Alice yang sudah mencuci muka nya dan berkumur langsung menukar pakaian yang diberikan oleh Lexi tadi pada nya.
Aneh bin ajaib nya, pakaian dan sepatu itu sangat pas dikenakan oleh Alice. Bahkan Alice pun terheran-heran saat mengenakan baju dan sepatu itu. Bagaimana bisa mereka membelikan barang dengan ukuran yang sesuai untuk nya.
"ini sungguh sebuah kebetulan yang sangat luar biasa!!" tukas Alice, menatap kagum pada pakaian yang di kena kan nya dari pantulan cermin di depan nya.
Alice pun tidak ingin berpikir apa-apa lagi. Yang terpenting saat ini dia harus segera pulang.
Kemudian Alice mulai memasukan piyama dan sendal hello kitty nya.
Namun ketika dia memasukkan benda-benda bernuansa hello kitty itu kedalam tempat pakaian baru tadi, baru lah Alice sadar kalau bandana nya tertinggal di ruangan Rey.
Tapi tidak mungkin kan Alice kembali ke ruangan itu hanya untuk sebuah bandana yang harga nya tidak seberapa jika di bandingkan baju dan sepatu mahal yang Rey berikan percuma pada nya.
Jadi dengan perasaan sedikit tidak ikhlas Alice memutuskan untuk membiarkan bandana itu untuk di buang oleh Rey.
“Mau gimana lagi. Sudah nasib bandana itu untuk masuk ke tong sampah.” Gumam nya, yang berpikir pasti bandana itu akan berakhir di tong sampah.
Dengan penampilan yang telah memukau, Alice pun keluar dari toilet itu.
Untungnya saat ia masuk tadi ke toilet tidak ada siapapun di sana. Sehingga transformasi dirinya tidak menarik perhatian dari siapa pun.
Alice segera menuju lift. Kini yang ada di dalam pikirannya adalah dia harus segera pulang untuk memperlihatkan video itu pada Anis.
“Semoga Anis masih ada di rumah dan belum kembali ke kantor lagi.” Gumam Alice pelan dan menekan tombol lift untuk ke Lobi.
Tidak perlu menunggu lama, pintu lift itu pun terbuka. Karena tidak ada siapapun di dalam lift itu, Alice memutuskan untuk berdiri tepat di tengah-tengah. Lalu ia menekan tombol untuk ke lobby bawah.
"Tidak menyangka aku akan naik lift di perusahaan ini lagi." ucap nya asal, sebab sekarang dia kan tidak karyawan perusahaan itu lagi.
Alice memperhatikan nomor lift yang terus bergerak mundur. Dan baru dua lantai lift itu turun, tiba-tiba pintu lift itu kembali terbuka.
Dari luar terlihat dua orang pria tua berjas rapi telah menunggu lift di lantai itu.
Salah seorang dari mereka memegang tongkat kayu yang terlihat sangat mahal.
Alice pun mundur sedikit ke belakang agar kedua pria itu dapat masuk.
Lift itu memang besar, tapi karena tadi Alice berdiri tepat di tengah lift maka ia harus mundur sedikit ke belakang agar dapat memberikan ruang yang sedikit luas bagi mereka bertiga di dalam lift.
“Ayoo tuan Arthur, ..” ucap pria yang satu nya, mempersilahkan pria tua bertongkat untuk masuk lebih dahulu.
"Arthur?" ulang Alice dalam hati sambil memperhatikan pria tua bertingkat yang melangkah masuk ke dalam lift.
Pria tua itu pun masuk ke dalam lift tanpa mempedulikan keberadaan Alice di dalam sana.
Alice merasa wajah pria ini mirip dengan seseorang. Hanya saja dia lupa itu siapa.
Alice terus memperhatikan wajah pria tua bertongkat itu dari pantulan cermin yang ada di depannya.
Dari pahatan wajah nya, Alice berpikir pasti pria ini adalah pria yang sangat tegas.
Semua itu terlihat jelas dari guratan-guratan yang ada di wajah pria tua bertongkat itu.
“Hhhuhh!!” dengus nya kesal.
“Aku sungguh tidak ikhlas kalau cucu menikah dengan wanita yang itu!” Ucap nya kesal.
"Kita akan mengusahakan hal yang terbaik untuk tuan Rey, tuan Arthur! Kau tenang lah." Sebut pria yang satu nya, menenangkan si pria tua bertongkat.
“Arthur? Rey? Batin Alice. Alice merasa pernah mendengar nama dua orang ini sebelumnya tapi dimana? Alice berpikir keras lagi dan lagi.
Alice yang tengah bermain dengan pikirannya itu disangka sedang menguping oleh pria tua yang satu nya. Sehingga ia langsung memberikan kode pada pria tua bertongkat itu untuk tidak berbicara mengenai topik itu saat ini sebab ada orang lain selain mereka di dalam lift ini, yang bisa saja adalah karyawan di perusahan ini.
Kedua pria itu pun melihat ke arah Alice dari pantulan kaca yang ada di depan kedua nya membuat mata mereka saling bertemu. Disitulah Alice baru mengingat sesuatu.
Dan tanpa menunggu lama, Alice pun langsung mengajak bicara pria tua bertingkat itu.
“Maaf tuan, apa tuan adalah tuan Arthuur?” tanya Alice memberani kan diri bertanya pada pria yang menggunakan tongkat yang berdiri di depannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
omaigooot .... segitu abis nge-reog di ruangannya Rey, udah cubit2 kakinya ... secepat itu lupa nama nya ?
Alice parah niiiiii 🤦♀️
2024-01-23
2
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
sptnya seseorang itu papa kamu, Al ...
mngkn kamu liat dari foto nya ?
2024-01-23
1
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
spt nya ini kakek, deh ....
2024-01-23
1