Siang hari, Daiyan Tower, lantai 9 ,Ruangan CEO
"Ini CEO, data dan jadwal proyek yang akan di kerjakan oleh perusahaan kita," Zahir menyerahkan setumpuk dokumen ke arah Alwyn.
Sebanyak ini? Alwyn meringis dalam hati. Entah Kapan dia akan selesai membacanya. Sebenarnya tadi kakek menawarkan diri untuk tinggal di perusahaan dan membantunya bekerja. Tapi dia menolaknya. Kakek sudah terlalu lelah hari ini. Waktunya kakek untuk pulang dan beristirahat.
" Letakkan saja di meja, nanti aku lihat," kata Alwyn.
"Tadi Pak Darya Dikara meminta izin untuk bertemu anda, CEO," kata Zahir sambil meletakkan tumpukan dokumen itu di atas meja Alwyn.
Darya Dikara adalah salah satu dari 3 orang wakil CEO. Meski wakil CEO ada 3 orang tapi dia adalah orang kedua setelah CEO dalam struktur jabatan. Dia menangani Masalah operasional perusahaan. Selama Razin di rumah sakit, dia menggantikan tugas nya sebagai CEO.
"Mau apa?" tanya Alwyn. Dia mulai mengambil dokumen teratas dan mulai membukanya.
"Untuk membicarakan Proyek Lini masa , CEO," jawab Zahir.
"Yang mana dokumennya?" tanya Alwyn.
"Dokumen nya ada pada Pak Darya. Beliau telah selesai merevisi dan akan menyerahkannya pada anda," Zahir menjawab. "Yang ada di meja anda ini semuanya dokumen data dan proyek ."
Aneh. Alwyn mengernyit. Kenapa dokumen itu di revisi oleh Pak Darya, sebelum dia , CEO perusahaan melihatnya lebih dulu? Apakah ada intrik di perusahaan ini? Apakah Pak Darya ini orang baik atau sebaliknya?
"Ceritakan apa itu proyek Lini masa," kata Alwyn. Dia harus tahu detailnya dulu sebelum bertemu Pak Darya. Agar bisa menentukan sikap.
Eh? CEO Alwyn tidak tahu proyek lini masa? Zahir ingin menggaruk rambut. Tapi takut di lihat Alwyn. "Proyek Lini masa itu adalah susunan kegiatan yang meliputi proses dan prosedur agar kegiatan perusahaan berjalan sesuai waktu, CEO," jawab nya hati hati.
"Biasanya memang beliau yang mengerjakannya, Pak," terangnya lagi.
Jleb! Alwyn merasa malu. Untung saja hanya ada Zahir di dalam ruangan ini. Sehingga wibawanya sebagai CEO tidak terkuras.
"Ya, sudah, minta Pak Darya ke ruangan aku," putus Alwyn. Dia juga ingin bertemu dengan Pak Darya ini.
"Baik, CEO," jawab Zahir. Kemudian dia keluar sambil menutup pintu.
Begitu Zahir keluar, Alwyn langsung menyalakan ponsel. Membuka aplikasi google. Memulai pencarian mengenai proyek lini masa.
Krek...pintu terbuka dari luar. Alwyn mendongakkan kepala. Dia mematikan ponselnya. Siapa itu?
Seorang gadis melangkah masuk. Tubuhnya tinggi dengan postur ramping. kulitnya putih. Wajahnya manis. Membuat orang ingin terus menatap wajahnya. Dia mengenakan seragam putih abu abu. Sepertinya baru pulang sekolah.
Alwyn mengangkat sebelah alis. Siapa lagi ini? Kenapa anak ini bisa tiba tiba masuk?
"Siapa kamu?" Tanya Alwyn heran.
Ehm ...Dyarani berdehem pelan. Apakah laki laki itu yang bernama Alwyn Daiyan? Tampan sih. Tapi tatapannya tajam mendominasi. Garis wajahnya tegas dan kaku. Cara dia bicara juga terlihat berwibawa.
Tidak seperti yang di keluhkan Kak Rilla tadi pagi di meja makan, batin Dyarani. Katanya, CEO Daiyan yang baru, seorang pecundang. Pemalas. Yang hanya tahu Hura Hura.
Kak Rilla terus mengeluh sampai papa tiba di meja makan.
"Aku...." Dyarani berhenti sebentar untuk mencari kalimat yang tepat .
Tok...tok, pintu di ketuk diiringi suara dari luar, " CEO, saya bersama Pak Darya."
Aduh...Dyarani melihat sekitar. Dia harus mencari tempat untuk bersembunyi.
