Kenapa Harus Aku?

Author POV

***

Hampir 15 menit sudah si Briyan menunggu kedatangan Dinda. Padahal jam kuliahnya sudah di mulai. Tapi si Dinda justru tak menampakkan batang hidungnya.

"Kemana sih ayang beb?" Gusar sudah raut wajah Briyan. Dia jadi takut Dinda kenapa-kenapa. Dinda tak biasanya berlaku seperti ini. Dia kalau soal kuliah tak pernah ketinggalan.

Dengan terpaksa Briyan mengeluarkan ponselnya. Menelpon Nesa adalah pilihan utamanya. Karena tadi si Briyan yang menjemput Dinda di rumah Nesa juga. Jadi dia harus tanggung jawab soal keberadaan Dinda.

Tuuuut...

Tuuuut...

Terdengar sambungan telpon yang bergetar. Nesa yang sedang asyik menonton TV akhirnya perhatiannya tersita pada layar persegi panjang nan pipih itu.

"Briyan," desis Nesa. Ia merasa aneh, kenapa Briyan meneleponnya.

"Assalamu'alaikum," ucap salam Nesa setelah menggeser tombol hijaunya ke atas.

"Wa'alaikumussalam Teh. Teh, Dinda ada sama loe gak?" tanyanya dari seberang sana.

Nesa mengernyit tak suka. Kayaknya ada yang tidak beres dengan Dinda dan Briyan.

"Maksud loe apa Yan? Kan loe yang jemput Dinda tadi. Jangan bilang kalian berantem." Tebak Nesa pada akhirnya. Dan tepat sekali, tebakan Nesa memang benar.

"Maaf Teh, si Dinda tadi minta diturunin di tengah jalan. Jadi Briyan ngikut aja."

"APA?" Kaget si Nesa.

"Dan gue gak mau tau, loe harus cari adek gue sampai ketemu!"

Nesa emosi. Ponselnya langsung ia matikan sepihak. Kini giliran Nesa yang akan menghubungi Dinda.

Namun berkali-kali Nesa menelepon. Tak ada sekalipun Dinda mengangkatnya. Nesa tak menyerah, segera dia menghubungi Jo. Memberitahukan kalau Dinda sedang tak baik-baik saja.

***

'Nesa telpon? Tapi maaf ya Sa, gue gak akan mengangkatnya,' batin si penculiknya Dinda.

Melihat gelagat aneh dari si penculik, Dinda memicingkan matanya curiga.

Dinda POV

"Sebenarnya maumu apa sih!" teriakku dengan penuh kecurigaan.

Sebenarnya aku takut setengah mati. Takut kalau dia adalah penculik yang suka mengambili organ tubuh manusia dan dijual. Makanya aku diculiknya sekarang. Atau orang itu menculikku lalu menghubungi mas Jo karna ingin uang? Aku mulai menebak-nebak yang bukan-bukan. Fikiranku kacau. Gak bisa untuk gak berpikir negatif. Tak terasa air mataku kembali mengalir tiada henti. Hiks.

Tapi sepertinya laki-laki ini tak perduli dengan isak tangisku. Dia justru mendekatiku dengan tatapan yang aneh.

"Ayo kita main-main sayang," ucapnya menyeringai.

Aku yang mendengarnya langsung melotot.

"Gak, tolong jangan!" teriakku sambil terus beringsut berusaha menjauh. Tiba-tiba terdengar nada dering panggilan masuk dari ponselku.

"Si Jo," gumam penculik itu.

Dia menyeringai. "Kebetulan banget," katanya yang tanpa basa-basi langsung mengangkat telpon itu.

"Hallo Din. Din, kamu dimana? Bri----" terdengar suara jauh di sana. Itu suara mas Jo.

"Hallo Jo," potong laki-laki itu.

Author POV

Di seberang sana, Jo mengangkat alisnya ke atas. 'Dia?' batinnya kaget.

"ELO! Bukannya loe---" ucap Jo yang kepotong.

"Ya, gue udah bebas," sahut si penculik. Ya, penculik itu adalah Aris. Apa motifnya dia menculik Dinda? Jo sendiri tak tahu pasti.

"Apa yang loe inginkan Ris? Tolong jangan sakiti Dinda," pinta Jo.

"Maaaass Jooo, tolooong!!"

Terdengar suara nan menyedihkan itu, membuat Jo buru-buru pulang ke rumah. Dia baru saja ke HRD menyerahkan surat pengunduran dirinya.

"Din, kamu di mana. Beritahu mas, mas akan ke sana!" ujar Jo panik sambil berlari keluar dari kantor.

