Episode 2

Satu bulan berlalu sangat cepat, apartemen yang selalu bersih nampak sangat tidak terawat, debu dimana-mana dan sampah makanan pun hanya menumpuk di dapur. Yang aku lakukan selama satu bulan ini hanya tidur, makan, ke kamar mandi, selalu seperti itu, tidak melakukan pekerjaan apapun. Ponsel mati, dan beberapa kali Aliyah datang ke apartemenku untuk memastikan tapi tidak pernah bertemu denganku, Aliyah adalah editor novelku sekaligus sahabatku. Aku sangat yakin dia juga tau kalau aku sudah putus dengan Reynald, terakhir kali aku menghubunginya dua bulan yang lalu meminta cuti liburan selama satu bulan. aku hanya mengatakan ingin mencari inspirasi dengan keliling kota atau bahkan keliling luar negeri juga. Hari ini tepat hari terakhir aku berdiam diri didalam apartemen, aku beranjak dari ranjang, mengambil kardus kemudian memasukkan semua foto milik Reynald, bahkan barang pemberiannya juga, sambil keluar untuk membuang sampah, aku juga membuang barang-barang yang Reynald berikan. Saat berada di depan gedung apartemen tempat tinggalku, bersamaan dengan Aliyah yang datang menggunakan taksi.

“Anna.” Panggilnya padaku.

Aku hanya tersenyum kemudian menyapanya. “hai.”

“ada masalah? Aku sudah tau kalau kamu tidak keluar apartemen selama 1 bulan.” ucap Aliyah yang sebenarnya aku sendiri tau kalau dia tidak mungkin tidak tahu kalau aku hanya berada di apartemen untuk menenangkan diri.

“maaf.” ucapku.

“tidak apa-apa, aku mengerti.”

Kami menuju ke lantai 3 di unit apartemen tempat tinggalku, mungkin Aliyah sangat terkejut saat melihat apartemenku cukup berantakan dan debu dimana-mana, untuk tingkat kebersihan dan bau itu tidak ada bahkan sangat bersih, sampah pun berada di dekat balkon, jadi setelah di masukkan kedalam plastic besar dan ikat menggunakan tali, maka tidak akan menyebarkan bau. Aku juga tidak membuat makanan sendiri, selama satu bulan beberapa kali menggunakan jasa delivery order dan atau makan-makanan instan yang sudah disediakan di lemari pendingin, tinggal menghangatkan saja.

Aliyah terlihat menghembuskan nafas beratnya kemudian duduk di sofa yang bahkan jarang ku duduki karena memang kegiatanku berada di ranjang saja, tiduran, bangun-bangun makan ke dapur, bangun-bangun pergi ke kamar mandi. Hanya itu yang kulakukan selama 1 bulan tanpa komunikasi dengan siapapun.

“mau sampai kapan kamu akan seperti ini?.” Tanya Aliyah yang di tujukan padaku.

“aku sudah selesai.”

“baguslah, aku tahu permasalahanmu dengan Reynald, aku juga tau kalau dia selingkuh, lalu apa lagi yang akan kamu harapkan dari pria yang bahkan tidak menghargaimu?.”

“aku tidak ingin membahasnya karena kita sudah selesai.”

“kalau begitu waktunya kamu untuk keluar, kamu harus menunjukkan pada dunia bahwa kamu lebih baik tanpa dia Annastasya.”

Ucapan Aliyah memang sangat benar, jika aku hanya diam di dalam apartemen tanpa melakukan apapun maka hanya aku kembali yang tersakiti, kemudian kisah akan terulang kembali dengan keadaan yang lebih buruk. Aku tau reynald tidak akan pernah kembali padaku sampai kapanpun, tapi aku juga harus sadar bahwa aku bisa mendapatkan orang yang lebih baik dari sebelumnya dengan caraku sendiri, tidak ada paksaan atau karena rasa kasihan orang lain padaku.

“aku mau ke salon dan belanja beberapa pakaian.” Ucapku yang membuat Aliyah terkejut sekaligus bahagia.

“akhirnya…, aku akan membantumu sampai akhir, tenang saja.”

Aku dan Aliyah menuju ke mall untuk berbelanja beberapa pakaian, sepatu, tas dan barang-barang lainnya. Kami berpisah karena Aliyah ada meeting secara online sebentar, aku pun memilih pakaian sendiri di tempat banyak pakaian wanita. aku tidak tahu apa yang harus aku pakaian dan apa yang cocok untuk kupakai.

