Ajakan Menikah

***

Dinda terbangun dengan posisi---- Cih, menjijikkan.

Dinda menggelengkan kepalanya. Badannya terasa remuk gara-gara pria asing yang sama sekali tak dikenalnya itu. Boro-boro dilembutin, Aris memperlakukan Dinda layaknya benda mati yang tak merasa kesakitan. Semoga pria itu mendapatkan karma suatu saat nanti.

Tapi Dinda sedikit lega, setidaknya orang asing itu mau menutupi badannya dengan kain, mungkin selimut maksudnya. Setidaknya pas Dinda bangun, dia tidak terlalu malu mendapati dirinya yang sudah tak suci lagi akibat ulahnya Aris.

Tangan Dinda yang masih terikat, membuatnya kesusahan untuk bergerak. Tangannya kesemutan, bahkan merah-merah akibat bergesekan dengan tali yang melilit di pergelangan tangannya.

Dinda juga ingin kabur, tapi diurungkannya. Mana mungkin ia kabur tanpa celana. Bahkan kemejanya saja tak terkancing semua.

Kembali air mata Dinda runtuh tak tertahankan. Dia sudah hina, kotor. Apakah Briyan masih mau menerimanya?

Dinda POV

Aku sangat hina dan kotor. Bagaimana mungkin Briyan bisa menerimaku? Apa jadinya aku setelah ini? Lebih baik aku mati dari pada hidup dalam bayang-bayang kotor seperti ini.

"Dasar pemerkosa, gue gak akan maafin loe. Jahat!" ucapku penuh makian.

Kembali aku terisak. Aku berharap kejadian ini adalah mimpi burukku. Namun___

Ceklek!

Terdengar suara pintu dibuka. Aku melirik siapa yang datang. Ah, ternyata bajingan itu yang masuk. Mau apa dia?

Dengan pelan namun pasti dia mendekatiku. Ternyata dia masih punya muka. Benar-benar gak tahu malu.

"Gimana sayang? Apa rasanya sangat nikmat?" tanyanya yang semakin membuatku jijik mendengarnya.

Cuih, nikmat? Rasanya pengen muntah di depan mukanya itu.

Namun sayangnya, suaraku dah habis. Lemas dan gak ada tenaga lagi untuk melawannya.

"Oh ya, kau sangat lemah ternyata. Nih, aku bawakan makanan untukmu. Setelah itu, kita akan melakukannya lagi. Sampai kau hamil," ujarnya begitu enteng. Mungkin urat malunya sudah putus. Makanya, dia tak ada rem saat mengatakan itu.

Tapi...

Hamil? Apa maksudnya?

Aku menggeleng, lebih baik aku dibunuh saja dari pada harus melakukannya lagi.

"Bunuh aja aku!" pintaku dengan suara serak. Aku haus, lapar layaknya tawanan yang tak pernah dapat belas kasih.

"Enggak akan. Bukan itu tujuanku," balasnya setengah meyakinkan.

Aku terdiam. Sebenarnya apa tujuannya? Pikirku keheranan.

"Makan!" perintahnya kemudian.

Aku melengos. Selapar apapun aku. Aku gak akan makan.

"Ni anak, masih mau melawan rupanya," gumam Aris setengah kesal.

"Makan Dinda! Makan!" perintahnya lagi. Kali ini dia menaikkan intonasinya.

Aku masih diam. Menatap makanan itu dengan nanar. Bagaimana aku bisa makan jika ke-dua tanganku masih terikat seperti ini? Dasar pria gak punya otak. Pikirku kesal.

Dia berdecih sebal. Lalu berjongkok di depanku dengan gaya yang terpaksa. "Kau manja juga ya Din, adikku gak semanja kamu tahu," ujarnya sambil mengambil sebungkus nasi dan tiba-tiba dia menyuapiku.

"Buka mulutmu!" suruhnya.

Apa-apaan ini? Kenapa dia tiba-tiba punya hati?Aku terdiam, menatap matanya yang sendu. Sepertinya pria ini adalah orang baik. Tapi kenapa dia bisa sebejat ini sama aku?

"Buka Dinda!" ucapnya yang kali ini balas menatapku.

Melihat dia yang balik menatapku, sontak aku menunduk. Bukan apa-apa, aku gak ada rasa sama dia. Tapi aku hanya ingin tahu bagaimana sikap dia aslinya.

"Buka mulutmu!" suruhnya lagi, kali ini dengan bentakan. Ternyata, kelembutan dia itu hanya beberapa detik aja. Selebihnya penjahat tetaplah penjahat. Nyesel udah sempat memujinya tadi.