Di seberang sana, Aris tertawa mengejek. "Silahkan ke sini Jo, ini balasan yang setimpal buat keluarga loe! Gue mau bersenang-senang dengan adik ipar loe. Yang--- emm--- lumayan juga." Seringaian Aris di balik sana membuat Dinda semakin ketakutan.

"Jaga bicara loe Ris, akan gue laporin loe ke polisi," ancam Jo tak terima jika Dinda diapa-apain oleh si brengsek Aris.

"Silahkan, kalo loe mau adek ipar loe tak bernyawa," ancam Aris

"Mau loe apa heh!" teriak Jo.

"Nikahin gue dengan Dinda," pinta Aris.

'Hah! Siapa dia? Mimpi kali,' batin Dinda kesal dan gak terima dengan permintaan si Aris.

"Jangan mimpi loe Ris," balas Jo kesal.

"Tunggu 30 menit lagi kalau gitu, loe akan tahu. Inget, tanpa lapor polisi!" ancam Aris lagi.

"Kamu itu siapa sih!" teriak Dinda.

"Aku calon suamimu, hahaha." Tawa Aris menggelegar, menggema di gudang itu. Dinda semakin ketakutan.

"Jangan mimpi! Aku gak pernah mau menikah sama penjahat kayak kamu!" teriak Dinda lagi.

"Aku gak perduli. Karena aku ingin balas dendam dengan kakakmu," ucap Aris sambil melanjutkannya dalam hati.

"Apa tujuanmu? Kau ingin mencelakai siapa?" tanya Dinda dengan berani.

"Ck, cerewet."

Tanpa menunggu lama, Aris yang licik itu segera mendekati. Membungkam mulutnya, dan mengikat tangan dan kakinya layaknya orang yang hendak disandra.

Segera Aris menggendong Dinda, memasukkannya ke mobil. Terlihat Dinda mencoba berontak, tapi tak dihiraukan oleh Aris. Air matanya kembali mengalir tiada henti. Dinda tak kenal dengan Aris. Dan tak punya kesalahan dengan Aris. Tapi kenapa harus dia yang menanggung semua ini? Sebenarnya ada apa?

Kenapa harus Aku?

Tak lama kemudian. Aris telah sampai di sebuah perumahan yang layak dihuni. Entahlah, apa yang sedang diinginkan oleh mantan napi ini?

Tempatnya yang sepi membuat orang lain tak mengetahui akan tindak kejahatannya. Karena semua ini sudah Aris rencanakan jauh-jauh hari supaya balas dendamnya lancar.

Dinda POV

Aku benar-benar gak tahu apa maunya orang ini. Menyekapku sedemikian rupa, tapi untuk apa? Perasaan aku gak punya salah sama dia. Tapi kenapa dia bersikap jahat kayak gini ke aku. Sebenarnya salahku apa?

Sebenarnya aku ingin kabur, atau mati aja sekalian di sini. Tapi dengan mudahnya dia membawaku pergi dan tempat macam apa ini? Tempatnya begitu sepi. Emang bermodel perumahan. Tapi masih sangat sepi. Jika aku dibunuh sekarang, kemungkinan besar tak akan ada orang yang mengetahuinya juga.

"Diam kamu, jangan berontak!" katanya tiba-tiba sambil menggendongku. Sialan emang, dengan mudahnya dia memasukkan ku ke sebuah kamar.

"Emmm, emm." Aku terus berusaha berteriak meskipun itu sia-sia. Ah, dasar penjahat. Penculik. Apa sih yang dia mau dariku?

Aku kaget saat orang yang bernama Aris ini meletakkan sebuah handycam di pojok ruangan. Buat apa? Pikiranku makin berkecamuk. Apa dia akan merekam aksi kejahatannya?

Aku langsung menggelengkan kepalaku kesana-kemari.

ENGGAK! ENGGAK!

Setidaknya aku gak boleh mati.

Kayaknya aku sudah kehabisan tenaga gara-gara menangis dan memberontak sedari tadi. Namun semua usahaku berakhir sia-sia.

"Ayo kita mulai, ini untuk mbak Nesa mu dan juga mas Johan mu," bisiknta lirih.

Mulai apa? pikiranku mulai tak tenang. Ku tatap dia dengan sendu. Berharap dia gak melakukan apapun terhadapku. Tapi semakin ku tatap, jaraknya semakin dekat denganku. Tiba-tiba dia membuka plester yang berada di mulutku dengan kasar. "Aaaahst!!" Sakit bodoh.

"Tolong, lepaskan aku!" mohonku sambil mengiba. Siapa tahu dia punya rasa belas kasihan.

Tapi apa katanya...

"Enggak!!" balasnya santai.

Ya Allah, lepaskan aku dari jerat penjahat ini. Doaku saat itu. Tapi aku gak bisa melakukan apa-apa selain hanya pasrah. Tenagaku hanya tersisa secuil yang kemungkinan besar tetap kalah jika berhadapan dengan orang gila ini.

Aku terkejut saat tangannya yang kasar itu membuka kancing kemejaku.

"Berhenti! Apa yang kau lakukan hah!" teriakku emosi.

Seperti orang yang gak punya telinga, dia terus melanjutkan aksinya hingga menampakkan buah dadaku yang ya begitulah. Hormon wanita berbeda-beda. Dan kebetulan punyaku sedikit berisi dibanding mbak Nesa.

"Tolong! Jangan lakukan itu!" mohonku. Air mataku terus menetes. Berharap ada keajaiban yang menolongku. Rasanya ingin mati dari pada aset berhargaku dilihatin macam penjahat kayak dia.

"Enggak. Ini sangat seksi untuk dibiarkan," jawabnya erotis.

"Tolong!! TOLONG!!"

Bersambung...

Kira-kira apakah Dinda akan selamat?

Terpopuler

Comments

RaraQRF

RaraQRF

cepetan Jo..... kasihan Dinda

2022-10-12

0

💜Balqish H😻

💜Balqish H😻

balas dendamnya salah

2022-09-26

0

💜Balqish H😻

💜Balqish H😻

padahal gak ngerti apa", tp malah kena imbasnya. kasian sekali si dinda

2022-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 Diculik
2 Kenapa Harus Aku?
3 Ternoda
4 Ajakan Menikah
5 Niat Gila
6 Mencoba Kabur
7 Kotor
8 Dibela
9 Keputusan Dinda
10 Salah Paham
11 Menyesal
12 Dibuntuti
13 Ketemu
14 Paket Misterius
15 Dilamar? Benarkah?
16 Masih Diterima
17 Semoga Bahagia
18 Adaptasi
19 Mual
20 Diduakan
21 Anak si Monster
22 Ketahuan
23 Aku Masih Istrimu
24 Soto Surabaya
25 Talak
26 Berduaan
27 Janji
28 Kesungguhan Aris
29 Tatapan Aris
30 Resmi Bercerai
31 Mulai Menerima
32 Hari Pernikahan Pak Bambang dan Bu Lastri
33 Saudara Tiri
34 Jail
35 Pantang Menyerah
36 Wawan Begitu Perhatian
37 Saling Emosi
38 Rencana Dinda
39 Petunjuk
40 Pencarian Aris
41 Belum Membuahkan Hasil
42 Usaha yang Tak Sia-Sia
43 Gak Bisa Tidur
44 Tinggal Bareng
45 Sayang
46 Digrebek
47 Nikah Siri
48 Wawan Menikah
49 Kumpul Keluarga
50 Pengganggu
51 Kopi
52 Sarapan Bersama
53 Masih Trauma
54 Taman Kota
55 Sekedar Mantan
56 Hasutan Wawan
57 Suasana Makin Panas
58 Faktanya
59 Makin Dekat
60 Mulai Tak Nyaman
61 Teman Kampus
62 Ketangkap Basah
63 Dilanda Gairah
64 Bu Lastri dan Mega Ketar-Ketir
65 Mega Pingsan
66 Aris Sakit Perut
67 Dinda Mau Melahirkan
68 Dinda Melahirkan
69 Mencuri Kesempatan
70 Cemburu
71 Ngurusin si Kecil
72 Tamu Bikin Darah Tinggi
73 Flashback Antara Mega dan Wawan
74 Masih Flashback
75 Kehadiran Nesa
76 I Love You Too
77 Permintaan Dinda
78 Bu Lastri Minta Maaf
79 Pertanyaan Dinda
80 Mantan Napi
81 Bikin Heboh
82 Tuduhan Palsu
83 Fatimah Az-Zahra
84 Pak Bambang Terhasut
85 Terusir
86 Dinda Melawan
87 Bibir Canduku
88 Tetap Berusaha
89 Zahra Rewel
90 Hot
91 Membujuk Wawan
92 Wawan Sakit
93 Aris Mengijinkan
94 Sikap Mega Yang Tak Biasa
95 Mencari Keluarga
96 Mega Meninggalkan Wawan
97 Kissmark
98 Masih Butuh
99 Mengantarkan Wawan
100 Free
101 Prahara Baru
102 Gak Dipercaya
103 Hilang Kepercayaan
104 Pacar Dunia Akhirat