"Kalau tidak ada urusan, silahkan keluar, aku sibuk," kata Alwyn sambil menunjuk pintu keluar.
Dyarani tidak menjawab. Dia malah lari ke belakang kursi Alwyn lalu bersembunyi di bawah meja kerjanya.
Alwyn terperanjat. " Heh, kamu ngapain? Keluar!" dia menarik tangan Dyarani.
"CEO!" Zahir mengetuk pintu lagi. " Apakah anda ada di dalam?" tanyanya lagi karena tidak kunjung mendengar suara Alwyn menyahut.
" Keluar!" perintah Alwyn. " Kalau tidak aku akan memanggil satpam untuk menyeret kamu keluar!" ancamnya kesal.
"Kalau Om memanggil satpam, aku akan membuat keributan di sini. Nama Om akan tercemar," Dyarani balas mengancam.
"CEO," Zahir mengetuk lagi.
"Apa Pak Alwyn tidak ada di ruangan?" tanya Pak Darya tidak sabar. Dia masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
"CEO Alwyn ada di dalam ,Pak," kata Ava angkat bicara. " Mungkin beliau sedang di kamar mandi."
"Baiklah," Alwyn mengalah. " Masuk," katanya kemudian.
"Permisi, CEO," kata Zahir sambil membuka pintu. "Saya bersama Pak Darya," ujarnya memberitahu.
Seorang laki laki bertubuh tambun berjalan di belakang Zahir. Berumur sekitar akhir 30 tahun dan bewajah kusut. Seakan ingin memberitahu pada dunia, betapa beratnya pekerjaan yang dia jalani.
"Selamat siang, Pak Alwyn," kata Pak Darya menyapa. Oh, jadi ini Pak Alwyn? Orang yang kerjanya hanya bermain main menghamburkan uang? batinnya.
" Siang, Pak," Alwyn balas menyapa. " Silahkan duduk," dia menunjuk kursi yang ada di hadapannya.
Oh, Ini Pak Darya? Dari gelagatnya sepertinya dia lumayan lama bekerja di perusahaan ini. Menganggap diri lebih pintar dari orang lain, kata Alwyn dalam hati.
"Terimakasih," sahut Pak Darya sambil duduk. " Ini dokumen proyek lini masa yang sudah saya revisi," dia mengangsurkan sebuah map ke arah Alwyn.
"Ini proyek lini masa untuk proyek infrastruktur digital yang sekarang kita kerjakan," kata Pak Darya. "Ini proyek lini masa untuk proyek..." dia mengangsurkan map ke dua. " Setelah anda setuju, proyek lini masa ini akan saya bagikan kepada rekan rekan tim yang bertugas pada masing masing proyek," sambungnya lagi.
"Hm..." Alwyn membuka map yang pertama di sodorkan Pak Darya . Daftar langkah tugas, urutan proyek dan orang orang yang terlibat di tulis dengan teliti. "Saya setuju," katanya sambil menutup map pertama lalu mengambil map kedua.
Tentu saja setuju, mana bisa Anak Hura Hura ini membuat proyek lini masa yang begitu terencana? batin Pak Darya. " Saya tahu anda pasti setuju," sahutnya. " Proyek lini masa ini saya buat secara detail, yang orang lain belum tentu bisa membuatnya," tambahnya berbangga hati.
"Oh, begitu ya? Kalau boleh saya sarankan, sebaiknya anda beralih membuat proyek lini masa dari Exel dan powerpoint ke lini masa online, lebih cepat dan hemat waktu," balas Alwyn santai.
Jleb! Pak Darya merasa tertohok. " Lini masa online? Bagaimana cara nya, Pak?" tanyanya ingin tahu.
Wah, ternyata CEO Alwyn hebat juga, gumam Zahir dalam hati.
"Install aplikasi nya saja,Pak," senyum Alwyn. Dia membanggakan diri pada orang yang salah," tawanya dalam hati.
Aduh, sampai kapan ini?" gumam Dyarani tak sabar. Kakinya merasa pegal karena duduk meringkuk di bawah meja. Dia menggaruk garuk kaki Alwyn dengan kukunya.
Ish! Alwyn menggerakkan kaki, mengusir tangan Dyarani.
Gerakan kaki Alwyn malah mengenai wajah Dyarani. Gadis itu kaget sampai berteriak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
anindya cintya
saling menilai
2024-01-21
1
auliasiamatir
sukanya ngancem 😀😀😀
2022-09-19
1
yaaa
cewe bar bar ngamuk🤣🤣🤣
2022-07-12
3