

Satu jam menjelang jam istirahat, Ana keluar dari kantor dan langsung pulang ke asrama. Langsung masuk ke kamar, melepas semua baju dan hanya melilitkan handuk di tubuhnya. Karena cuaca cukup panas, Ana ingin mandi. Ana keluar dari kamar dan  berjalan ke kamar mandi yang letaknya di belakang kamar.

Ana menoleh ke belakang, lurus dengan pintu masuk ruang tamu, ada Noldi berdiri di sana memperhatikan Ana.

Keduanya sama-sama kaget.

"Hey, ngapain kamu kesini?" Tanya Ana.

Bukan menjawab, Noldi malah dengan santainya melangkahkan kakinya masuk dan mendekati Ana.

"Hey, kamu keluar dulu! Aku mau mandi!" Bentak  Ana.

"Tidak ada orang di sini, An. Hanya kita." Noldi semakin mendekat.

"Mau ngapain Noldi!" Wajah Ana memerah.

"Mandi bareng!" Jawab Noldi dengan cuek sambil menarik Ana masuk ke kamar mandi.

"Hey ...!" Bibir Ana langsung dibungkam oleh bibir Noldi.  Ana nggak kuat iman. Ia pun nggak kuat untuk nggak membalasnya. Cukup lama mereka melakukan itu.

"Manis!" Kata Noldi sambil menaruh jari telunjuknya di bibir Ana setelah melepasnya.

Ana terbuai dengan wajah memerah.

"Mencoba lagi?" Noldi mulai lagi adegan yang tadi, membuat Ana hilang kendali. Kali ini kedua tangannya ikut bergerilya. Ana sudah tidak merasakan lagi ketika  handuknya telah lepas dari tubuhnya. Ulah Noldi semakin panas dan liar. 

"Aaaghhh …" Ana tidak bisa menahan suara itu ketika tangan Noldi menapaki dua buah gundukan gunung yang menantang itu.

Sementara Adri berlarian pulang dari kantor menuju ke asrama putri dengan tergesa-gesa karena menahan buang air kecil.

Sambil bernyanyi-nyanyi kecil, Adri mendorong pintu kamar mandi.

"Lah, kenapa nggak kebuka. Hei siapa di dalam? Ayo cepat!" Teriak Adri keras.

Ana dan Noldi yang ada di dalam kebingungan setengah mati. Ana membungkam mulut Noldi dengan tangannya supaya tidak bersuara.

"Tunggu, Adri! Aku masih beabe!" Ana berteriak memberi jawaban dari dalam kamar mandi sambil menyalakan air kran.

"Oh, ada Ana di dalam? Cepatlah, An! Aku kebelet mau pipis, nih!" Desak Adri dari luar kamar mandi.

*

"Apa Ana akan dikeluarkan?" Tanya Santi penasaran.

"Bisa jadi," jawab Dinda singkat.

Selesai makan, mereka kembali ke asrama putri.

"Mbak Ana, koperasi jam segini masih buka nggak, ya?" Dinda bertanya pada Ana.

"Masih, kayaknya. Coba tanya sama Noni! Mau nyari apa sih, Din?" Tanya Ana sambil membersihkan riasan di wajahnya.

"Mau nyari hand sanitizer. Besok aku mau ke blok C, Mbak. Hand sanitizer ku sudah habis, nih, kan praktis kalau pergi bawa hand sanitizer sendiri. Mbak Ana mau kemana?" Tanya Dinda. Karena dilihatnya Ana lagi berdandan pakai make up.

"Ya berdandanlah, Din. Biar kelihatan cantik dan segar," jawab Ana tanpa menoleh ke arah Dinda.

Dinda memakai kerudungnya lagi yang sempat dilepas setelah masuk ke kamar tadi.

"kamu sendiri mau kemana?" Tanya Ana.

"Ke koperasi," Dinda membuka pintu kamar dan keluar.

Setelah di lorong kamar Dinda bertemu Yani, yang sekamar dengan Noni.

"Mbak Yani, lihat Noni?" Tanya Dinda.

"Itu di ruang tamu," Yani menunjuk dengan kepala.

Dinda menuju ke ruang tamu. Tampak olehnya beberapa orang duduk di karpet yang di gelar di ruang tamu, karena tidak ada sofa di sana.

"Mbak Noni, koperasi buka nggak malam ini?"

"Buka sebentar lagi, Mbak Din! Soalnya kita juga mau lembur menyelesaikan laporan."

Mendengar laporan, Dinda jadi teringat dengan laporannya yang juga masih belum beres di atas meja kerjanya di kantor.

"Sambil menunggu koperasi buka, apa mending ke kantor, ya. Soalnya besok ada rencana mau ke blok C." Gumam Dinda dalam hati.

Dinda kembali masuk ke kamarnya untuk mengambil kunci pintu ruangannya.

"Kenapa, Din?" Tanya Ana yang masih berdandan, melihat bayangan Dinda masuk ke kamar melalui cermin.

"Ambil kunci, Mbak," Dinda menuju ke mejanya mengambil kunci yang tergeletak di atasnya.

"Nggak jadi ke koperasi? Kok malah ke kantor?" Ana bingung dengan tingkah Dinda.

"Ngerjain laporan dulu." Sambil mengenakan jaketnya, kemudian Dinda keluar dari kamar.

***

Satu setengah jam sudah Dinda duduk di belakang meja kerjanya. Dua jenis laporan selesai dia kerjakan dan sekalian sudah ditanda tanganinya. Tinggal memintakan tanda tangan ke Manager dan kepala Unit  besok.

Diangkatnya gagang iphon yang ada di ujung mejanya. Dinda memencet nomor koperasi.

"Tuuut tuuut,"

"Halo, selamat malam, dengan Noni di koperasi. Ada yang bisa dibantu?"

"Noni! Aku Dinda, aku ke sana, ya?"

"Iya, Mbak Din. Cepetan! Aku sudah mau pulang, nih,"

"Tunggu aku. Sekarang aku ke sana!"

"Yoi."