“ada yang bisa saya bantu?.” Tanya pelayan padaku.

“saya juga nggak tau mbak.” Ucapku yang benar-benar sangat bingung.

“soal ootd bisa di lihat di internet, kemudian nanti yang sekiranya cocok bisa di beli.”

“oh gitu ya.” Aku mengeluarkan ponselku dan mencoba mencari bagaimana style yang aku suka.

Banyak yang ku suka dan banyak yang sudah dijual di sini, aku pun memilih pakaian sesuai dengan ootd yang aku mau. banyak pakaian yang bisa aku pilih dan kenakan, memasukkannya kedalam keranjang belanja kemudian pergi ke kasir untuk menghabiskan uang. setelah membeli banyak pakaian dan membawa beberapa paper bag dari dalam toko pakaian, aku berganti masuk ke toko perhiasan dan aksesoris, yang kubeli hanya beberapa perhiasan untuk menunjang penampilan.

sebelum melanjutkan belanja dan menemui Aliyah yang kemungkinan sudah selesai meeting, aku pergi ke basement untuk meletakkan barang belanjaan kemudian menemui Aliyah yang sudah menungguku di toko sepatu.

“berapa uang yang sudah habis?.” tanya Aliyah mengejek, karena dia sangat ingat kalau sebenarnya uang ini aku gunakan dan tabung untuk pesta pernikahanku dengan Reynald jadi jumlahnya lumayan sudah banyak.

“sepertiga nya.” jawabku santai sambil memilih sepatu high heels.

“baguslah, mari kita habiskan lebih banyak.”

aku tersenyum kemudian memilih sepatu yang ku mau, sepatu berukuran 39 yang sangat pas di kaki ku yang terbilang cukup besar sebenarnya. setelah berbelanja sepatu dan menaruhnya di mobil, aku dan Aliyah pergi ke salon untuk merubah penampilan.

rambut lamaku yang semula berwarna hitam, menjadi coklat sedikit pirang bergelombang dan dibiarkan tergerai menutupi punggung. wajahku yang semula banyak jerawat dan kusam menjadi sangat bersih dan terawat, celana jeans dipadukan dengan kaos berganti dengan rok pendek dipadukan dengan kemeja tidak lupa mengganti sepatu lusuh yang kupakai dengan high heels senada.

keluar dari salon, kami berdua yang sudah memanjakan diri kembali masuk kedalam mobil. entah apakah hanya perasaanku saja atau memang terjadi, saat aku baru keluar dari salon semua orang melihat ke arahku, atau kemungkinan juga melihat kearah Aliyah, tapi Aliyah sama seperti sebelumnya, apalagi Aliyah memang tipe wanita yang sangat mementingkan penampilan sejak dahulu.

berada didalam mobil, mengendarainya ke sebuah tempat dimana Aliyah mengajakku kesana untuk menemukan ide ceritaku yang baru. pekerjaan Aliyah memang tergantung padaku, jadi wajar kami sering bertemu entah karena pekerjaan atau untuk hangout bareng. mobilku berhenti di sebuah kedai kopi yang cukup besar, biasanya kedai ini sering ramai kalau jam kerja untuk tempat meeting, selain kopi dan makanannya yang enak, juga tempatnya yang cukup nyaman.

pintu terbuka, sambil tertawa mendengar kisah yang Aliyah ceritakan, kami berdua menuju ke tempat order. yang kupesan hanya es americano sedangkan Aliyah memesan cappucino, karena saking asiknya hingga membuatku tidak sadar kalau aku menabrak seseorang yang memiliki tubuh lebih besar dan kuat daripada tubuhku, es americano yang kubawa tumpah mengenai kemeja yang dia pakai.

“duhh sorry.” ucapku berusaha membersihkan kemejanya menggunakan sapu tangan milikku.

“its oke.” suara bass yang keluar dari bibirnya membuatku melihat kearah wajahnya, dia lebih tinggi daripada ku, sekilas aku terhipnotis oleh ketampanannya, seperti tokoh utama dalam novel yang sering aku buat, sangat sempurna.

mata kami berdua bertemu, jantungku berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

“Anna.” panggil Aliyah yang menyadarkanku.

“eh maaf ya, aku akan ganti semua.” ucapku, walaupun aku tau kalau pakaian yang dia pakai sangat mahal dan uangku mungkin akan segera habis untuk membeli kemeja nya itu.

-tidak ada yang lebih baik dari menyayangi dan mencintai diri sendiri-

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!