"Oh, tapi subuh tadi pas aku keluar kamar, aku melihat motor kak Rehan udah ada disini aja, tadi juga aku sempet lihat kak Rehan sedang masak di kosan kakak, emang boleh ya berkunjung subuh-subuh? Bukannya ada 2 satpam yang jaga di depan?" Tanya Desi.
Astaga, pertanyaan apalagi ini? Gumamku kesal dalam hati
"Hmm. . Iya karena kak Rehan belum masuk kerja lagi, jadi dia dateng kesini katanya mau sarapan bareng gitu Des, gak papa kok berkunjung lagian kalau kak Rehan ada pasti pintu kosan aku bukain lebar-lebar, hehe.." Ucapku beralasan
"Emm, iya juga sih kak, oh iya besok aku mau pindah kamar kak, soalnya yang disana terlalu pojok kebetulan juga ada yang kosong di lantai dua, pas di seberang kamar kakak." Desi
"Wah, kebetulan dong jadi deketan kamar kosan kita. Hehe.." jawabku seolah senang.
Ya ampun, ini kebetulan yang pasti akan merepotkan kedepannya, huhh… keluhku dalam hati.
Setelah aku selesai menjemur baju, aku terlebih dulu kembali ke kamar kosan. Aku melangkah lemas tak bersemangat setelah obrolan tadi.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya Mas Rehan yang melihatku masuk.
Aku pun menceritakan semua percakapanku dengan Desi di depan, mas Rehan hanya tersenyum dan menyuruhku untuk tidak perlu terlalu khawatir, mas Rehan berpesan agar kita lebih berhati-hati lagi.
Aku tetap tidak bisa menghilangkan rasa khawatir ini. Andai kita bisa mempublikasikan pernikahan kita, aku tidak akan mengalami hari-hari yang menegangkan. Keluhku dalam hati
Dan karena itu juga, aku mengikuti program KB untuk menunda kehamilanku, aku tidak mau hamil disaat status ini masih disembunyikan aku takut jika aku dicemooh orang dan dianggap hamil diluar nikah.
Aku juga sebenarnya masih menikmati masa kerjaku, aku senang karena bisa mengirim uang ke kampung meski tak banyak, tapi aku bangga karena itu hasil kerja kerasku. Jika aku tidak bekerja aku tak bisa sebebas ini memberikan uang pada kedua orang tuaku, dan aku harus menghargai kerja keras suami dan menggunakannya sesuai kebutuhanku.
Ketika siang hari, aku pun berangkat kerja sementara aku berpesan agar mas Rehan jangan kemana-mana, kecuali ada keperluan mendesak saja, agar tidak ada yang memergoki.
Aku bekerja seperti biasanya, aku senang karena bisa bertemu teman-teman mengobrol, makan bersama, dan saling curhat.
Meski terkadang pekerjaanku membuatku lelah dan tertekan karena diharuskan sesuai target, tapi aku jalani sebisa mungkin dengan hati yang ikhlas, terkadang aku berpikir ingin berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah tangga saja.
Saking lelahnya karena pekerjaan yang mengharuskan aku bekerja 3 shift, dan dikala shift malam datang, aku akan hidup seperti kelelawar yang bangun dikala malam hari dan tidur di sepanjang hari, dan itu sangat-sangat tidak sehat membuat tubuhku selalu lemas.
Disaat temanku yang sudah menikah bercerita, rasanya ingin mengeluarkan isi hati yang sama juga, tapi aku berusaha menahannya aku tidak ingin mereka tahu pernikahanku ini.
Hari ini aku pulang bersama Desi, karena mas Rehan belum perpanjang kontrak kerja, kami jajan terlebih dahulu. Aku membeli porsi besar di setiap jajanan yang aku beli, aku ingat mas Rehan di kosan.
Kami pulang bersama, mengobrol sepanjang jalan dan tak terasa kami akhirnya sampai digerbang kosan, Desi berbelok ke arah kanan dan aku ke arah kiri karena kamar Desi masih di nomor kamar yang lama, mungkin besok ia akan pindah.
Segera aku masuk, aku mengetuk pintu pelan, aku begitu rindu pada Mas Rehan karena terbiasa setiap kerja bisa melihatnya di pabrik.
Mas Rehan membukakan pintu sambil tersenyum, ia begitu antusias menyambut ku, ia menawarkan minuman hangat. Rasanya kok kebalik ya, aku seperti seorang suami yang disambut istrinya sepulang kerja. Hahaha tapi nikmati saja.
Kami makan sepiring berdua, terkadang karena aku sibuk membalas chat Wa membuat mas Rehan menyuapiku, ya.. setelah menikah semua serba berdua, seakan jika tidak melihatnya sebentar membuat serasa ada yang hilang, bahkan mandi pun kami terkadang melakukannya bersama untuk menghemat waktu, awalnya aku malu tapi kini memang sudah terbiasa.hehe...
***
Mengenai KB:
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Isra ayat 31 yang bunyinya sebagai berikut:
وَلَا تَقْتُ لُوا أَوْلَا دَكُمْ خَشْي َةَ إِمْلَاق ٍ ۖ نَحْنُ ن َرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَت ْلَهُمْ كَان َ خِطْئًا كَ بِيرًا
Artinya: “ Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (QS. Al-Isra: 31).
Sedangkan di sisi lain, hukum KB Islam mengatur banyak hal tentang kehidupan manusia. Bahkan Islam juga tak luput dalam mengatur tentang KB. Penggunaan KB ini tentunya sudah mempertimbangkan banyak hal. Sehingga program tersebut boleh dilaksanakan dengan alasan-alasan tertentu.
Alasan lainnya yang membolehkan untuk menjalankan program KB adalah saat sang istri berniat untuk memberikan jarak kehamilan. Dalam artian agar tidak terlalu dekat dengan anak yang sebelumnya. Misalnya saja dengan memberikan jarak beberapa tahun setelah melahirkan.
Nah, di saat setelah melahirkan ini, istri membutuhkan waktu untuk bisa istirahat dan memulihkan tubuhnya, fokus mengurus bayinya, menyusui, dan sebagainya. Barulah ketika semuanya sudah siap, baik secara fisik maupun mental, maka program KB tersebut bisa dihentikan.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments