Pov dali
Gazebo itu ternyata sangat luas ukurannya kurang lebih 4x4, yang membuat mataku terbuka lebar, ternyata lantainya terbuat dari kaca, sehingga ikan yang ada di bawah terlihat sangat jelas, apalagi tiang-tiang Gazebo itu dikasih lampu, sehingga ikan ikan yang berenang terlihat sangat jelas.
Ditengah gazebo terdapat beberapa kursi dan meja, mungkin selain untuk melihat ikan. Gazebo ini digunakan untuk ruang bersantai.
"Silakan duduk!" tawar Pak Wahyu sambil dia juga duduk.
"Terima kasih Pak" jawabku sambil menggeser kursi agar bisa duduk di atasnya.
Tak lama setelah kami duduk, datanglah seorang perempuan yang tadi menawarkan minuman, dia membawa satu baki berisi dua cangkir kopi, yang terlihat asapnya masih mengepul menandakan kopi itu sangat.
"Rokok" tawar Pak Wahyu sambil memberikanku sebatang rok0k berwarna coklat degan lapisan luarnya terbuat dari daun tembakau.
"Rok0k apaan ini pak?" Tanyaku sambil memperhatikan bentuk rok0k yang ada di tanganku karena aku bukan per0kok aktiv.
"Cerutu Kuba" jawabnya sambil menyalakan korek untuk membakar cerutunya.
Mataku membulat sempurna, ketika mendengar nama rokok itu, rokok termahal yang ada di dunia, sebatang saja itu bisa dipakai emapt sampai lima kali makan pecel ayam di pinggir jalan.
Aku mengambil alat pemotong cerutu, karena menghisapnya harus dipotong terlebih duhulu agar memudahkan ketika membakarnya.
Cklek
Cklek
Korek api pun menyala, kudekatan dengan rok0k, akhirnya rok0k itu terbakar dengan sempurna, lalu aku menghisap asapnya. Rasanya sama saja seperti rokok yang biasa aku beli Katengan di warung.
"Gimana enakan?" tanya Pak Wahyu setelah melihat aku menghempaskan asapnya.
"Enak banget pak" jawabku berbohong menghormatinya
Uhuk
Uhuk
Tempat itu penuh dengan asap rokok sehingga membuat Aira terbatuk.
"Aku Sudah dibilang, Papa jangan ngerokok terus, udah tahu dadanya suka sakit juga" gerutu Aira sambil mencembungkan pipinya.
"Ini bukan rok0k Ra, ini cerutu" Bela Pak Wahyu, sambil menyungigkan senyumnya.
"Tetep aja mau rokok atau cerutu sama-sama itu tidak baik buat kesehatan, Emangnya papa nggak takut mati?" Tambah aira yang masih terlihat sangat kesal.
"Enggak lah, kan ada koreknya, Jadi kalau mati tinggal bakar lagi" jawab Pak Wahyu sambil menunjukkan korek yang ada di tangannya.
"Tau ah, dibilangin malah gitu" ujar Aira sambil melipat kedua tangannya di dada, lalu merebahkan punggungnya ke sandaran kursi.
"Jadi begini Dal, Aira anak saya pengen membuka usaha" jelas Pak Wahyu yang tidak menghiraukan anaknya yang lagi uring-uringan.
"Wah hebat tuh, Usaha apa Pak" tanyaku penasaran.
"Usaha Cafe dal, jadi katanya dia pengen Mandiri, makanya saya undang kamu ke sini, kira-kira kamu bisa bantu anak saya nggak?" tanya pak Wahyu sambil menatap ke arahku.
"Bantu Seperti apa Pak?, Insya Allah kalau bisa saya akan membantu" jawabku sambil menghembuskan asap rok0k kebawah.
"Kamu sudah lama bekerja di cafe, jadi Bapak yakin kamu tahu apa saja yang dibutuhkan Ketika seseorang mau membuka usaha Cafe" Ucap pak Wahyu yang membuatku merasa heran, padahal banyak barista yang lebih baik diluar sana.
"Jadi begini Kak, aku mau buka cafe, terus yang jadi masalah adalah resep-resep minuman dan makanannya, bisa nggak kakak bantu saya untuk jadi barista di cafe saya" Aira mempertegas ucapan Pak Wahyu.
"Ya itu dal maksudnya, nanti kalau kamu mau saya akan berikan kamu gaji 2 kali lipat, dari tempat kerja kamu sekarang" kata Pak Wahyu membenarkan.
Aku hanya menarik nafas panjang, bingung harus menjawab seperti apa, karena membuka usaha itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, Kalau pindah tempat kerja spekulasinya terlalu tinggi, karena tidak sedikit usaha yang bangkrut sebelum usaha itu berkembang, meski gaji yang akan kuterima sangat besar.
"Begini saja pak, saya siap membantu sebisa saya, namun kalau untuk berhenti dari tempat kerja saya, rasanya itu sangat berat, maaf bukan karena tidak menghormati niat baik bapak, tapi saya bekerja di tempat itu mulai dari nol, dari saya yang tidak bisa apa-apa sampai seperti sekarang aku" menjelaskan ketidaknyamanan yang sekarang aku rasakan.
"Terus kamu tidak bisa membantu anak saya?" Pak Wahyu bertanya lagi.
"Bisa pak, cuman mungkin waktunya, setelah saya selesai di tempat kerja, Lagian kalau cuma resep, dalam waktu sebulan saja semua orang bisa menguasai, nanti saya akan ajarkan semua resep yang saya bisa" aku menjelaskan kesediaanku
Untuk membantu Aira.
"Kira-kira untuk modal berapa ya dal?" tanya Pak Wahyu.
"Maaf sebelumnya, cafenya mau cafe seperti apa, mau usaha sendiri atau bekerja sama dengan brand brand yang sudah mempunyai nama dan bergerak di bidang percafean" Tanyaku memastikan.
"Aku inginnya mebuat cafe sendiri kak, karena kita tidak diatur oleh orang lain" ucap Aira yang Sudah dari tadi terdiam akhirnya dia berbicara.
"Kalau seperti itu siapkan tempat yang strategis, dan untuk membeli peralatan cafe itu berkisar tujuh puluh sampai seratus jutaan, karena yang dibutuhkan bukan hanya alat-alat cape saja, namun juga termasuk seperti meja dan kursi, itu membutuhkan yang lumayan cukup besar"
"Kamu dengarkan ra apa yang dali sampaikan, Iya sekarang silakan kalian ngobrol dulu,nanti saya minta rinciannya untuk tempat, saya mempunyai tiga tempat yang kosong. Jadi kamu bisa survei, untuk memastikan tempat mana yang lebih cocok di buat Cafe, nanti atau besok kamu sama Aira lihat tempatnya!" ujar Pak Wahyu sambil berdiri meninggalkan tempat kami.
Sepeninggal Pak Wahyu, tempat itu terasa hening seketika, Tak ada kata yang keluar dari kedua mulut kita ,hanya gemericik air yang keluar dari aerator di kolam ikan.
"Kapan mau mulai usahanya? Tanyaku menatap Aira untuk mencairkan suasana.
"Pengennya secepatnya sih Kak, aku bosan diam terus di rumah terus, kalau aku bekerja di tempat lain, Papa tidak mengizinkannya, Bapak ingin aku bekerja di di tempatnya" jawab Aira sambil menyimpan sikutnya ke meja untuk menopang kedua pipinya yang cabinya.
"Ya iyalah, uang bapak kamu aja tidak akan habis, kalau hanya untuk membiayai kamu" gumamku dalam hati.
"Ya sudah kita buat konsepnya terlebih dahulu, nanti saya berikan rencana anggaran biaya yang harus dikeluarkan" kata itulah yang keluar dari mulut berbanding terbalik dari hati.