Aku yang takut bakal dijahati lagi, akhirnya hanya bisa pasrah. Membuka mulut dan menerima suapan dari tangannya. Sebenarnya aku gak sudi makan dari tangannya. Tapi bagaimana lagi, aku juga butuh tenaga untuk ngelawan orang ini.

"Gitu dong? Kan jadi enak," ucapnya sambil terus menyuapiku.

Aku tak menyahut, tenggorokanku terasa kering. Sejak diculik tadi, aku belum diberi setetes minuman. Hanya air mata yang ku minum, tapi itu tak membuatku lega.

"Cepat dimakan Dinda! Ditelan!" suruhnya lagi saat melihatku melamun.

Aku heran aja sama ni orang, kenapa dia bisa tahu namaku? Bisa tahu soal mas Jo? Sebenarnya aku ingin bertanya, tapi kayaknya itu gak penting. Ah, nanti aja deh. Tunggu tenagaku pulih.

Tak terasa, air mataku kembali mengalir. Harga diriku sudah hancur di tangan monster jahat ini. Ya, kayaknya dia lebih layak dipanggil monster jahat. Sebab dia bukanlah manusia. Manusia hanya sebatas casingnya saja, tapi dalamnya adalah monster iblis yang gak punya hati.

"Ni anak dibaikin malah ngelunjak," ucap Aris tiba-tiba.

"Dinda, makan atau kita main lagi sekarang!" ancamnya kemudian.

Aku tahu dia menakut-nakutiku. Tapi mendengar kata main yang dia katakan barusan kok membuatku merinding ya. Secara tadi dia sudah main kasar. Langsung tusuk tanpa permisi lagi. Benar-benar manusia kejam, terkutuklah kau Aris. Sumpah serapah dan segala makian telah ku lontarkan untuknya meski cuma dalam hati.

"Oke, kalau kau diam---- itu tandanya kita akan main sekarang!" lanjutnya tiba-tiba.

Gila, apa-apaan dia?

"Jangan! Ku mohon jangan!" balasku ketakutan.

"Kalau gitu makan dong, aku udah baik hati lho sama kamu Din," ucapnya yang terlihat sok baik.

Ya udahlah, aku melanjutkan makanku. Lagipun ini gak terlalu buruk untuk lambungku yang sudah kelaparan sedari tadi. Saat aku asik mengunyah suapan darinya. Lagi-lagi dia berkata aneh.

"Aku mau kita menikah," celetuknya tanpa wajah berdosa.

Aku membelalakkan mata saking kagetnya. "Uhuk... uhuk!"

Bahkan aku sampe terbatuk-batuk. Makanan yang berada di mulutku saja sampai menyembur keluar.

"Ck, pelan-pelan dong kalau makan," ketusnya sambil mengusap bajunya yang kesembur makanan tadi.

Harusnya aku ketawa saat melihat ekspresinya yang konyol itu. Tapi ah, dia orang gila. Gak mungkin aku menikah dengan monster jahat ini. Bagaimana dengan hidupku nanti? Sekarang saja sudah hancur lebur. Gimana dengan yang selanjutnya? Apa dia menikahi ku hanya ingin membunuhku secara perlahan?

"GAK!!" Aku menggeleng dengan sekuat tenaga. Permintaan konyol apa yang barusan dia katakan.

"Aku gak mau!" ucapku lagi.

"Oh, jadi gitu. Kau lebih milih keluargamu menderita. Oke, aku akan menghancurkannya kalau begitu!" ancamnya yang kali ini terlihat serius.

"Sebenarnya siapa kamu? Apa kamu gak cukup ngehancurin hidupku? Bahkan aku aja gak kenal sama kamu. Tawaran macam apa itu? Menikah? Dasar monster jahat, kejam, tak manusiawi!" Makiku tanpa ampun. Untung tadi dia membujukku makan, jadi tenagaku sedikit berangsur membaik sekarang.

Praaaaaaangggg!

Dia membanting piring yang masih ada nasinya. Suaranya melengking di telinga. Ingin rasanya ku tutup pake tangan. Tapi sialannya, tanganku masih terikat. Kurang ajar memang orang ini.

Bukannya berhenti, habis membanting piring tadi dia malah berkacak pinggang di depanku. Ngapain gitu? Sok kebagusan aja, pikirku.

"Oh, jadi kamu lebih suka cara yang kasar. Oke, bersiaplah." Dia menyeringai sambil meloloskan kaos oblong yang ia kenakan. Ternyata Aris gak suka dilawan.

