..."Terimakasih sudah menerimaku dengan sangat baik, Kek"...
...-Zachira-...
...Happy Reading...
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
Ini sudah hari keempat sejak pertama kali Bellinda, Conradine, dan Ibu mereka bekerja keras bersama. Saat ini, Bellinda dan Conradine sedang dalam perjalanan menuju restoran tempat mereka bekerja.
Ketika mereka akan menyeberang, seorang gadis dengan pakaian ketat dengan wajah tebal tepung menghampiri mereka.
"Heh, kalian lagi ngapain?" Tanya gadis itu. Bellinda menatap gadis itu heran. "Laura? Kamu ngapain di sini?" Tanya Bellinda pada gadis yang bernama Laura itu.
"Eh gw nanya, harusnya lo jawab dong. Malah balik nanya" ucap Laura kesal. "Kita pengen ke restoran, cari duit dengan cara halal" ucap Conradine menyindir gadis itu.
"Lo nyindir gw?" Ucap gadis itu marah. "Anda merasa? Baguslah" ucap Conradine santai. Gadis itu menggeram marah dan mendorong Conradine ke tengah jalan.
"Maksud lo apaan ngomong gitu sama gw, hah?" Gertak gadis itu. Sayangnya, Conradine tidak takut. Tapi dia tak menyadari, kalau ada mobil yang melaju dengan kencang ke arahnya.
Bellinda yang melihat itu langsung berlari menghampiri adiknya. Mobil sudah semakin dekat. "RADIIINNEEE AWAAASS!!!!!" Pekiknya.
Bellinda mendorong adiknya ke pinggir jalan. Tapi dia tak sempat menghindari mobil yang tinggal satu meter jaraknya dengan dirinya.
'BRAAAKKK!!!
Bellinda terlempar ke pinggir jalan dan kepalanya terbentur ke aspal. Conradine juga terlempar ke pinggir tapi dia tetap pada posisi berdiri. Gadis itu berbalik dan melihat kakaknya tergeletak dengan bersimbah darah.
"KAAKK LINDAAA!!" pekiknya lalu menghampiri sang kakak. "Kak, kakak bangun. "TOLONG! TOLONG!! SIAPAPUN TOLONG KAKAK SAYA!!!" pekiknya dengan air mata yang mengalir deras.
Bellinda membuka matanya secara perlahan. Pandangannya sangat kabur hingga wajah adiknya tidak terlihat dengan jelas.
"Ra-dine..." panggilnya dengan suara terbata. "Kak, hiks.. kakak bertahan ya. Bentar lagi pasti ada yang bakal nolongin kakak hikss.. TOLONG!!! SIAPAPUN TOLONG KAKAK SAYA!!!" pekiknya lagi.
"Radine, ja-ngan na-ngis. Kak-ak ba-ik baik aja. Kakak pas-ti balik kok" ucap Bellinda lalu menutup matanya. "Hikss.. kak, kak. Bangun kak. KAK BANGUN GAK!!! KALO KAKAK GAK BANGUN KAKAK GAK BAKAL KETEMU JUN JUGA KEYNAND. KAK BANGUUUNN!! KAK LINDAAA" pekik Conradine putus asa.
...>>\=\=\=\=\=<<...
Sementara itu di bagian dunia yang lainnya. Seorang gadis baru saja bangun dari pingsan.
"Aawwhhh.. ****! Kepalaku sakit banget. Kurang ajar memang si Laura sama yang punya mobil tadi. Awas aja kalo ketemu nanti bakal ku hajar abis-abisan" ucapnya tanpa menyadari tatapan orang-orang di sekitarnya.
Dia pun mengangkat kepalanya saat merasa ada yang memperhatikannya. Matanya membola saat melihat orang-orang sebangsanya di sekitarnya.
"Who are you?" Ucapnya spontan. "Miss, are you okay?" Tanya seorang wanita paruh baya dengan stetoskop yang menggantung di lehernya. Sudah dipastikan dia adalah dokter. Bellinda tak menjawab. Dia menatap mereka lalu ruangan itu dengan bingung. 'Dimana ini?' Batinnya.
"May I ask?" Ujarnya sedikit ragu.
"Of course miss" ucap Dokter itu. "Where is this?" Tanyanya membuat semua orang yang ada disana menatapnya aneh.
'Mereka ngapa dah? Ada yang salah ya sama pertanyaan saya? ' Batin gadis itu. "Benar nona, lebih tepatnya LA" jawab salah satu perawat.
