...Tak usah mengumbar-umbar apa yang kau miliki. Setiap orang juga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing...
...-Zachira-...
...Happy Reading...
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
Hari ini adalah hari pertama Zachira masuk kuliah. (Ekhem! maksudnya jiwa Bellinda). Gadis itu tampak begitu bersemangat. Bukan karena dia akan kuliah, tapi karena dia akan melihat hal baru lagi disini.
Sekarang Zachira, Earlena, dan Aliesha sudah berada ruang keluarga. Sebenarnya masih pukul 04.30, tapi karena terlalu bersemangat, Zachira membangunkan kedua sahabatnya begitu cepat.
Oh ya, Earlena dan Aliesha masih menginap di sini. "Hoaaamm... aku masih mengantuk" gumam Aliesha. Zachira terkekeh mendengarnya.
"Maafkan aku karena membangunkan kalian begitu cepat. Sebenarnya ada yang ingin kubicarakan dengan kalian" ucap Zachira.
"Apa itu?" Tanya Earlena. "Eehmm... bagaimana sikapku selama ini saat berada di kampus? Apa sikapku baik? Ramah? Ceria? Banyak tidak yang menyukaiku? Atau ada tidak, pria yang kusukai?" Tanyanya beruntun.
Aliesha dan Earlena saling menatap lalu menghela nafas secara bersamaan. "Biar kujawab pertanyaanmu" ucap Earlena. "Selama ini kau selalu bersikap baik di kampus. Kau baik, ramah, membuat banyak orang menyukaimu. Dulu juga, pakaianmu sangat sopan dan tertutup seperti sekarang. Tapi karena seorang pria, secara perlahan kau berubah" ucap Earlena.
Aliesha pun melanjutkan penjelasan Earlena. "Kau merubah semuanya. Mulai dari sikap sampai penampilanmu. Sebelum kau amnesia, kau jadi kasar, sombong, obsesif dan pemarah. Pakaian yang kau gunakan sangat terbuka. Make up mu juga sangat tebal sampai menutupi kecantikan natural di wajahmu. Kau melakukan itu semua demi mendapatkan perhatian dari seorang pria yang kau kejar-kejar selama ini. Hans, mahasiswa yang baru pindah ke universitas kita beberapa waktu lalu. Kau begitu tergila-gila padanya sejak pandangan pertama. Sayangnya, dia sama sekali tak menghiraukanmu. Karena dia punya kekasih bernama, Brigitta Caithlyn. Ya... gadis itu lumayan cantik. Tapi sayang, sifatnya tidak cantik seperti wajahnya. Saat kau tau niat gadis itu mendekati Hans, kau selalu berusaha menyelamatkannya tapi itu berakhir sia-sia karena Hans selalu menganggap kau hanya mencari perhatiannya saja" ucap Aliesha lalu mengakhiri penjelasannya dengan helaan nafas panjang.
Zachira hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar itu. Tapi dalam hatinya dia menyumpah serapahi Zachira yang asli karena bersikap begitu bodoh.
"Apa ada hal lain tentang aku?" Tanya Zachira. Aliesha menjawab, "Orang-orang di universitas kita tidak tahu kalau kau cucu satu-satunya dari orang terkaya nomor dua di LV dan juga pewaris tunggal takhta kerajaan bisnis Clovis Company. Mereka hanya tau kalau kau sederajat dengan mereka" ucap Aliesha.
"Kenapa mereka tidak tahu?" Tanya Zachira bingung. "Karena semua informasi mengenai dirimu di tutup rapat oleh kakek. Dan kau sendiri tidak pernah mengumbar hal itu" sahut Earlena.
Zachira merasa kagum pada jiwa Zachira yang asli. Karena ternyata, jiwa Zachira yang asli tidak memanfaatkan kekayaan yang dia miliki untuk banyak hal yang tidak berguna seperti yang dia pikirkan. Yaa... kecuali tentang beberapa hal untuk menarik perhatian Hans. "Cepatlah kalian bersiap, sebentar lagi kita akan sarapan" ucap Zachira setelah melihat jam.
"Hm, baiklah" jawab Aliesha malas. Sedangkan Earlena tak menjawab.
...>>\=\=\=\=\=<<...
Kini, Zachira dan kedua sahabatnya sudah tiba di tempat mereka akan kuliah. Zachira bersandar di bumper mobilnya dengan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya. Dia menatap kampus yang ada dihadapannya tanpa menghiraukan tatapan orang-orang sekitarnya.
'Siapa itu?'
'Cantik sekali. Apa dia mahasiswa pindahan?'
'Tapi sepertinya bukan. Wajahnya terlihat familiar bagiku'
'Bukankah dia Zachira Clovis?'
'Benar dia Zachira. Tapi penampilannya berubah drastis. Kembali seperti dulu'
'Benar. Menurutku dia lebih cantik dengan style seperti ini'
'Cih, penampilan seperti itu saja di bilang cantik.'
'Aku yakin dia hanya ingin mencari perhatian Hans saja'
Dan masih banyak lagi...
Zachira membuka kacamata hitamnya seraya menghela nafas panjang. Earlena menepuk bahunya dan berkata, "Jangan pikirkan ucapan mereka."
Zachira menatapnya lalu berkata, "Aku tidak memikirkan pembicaraan mereka."
"Lalu?" tanya Earlena dan Aliesha kompak.
"Aku hanya berpikir, waktu cepat sekali berlalu. Sekarang aku sudah kuliah, bahkan beberapa bulan lagi aku akan lulus. Lalu bekerja dan akhirnya menikah" ucapnya dengan senyum tipis.
'Padahal tubuh asliku masih SMA kelas dua. Huwaaaa...' batinnya sedih. "Ya memang waktu cepat sekali berlalu. Sampai-sampai kita tidak sadar, kalau lima menit lagi jam kelas pertama kita dimulai!!!" Pekik Aliesha membuat keduanya tersentak.
Aliesha langsung berlari ke kelas mereka dan diikuti oleh Zachira dan Earlena. Sesampainya dikelas...
"Hah.. hah.. hah... sialh. Lelah sekali aku berlarih. Hah... hah.." ucap Zachira dengan nafas tersengal.
Sedangkan Earlena menatap tajam Aliesha. "Kau menipu kami! Jam kelas pertama kita masih satu jam lagi" ucapnya kesal.
Dia baru ingat saat berlari ke sini tadi. Aliesha hanya menunjukkan cengirannya mendengar itu. Zachira berdiri dengan tegak. Lalu dengan tangan kiri digantung didepan perutnya dan tangan kanan dikepalkan seolah sedang memegang mic.
Dia bertanya pada Aliesha, "Ekhem, Nona Aliesha Navirene, bagaimana perasaan anda setelah membohongi kami?" Ucapnya seolah-olah dia adalah seorang reporter.
Aliesha merapikan pakaiannya lalu berucap, "Rasanya sungguh menyenangkan." Zachira menganggukkan kepalanya lalu kembali bertanya, "Apa motif anda untuk membohongi kami?"
"Begini, saya melakukan itu karena saya merasa tidak nyaman dengan tatapan orang-orang tadi. Makanya saya sengaja berbohong supaya kita pergi dari sana dan tidak menjadi perhatian banyak orang" jelas Aliesha.
Zachira berdecak seraya berucap, "Ckckck, anda bodoh sekali. Anda tidak berpikir panjang saat kita berlari tadi juga sudah menjadi pusat perhatian. Apa anda tidak melihat kalau sekarang orang-orang juga menatapi kita?" Ucapnya lalu memukul pelan kepala sahabatnya itu.
Aliesha mengusap kepalanya dengan wajah cemberutnya. Sementara Earlena hanya bisa menutup wajahnya karena merasa sangat malu sekarang.
'Bagaimana bisa aku memiliki teman yang seperti ini?' Batinnya. "Ah sudahlah aku ke kantin saja" ucap Earlena. "Earlena, kami ikut" ucap Ah Yeong lalu menyusul Earlena.
Saat mereka tiba di kantin, rombongan Hans dan juga gadisnya, Brigitta juga kebetulan sedang di kantin.
Zachira hanya acuh saja. Karena dia tidak tahu bagaimana wajah kedua orang itu. Jiwa Zachira yang asli juga tidak memberi ingatannya di masa lalu. Sedikit pun, sama sekali tidak ada.
'Sialan memang' begitulah pikirnya. Hans mengangkat alisnya sebelah melihat Zachira yang hanya acuh saat melihat dirinya.
Sementara Earlena dan Aliesha merasa heran melihatnya. Ketika mereka sudah duduk, Aliesha langsung bertanya, "Kenapa kau mengacuhkan Hans tadi? Biasanya kau akan mulai mencari perhatian" ujarnya blak-blakan.
Hans mengerutkan keningnya lalu berkata, "Memangnya siapa Hans? Sepertinya aku pernah mendengar namanya" ucapnya membuat kedua sahabatnya melongo.
Dan karena perkataannya itu juga, mereka jadi perhatian orang-orang di kantin. Termasuk Hans dan Brigitta dan teman-temannya.
"Wow... amazing! Hans, sepertinya dia melupakanmu" ucap Hirano, pria keturunan Jepang yang merupakan salah satu teman Hans. Hans hanya menatap datar tiga gadis bersahabat itu yang kebetulan berada tepat di hadapannya.
'Cih, pasti hanya mencari perhatian saja. Lihat saja sebentar lagi dia pasti akan datang untuk merayu Hans ku. Dasar gadis murahan!' Batin Brigitta.
"Hey! Bukankah tadi pagi kami sudah memberitahumu?" Tanya Aliesha tak percaya. Zachira mengerjapkan matanya dua kali lalu teringat percakapan mereka tadi pagi.
"Aahh.. yang itu. Tapi aku tidak tahu bagaimana wajahnya" ucapnya kembali acuh. Earlena dan Aliesha bertos ria mendengar hal itu.
"Tapi aku penasaran juga. Mana orangnya?" Tanya Zachira. Earlena dan Aliesha saling melirik. "Beritahu saja, aku yakin dia tak akan menyukainya lagi" ucap Earlena tanpa suara.
Aliesha sedikit ragu mengatakannya tapi dia juga penasaran bagaimana reaksi Zachira saat melihat Hans.
Jadi dia langsung menunjuk Hans. Zachira melihat kearah jari telunjuk Aliesha kemudian bersitatapan mata dengan pria yang dimaksud.
Dia mengerutkan kening dan menghampiri meja Hans dan teman-temannya.
'BRAAKKK!!!
_________________________________
Gak ada yang mau author omongin. Kebetulan chapternya juga singkat. Jadi, see you next chapter. Jangan lupa like n komennyaa..
^^^Sabtu, 4 Juni 2022^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments