part 5 monas diwaktu malam

Pov dini

"Ayo buruan sih, itu kan sudah terlihat jalan keluarnya, ngapain Kakak belok ke situ, ucapku merasa kesal yang melihat Kak Dali seperti ogah-ogahan untuk menemani jalan-jalan malam ku melihat Monas.

Yang ditegur hanya senyum, lalu dia mendekati sebuah loket, entah apa yang dilakukan, namun setelah memegang dua kertas dia kembali masih terus senyum kepadaku, seperti orang yang kurang gitu.

"Apaan sih senyum-senyum Kak" Tanyaku yang mulai kesal karena lama menunggu.

"Nih, aku beli ini, kamu mau masuk ke Monas kan" tanyanya sambil menunjukkan dua tiket yang ada di tangannya.

"Oh kirain masuk Monas gratis, mana aku nggak bawa duit lagi" aku menunudukan kepala merasa gak enak sudah berprasangka buruk sama Kak Dali.

"Emang monas punya bapak mu, yaudah jangan dipikirin lagian Ini kan aku sudah beli, ayo kita keluar dari sini" ajaknya sambil memegang lembut pergelangan tanganku.

Aku mengikutinya keluar dari lorong, setelah keluar ternyata di situ ada pemeriksaan tiket,  kak dali pun memberikan tiket yang tadi dia beli.

"Terima kasih ya kak" ujarku yang berjalan di sampingnya.

"Buat apa" tanyanya sambil melirik senyum kepadaku Entah mengapa dia terus seperti itu, emang nggak tahu apa kalau Senyumnya itu selalu terbayang di setiap mimpi dalam tidurku.

"Buat semuanya. Terima kasih udah diajak main ke sini ,Aku senang banget loh" ujarku membalas senyumnya.

"Santai aja aku kan calon kamu" ujarnya yang terus berjalan mendekati tangga-tangga Monas.

"Calon apaan sih" pernyataannya membuat pipiku bersemu merah. Untung saja ini malam jadi tidak akan terlalu terlihat.

Akhirnya kita sampai di pintu di mana pintu itu adalah bunker bawah Monas.

Wow ternyata di bawah Monas itu, ada museumnya aku baru tahu, ini membuatku terus berdecak kagum, pantes aja masuknya bayar, karena di dalamnya sangat nyaman banyak miniatur-miniatur yang menggambarkan perjuangan para pahlawan melawan penjajah.

"Fotoin dong Kak!" Pinta aku sambil memberikan HP.

"Pakai HP aku aja biar hasilnya bagus" jawabnya sambil mengeluarkan HP dari tas kecilnya.

"Emang kenapa kalau pakai hp aku jelek ya" tanyaku penasaran menatap kearahnya.

"Bagus kok, tapi lebih bagus pakai HP aku" jawabnya menjelaskan

"Iya deh yang hp-nya bagus, aku manut aja"

"Ya sudah, katanya mau difoto Ayo buruan Nanti keburu malam" selalu itu yang jadi alasannya kalau dia memaksa lagian ngapai coba ngajak jalan jalan malam malam begini.

Akhirnya aku pun berfoto di mana backgroundnya adalah miniatur-miniatur perjuangan zaman dahulu, Norak sih, cuman aku merasa sangat bahagia, karena ini adalah pengalaman yang mungkin tidak akan bisa kulupakan, main di Monas apalagi malam-malam seperti ini.

Setelah selesai berfoto Ria kak dali mengajakku untuk berselfie, dengan semangat aku mau karena ini adalah salah satu bentuk rasa Terima kasihku, karena sudah mengajaku maen kemonas, walau sebenarnya Emang mau sih, Siapa yang nggak mau berfoto sama pria setampan dia.

Setelah bosan mengelilingi dan memperhatikan semua yang ada dalam Museum Monas ,akhirnya kita berdua keluar, namun pandanganku terhenti ketika melihat beberapa orang yang lagi mengantri.

"Itu ngantri apa sih Kak?" Tanyaku sambil menghentikan langkah.

"Oh itu mereka mau naik ke Monas" jawabnya dengan santai.

"Maksudnya naik gimana Kak?" aku bertanya karena tidak mengerti apa maksudnya.

"Iya naik ke atas Monas, ke sana"  kak dali menujuk keatas.

"Emang bisa?" tanya aku sambil membulatkan mata seolah tidak percaya apa yang dia katakan.