"Aku mau cafeku nanti nyaman untuk dibuat nongkrong, sehingga anak muda betah berlama-lama di cafe" ujar Aira sambil menatapku.
"Aira udah punya desain konsepnya" Tanyaku memastikan sejauh mana kesiapan Aira memulai usahanya.
"Sudah punya sih, cuman nggak tahu bagus apa enggaknya?, konsepku pengennya Cafe itu ada ruangan indoor serta outdoornya, sehingga orang yang ngopi tidak merasa jenuh terus Pinggiran outdoornya dibuat kolam ikan" Aira menjelaskan keinginannya.
"Oke nanti aku buatkan desain bangunannya, biar tempatnya bisa direnovasi secara cepat" usulku.
"Emang Kakak bisa buat desain Cafe?" tanya Aira yang nampak terlihat ragu.
"Insya Allah bisa saya bisa, kenal sama Pak Wahyu karena saya menguasai bidang itu" aku menjelaskan.
"Jadi kakak bisa arsitektur?" tanya Aira yang masih merasa ragu.
"Aku hanya mengangukkan kepala tanpa menjawab pertanyaannya, karena itu bukan hal yang membanggakan.
"Wow keren , Kirain cuma bisa ngaduk-ngaduk kopi doang" ucapnya sambil mengacungkan jempolnya terukir kekaguman diwajahnya.
"Ya udah, kapan kita bisa mulai?" Tanyaku sambil menatap ke arah wanita cantik yang ada di hadapanku.
"Kakak bisanya kapan? Aku kan nganggur. Jadi kapan saja aku pasti bisa" jawab Aira.
"Besok saja sepulang saya kerja, kita cek dulu lokasinya Seperti apa?, biar mudah untuk menentukan desain Seperti apa bagusnya" usulku sama Aira.
"Bagus tuh, semakin cepat semakin baik" ujar Aira terlihat sama wajahnya menunjukkan kegembiraan.
"Nanti setelah saya pulang dari sini, saya akan bikin beberapa konsep untuk kursi dan mejanya, serta total anggaran anggaran modalny,a supaya nanti kita cuma tinggal memikirkan desain interiornya" jelasku mulai menjalankan rencana.
Akhirnya kita pun larut dalam obrolan obrolan Seputar tentang persediaan membuat usaha Cafe, mulai dari konsep, desain, menu-menu yang akan kita jual, kita larut dalam pembahasan itu, sehingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10.00.
"Aku pamit dulu ya, besok kita ketemu lagi, mau dijemput di mana, Kataku sambil membantu merapikan alat tulis yang berserakan di atas meja.
"Aku aja yang ke tempat kerja kakak, tolong kirim alamatnya aja!, sekalian aku pengen tahu gimana cara melayani pelanggan?" jawab Aira sambil memasukkan semua catatannya ke tas.
"Itu lebih baik, jadi setelah pulang kerja kita bisa berangkat barang ke tempat yang mau kita tuju, Ya sudah aku pamit dulu ya" ujarku sambil berdiri sambil meregangkan otot-otot yang mulai kaku karena Duduk terlalu lama.
Aira mengantarkanku sampai teras depan rumahnya, setelah bersalaman aku pergi meninggalkan dia yang masih berdiri.
"Emang motornya di mana Kak? Tanya tanya Aira yang merasa heran karena motorku tidak parkir di dekat teras rumahnya.
"Di pos satpam ra, Lagian motor butut ini" jawabku sambil senyum.
"Lain kali bawa motornya ke sini, biar nggak jalan jauh" ucap Aira.
Aku hanya mengangkat jempol, sambil terus berjalan mendekati Pos satpam dimana disitu motorku terparkir, setelah berpamitan sama penjaga aku pergi meninggalkan rumah Pak Wahyu membelah gelapnya malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Kaisar Tampan
semangat kak.
singgah ke novelku juga Simpanan Brondong Tampan.
2022-07-05
1