105 Wawan Bersiap
106 Ikhlas Dibenci
107 Ijin Dari Keluarga
108 Ketemu Mertua
109 Kedatangan Keluarga Aris
110 3 Hari Menuju Pernikahan
111 Kecelakaan
112 Masih Selamat
113 Seperti Dilecehkan
114 Harus Bangun
115 Lumpuh
116 Gagal Menikah
117 Pura-Pura
118 Doa Bu Rukmini
119 Benarkah Bu Lastri?
120 Mega Hamil
121 Teka-Teki
122 Kejutan Tak Terduga
123 Wawan Dipenjara
124 Kesedihan Bu Lastri
125 Tertunda
126 Setelah Kepergian Aris dan Dinda
127 Isi Surat Wawan
128 Malam Honeymoon
129 Kasihan
130 Perubahan Dinda
131 Akhir Yang Bahagia
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Diculik
2
Kenapa Harus Aku?
3
Ternoda
4
Ajakan Menikah
5
Niat Gila
6
Mencoba Kabur
7
Kotor
8
Dibela
9
Keputusan Dinda
10
Salah Paham
11
Menyesal
12
Dibuntuti
13
Ketemu
14
Paket Misterius
15
Dilamar? Benarkah?
16
Masih Diterima
17
Semoga Bahagia
18
Adaptasi
19
Mual
20
Diduakan
21
Anak si Monster
22
Ketahuan
23
Aku Masih Istrimu
24
Soto Surabaya
25
Talak
26
Berduaan
27
Janji
28
Kesungguhan Aris
29
Tatapan Aris
30
Resmi Bercerai
31
Mulai Menerima
32
Hari Pernikahan Pak Bambang dan Bu Lastri
33
Saudara Tiri
34
Jail
35
Pantang Menyerah
36
Wawan Begitu Perhatian
37
Saling Emosi
38
Rencana Dinda
39
Petunjuk
40
Pencarian Aris
41
Belum Membuahkan Hasil
42
Usaha yang Tak Sia-Sia
43
Gak Bisa Tidur
44
Tinggal Bareng
45
Sayang
46
Digrebek
47
Nikah Siri
48
Wawan Menikah
49
Kumpul Keluarga
50
Pengganggu
51
Kopi
52
Sarapan Bersama
53
Masih Trauma
54
Taman Kota
55
Sekedar Mantan
56
Hasutan Wawan
57
Suasana Makin Panas
58
Faktanya
59
Makin Dekat
60
Mulai Tak Nyaman
61
Teman Kampus
62
Ketangkap Basah
63
Dilanda Gairah
64
Bu Lastri dan Mega Ketar-Ketir
65
Mega Pingsan
66
Aris Sakit Perut
67
Dinda Mau Melahirkan
68
Dinda Melahirkan
69
Mencuri Kesempatan
70
Cemburu
71
Ngurusin si Kecil
72
Tamu Bikin Darah Tinggi
73
Flashback Antara Mega dan Wawan
74
Masih Flashback
75
Kehadiran Nesa
76
I Love You Too
77
Permintaan Dinda
78
Bu Lastri Minta Maaf
79
Pertanyaan Dinda
80
Mantan Napi
81
Bikin Heboh
82
Tuduhan Palsu
83
Fatimah Az-Zahra
84
Pak Bambang Terhasut
85
Terusir
86
Dinda Melawan
87
Bibir Canduku
88
Tetap Berusaha
89
Zahra Rewel
90
Hot
91
Membujuk Wawan
92
Wawan Sakit
93
Aris Mengijinkan
94
Sikap Mega Yang Tak Biasa
95
Mencari Keluarga
96
Mega Meninggalkan Wawan
97
Kissmark
98
Masih Butuh
99
Mengantarkan Wawan
100
Free
101
Prahara Baru
102
Gak Dipercaya
103
Hilang Kepercayaan
104
Pacar Dunia Akhirat
105
Wawan Bersiap
106
Ikhlas Dibenci
107
Ijin Dari Keluarga
108
Ketemu Mertua
109
Kedatangan Keluarga Aris
110
3 Hari Menuju Pernikahan
111
Kecelakaan
112
Masih Selamat
113
Seperti Dilecehkan
114
Harus Bangun
115
Lumpuh
116
Gagal Menikah
117
Pura-Pura
118
Doa Bu Rukmini
119
Benarkah Bu Lastri?
120
Mega Hamil
121
Teka-Teki
122
Kejutan Tak Terduga
123
Wawan Dipenjara
124
Kesedihan Bu Lastri
125
Tertunda
126
Setelah Kepergian Aris dan Dinda
127
Isi Surat Wawan
128
Malam Honeymoon
129
Kasihan
130
Perubahan Dinda
131
Akhir Yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!