Awalnya aku berniat untuk pergi menggunakan mobilku sendiri tapi Sean lebih dahulu menyuruhku masuk ke mobilnya. Hingga jadilah seperti ini, aku duduk bersebelah dengannya di satu mobil yang sama hanya dengan sopir pribadinya yang mengemudi. Aku tidak tau kemana Sean akan mengajakku makan siang, hanya mengikutinya. Kami pun sampai di sebuah restaurant bintang lima, restaurant yang sangat ingin aku kunjungi tapi belum pernah sempat.
Aku dan Sean masuk berdua ke dalam restaurant, bukan aneh lagi karena seluruh penjuru restaurant sangat sepi, hanya ada para pelayan yang menyambut kami. Sebagai seorang penulis yang banyak survei di beberapa tempat sebagai bahan tulisan, tidak mungkin restaurant sepi di jam makan siang, minimal ada satu meja yang ada pengunjungnya, tapi ini kosong dan sunyi, itu tandanya bahwa restoran ini sengaja di reservasi sejak awal.
Kami duduk di salah satu meja kosong yang ada di tengah, walaupun ini masih siang, karena tertutupnya gedung restaurant, membuat suasana nampak seperti makan malam romantis.
“Aku mereservasi satu restaurant karena tidak suka makan dengan keramaian.” Ucap Sean yang menjawab banyak pertanyaan di kepalaku.
Sean punya segalanya, hal seperti ini adalah biasa baginya tapi tidak denganku. bahkan hanya membooking satu cafe kecil saja aku tidak akan pernah sanggup. apalagi restaurant semewah ini, bekerja lama pun hingga punggung patah tidak akan pernah sanggup.
“baiklah.” jawabku singkat mencoba menanggapinya dengan senyuman.
pelayan membawa buku menu dan memberikan kepadaku dan kepada Sean, makanan yang banyak aku tau tapi belum pernah aku coba semuanya, seperti hidup dalam novel romantis dan bertemu dengan pria kaya raya yang memperlakukan pasangannya sangat romantis.
saat masih bingung memilih makanan yang sesuai dengan perutku, pelayan datang dengan membawa kereta makanan yang sepertinya adalah hidangan pembukanya.
“permisi.” pelayan menaruh makanan pembukanya di atas meja “berikut adalah hidangan pembuka dari restoran kami, ada bruschetta, potongan roti panggang dengan olesan minyak zaitun dan bawang putih, kami juga menambahkan daging dan beberapa sayuran sehat di atasnya. silahkan.” jelas pelayan pada kami berdua.
“terimakasih.” jawabku.
setelah pelayan pergi, Sean melihat kearahku. “kamu ingin memesan apa? kalau bingung aku bisa memberimu saran makanan yang enak disini.”
“boleh.” jawabku langsung, karena aku sendiri bingung ingin makan apa sebenarnya, melihat gambar terasa sangat enak semua, tapi itu hanya gambar, belum tentu lidahku akan menyukainya.
Sean memanggil pelayan kemudian menunjuk beberapa makanan yang ada di buku menu, kemudian pelayan tersebut mencatat makanan yang dipesan, setelah itu kembali meninggalkan meja kami untuk menyiapkan hidangan makan siang.
Sean mengambil satu potong roti panggang sebagai menu pembuka yang ada di atas meja dan mengarahkannya padaku.
“coba, ini enak.” ucap nya sambil ingin menyuapi ku.
aku pun menggigitnya setengah, benar yang dikatakan Sean, ini sangat enak. aku mengangguk-anggukkan kepala, ingin mengambil setengah potongan roti panggang tersebut dari tangan Sean, tapi terlebih dahulu Sean melihatnya.
“ehh.” aku sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan pada Sean, kami berdua bukan pasangan, seharusnya dia melakukan hal semanis itu pada pasangannya sendiri, bukan orang yang akan membalas budi baiknya. tunggu dulu, berarti yang membayar seluruh reservasi dan makanan hari ini adalah aku.
“kenapa?.” tanya Sean padaku dengan tiba-tiba.
“tidak apa-apa.” aku mengambil roti panggangnya kembali dan memakannya sangat ragu.