"Ya bisa makanya orang-orang itu pada ngantri" jawabnya dengan menatap ke arahku seolah menjelaskan bahwa yang ia katakan itu benar.

"Mau dong kak, naik ke situ, bayar lagi nggak ya" aku merengek seperti anak kecil yang lagi minta jajan sama bapaknya.

"Emang kamu nggak takut ketinggian" tanya memastikan psikisku.

"Enggak lah aku berani. Ayo dong naik ke sana" aku masih tetap merengek memalas supaya dia mau mengajak naik ke atas monas.

"Tapi janji dulu" ujarnya sambil memegang kedua tanganku.

"Janji apaan sih, Kalau nggak mau ya udah nggak usah" tanyaku sambil menekuk muka menunjukkan kekesalanku

"Mukanya Jangan dibuat gitu, bikin Aku gemes tahu" ucap Kak Dali sambil mencubit hidungku.

"Kalau kakak nggak mau nemenin aku, pinjem uangnya aja Kak, nanti pas pulang aku bayar" ujarku membuang rasa malu karena rasa penasaranku lebih besar dari itu.

"Bukan itu mauku"

"Terus maunya apa? Tanyaku sambil menatap kedua bola matanya seolah mau tau apa yang ada dibaliknya.

"Nih" ujarnya sambil menunjukkan Lesung pipinya yang indah, kadang aku heran, aku aja yang perempuan tidak ada Lesung pipinya tapi dia laki-laki ada, membuat senyumnya semakin indah.

"Muah, udah ayo" aku menempelkan bibirku di pipi yang yang dia Tunjukkan, membuat matanya membulat sempurna seolah kaget menerima perlakuan seperti itu.

Sama sepertiku yang lepas kontrol dengan tidak sadar aku melakukan hal bodoh seperti itu, membuatku malu sampai ke ubun-ubun "kenapa aku bodoh sih, Ngapain coba ngelakuin hal b0doh seperti itu, Nanti dia berpikiran aku macam-macam" gerutuku dalam hati sambil menundukkan kepala memainkan Ujung jilbabku, menyembunyikan rasa malu.

Suasana kita berdua pun menjadi Hening, tanpa ada sepatah kata yang keluar dari mulut kita, merasa canggung seolah baru bertemu pertama kali, Kak dali melepaskan pegangan tangannya.

"Maaf aku lepas kontrol" ujarku yang masih menundukkan kepala memegang bibir yang tidak tau malu ini.

"Hahaha nggak apa-apa, Nanti lagi ya, aku cuma kaget aja soalnya belum siap" ujarnya sambil mengucek-ucek kepalaku yang tertutup kerudung.

"Sekali lagi maaf ya Kak ucapku" sambil merapatkan Kedua telapak tangan di dada seolah lagi memotong dari sang raja.

"Ayo, katanya mau naik ke atas monas" ajaknya sambil memegang pergelangan tanganku kembali.

Kita berdua menuju loket pembelian tiket untuk naik ke atas, ternyata harganya lumayan, namun Dadali seolah Dewa penyelamat yang selalu memenuhi keinginanku.

Setelah mendapatkan tiket aku dan kak dali ikut mengantri bersama orang-orang yang menunggu giliran, untuk naik ke atas Monas, antriannya lumayan tidak panjang biasanya kata kak dali antrian di sini sangat panjang.

"Terima kasih Kak untuk semuanya" ujarku yang berdiri di samping Kak dali.

"Udahlah jangan seperti itu, seolah-olah Aku tidak ikhlas, lagian aku juga sudah lama tidak ke sini, dulu terakhir ke sini kalau gak salah tiga tahun yang lalu, makanya aku ngajak kamu untuk bernostagia" ucapnya sambil melirik ke arahku.

"Ooooooooh" aku mengkerutkan bibirku menanggapi ucapannya.

Setelah menunggu 10 menit lebih, akhirnya aku dan kadali tiba giliran untuk naik ke atas, aku tak menyangka, Aku kira Monas itu cuma tiang saja, ternyata di bawahnya ada museum, di atasnya juga bisa jadikan tempat main, mirip lah seperti Menara Eiffel di Paris, mungkin karena aku juga belum pernah ke sana juga sih.

"Setelah menaiki eskalator akhirnya tiba di puncak. Akhirnya aku bisa melihat gemerlap kota Jakarta dari ketinggian, kelap-kelip lampu di jalan dan di gedung membuatku terus berdecak kagum, karena ketika aku di Bandung aku tidak pernah jalan jalan seperti ini, jangankan jalan-jalan malam seperti sekarang, jalan jalan siang seperti ini sangat jarang sekali.

Setelah menikmati kota Jakarta dari ketinggian, ternyata kami harus bergantian dengan orang yang mengantri di bawah, meski sangat berat akhirnya kita berdua turun naik ke eskalator untuk kembali ke bawah.

"Ternyata Monas itu bisa dinaikin ya Kak" pertanyaan bodoh sesaat setelah keluar dari eskalator.

Kak dali hanya senyum getir, mungkin menahan rasa malu, karena beberapa orang yang turun berbarengan memperhatikan ke arah kita, aku tidak memperdulikannya karena Malam ini aku sangat bahagia sekali.

"Ayo pulang ajaknya" sambil menuruni tangga.

"Iya Kak" jawab ku sumringah tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan malam ini.

Setelah sampai di tempat parkiran, terlihat di situ banyak gerobak-gerobak pedagang, yang menjajalkan dagangan mereka, di sekeliling gerobak terdapat kursi-kursi untuk tempat duduk.

"Mau kerak telor nggak" tawarnya

"Eee emmm eee gak kak" Jawabku sambil menundukan kepala karena malu gak bawa uang.

"Tapi aku mau, Mending kita Duduk dulu yuk sambil melepaskan rasa lelah, nggak papa kan" tanyanya sambil menatap kedua bola mataku.

"Boleh" jawab aku sambil menganggukkan kepala rasanya aku kembali ke mode awalku, sangat malu ketika mengobrol dengan kak dali, beda ketika ada di Monas mungkin kebahagiaanku mengalahkan akal sehatku.

Akhirnya kita berdua duduk di dekat penjual kerak telor, setelah kadali memesan dia menghampiri duduk di sampingku.

"Gerah juga ya" ungkapnya sambil mengubah-nibaskan tangan.

"Maaf ya Kak, sampai kecapean gini nemenin akunya, lagian kakak ngajakin aku kesini jadi akunya kaya anak kecil, pecicilan" Aku yang merasa gak enak karena aku lah yang mengajak dia untuk berkeliling Monas.

Asik mengobrol sambil memperhatikan beberapa orang yang sedang mengobrol bersama teman-temannya, menikmati malam Kota Jakarta dengan memakan makanan khasnya, namun pandanganku terhenti Di mana ada tiga laki-laki yang sedang mengobrol sambil menikmati kopi mereka.

"Kak Dani" gumamku pelan namun itu sangat jelas akan terdengar oleh orang yang berada di sampingku.

"Siapa Din, dani kakak kamu bukan? di mana" tanya Kak Dali sambil memperhatikan orang orang yang ada di sini.

Terpopuler

Comments

saepul dalari

saepul dalari

yakin

2022-05-28

1

lihat semua
Episodes
1 PART 1. Tiba Tiba mengundanku
2 part 2 bertemu ratna
3 Part 3 RENCANA MEBUAT CAFE
4 part 4 BIARKAN SEMUA SEPERTI INI
5 part 5 monas diwaktu malam
6 part 6 DINI DICULIK
7 part 7 MISI PENYELAMATAN
8 part 8 KAMU BUKAN ADIKKU
9 part 9 PERTOLONGAN
10 part10 AKHIRNYA BANTUAN ITU DATANG
11 part 11 VISUM ET REPERTUM
12 part 12 ADA HANTU DIRUMAH SAKIT
13 part 13 AKU WANITA PALING BAHAGIA
14 part 14 DRAMA PACAR KAK DARDA
15 PART 15 TIDAK SUCI LAGI
16 part 16 MASIH PERAWAN?
17 part 17 UNDANGAN ULTAH STELLA
18 part 18 MENIJAU LOKASI
19 part 19 LOKASINYA SANGAT COCOK
20 part 20 BANTUAN HUKUM
21 part 21 BINTANG
22 part 22 MEMBALAS KEBAIKAN MEREKA.
23 part 23 DIRUMAH KAK DALI
24 part 24 DIRUMAH KAK DALI 2
25 part 25 SLEEPCALL
26 part 26 TAK SEINDAH MIMPI
27 part 27 CEMBURU
28 part 28 CEMBURU VOL2
29 part 29 MENYIAPKAN KEJUTAN
30 part 30 TERKEJUT DULUAN
31 part 31 SAINGAN
32 part 32 CEWEK CEWEK ANEH
33 part 33 WANITA YANG TAK ASING
34 part 34 SULIT DIPAHAMI
35 part 35 MENUNGGU TELEPON
36 part 36 FITNAH
37 part 37 LULUH
38 part 38 MASALAH
39 part 39 MENGULANG
40 part 40 MENGHADIRI PESTA
41 Part 41 HANCUR
42 part 42 SEBENARNYA
43 part 43 MARAH
44 part 44 MASIH MARAH
45 part 45 KAMU PALING BISA
46 part 46 DIRUNDUNG MASALAH
47 part 47 MENDESAKKU
48 part 48 MENGIKUTI KEMAUANYA
49 part 49 TIDAK ADIL
50 part 50 KEPUTUSAN
51 part 51 KAK STELLA
52 part 52 MELEPASKANKU
53 part 53 TERUS MENDEKAT
54 part 54 PENAWARAN
55 part 55 MIRIP
56 part 56 AROGAN
57 part 57 KETEGASAN
58 part 58 MENERIMA KEPUTUSAN
59 part 59 POV DINI
60 part 60 MALAIKAT KECIL
61 part 61 DI LAMAR
62 part 62 KEBAHAGIAN SESUNGUHNYA
63 part 63 ADA RAHASIA DIKELURGAKU
64 part 64 PENGAKUAN IBU DAN BIBI
65 part 65 DINI ANAKKU
66 part 67 SAH
67 part 68 TAMAT
68 sttt
Episodes

Updated 68 Episodes

1
PART 1. Tiba Tiba mengundanku
2
part 2 bertemu ratna
3
Part 3 RENCANA MEBUAT CAFE
4
part 4 BIARKAN SEMUA SEPERTI INI
5
part 5 monas diwaktu malam
6
part 6 DINI DICULIK
7
part 7 MISI PENYELAMATAN
8
part 8 KAMU BUKAN ADIKKU
9
part 9 PERTOLONGAN
10
part10 AKHIRNYA BANTUAN ITU DATANG
11
part 11 VISUM ET REPERTUM
12
part 12 ADA HANTU DIRUMAH SAKIT
13
part 13 AKU WANITA PALING BAHAGIA
14
part 14 DRAMA PACAR KAK DARDA
15
PART 15 TIDAK SUCI LAGI
16
part 16 MASIH PERAWAN?
17
part 17 UNDANGAN ULTAH STELLA
18
part 18 MENIJAU LOKASI
19
part 19 LOKASINYA SANGAT COCOK
20
part 20 BANTUAN HUKUM
21
part 21 BINTANG
22
part 22 MEMBALAS KEBAIKAN MEREKA.
23
part 23 DIRUMAH KAK DALI
24
part 24 DIRUMAH KAK DALI 2
25
part 25 SLEEPCALL
26
part 26 TAK SEINDAH MIMPI
27
part 27 CEMBURU
28
part 28 CEMBURU VOL2
29
part 29 MENYIAPKAN KEJUTAN
30
part 30 TERKEJUT DULUAN
31
part 31 SAINGAN
32
part 32 CEWEK CEWEK ANEH
33
part 33 WANITA YANG TAK ASING
34
part 34 SULIT DIPAHAMI
35
part 35 MENUNGGU TELEPON
36
part 36 FITNAH
37
part 37 LULUH
38
part 38 MASALAH
39
part 39 MENGULANG
40
part 40 MENGHADIRI PESTA
41
Part 41 HANCUR
42
part 42 SEBENARNYA
43
part 43 MARAH
44
part 44 MASIH MARAH
45
part 45 KAMU PALING BISA
46
part 46 DIRUNDUNG MASALAH
47
part 47 MENDESAKKU
48
part 48 MENGIKUTI KEMAUANYA
49
part 49 TIDAK ADIL
50
part 50 KEPUTUSAN
51
part 51 KAK STELLA
52
part 52 MELEPASKANKU
53
part 53 TERUS MENDEKAT
54
part 54 PENAWARAN
55
part 55 MIRIP
56
part 56 AROGAN
57
part 57 KETEGASAN
58
part 58 MENERIMA KEPUTUSAN
59
part 59 POV DINI
60
part 60 MALAIKAT KECIL
61
part 61 DI LAMAR
62
part 62 KEBAHAGIAN SESUNGUHNYA
63
part 63 ADA RAHASIA DIKELURGAKU
64
part 64 PENGAKUAN IBU DAN BIBI
65
part 65 DINI ANAKKU
66
part 67 SAH
67
part 68 TAMAT
68
sttt

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!