"Jangan sentuh aku, aku gak sudi!" teriakku emosi. Tapi kali ini dia memaksa dan menggendongku di atas ranjang.

"Hentikan!" teriakku lagi.

"Diam! Aku bilang diam!" bentaknya dengan kasar.

"Inikan maumu, dikasarin," bisiknya kurang ajar.

"Lepas! Lepas! Tolong!"

Bersambung...

Akankah ada yang menolong Dinda? Sampai kapan penderitaan Dinda akan berakhir?

Terpopuler

Comments

💜Balqish H😻

💜Balqish H😻

kasian kan si Dinda hrs kena getahnya

2022-09-26

0

💜Balqish H😻

💜Balqish H😻

sebenarnya tujuan si penculik itu buat apa? kalau mau menikah, kenapa ga dilamar sj

2022-09-26

0

🎯™ꨄ​᭄⃟™Suci Anatasya❀⃟⃟✵🅠🅛

🎯™ꨄ​᭄⃟™Suci Anatasya❀⃟⃟✵🅠🅛

kenapa kok pakai diikat segala sih Dinda nya, si aris udah setres kali 😪

2022-09-21

0

lihat semua
Episodes
1 Diculik
2 Kenapa Harus Aku?
3 Ternoda
4 Ajakan Menikah
5 Niat Gila
6 Mencoba Kabur
7 Kotor
8 Dibela
9 Keputusan Dinda
10 Salah Paham
11 Menyesal
12 Dibuntuti
13 Ketemu
14 Paket Misterius
15 Dilamar? Benarkah?
16 Masih Diterima
17 Semoga Bahagia
18 Adaptasi
19 Mual
20 Diduakan
21 Anak si Monster
22 Ketahuan
23 Aku Masih Istrimu
24 Soto Surabaya
25 Talak
26 Berduaan
27 Janji
28 Kesungguhan Aris
29 Tatapan Aris
30 Resmi Bercerai
31 Mulai Menerima
32 Hari Pernikahan Pak Bambang dan Bu Lastri
33 Saudara Tiri
34 Jail
35 Pantang Menyerah
36 Wawan Begitu Perhatian
37 Saling Emosi
38 Rencana Dinda
39 Petunjuk
40 Pencarian Aris
41 Belum Membuahkan Hasil
42 Usaha yang Tak Sia-Sia
43 Gak Bisa Tidur
44 Tinggal Bareng
45 Sayang
46 Digrebek
47 Nikah Siri
48 Wawan Menikah
49 Kumpul Keluarga
50 Pengganggu
51 Kopi
52 Sarapan Bersama
53 Masih Trauma
54 Taman Kota
55 Sekedar Mantan
56 Hasutan Wawan
57 Suasana Makin Panas
58 Faktanya
59 Makin Dekat
60 Mulai Tak Nyaman
61 Teman Kampus
62 Ketangkap Basah
63 Dilanda Gairah
64 Bu Lastri dan Mega Ketar-Ketir
65 Mega Pingsan
66 Aris Sakit Perut
67 Dinda Mau Melahirkan
68 Dinda Melahirkan
69 Mencuri Kesempatan
70 Cemburu
71 Ngurusin si Kecil
72 Tamu Bikin Darah Tinggi
73 Flashback Antara Mega dan Wawan
74 Masih Flashback
75 Kehadiran Nesa
76 I Love You Too
77 Permintaan Dinda
78 Bu Lastri Minta Maaf
79 Pertanyaan Dinda
80 Mantan Napi
81 Bikin Heboh
82 Tuduhan Palsu
83 Fatimah Az-Zahra
84 Pak Bambang Terhasut
85 Terusir
86 Dinda Melawan
87 Bibir Canduku
88 Tetap Berusaha
89 Zahra Rewel
90 Hot
91 Membujuk Wawan
92 Wawan Sakit
93 Aris Mengijinkan
94 Sikap Mega Yang Tak Biasa
95 Mencari Keluarga
96 Mega Meninggalkan Wawan
97 Kissmark
98 Masih Butuh
99 Mengantarkan Wawan
100 Free
101 Prahara Baru
102 Gak Dipercaya
103 Hilang Kepercayaan
104 Pacar Dunia Akhirat
105 Wawan Bersiap
106 Ikhlas Dibenci
107 Ijin Dari Keluarga
108 Ketemu Mertua
109 Kedatangan Keluarga Aris
110 3 Hari Menuju Pernikahan
111 Kecelakaan
112 Masih Selamat
113 Seperti Dilecehkan
114 Harus Bangun