“untuk makan siang hari ini aku yang bayar semua.”
“bukannya aku yang harus membayar.”
“lakukan hal lain, berikan waktumu padaku hingga satu minggu.”
“maksudnya?.” aku sendiri bingung dengan maksud Sean, tapi lega karena aku tidak membayar hari ini, yang ada uangku habis seketika tanpa sisa.
“sore nanti sebelum jam 6 akan ada orang yang menjemputmu, kamu ikut denganku ke pesta bisnis sebagai pasangan.”
“pasangan? pura-pura?.”
Sean mengangguk “benar.” aku akan berikan surat perjanjiannya setelah makan siang.
“kenapa aku harus melakukannya? aku bisa mengganti kemeja mu dengan kemeja yang baru.”
“tidak perlu, masalah kemeja aku anggap impas kalau kamu bisa berakting dengan baik nanti malam, dan satu minggu kedepan jika kamu meluangkan waktu untukku, aku akan memberimu gaji sesuai gajimu dengan satu novel terbit.”
“bagaimana kamu tau aku seorang penulis?.”
“aku tahu alamatmu, maka tentu saja aku tau apa pekerjaanmu.”
mendengar penjelasan Sean, ada rasa tertarik dalam kepalaku, selain karena uang juga tidak ada hal lain yang bisa aku lakukan untuk melupakan kenangan Reynald jika aku hanya berdiam diri didalam apartemen atau hanya menulis berjam-jam di apartemen. pada akhirnya aku akan kembali teringat pada Reynald.
“baiklah aku setuju.”
“pilihan yang bagus Anna.” Sean tersenyum padaku.
makan siang kami pun tiba, bukan hanya makan siang yang dibawa oleh pelayan tapi juga diantarkan secara langsung oleh chef nya.
“selamat siang tuan Sean dan nyonya. saya Chef Alejandro, sesuai pesanan dari tuan dan nyonya, kami sajikan makanan Italia Ossobuco alla Milanese, bahan utamanya daging sapi yang di potong tebal, masih ada tulang juga didalamnya masih ada sumsum. kemudian yang ini, ada Fettucini Alfredo, sejenis pasta yang dicampur dengan keju parmesan dan juga mentega . terakhir kami juga membelikan minuman dari fermentasi buah anggur, La'cryma Christi. selamat menikmati tuan dan nyonya.” jelas chef Alejandro yang mendapatkan anggukan dari kami berdua.
“terimakasih.” ucapku bersamaan dengan Sean.
makanan yang pernah aku makan hanyalah fettucini, itupun aku membelinya di salah satu cafe yang bahkan bukan cafe khas italia, hanya cafe biasa yang kebetulan menyediakan beberapa menu makanan italia juga.
aku mulai menyantap makanan yang berasal dari daging sapi terlebih dahulu, rasanya benar-benar enak dan aku suka tapi tidak akan makan untuk kedua kalinya karena harga yang sangat mahal.
“bagaimana rasanya?.” tanya Sean setelah aku mencoba satu menu makanan yang disediakan di meja.
“enak, sangat enak.”
“baguslah kalau kamu suka, silahkan habiskan.”
“terimakasih.”
aku menyantap makanan tersebut dengan hati yang bahagia, selain makanan yang sangat enak, juga menatap pria tampan saat makan akan menambah rasa dari makanan yang aku makan.
berbeda dari fettucini yang pernah aku makan, disini lebih dan lebih enak rasanya. juga ditambah minuman dari fermentasi buah anggur, hampir mirip dengan wine tapi ini lebih enak dan tidak membuat mabuk, karena kadar alkoholnya hampir tidak ada. setelah makan utamanya selesai, pelayan datang kembali dengan membawa makanan penutup untuk kami berdua.
dessert nya mereka mengeluarkan Panna Cotta, aku tau makanan ini karena aku pernah makan beberapa kali di padukan dengan kopi, tapi kali ini benar-benar berada di posisi dan kegunaan aslinya yaitu sebagai makanan penutup. rasanya memang tidak ada dua nya, karena mereka semua dibuat oleh chef asli dari Italia, jadi wajar kalau makanannya akan menghasilkan cita rasa asli dan tentu saja sangat enak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments