"Lepas! Lepas, tolong!" teriakku sambil tak sengaja menendang kepemilikannya. Namun sayang, gak kena.
Ternyata dia gak mau kalah juga. Sssstt, sakit banget. Lagi-lagi Aris menjambak rambutku dengan kasar.
"Kau pembangkang Dinda, aku sudah berbaik hati. Bersikap lembut sama kamu, tapi kamu gak bisa dikasihani ternyata," ujarnya dan langsung mendorong tubuhku kembali ke ranjang.
Kali ini dengan sekuat tenagaku, aku benar-benar melawannya. Aku sudah tak ingin dinodainya lagi untuk kedua kalinya.
"Kau gila, kau bukan manusia. Jangan sentuh aku!" Teriakku dengan nada penuh bentakan.
Entah dapat bisikan dari mana. Tiba-tiba dia terdiam dan menghentikan niat jahatnya itu. Dia menjauh dari tubuhku dan lalu pergi ntah kemana.
Tiba-tiba Aris teringat kembali akan adikya--- Lia.
***
Author POV
Di tempat yang berbeda. Atas persetujuan dari pak Bambang, Jo mencoba menemui Lia. Karena Lia adalah adik Aris, tentunya hanya Lia lah kunci jawaban atas semuanya. Ya, Lia pasti tahu akan keberadaan Aris bukan?
"Lia, aku mau ngomong sama kamu. Penting!" ucap Jo yang membuat Lia kaget dan bingung.
"Loh pak Jo, ada apa?"
Lia yang dirundung rasa penasaran. Karena ada kata penting akhirnya Lia mengiyakan saja. Jo pun mengajak Lia ke kantin.
Di kantin, Jo langsung menginterogasi Lia secara hati-hati. Lia pun mulai ketakutan. Dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mungkin berhubungan dengan pak Wahyu. Papa kandungnya Jo. Pikirnya.
"Sejak kapan Aris keluar dari penjara?" tanya Jo to the point. Gak ada basa-basi, karena ini menyangkut dengan keselamatan Dinda. Jo tidak sedang bercanda sekarang. Keberadaan Dinda harus segera ditemukan olehnya.
Lia menatap Jo bingung. Aris belum waktunya bebas. Kenapa Jo tanya seperti itu?
"Mas Aris belum waktunya bebas pak," sahut Lia dengan yakin.
"Gak usah bohong, jujur aja Lia. Aku gak mau basa-basi." Jo mengeluarkan ponselnya. Dan menunjukkan video yang bedurasi satu menit itu ke Lia. Lia membelalak tak percaya. Setahunya, mas Arisnya bukan pria yang bejat seperti itu. Hanya saja kalau suka main kekerasan, Lia akan mengakuinya kalau Aris memang suka main tangan.
"Bukan! Bukan pak, dia bukan mas Aris!" Lia mencoba tak mempercayai video itu. Meskipun dalam hati kecilnya Lia, perawakan itu memanglah masnya.
"Ayo lah Lia! Adik ipar ku, Dinda. Dia sedang ada masalah. Tolong bantu kami, kali ini aja. Katakan, di mana Aris?"
Lia menggeleng. Dia tak tahu di mana keberadaan Aris sekarang ini.
"Lia!" Panggil Jo setengah memohon. Jo harus menemukan Dinda apapun yang terjadi. Harus.
"Aku benar-benar gak tau pak. Aku juga gak tau kalo mas Aris udah bebas. Setahuku, masih kurang 4 bulan lagi masa kebebasannya," balas Lia bingung
"Tapi ku mohon Lia, bantuin kami mencari Dinda. Dia sedang diculik oleh masmu itu. Aku gak mau dia lebih menderita dibanding ini. Ku mohon kamu mengerti," ucap Jo sedih.
Lia mengangguk. Dia akan berusaha semampunya untuk menemukan Aris. "Aku akan bantu kak Jo. Sekarang aku mau balik kerja lagi kak. Kalau aku menemukan sesuatu. Aku akan segera kabari kakak," sahut Lia yang kali ini memanggil Johan dengan sebutan kakak. Sebab, Jo dulunya adalah kakak kelas Lia.
Lia segera pergi dari Jo. Dia sudah tak punya muka lagi. Malu. Benar-benar malu. Kakaknya itu benar-benar menjijikkan. Gak bisa mikir apa, kalau adiknya ini juga perempuan. Bagaimana jika Lia yang berada di posisi Dinda?
Lia langsung berlari ke toilet. Menumpahkan rasa kecewanya di sana. Bebas dari penjara bukannya pulang, malah melakukan kejahatan lagi. Dan ini lebih parah, merusak anak orang yang dari golongan orang terpandang seperti Jo.
Lia bersumpah, tak ingin menganggap Aris sebagai kakaknya lagi. Lia jijik, benar-benar memalukan, seperti binatang.
Jika keluarga Jo melaporkan Aris ke penjara. Lia siap berjauhan dengan pak Wahyu. "Huhuhu... Hiks." Lia terisak, jantungnya begitu sesak atas kenyataan ini.
***
Melihat Dinda yang begitu kacau. Akhirnya Aris melepaskan ikatan tangan Dinda. Kasihan juga, hampir seharian tangannya diikat oleh Aris.
Saat tali itu sudah terlepas dari tangan Dinda. Dinda mendesis-desis karena kesakitan. Dia melihat tangannya yang merah karena lecet. Seperti iritasi, bahkan kulit luarnya ada yang mengelupas.
Entah kenapa, tiba-tiba Aris jadi perhatian pada Dinda. Segera ia carikan salep dingin untuk mengolesi pergelangan tangan Dinda.
Tapi namanya monster jahat, meskipun perbuatannya saat ini sedang baik. Tapi mulutnya begitu menyakitkan saat bicara.
"Makanya Dinda, kamu itu harus nurut sama aku. Kalau kamu menolak terus, kamu sendiri yang akan merasakan kesakitan. Ngerti!" katanya tanpa dosa.
Dinda tak menghiraukan ucapan Aris. Kembali air matanya keluar saat mengingat dirinya yang udah dinodai oleh Aris. Dinda berharap ini semua hanya mimpi buruknya. Jika ini benar mimpi, Dinda ingin segera bangun dan mengakhiri mimpinya itu.
"Dasar wanita, di mana-mana kerjaannya selalu menangis. Kau calon istriku, jangan menangis lagi. Hapus air matamu! Aku bosen ngelihatnya," perintah Aris dengan percaya diri.
Tapi namanya juga sedang emosi, sakit hati, sakit mental dan fisik. Apa lagi yang bisa Dinda lakukan selain menangis. Karena dia gak punya cukup tenaga dan keberanian untuk melawan si Aris.
"Tolong lepasin aku. Aku sudah punya pacar, jadi kita gak mungkin menikah," ucap Dinda menjelaskan dengan perlahan. Berharap Aris mengerti dan menyudahi niat gilanya yang ingin menikahinya.
Aris mengeratkan rahangnya tak terima dengan pengakuan Dinda barusan. Tak bisakah Dinda tutup mulut saja? Kenapa harus pembahasan masalah pria lain? Sedang adik Aris sendiri juga dalam kondisi yang sama dengan Dinda. Mencintai orang yang kini sudah menikah dengan kakaknya Dinda, yaitu si Nesa.
***
Di tempat yang berbeda.
Lia mencoba mencari info kesana-kemari tentang keberadaan Aris. Ada satu hal yang baru Lia ingat. Semoga itu bisa membantu Jo.
Lia sangat terpukul dengan kejadian nahas yang menimpa adik ipar kakak kelasnya itu. Lia cuma gak habis pikir, ternyata mas yang disayanginya selama ini berubah menjadi iblis yang menyamar jadi manusia. Pantas saja, ibunya selalu menderita tekanan darah tinggi. Ternyata ibunya punya sakit begitu karena memikirkan sikap mas Arisnya selama ini.
"Mas Aris, kamu memang bukan manusia. Padahal aku ini juga wanita. Mestinya kamu menghormatinya dan menjaganya. Bukannya malah merusak?" gumam Lia mengutarakan isi hatinya.
Lia tak kuasa menahan air matanya. Besok ia akan ijin bekerja. Lia sudah bertekad membantu Jo untuk menemukan Dinda. Sebagai gantinya rasa bersalah Lia waktu dulu. Betapa bodohnya Lia, yang mau melakukan hal jahat demi seorang Aris. Tapi yang sekarang ia lihat adalah... Dinda dirusak oleh kakak kandungnya sendiri.
"Aku akan bebasin kamu Din. Sabar dulu ya?"
Bersambung...
Akankah Dinda terbebas dari jerat tangan Aris? Lalu bagaimana dengan niat gila Aris itu? Tunggu di part selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
💜Balqish H😻
mn sekarang dia merusak gadis orang, keenakan kalau dinikahin
2022-09-26
0
💜Balqish H😻
Aris baru balik dari penjara malah berbuat kriminal lagi🤦
2022-09-26
0
🎯™ꨄ᭄⃟™Suci Anatasya❀⃟⃟✵🅠🅛
semoga ada yang membantu dinda, si Aris seperti psikopat 😠
2022-09-21
0