Selepas sholat subuh Salma bergegas ke kamar mandi untuk mencuci baju. Kegiatan rutin pagi hari ini dilakukan dengan cepat, mengingat sekitar pukul 08.00 wib sudah ditunggu keluarga Esti untuk pergi ke rumah sakit jiwa. Ya pagi ini Esti akan dibawa ke rumah sakit jiwa agar ada penanganan medis secara intensif.
Salma sudah ditunggu orang tua nya di ruang makan. Nasi goreng sudah tersedia sebagai menu sarapan pagi ini.
" Salma pagi ini mau kemana?"
" Mau ke rumah sakit jiwa, Ma. Esti mau berobat ke sana". Mama Rika manggut-manggut
"Jaga kesehatan Sal. Ingat kamu itu masih kuliah juga kerja. khawatir malah ngedrop. Coba kamu tuh jangan mikirin orang lain mulu, pikirkan diri sendiri. Mama dan papa ingin kamu segera menikah, kami ingin segera punya mantu. Ngomong-ngomong itu si Doni sudah punya calon belum? ga papa deh sama si Doni juga, kalian kan dekat siapa tau jodoh, iya kan pa?" papa hanya geleng-geleng sambil tersenyum.
"Sudahlah ma, biar Salma konsen kuliah dulu. Walaupun papa juga ga keberatan sih kalo Salma dapat jodoh tahun ini. Yang penting dia bertanggung jawab dunia akhirat". papar papa Dahlan.
"Papa mama tersayang jangan ngomongin itu dulu ya, Salma belum berpikir ke arah sana. Salma fokus kuliah dan kerja. nanti kalo sudah lulus insyaa Allah pasti banyak yang ngejar, terus di depan pintu rumah kita cowok-cowok pada ngantri mau melamar Salma...ha...ha...ha" Ujar Salma asal, Salma tertawa renyah.Ia langsung berdiri kemudian berpamitan setelah mencium punggung tangan orang tuanya. Dia tidak ingin berdebat tentang pernikahan, walaupun sejujurnya, ia pun ingin tapi belum ada seseorang yang bersarang di hatinya.
Lalu lalang kendaraan di depan rumah begitu ramai. Begitulah setiap pagi jalanan menuju daerah industri selalu padat merayap. Apalagi kalau pasar di tempat itu beroperasi tentunya kemacetan lalu lintas selalu menyapa.
Salma masih menunggu angkot yang lewat. Banyak angkot yang lewat tetapi selalu penuh. Peluh di keningnya begitu terasa, kalau saja ada aplikasi ojek online sudah pasti dia melesat sejak tadi. Maklum saja hp yang ia punya masih jadul. Ia belum bisa membeli hp android seperti punya teman-temannya
Deringan ponsel dari dalam tasnya bergetar. Dia segera mengangkat benda pipih tersebut.
."Assalamualaikum ya, Don? iya aku mau ikut, ini aku masih di depan rumah masih nunggu angkot penuh-penuh. Sudah ya, ini ada angkot yang berhenti." Salma segera naik dengan hati yang tidak menentu, kekhawatiran ditinggal pergi terbersit dalam pikirannya karena angkot berjalan santai.
Setengah berlari Salma menghampiri pangkalan bus yang menuju kota B. Sesuai petunjuk Doni, dia langsung menaiki bus tersebut. Kondisi bus masih lengang, hanya ada beberapa penumpang. Terlihat Esti duduk di jok belakang. Diapit ayah dan ibunya. Sebenarnya Salma ingin merental mobil untuk mengantar Esti, agar lebih nyaman, namun pihak keluarga Esti menolak karena tidak ingin terus menerus merepotkan Salma. Selain itu mobil rental saat ini banyak yang pinjam, sebenarnya bus adalah pilihan terakhir setelah beberapa cara ditempuh agar agenda hari ini dapat terlaksana dengan baik.
Tidak menunggu waktu lama, bus dengan perlahan meninggalkan terminal.
Dalam perjalanan tak disangka Esti melangkah ke depan menghampiri tempat duduk Salma
" Hai Salma kenapa kamu duduk menyendiri di sini. Pindah gih di sebelah Doni....kalian itu pasangan serasi harusnya cepat menikah terus punya anak deh...ha....ha ...ha...! ." Esti menarik lengan Salma dengan paksa, dia mendudukan Salma di sebelah Doni.
"Nah begini kan oke..... saudara -saudara sekalian lihatlah pasangan ini begitu serasi bukan.....tapi sayang mereka masih malu-malu untuk mengatakan cinta......cinta yang membuat orang menjadi buta.....cinta yang bisa menghalalkan segala cara....cinta yang membuat aku harus terpisah dengan orang yang aku cinta.....ha....ha....ha!" Esti berkata lantang. Para penumpang menengok ke belakang ingin tahu apa yang terjadi. Mereka saling bisik, bertanya -tanya ada apakah gerangan? Wajah Salma terlihat memerah menahan malu.
Salma berdiri "Sudah Esti hentikan! Ayo duduk sini " Salma mencoba untuk memapah Esti.
"Tidak perlu! Kamu tuh duduk aja jangan biarkan Doni pergi. Dan kamu Doni jaga Salma." Titah Esti menekan kedua pundak Salma dengan paksa agar Salma duduk kembali di samping Doni. Ayah Esti menghampiri merasa tidak enak hati pada Salma dan Doni, sehingga ia meminta maaf.
Perjalanan menuju kota B terasa lama, walaupun ada tontonan gratis saat Esti mempersembahkan drama yang cukup membuat orang tuanya merasa malu.
"Jangan hiraukan ucapan Esti ya, Don!" Kata Salma merasa tidak nyaman.
" Ga apa-apa juga kali. Aku sih senang Esti ngomong gitu " senyum Doni mengembang.
"Maksudnya?" Salma belum mengerti ucapan Doni.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Wah sepertinya Doni ada rasa dengan Salma ini
2025-04-18
0
🟢𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜🅼ιяα🅷㊍㊍🔰π
Semangat Salma, jangan lupa jaga kesehatan
2024-01-25
2
🍒⃞⃟•§¢•🎀CantikaSaviraᴳᴿ🐅
kenapa tidak di ruqiyah saja si Esti
2024-01-25
2