part 4 BIARKAN SEMUA SEPERTI INI

Pov dali

Setelah meninggalkan rumah Pak Wahyu aku menepikan motorku di samping kiri jalan, lalu kuraih ponselku dan mengetikkan pesan lalu mengirimnya kepada seseorang, Tak Lama orang itu merespon dengan dengan membalas pesanku.

Membuat bibirku sedikit mengembang, Entah mengapa sehari saja tidak melihat wajahnya, tidak mendengar suaranya, rasanya itu sangat menyiksa, dia bagai candu yang akan terus menagih pemakainya, sehingga tidak ada kesempatan lagi untuk keluar dari jeratannya.

Trok

Trok

Trok

Setelah sampai di depan pintu kosan, tak lama pintu kosan yang diketuk terbuka sedikit, lalu menyumbullah seorang wanita yang sangat cantik, dengan jilbab hijaunya sehingga mukanya yang putih terlihat sangat anggun.

"Kebiasaan ngirim pesan gak dibales lagi, tiba-tiba nongol di depan rumah" gerutu orang yang baru keluar.

"Emang kenapa kalau begitu, namanya juga surprise Ya harus begitu" jawabku sambil senyum geli menatap ke arahnya.

"Tapi aku nggak terkejut tuh" jawab biasa sambil menyembungkan pipinya membuatnya terlihat semakin cantik.

"Udah cabi jangan digitu-gituin pipinya, nanti aku makin suka gimana?" ujarku yang seolah tak bosan untuk menggodanya.

"Makin suka apaan, makin suka ngusilin bukan begitu maksudnya" dini mempertegas ucapanku.

"Enggak lah, beneran semakin ke sini, aku semakin suka" aku menjelaskan dengan muka serius.

"Suka sama aku?, apa suka sama Risma nih? ujar Dini sambil menekuk mukanya membuatnya tambah imut.

"Jalan yuk" ajakku mengalihkan pembicaraan.

"Kebiasaan kalau ditanya itu, tidak mau jawab" ucap Dini sambil melipatkan tangan di depan dadanya.

"Nanti aku jawab setelah kita di jalan" ajakku lagi memaksa.

"Ihhh sebentar aku ambil jaket dulu" kata dini hanya mendengus kesal, lalu masuk ke dalam kontrakan tak lama dia keluar, lagi dengan memakai jaket yang dulu pernah aku berikan.

"Kenapa menatapnya seperti itu ya. Ini emang jaket kamu Kak, lagian kalau di Jakarta itu nggak butuh jaket, butuhnya kipas, sehinga aku jarang memakainya" ujar Dini yang sekolah mengetahui apa yang hendak aku pertanyakan.

"Masih kamu simpan?" tanya aku sambil menarik tangannya.

"Masihlah, tadinya mau dibalikin, tapi nggak tahu kenapa lupa terus,padahal kakak sering ke sini hehehe" jawabnya sambil menggenggam tanganku yang membuat kita saling bertengkar tangan.

"Ya udah buat kamu aja, biar kalau kamu mau keluar malam tidak kedinginan" ujarku.

"Nggak modal amat sih jadi cowok, masa ngasih cewek barang bekas mending kalau modelnya model bagus, ini model cowok" ujarnya sambil menarik bibirnya.

"Padahal Risma baru semalam kemarin ya nginep, di kosan sama tapi kenapa sekarang kamu jadi error begini" ucapku sambil terus menarik Dini menuju ke arah motor.

"Risma Terus Yang diingat" dengus Dini sangat kesal.

Setelah berada di dekat motor, seperti biasa aku memakaikan helm, karena menurutku ini adalah waktu yang pas untuk menikmati wajahnya yang begitu cantik, ketika memakaikan helm jarak kita hanya sekitar tiga puluh sampai lima puluh cm sangat berdekatan.

Merasa diperhatikan seperti itu dia hanya menundukkan kepalanya tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun. Dia kelihatan sangat grogi Mungkin dia bingung mau melakukan apa, akhirnya hanya menundukkan kepala.

"Sudah" tanyanya setelah aku melepaskan tanganku dari tali helmnya.

