Episode 4

Aku keluar dari apartemen, mengenakan celana legging dipadukan dengan jaket crop top dan sepatu olahraga berwarna putih. mengikat rambutku keatas, memakai airpods dan memutar musik yang aku sukai. keluar dari apartemen, aku berlari di tempat pejalan kaki yang bahkan tidak ada orang jogging sama sekali, karena hari ini adalah hari kerja yang pasti semua bersiap untuk masuk bekerja.

sekitar 3 kilo hingga sampai di apartemen lagi, aku kembali masuk ke gedung apartemen. tepat saat akan masuk lift, Jordan keluar dari lift menuju ke lobby.

“Anna.”

“Jordan.” sapaku kembali.

“tumben olahraga? semalam nggak tidur lagi?.”

“bukannya semua juga tahu kalau jam kerjaku berbeda dari yang lain, aku duluan ya.”

“oke, selamat tidur Anna.”

aku tersenyum kemudian menutup lift dan menekan angka 3. baru sampai di depan pintu, ada sebuah kotak berwarna merah dengan pita hitam didepan pintu, entah siapa yang meletakkan disana saat aku tidak ada, tapi disana tertulis untukku. aku melihat sekeliling yang nampak sangat sepi dan kotak itu ditujukan untukku. aku tidak pernah punya musuh sebelumnya, jadi kemungkinan akan baik-baik saja jika aku membawa nya masuk kedalam.

aku meletakkan kotak tersebut di meja makan, belum berniat untuk membukanya karena aku lebih dahulu mengambil air minum dan membuat roti panggang untuk sarapan pagi ini. sambil menunggu rotinya siap, aku pun memutuskan untuk membuka kotak tersebut. aku berfikir isinya adalah hal-hal buruk, seperti drama yang aku lihat, bangkai hewan, atau apapun itu yang membuatku terkejut. tapi ini lebih membuatku terkejut saat aku melihat dress yang sangat cantik serta sepatu high heels nya dan di tujukan untukku.

untuk : Annastasya Clarissa

gaun dan sepasang sepatu ini menggantikan kejadian kemarin. aku minta maaf karena terburu-buru hingga menabrakmu, lain kali aku akan mengajakmu minum es americano lagi.

“Sean.” ucapku setelah membaca pesan kecil di dalam kotak beserta dress dan sepasang sepatu tersebut. aku hanya bertemu dengan Sean dan kejadian itu hanya terjadi satu kali itu.

disaat aku sama sekali tidak peduli dengan kemeja mahal yang dia pakai, malah dia yang peduli pada nada kecil di pakaian dan sepatuku kemarin. harusnya aku lah yang mengganti kemeja yang Sean pakai, bahkan seluruh pakaiannya dari atas hingga bawah.

setelah sarapan dan mandi, aku memutuskan untuk tidak tidur. memakai pakaian rapi dan pergi ke kantor Sean untuk mengganti rugi atas kejadian kemarin. atau aku tidak akan pernah tidur dengan nyenyak selamanya.

mobilku berhenti di parkiran mobil gedung SAN Group yang megah, aku masuk dengan sangat tidak nyaman menuju ke resepsionis untuk bertanya apakah aku bisa bertemu dengan Sean atau tidak hari ini.

“apakah saya bisa bertemu dengan tuan Sean?.” tanyaku pada resepsionis.

“apakah sebelumnya sudah ada janji dengan tuan Sean?.”

“belum.”

“maaf tidak bisa, nona bukan satu-satunya wanita yang berusaha menemui tuan Sean.”

“saya ada urusan penting.”

“semua juga mengatakan hal yang sama.”

aku hanya bisa menghembuskan nafas kesal berniat untuk pergi saja karena percuma juga kalau berniat untuk menggantikan kalau orang yang bersangkutan saja sulit ditemui.

“ada apa ini?.” suara seseorang yang membuatku menoleh juga.

“tuan Adrian.” sapa resepsionis dengan sangat sopan.

“nona Annastasya?.” ucap pria yang dipanggil Adrian itu padaku.

“saya?.” aku bingung darimana dia tau namaku, aku juga tidak yakin kalau dia adalah salah satu pembaca novel romantis yang aku buat.