115 Lumpuh
116 Gagal Menikah
117 Pura-Pura
118 Doa Bu Rukmini
119 Benarkah Bu Lastri?
120 Mega Hamil
121 Teka-Teki
122 Kejutan Tak Terduga
123 Wawan Dipenjara
124 Kesedihan Bu Lastri
125 Tertunda
126 Setelah Kepergian Aris dan Dinda
127 Isi Surat Wawan
128 Malam Honeymoon
129 Kasihan
130 Perubahan Dinda
131 Akhir Yang Bahagia
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Diculik
2
Kenapa Harus Aku?
3
Ternoda
4
Ajakan Menikah
5
Niat Gila
6
Mencoba Kabur
7
Kotor
8
Dibela
9
Keputusan Dinda
10
Salah Paham
11
Menyesal
12
Dibuntuti
13
Ketemu
14
Paket Misterius
15
Dilamar? Benarkah?
16
Masih Diterima
17
Semoga Bahagia
18
Adaptasi
19
Mual
20
Diduakan
21
Anak si Monster
22
Ketahuan
23
Aku Masih Istrimu
24
Soto Surabaya
25
Talak
26
Berduaan
27
Janji
28
Kesungguhan Aris
29
Tatapan Aris
30
Resmi Bercerai
31
Mulai Menerima
32
Hari Pernikahan Pak Bambang dan Bu Lastri
33
Saudara Tiri
34
Jail
35
Pantang Menyerah
36
Wawan Begitu Perhatian
37
Saling Emosi
38
Rencana Dinda
39
Petunjuk
40
Pencarian Aris
41
Belum Membuahkan Hasil
42
Usaha yang Tak Sia-Sia
43
Gak Bisa Tidur
44
Tinggal Bareng
45
Sayang
46
Digrebek
47
Nikah Siri
48
Wawan Menikah
49
Kumpul Keluarga
50
Pengganggu
51
Kopi
52
Sarapan Bersama
53
Masih Trauma
54
Taman Kota
55
Sekedar Mantan
56
Hasutan Wawan
57
Suasana Makin Panas
58
Faktanya
59
Makin Dekat
60
Mulai Tak Nyaman
61
Teman Kampus
62
Ketangkap Basah
63
Dilanda Gairah
64
Bu Lastri dan Mega Ketar-Ketir
65
Mega Pingsan
66
Aris Sakit Perut
67
Dinda Mau Melahirkan
68
Dinda Melahirkan
69
Mencuri Kesempatan
70
Cemburu
71
Ngurusin si Kecil
72
Tamu Bikin Darah Tinggi
73
Flashback Antara Mega dan Wawan
74
Masih Flashback
75
Kehadiran Nesa
76
I Love You Too
77
Permintaan Dinda
78
Bu Lastri Minta Maaf
79
Pertanyaan Dinda
80
Mantan Napi
81
Bikin Heboh
82
Tuduhan Palsu
83
Fatimah Az-Zahra
84
Pak Bambang Terhasut
85
Terusir
86
Dinda Melawan
87
Bibir Canduku
88
Tetap Berusaha
89
Zahra Rewel
90
Hot
91
Membujuk Wawan
92
Wawan Sakit
93
Aris Mengijinkan
94
Sikap Mega Yang Tak Biasa
95
Mencari Keluarga
96
Mega Meninggalkan Wawan
97
Kissmark
98
Masih Butuh
99
Mengantarkan Wawan
100
Free
101
Prahara Baru
102
Gak Dipercaya
103
Hilang Kepercayaan
104
Pacar Dunia Akhirat
105
Wawan Bersiap
106
Ikhlas Dibenci
107
Ijin Dari Keluarga
108
Ketemu Mertua
109
Kedatangan Keluarga Aris
110
3 Hari Menuju Pernikahan
111
Kecelakaan
112
Masih Selamat
113
Seperti Dilecehkan
114
Harus Bangun
115
Lumpuh
116
Gagal Menikah
117
Pura-Pura
118
Doa Bu Rukmini
119
Benarkah Bu Lastri?
120
Mega Hamil
121
Teka-Teki
122
Kejutan Tak Terduga
123
Wawan Dipenjara
124
Kesedihan Bu Lastri
125
Tertunda
126
Setelah Kepergian Aris dan Dinda
127
Isi Surat Wawan
128
Malam Honeymoon
129
Kasihan
130
Perubahan Dinda
131
Akhir Yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!