"Ih emang kamu nggak ngerasa apa, udah apa belum ya" ujarku menggoda.

Dia memegang tali yang mengait di bawah dagunya untuk memastikan bahwa itu sudah terikat dengan benar.

"Sudah" ujarnya sambil tersenyum menatap ke arahku sehingga membuat tanganku reflek mencubit hidungnya merasa gemas melihat kelakuannya.

"Ih apa-apaan sih sakit tahu?" gerutunya sambil hidungnya.

Setelah kita berdua berada di atas motor dengan nyaman maka motor itu melaju menuju sebuah tempat.

"Mau ke mana" tanya Dini dari belakang.

"Ikutin saja ,nanti juga kamu akan tahu" jawabku sambil menengok ke belakang supaya suara terdengar jelas.

"Ini kan lagi ngikutin, aku hanya duduk di belakang kamu" jawabnya sekenanya

"Ya sudah Nikmati aja perjalanannya" saranku sambil terus memperhatikan arah jalan.

"Apa kita akan ke Monas?" tanyanya dengan suara sedikit tertahan namun Terdengar sangat jelas.

Aku tidak menjawab, pertanyaannya aku hanya tersenyum dibalik helm ketika melihat dia kegirangan.

"Wow!! ini keren banget bisa melihat mana sedekat ini, dulu melihat Monas, hanya lihat di tv-tv sekarang bisa sedekat ini" ujarnya terus menyerocos tanpa berhenti mengungkapkan kekagumanya.

"Kamu mau ke mana sih, kok gak berhenti, itu monasnya" pinta dini sambil memukul- mukul bundaku.

"Kita nyari tempat parkir dulu, nanti kalau parkir sembarangan-bisa kita pulang jalan kaki ke rumah" ucapku menenangkan.

Dini hanya terdiam mungkin dia mengerti apa yang aku sampaikan. Kuparkirkan motorku setelah beberapa saat sampai di tempat parkir, lalu aku mengajak Deni turun.

Setelah turun dini terus memegang tanganku untuk cepat mendekati ke arah monas, seperti anak kecil yang lagi memaksa ibunya untuk minta jajan.

"Ayo buruan sih" gerutunya.

"Iya ayo" jawabku sambil mengikuti dia dari belakang memasuki gerbang yang hanya bisa dilewati dengan pejalan kaki.

"

Ini Monas kan?" tanya Dini seolah tidak percaya sekarang dia berada di mana.

"Kamu bisa bacakan" jawabku sambil terus berjalan mengikutinya.

"Ayo buruan apa jalannya, jangan kaya siput seperti itu" ujarnya yang merasa kesal melihat jalan dengan santai.

"Sabar apa, Lagian Monas gak akan pindah kok, Monas akan tetap di situ. Jadi ngapain harus buru-buru" jawabku yang membuat mata Deni membelalak kesal menatap.

"Ngapain ngajak ke sini kalau nggak niat" ucap Deni seperti itulah wanita kalau sudah telah berdebat dia akan menyalahkan lawan bicara.

Setelah beberapa menit, akhirnya kita sampai di bundaran pertama, di mana Bundaran itu adalah tempat terdekat untuk melihat Monas biasanya kalau minggu pagi dipakai lari.

"Kok gede ya? kalau dilihat di di TV kecil banget" ucap dini yang sekarang tidak terlalu cicilan nampak dia sudah tenang.

"Hahaha dulu juga aku berprasangka seperti itu, kirain Monas itu kecil, ternyata gede banget tingginya aja 130 meter lebih" jawabku yang tidak bisa berbohong, memang buat orang yang belum pernah melihat langsung akan menganggap bahwa Monas itu sangat kecil, sehingga aku tidak heran melihat Dini kelakuannya seperti tadi mungkin cara pengepresiannya aja yang beda.

"Itu orang-orang yang di bawah Monas, mereka masuknya dari mana ya kak" tanya dini sambil menunjuk ke arah di mana orang-orang yang berada di bawah Monas.

"Emang mau ke sana?: tanya aku memastikan.

"Mau tapi jalannya dari mana ya Kak, kan di sini dipagar semua" tanya dini masih penasaran

"Yakin mau kesana ayo ikut" ajak aku sambil menggenggam tangannya lalu menarik ke belakang.

"Aku mau ke depan bukan mau ke tempat sunyi seperti ini" pinta dini yang mulai menarik tangannya supaya menjauh dari tempat itu.

"Ih apaan sih, itu kan banyak orang aku nggak ngajak kamu ke tempat sepi. katanya mau lihat Monas lebih dekat" sambil menunjukkan kearah mereka yang keluar masuk dari lorong.

"Janji ya, nggak ngapa-ngapain aku" ucapnya sambil meringis ketakutan.

"Nggak kalau mau ngapa-ngapain kamu, ngapain pergi jauh-jauh sampai sini, di kosan kamu aja sudah aman" jawab ku sambil memicingkan mata.

"Apaan sih" Dini mendegus kesal.

"Ayo katanya mau melihat" monas lebih dekat Jangan buang waktu Nanti keburu tutup

"Ini tangga apaan" tanya Dini sambil di belakang patung Pangeran Diponegoro.

"Ini mau ke mana sih Kak, kok masuk ke dalam gini" tanya dini lagi setelah tidak mendapat jawaban dariku.

"Sudah ikutin aja, jangan banyak tanya, Semakin banyak kamu bertanya, maka semakin kelihatan kamu" aku menghentikan ucapanku.

"Kampungannya ya? biarin emang aku suka kok, Lagian aku tidak merugikan mereka" jawabnya sambil mendengus kesal melanjutkan perkataanku.

Walau seperti itu, kamu terlihat sangat manja dan imut, namun itulah yang membuatku selalu ingin berdekatan, denganmu tapi untuk saat ini. Aku belum bisa mengajak mu serius, karena aku tidak mau menjalani Hubungan Tanpa Status, Aku inginnya kita pacaran setelah menikah, namun Apakah kamu mau menjadi orang yang mendampingiku, itulah yang aku takutkan.

Aku takut tidak bisa bertemu lagi, karena kamu akan membenciku, kamu akan menganggap semua kebaikanku tidak tulus, kamu akan menganggap semua laki-laki sama aja, maka mungkin untuk saat ini kita lebih baik seperti ini, aku menikmatinya.

Episodes
1 PART 1. Tiba Tiba mengundanku
2 part 2 bertemu ratna
3 Part 3 RENCANA MEBUAT CAFE
4 part 4 BIARKAN SEMUA SEPERTI INI
5 part 5 monas diwaktu malam
6 part 6 DINI DICULIK
7 part 7 MISI PENYELAMATAN
8 part 8 KAMU BUKAN ADIKKU
9 part 9 PERTOLONGAN
10 part10 AKHIRNYA BANTUAN ITU DATANG
11 part 11 VISUM ET REPERTUM
12 part 12 ADA HANTU DIRUMAH SAKIT
13 part 13 AKU WANITA PALING BAHAGIA
14 part 14 DRAMA PACAR KAK DARDA
15 PART 15 TIDAK SUCI LAGI
16 part 16 MASIH PERAWAN?
17 part 17 UNDANGAN ULTAH STELLA
18 part 18 MENIJAU LOKASI
19 part 19 LOKASINYA SANGAT COCOK
20 part 20 BANTUAN HUKUM
21 part 21 BINTANG
22 part 22 MEMBALAS KEBAIKAN MEREKA.
23 part 23 DIRUMAH KAK DALI
24 part 24 DIRUMAH KAK DALI 2
25 part 25 SLEEPCALL
26 part 26 TAK SEINDAH MIMPI
27 part 27 CEMBURU
28 part 28 CEMBURU VOL2
29 part 29 MENYIAPKAN KEJUTAN
30 part 30 TERKEJUT DULUAN
31 part 31 SAINGAN
32 part 32 CEWEK CEWEK ANEH
33 part 33 WANITA YANG TAK ASING
34 part 34 SULIT DIPAHAMI
35 part 35 MENUNGGU TELEPON
36 part 36 FITNAH
37 part 37 LULUH
38 part 38 MASALAH
39 part 39 MENGULANG
40 part 40 MENGHADIRI PESTA
41 Part 41 HANCUR
42 part 42 SEBENARNYA
43 part 43 MARAH
44 part 44 MASIH MARAH
45 part 45 KAMU PALING BISA
46 part 46 DIRUNDUNG MASALAH
47 part 47 MENDESAKKU
48 part 48 MENGIKUTI KEMAUANYA
49 part 49 TIDAK ADIL
50 part 50 KEPUTUSAN
51 part 51 KAK STELLA
52 part 52 MELEPASKANKU
53 part 53 TERUS MENDEKAT
54 part 54 PENAWARAN
55 part 55 MIRIP
56 part 56 AROGAN
57 part 57 KETEGASAN
58 part 58 MENERIMA KEPUTUSAN
59 part 59 POV DINI
60 part 60 MALAIKAT KECIL
61 part 61 DI LAMAR
62 part 62 KEBAHAGIAN SESUNGUHNYA
63 part 63 ADA RAHASIA DIKELURGAKU
64 part 64 PENGAKUAN IBU DAN BIBI
65 part 65 DINI ANAKKU
66 part 67 SAH
67 part 68 TAMAT
68 sttt
Episodes

Updated 68 Episodes

1
PART 1. Tiba Tiba mengundanku
2
part 2 bertemu ratna
3
Part 3 RENCANA MEBUAT CAFE
4
part 4 BIARKAN SEMUA SEPERTI INI
5
part 5 monas diwaktu malam
6
part 6 DINI DICULIK
7
part 7 MISI PENYELAMATAN
8
part 8 KAMU BUKAN ADIKKU
9
part 9 PERTOLONGAN
10
part10 AKHIRNYA BANTUAN ITU DATANG
11
part 11 VISUM ET REPERTUM
12
part 12 ADA HANTU DIRUMAH SAKIT
13
part 13 AKU WANITA PALING BAHAGIA
14
part 14 DRAMA PACAR KAK DARDA
15
PART 15 TIDAK SUCI LAGI
16
part 16 MASIH PERAWAN?
17
part 17 UNDANGAN ULTAH STELLA
18
part 18 MENIJAU LOKASI
19
part 19 LOKASINYA SANGAT COCOK
20
part 20 BANTUAN HUKUM
21
part 21 BINTANG
22
part 22 MEMBALAS KEBAIKAN MEREKA.
23
part 23 DIRUMAH KAK DALI
24
part 24 DIRUMAH KAK DALI 2
25
part 25 SLEEPCALL
26
part 26 TAK SEINDAH MIMPI
27
part 27 CEMBURU
28
part 28 CEMBURU VOL2
29
part 29 MENYIAPKAN KEJUTAN
30
part 30 TERKEJUT DULUAN
31
part 31 SAINGAN
32
part 32 CEWEK CEWEK ANEH
33
part 33 WANITA YANG TAK ASING
34
part 34 SULIT DIPAHAMI
35
part 35 MENUNGGU TELEPON
36
part 36 FITNAH
37
part 37 LULUH
38
part 38 MASALAH
39
part 39 MENGULANG
40
part 40 MENGHADIRI PESTA
41
Part 41 HANCUR
42
part 42 SEBENARNYA
43
part 43 MARAH
44
part 44 MASIH MARAH
45
part 45 KAMU PALING BISA
46
part 46 DIRUNDUNG MASALAH
47
part 47 MENDESAKKU
48
part 48 MENGIKUTI KEMAUANYA
49
part 49 TIDAK ADIL
50
part 50 KEPUTUSAN
51
part 51 KAK STELLA
52
part 52 MELEPASKANKU
53
part 53 TERUS MENDEKAT
54
part 54 PENAWARAN
55
part 55 MIRIP
56
part 56 AROGAN
57
part 57 KETEGASAN
58
part 58 MENERIMA KEPUTUSAN
59
part 59 POV DINI
60
part 60 MALAIKAT KECIL
61
part 61 DI LAMAR
62
part 62 KEBAHAGIAN SESUNGUHNYA
63
part 63 ADA RAHASIA DIKELURGAKU
64
part 64 PENGAKUAN IBU DAN BIBI
65
part 65 DINI ANAKKU
66
part 67 SAH
67
part 68 TAMAT
68
sttt

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!