“tuan Sean sudah menunggu di ruangannya, mari saya antarkan.”

“ahh iya terimakasih.”

aku mengikuti langkahnya masuk ke dalam lift khusus, kemudian pria itu menekan angka 10 dan lift pun tertutup untuk naik ke lantai 10. lift terbuka begitu tiba di lantai 10, kembali mengikuti Adrian menuju ke salah satu ruangan dengan pintu kaca dan ada meja di luar ruangan tersebut.

“ini meja saya, silahkan masuk nona Annastasya.”

aku mengetuk pintunya pelan, setelah mendengar suara yang mempersilahkan masuk dari dalam, aku pun membuka pintunya dengan sangat tidak nyaman. mata kami bertemu, pria tampan di balik meja CEO nya memakai kacamata baca sambil membuka-buka berkas di depan mejanya.

“selamat pagi tuan Sean, maaf mengganggu waktunya.” ucapku

“silahkan duduk.” Sean beranjak dari kursi kebesarannya.

aku pun duduk di sofa dengan tidak nyaman, melihat bagaimana mewahnya ruangan ini membuatku merasa sangat kecil sekarang. Sean menduduki meja nya dan melihat ke arahku, lebih tepatnya melihat penampilanku dari atas hingga bawah, terlihat dari arah matanya yang menelusuri tubuhku yang terbalut celana jeans dipadukan dengan kemeja biru muda.

“saya ingin mengganti kejadian kemarin.” ucapku langsung pada intinya “saya menerima dress dan sepasang sepatu dari anda, maaf.”

“tidak perlu minta maaf, karena harusnya aku yang meminta maaf.”

“bagaimana saya harus menggantinya, saya akan membelikan kemeja baru.”

“saya punya banyak kemeja seperti itu yang sama di rumah, tidak perlu di ganti yang baru, bagaimana kalau diganti yang lain.” sebuah penawaran dari Sean yang membuatku berfikir liar, harusnya aku menghilangkan pikiran bodohku.

“apa?.”

Sean melihat pergelangan tangannya “temani aku makan siang.” ucap Sean yang membuatku tidak berfikir lebih jauh, aku berfikir dia ingin aku mentraktirnya makan siang.

“baiklah saya setuju. tapi apa itu cukup?.”

“tidak, aku akan mengatakan setelah makan siang.”

“baiklah.” aku tersenyum setuju dengan permintaan dari Sean, hanya makan siang, uangku tidak akan habis walaupun makan siang di tempat yang mahal.

tepat jam makan siang, aku dan Sean keluar dari ruangannya. kami berdua berjalan menuju ke lift, dengan aku yang berjalan di belakangnya, namun tiba-tiba tubuhku menabrak sesuatu yang keras dan lebih besar didepanku.

“aw.” aku membuka mata dan melihat punggung kekar milik Sean yang berhenti di depanku.

“jalan di sebelah, kamu bukan bawahanku Anna.” ucapnya dingin dan sukses membuatku mengikutinya untuk berjalan di sebelahnya.

kami berdua masuk ke dalam lift, selama lift menuju ke lobby, tiba-tiba Sean melihat ke arahku dan menyentuh dahiku. “sakit?.” tanyanya padaku dengan sangat tiba-tiba, semuanya seakan tiba-tiba dan penuh kejutan.

“tidak.” aku menepis tangannya, mana mungkin aku membiarkannya melihat pipiku yang memerah karena perlakuan manis itu.

“kalau jalan lihat kedepan.”

“maaf tuan.”

“jangan panggil tuan, panggil saja Sean.”

“saya tidak nyaman.”

“bagaimana caranya agar nyaman?.” Sean menatapku lekat-lekat, beberapa detik aku terdiam hanya mengerjapkan mata tidak percaya kalau wajahnya setampan itu dan sedekat itu.

“ehm maaf Sean.” ucapku yang membuatnya kembali melihat kedepan.

pintu lift pun terbuka, semua orang melihat ke arahku, bukan kearahku tapi lebih tepatnya kearah Sean karena berjalan bersamaku.sepertinya aku membuat sakit hati semua wanita yang melihat hari ini, walaupun Sean tidak menggandeng tanganku, tapi Sean berjalan beriringan denganku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!