(Oke mulai sekarang Author bikinnya langsung di terjemahin aja)
Bellinda mengangguk calm. Namun dalam hati bersorak girang. 'YA TUHAANN MAKASIH BUAT LIMPAHAN ANUGRAHMU! Entah kebaikan apa yang kulakukan sebelumnya sampe aku bisa ada disini' batinnya girang.
Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka dengan keras membuat semua yang ada diruangan sangat kaget. Rupanya yang membuat adalah seorang pria paruh baya.
Pria itu terdiam sebentar lalu menghampiri Bellinda dan memeluknya. "Astaga Zachira. Ini sebuah keajaiban kau masih bisa hidup" ucap pria itu membuat gadis itu bingung.
"Maaf sebelumnya, kakek siapa?" Tanya Bellinda. Membuat kakek itu terdiam. Pria tua itu melirik dokter yang ada di ruangan itu meminta penjelasan. "Ekhem, begini tuan. Sepertinya nona muda mengalami amnesia karena benturan di kepalanya" jelas wanita itu. Bellinda hanya diam menatap mereka bingung.
Pria tua itu menghela nafas panjang lalu menatap gadis disampingnya. "Kalian boleh pergi" ucap pria itu tanpa mengalihkan pandangannya. Dokter dan para perawat itu membungkuk lalu keluar. Pria itu dan Bellinda terdiam satu sama lain. Sampai akhirnya suara pria itu memecah keheningan.
"Kau tidak ingat atau tidak tahu siapa saya?" ucap pria itu. "Aku tidak tahu siapa kakek" jawab Bellinda jujur. "Kau juga tidak tahu siapa dirimu, benar?" Ucap pria itu hangat seraya mengusap kepala Bellinda dengan lembut.
Bellinda mengangguk polos. Seketika air mata kakek itu jatuh namun dia tetap tersenyum. Bellinda yang melihat itu kaget. "Kakek kenapa?" Tanyanya dan mengusap pipi kakek itu. "Siapa namamu?" Tanya kakek itu tanpa menghiraukan pertanyaan gadis itu tadi. "Namaku Bellinda Lorenz, Kek" jawab Bellinda jujur.
"Nama yang cantik seperti matamu" ucap Kakek itu membuat Bellinda bingung. Menyadari kebingungan Bellinda, kakek itu langsung berujar, "Nama Kakek Deon Clovis. Dan nama tubuh yang kau tempati ini adalah Zachira Clovis. Tubuh ini adalah cucu keluarga Kakek satu-satunya" ucap Kakek Deon sendu.
Bellinda ikut merasakan kesedihan kakek itu. "Jadi... mulai sekarang namaku Zachira Clovis, benar Kek?" Tanya Bellinda. Kakek itu mengangguk singkat. "Dan kakek juga jadi Kakekku?" Tanya Bellinda lagi dengan nada antusias. Kakek itu terkekeh melihat keantusiasan Bellinda atau yang bisa dipanggil Zachira sekarang.
"Oh ya, kenapa Kakek bisa tahu kalau aku bukan cucu kandung kakek?" Tanya Hyera penasaran. "Warna mata kalian berbeda. Warna mata cucuku berwarna cokelat gelap. Sedangkan warna matamu biru terang" jelas Kakek Deon.
"Tapi bisa saja, Zachira sebelumnya menggunakan softlens. Kenapa Kakek begitu yakin dwngan dugaan Kakek?" tanya Zachira penasaran. Kakek Deon tersenyum misterius, kemudian berkata, "Itu rahasia." Zachira memanyunkan bibirnya mendengar itu. "Tapi terimakasih sudah menerimaku dengan baik Kek" ucap Hyera. "Kakek juga berterimakasih padamu. Seandainya kau tidak menempati tubuh ini, Kakek pasti tidak akan pernah melihat wajah cucu Kakek lagi" balas Kakek Deon dengan tulus.
Tak lama, pintu kembali dibuka dengan kasar. Dan muncullah dua orang gadis dengan nafas tersengal. "Hah hah hah Zach-" gadis yang ingin berbicara itu langsung terdiam. "Apa kau memakai softlens lagi Zachira?" Tanya gadis itu. Zachira hanya menatapnya bingung. "Kalian... siapa?" Tanya Zachira. Kedua gadis itu saling menatap bingung.
"Zachira, jangan bilang kau amnesia?" Ucap gadis yang memakai jas dokter. Hyera menatap pria di sampingnya. Kakek Deon yang mengerti tatapannya langsung berujar, "Iya, dia mengalami amnesia. Tapi tenang saja, kita bisa membantunya mengembalikan ingatannya secara perlahan" ucap Kakek Deon mengarang.
Kedua gadis itu mengangguk paham. Tapi sesaat kemudian... "Huwaaa... Zachira. Kenapa kau melupakan kami? Kalau kau ingin melupakan bajingan itu, lupakan saja. Selamanya pun tak apa. Tapi janganlah kau melupakan kami. Huwaaa..." ucap gadis yang menggunakan jas dokter itu dengan lebaynya.
"Tunggu, siapa namamu?" Tanya Zachira membuat gadis itu menghentikan acting lebaynya. "Astaga aku sampai lupa kalau kau amnesia. Dengar dan ingat baik-baik. Namaku Aliesha Navirene, gadis paling anggun dan cantik seseantero LA" ucap gadis yang bernama Aliesha itu membanggakan diri.
Gadis yang satunya menatapnya geli. "Aku Earlena Jorge. Kami berdua adalah sahabatmu" ucap Earlena. Zachira mengangguk. Gadis itu menoleh pada Kakek Deon. "Jadi kakek, kapan aku bisa pulang?" Tanya Zachira. Kakek Deon mengusap kepalanya lembut lalu berucap, "Apa kau sudah merasa baik?"
Zachira mengangguk cepat. "Kalau kakek tidak percaya, lihat ini" ujar gadis itu lalu melepas infus di punggung tangannya dengan paksa. Dia melompat dari tempat tidur lalu berjalan hingga akhirnya dia berlari kecil. Kakek Deon dan kedua sahabatnya sontak kaget dengan kelakuannya.
"Hei!!! Apa yang kau lakukan?!" Pekik Aliesha kaget. Zachira tidak memperdulikannya, dia menghampiri sang Kakek lalu berujar, "Kakek sudah percayakan?" Kakek Deon mengedipkan beberapa kali. Setelah tersadar sepenuhnya, dia langsung menjewer telinga cucunya itu. "Awh awh sakit kek. Kek lepas telingaku" ucap Zachira meringis.
"Kau ini membuat Kakek hampir terkena serangan jantung. Kalau kau terluka bagaimana?" Ucap Kakek Deon seraya melepas tangannya.
Zachira cemberut dengan bibir dipoutkan ke depan. Earlena menggeleng melihat kelakuan Zachira yang berubah 180° dari sebelumnya.
"Tapi aku bisa pulang 'kan, Kek?" Ucap Zachira membujuk. Kakek Deon menghela nafas panjang lalu mengangguk. Senyum di wajah Zachira mengembang dengan sempurna karena mendapat persetujuan. "Yeeaaayy... terimakasih Kakek. Zachira sayang Kakek" ucap Zachira sambil memeluk Kakek Deon.
Kakek Deon tersenyum, begitu juga dengan kedua sahabatnya. "Kalau begitu kakek keluar dulu. Ada yang ingin Kakek urus sebentar" ucap Kakek Deon lalu keluar dari ruangan itu.
Tak lama, kakek Deon kembali. "Zachira, cepat bereskan barangmu. Kau bisa pulang hari ini" ucap Kakek Deon dan langsung dibalas anggukan antusias oleh Zachira.
"Earlena, Aliesha bantu Zachira membereskan barang-barangnya" titah Kakek Deon. "Baik Kakek" ucap kedua gadis itu bersamaan. Barang-barang Zachira beres dalam waktu singkat. Setelah itu mereka langsung pulang.
_________________________________
Biar kalian gk bingung tentang nama tokohnya, Thor kasih penjelasan deh.
Jung Hyera as Zachira Clovis
Hwang Eun Ji as Earlena Jorge
Cho Ah Yeong as Aliesha Navirene
Kakek Jung as Deon Clovis/Kakek Deon
Oh ya, untuk nama tokoh di cerita ini hampir seluruhnya bakal diganti. buat yang penasaran, tetap nantikan hasil modifikasinya👋👋
Jangan lupa like n komennya ya
^^^Rabu, 1 Juni 2022^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
🍁ᴄᴎ͜͡ᵲ᭄Redblack🌅ͧ ᷤ ⃫ᷨ⃟⃤🧧🍁
Lanjut baca
2022-06-06
1