"Tolong! Jangan lakukan itu!" mohonku. Air mataku terus menetes. Berharap ada keajaiban yang menolongku. Rasanya ingin mati dari pada aset berhargaku dilihatin macam penjahat kayak dia.
"Enggak. Ini sangat seksi untuk dibiarkan," jawabnya erotis.
"Tolong!! TOLONG!!"
Meskipun aset ini sudah pernah terjamah oleh seorang pria. Pria satu-satunya yang kini telah menjadi kekasihku, yaitu Briyan. Tapi cewek mana yang akan rela jika kehormatannya dinikmati oleh pria jahat yang tak ia kenal?
Author POV
Tangan nakal Aris, tiba-tiba menyentuh bagian kulit lembut Dinda. Dinda berteriak saking ingin menolaknya namun tidak bisa.
"Cuih!"
Dengan berani Dinda meludah tepat di pipi Aris. Aris kaget dengan ulah Dinda barusan. Spontan saja Aris melayangkan tamparannya tepat di pipi Dinda.
PLAKKK!!
Dinda meringis kesakitan. Seumur hidupnya, baru kali ini dia perlakukan kasar bak bukan manusia. Di saat masih merasakan sakit di pipi kirinya, tangan kasar itu mencoba menurunkan resleting celana panjangnya.
"Jangan!" teriak Dinda, kali ini penuh memohon.
"Jangan!" teriaknya lagi, suaranya sudah hampir habis. Bahkan tercekat di tenggorokannya.
"Diam, sialan!" maki Aris tepat di depan Dinda. Membuat jantung Dinda terhenti seketika. Tapi Dinda tak mau tinggal diam. Dia mencoba menjauhkan kakinya. Meskipun terikat, Dinda tetap berusaha agar Aris tak melanjutkan aksi bejatnya. Dari sini Dinda tahu, kalau Aris menginginkan tubuhnya.
"Berhenti! Dasar penjahat!" Kini Dinda balik memaki Aris.
Aris terdiam. Dia menatap Dinda dengan murka. 'Berani juga si Dinda,' batinnya.
"Mending kamu bunuh aku aja!" pinta Dinda lagi.
"Ck. Gak semudah itu gadis manis," jawabnya Aris.
"Apa maumu!" tanya Dinda dengan sisa suaranya.
"Tubuhmu!" balas Aris menyeringai.
"Enggak!! Ku mohon jangan lakukan itu!" mohon Dinda dengan memelas.
Tapi Aris tak menyahut. Dia malah menarik kaki Dinda dan melepaskan celana itu dengan kasar. Meskipun celana itu masih bertengger di kaki Dinda, tapi mahkota itu sudah terpampang nyata di depan mata Aris.
"Cuih!!" Kali ini Dinda mencoba meludahi Aris, namun gagal. Aris menghindar dan justru membungkam mulut Dinda dengan mulutnya.
Tangannya masih terikat, pun juga dengan kakinya. Tak ada gerakan apapun yang Dinda lakukan. Tapi Aris gencar menggodanya. Tanpa Dinda sadari, Aris sudah melepaskan ikatan di kakinya.
Ternyata Dinda menyadari itu. Jadi dia berusaha berkali-kali menendangkan kakinya ke arah Aris, namun lagi-lagi gagal. Aris selalu menangkap kakinya, dan bahkan tendangan Dinda yang mengenai perut Aris seperti tak berpengaruh apapun pada Aris.
"Jangaaan!" jerit Dinda tiba-tiba saat Aris sudah berhasil meloloskan celananya. Hingga hal tak senonoh itupun terjadi.
Dia dinodai oleh pria yang tak ia kenal sebelumnya. Bahkan jiwa dan mentalnya sudah dihancurkan. Hanya sakit yang ia rasakan saat ini.
Aris yang tak punya hati itu sedikit terkejut saat menyadari kalau Dinda ternyata masih perawan. "Rupanya kamu masih tersegel sayang," ucapnya senang.
Dinda tak bisa berkata apa-apa lagi selain hanya menjerit dan menangis. Hingga semuanya menjadi gelap. Dinda tak sadarkan diri kemudian.
***
Di tempat yang berbeda, Jo terus berusaha mencari keberadaan Dinda. Melalui GPS hp Dinda, dan melacak tempat terakhir hp Dinda aktif.
Dan akhirnya Jo berhasil menemukan keberadaan terakhir Dinda. Di sebuah gudang tua. Buru-buru Jo kesana. Namun sayang, waktu Jo sudah masuk ke dalam ruangan itu. Tempat itu sudah kosong. Jo kelewat.
"Kemana si Aris? Dia bawa Dinda kemana?" gumam Jo semakin khawatir. Percuma juga dia lapor polisi. Dinda hilang belum genap 1x24 jam. Pasti polisi gak akan mau mencarinya. Susah memang, semua harus mengikuti prosedur. Jadi lebih baik Jo mencarinya sendiri.
Sudah cukup lama Jo mencari, dia tetap tak menemukan jejak apapun. Jo kalut, bingung. Gimana kalau Aris nekat? Gimana kalau Dinda diapa-apain oleh si Aris? Jo sangat takut kalau Dinda pulang sudah tak utuh lagi.
30 menit kemudian.
Ponsel Jo berbunyi. Tanpa menunggu lama, Jo langsung membukanya. Dia kaget saat Aris mengirimkan sesuatu ke ponselnya.
Jo membelalakkan matanya. Terkejut bukan main melihat video tak senonoh yang Aris kirimkan. Sayang semuanya di blur, hanya ada wajah Dinda yang terlihat jelas.
"Kurang ajar!" geram Jo kesal. Semua yang ia khawatirkan menjadi kenyataan. Aris telah melakukan hal keji terhadap Dinda.
Jo memejamkan matanya. Memijit pelipisnya yang tiba-tiba pening. Meskipun Dinda bukan adik kandungnya, Jo sudah menganggap Dinda seperti adik sendiri. Apalagi yang terjadi pada Dinda saat ini pasti ada hubungannya dengan Jo dan Nesa.
Jo segera menelpon pak Bambang, untuk dimintai bantuan, tentunya. Sedang Briyan? Jo belum ingin kasus ini diketahui oleh orang lain. Ini adalah aib keluarga. Kalau bisa, yang tahu adalah keluarganya dulu. Karena orang lain belum mesti bisa dipercaya.
Pak Bambang langsung datang ke TKP. Dia begitu marah melihat video dimana Dinda disiksa. Diperlakukan layaknya binatang.
"Kita harus lapor polisi Jo, Ayah gak tega lihat Dinda. Dia anak bungsu ayah Jo. Ayah gak pernah bersikap kasar padanya. Jangankan mengasari, membuat Dinda nangis pun ayah gak tega." Pak Bambang tak kuasa menahan air matanya. Putri bungsunya telah dinodai oleh pria bejat yang dia sendiri tak pernah mengenalnya. Andai pak Bambang tahu, jika Aris pernah menjalin hubungan dengan Nesa. Pasti pak Bambang akan murka seketika. Pasti pak Bambang akan memarahi Nesa saat itu juga.
"Kita harus cari solusinya Pa." Jo dan pak Bambang tengah berhenti di pinggir jalan. Membahas tentang Dinda. Jo masih belum menemui titik terang. Tapi jalan satu-satunya adalah menemui Lia.
Pak Bambang hanya mengikuti keputusan Jo. Karena dia yakin, Dinda akan baik-baik aja jika Jo yang memutuskan. Urusan ini begitu pelik menurut pak Bambang. Padahal dia tak pernah jahat pada siapapun. Sama perempuan pun juga tidak pernah main-main. Tapi kenapa anaknya mendapat cobaan yang begitu mengerikan seperti ini?
'Semoga kamu kuat Nak. Ayah akan melakukan yang terbaik buatmu. Apapun itu. Jika perlu, ayah akan penjarakan pria brengsek itu,' batin pak Bambang emosi.
***
Melihat Dinda yang sudah tak berdaya, Aris tersenyum puas. Dia melihat Dinda dan membiarkannya dalam keadaan seperti itu. Dia memang iblis, hidupnya sudah hancur di penjara. Jadi, jika ada orang yang menghancurkan hidup adiknya. Maka Aris juga akan menghancurkan hidup adik orang lain.
"Aku akan menikahimu, hahaha. Dan menghancurkan hidup kakak iparmu, hahaha." Tawanya penuh kesenangan. Entah apa yang dipikirkan oleh yang pria jahat satu ini. Sepertinya dia tak sekedar jahat, tapi sudah dalam keadaan tidak waras.
Bukannya menunggu Dinda sadar, tapi Aris malah meninggalkannya. Dia pergi dan mengunci pintu kamar itu. "Aku akan kembali," ucap Aris. Tentu saja Dinda gak mendengarnya. Secara Dinda masih pingsan gara-gara kelakuan bejatnya.
Bersambung...
Apa jadinya jika Dinda sudah sadar? Akankah Aris akan dijebloskan ke penjara lagi?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
𝐕⃝⃟🏴☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆ᴳᴬᴺᴰᴼˢ
Mungkinkah ada kesalah fahaman?
2022-10-12
0
𝐕⃝⃟🏴☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆ᴳᴬᴺᴰᴼˢ
Ahh aku berpikir buruk
2022-10-12
0
𝐕⃝⃟🏴☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆ᴳᴬᴺᴰᴼˢ
Kebiri aja
2022-10-12
0