Terpopuler

Comments

Keysa_Bom

Keysa_Bom

Noldi & Ana wah berani juga ya 🤭🤭🤭

2022-07-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Jumpa
2 Bab 2. Ngobrol Di Poliklinik
3 Bab 3. Ketika Malam
4 Bab 4. Di Koperasi
5 Bab 5. Kegiatan Dinda Di Waktu Sore
6 Bab 6. Dinda Jadi Ustadzah
7 Bab 7. Ada Kecelakaan
8 Bab 8. Dinda Hampir Pingsan
9 Bab 9. Ke Asrama Mahmud
10 Bab 10. Oleh-oleh Dari Mahmud
11 Bab 11. Di Klinik
12 Bab 12. Sepayung Berdua
13 Bab 13. Lari Sore
14 Bab 14. Memasak Di Dapur Klinik
15 Bab 15. Suara Di Ht
16 Bab 16. Persiapan ke Blok
17 Bab 17. Pergi Ke Blok
18 Bab 18. Di Blok
19 Bab 19. Di Dalam Mobil
20 Bab 20. Mahmud Dengan Adri Di Klinik
21 Bab 21. Di Belakang Klinik
22 Bab 22. Ke Kebun
23 Bab 23. Bakar Ayam
24 Bab 24. Ditunggu Anak-anak
25 Bab 25. Dinda Melanjutkan Cerita
26 Bab 26. Di Dapur Umum
27 Bab 27. Acara
28 Bab 28. Makan Sekotak Nasi Berdua
29 Bab 29. Mahmud Keluar Dari Kantor
30 Bab 30. Makan Di Dapur
31 Bab 31. Bekerja
32 Bab 32. Cerita Mahmud
33 Bab 33. Naik Mobil Open
34 Bab 34. Di Tempat Wisata Air Terjun
35 Bab 35. Kedinginan
36 bab 36. Dinda Flu
37 Bab 37. Dinda Demam
38 Bab 38. Di Klinik
39 Bab 39. Durian
40 Bab 40. Rujak Buah
41 Bab 41. Kamu Ada Di Sini
42 Bab 42. Aku Akan Segera Menghalalkanmu
43 Bab 43. Di Kantor
44 Bab 44. Ezra Datang
45 Bab 45. Ajakan Latihan Nyanyi
46 Bab 46. Ezra Ketemu Dinda
47 Bab 47. Cerita Ezra
48 Bab 48. Di Lapangan
49 Bab 49. Dinda Keseleo
50 Bab 50. Di Gedung Serbaguna
51 Bab 51. Pagi Hari
52 Bab 52. Jalan Pagi
53 Bab 53. Dinda Bersama Mahmud
54 Bab 54. Durian Untuk Dinda
55 Bab 55. Ezra Menemui Dinda
56 Bab 56. Ketika Malam
57 Bab 57. Tak Ada Air
58 Bab 58. Di Belakang Asrama
59 Bab 59. Persiapan Untuk Nanti Malam
60 Bab 60. Acara Di Gedung
61 Bab 61. Acara Di Gedung
62 Bab 62. Hari Minggu
63 Bab 63. Hari Minggu Pagi
64 Bab 64. Dinda Kecewa
65 Bab 65. Menutupi Mata Bengkak
66 Bab 66. Di Tempat Pak Hadi
67 Bab 67. Gagal Bertemu
68 Bab 68. Patah Hati
69 Bab 69. Kisah Anak Adam
70 Bab 70. Muka Jutek
71 Bab 71. Bukan Mahmud
72 Bab 72. Berita Mutasi
73 Bab 73. Gagal Bertemu
74 Bab 74. Selesai
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1. Awal Jumpa
2
Bab 2. Ngobrol Di Poliklinik
3
Bab 3. Ketika Malam
4
Bab 4. Di Koperasi
5
Bab 5. Kegiatan Dinda Di Waktu Sore
6
Bab 6. Dinda Jadi Ustadzah
7
Bab 7. Ada Kecelakaan
8
Bab 8. Dinda Hampir Pingsan
9
Bab 9. Ke Asrama Mahmud
10
Bab 10. Oleh-oleh Dari Mahmud
11
Bab 11. Di Klinik
12
Bab 12. Sepayung Berdua
13
Bab 13. Lari Sore
14
Bab 14. Memasak Di Dapur Klinik
15
Bab 15. Suara Di Ht
16
Bab 16. Persiapan ke Blok
17
Bab 17. Pergi Ke Blok
18
Bab 18. Di Blok
19
Bab 19. Di Dalam Mobil
20
Bab 20. Mahmud Dengan Adri Di Klinik
21
Bab 21. Di Belakang Klinik
22
Bab 22. Ke Kebun
23
Bab 23. Bakar Ayam
24
Bab 24. Ditunggu Anak-anak
25
Bab 25. Dinda Melanjutkan Cerita
26
Bab 26. Di Dapur Umum
27
Bab 27. Acara
28
Bab 28. Makan Sekotak Nasi Berdua
29
Bab 29. Mahmud Keluar Dari Kantor
30
Bab 30. Makan Di Dapur
31
Bab 31. Bekerja
32
Bab 32. Cerita Mahmud
33
Bab 33. Naik Mobil Open
34
Bab 34. Di Tempat Wisata Air Terjun
35
Bab 35. Kedinginan
36
bab 36. Dinda Flu
37
Bab 37. Dinda Demam
38
Bab 38. Di Klinik
39
Bab 39. Durian
40
Bab 40. Rujak Buah
41
Bab 41. Kamu Ada Di Sini
42
Bab 42. Aku Akan Segera Menghalalkanmu
43
Bab 43. Di Kantor
44
Bab 44. Ezra Datang
45
Bab 45. Ajakan Latihan Nyanyi
46
Bab 46. Ezra Ketemu Dinda
47
Bab 47. Cerita Ezra
48
Bab 48. Di Lapangan
49
Bab 49. Dinda Keseleo
50
Bab 50. Di Gedung Serbaguna
51
Bab 51. Pagi Hari
52
Bab 52. Jalan Pagi
53
Bab 53. Dinda Bersama Mahmud
54
Bab 54. Durian Untuk Dinda
55
Bab 55. Ezra Menemui Dinda
56
Bab 56. Ketika Malam
57
Bab 57. Tak Ada Air
58
Bab 58. Di Belakang Asrama
59
Bab 59. Persiapan Untuk Nanti Malam
60
Bab 60. Acara Di Gedung
61
Bab 61. Acara Di Gedung
62
Bab 62. Hari Minggu
63
Bab 63. Hari Minggu Pagi
64
Bab 64. Dinda Kecewa
65
Bab 65. Menutupi Mata Bengkak
66
Bab 66. Di Tempat Pak Hadi
67
Bab 67. Gagal Bertemu
68
Bab 68. Patah Hati
69
Bab 69. Kisah Anak Adam
70
Bab 70. Muka Jutek
71
Bab 71. Bukan Mahmud
72
Bab 72. Berita Mutasi
73
Bab 73. Gagal Bertemu
74
Bab 74. Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!