keesokan paginya aku terbangun sangat pagi, karena aku akan bersiap untuk interview di rumah sakit besar, karena kemarin baru saja aku menerima pesan masuk dari salah satu rumah sakit swasta terbesar di kota ini, katanya aku di suruh datang untuk melakukan serangkaian tes psikotes dan interview.
untung saja aku sudah menyiapkan keperluan yang di butuhkan untuk pergi kesana. aku mengambil ponselku di atas nakas, karena aku akan naik ojek online saja untuk kesana.
aku berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku dan menanggalkan semua pakaian, aku mengisi air hangat di dalam bak mandi, menceburkan diri ke dalam bak dan menggosok-gosokan badan dan membilasnya. dan berjalan menuju lemari pakaian untuk segera bersiap.
tring... pesan masuk dari ponselku, kalau ojek online ku sudah sampai di depan gerbang. aku menuruni anak tangga degan tergesa-gesa, tiba tiba bi Nur memanggilku. dengan tergopoh-gopoh wanita paruh baya itu menghampiriku dan aku menghentikan langkah kakiku ini dan menatap beliau.
"loh non zahra mau kemana, sepagi ini." tanyanya padaku.
"zahra ada panggilan wawancara bi Nur, yasudah aku berangkat dulu yahh karena ojek ku sudah sampai."tutur ku pada bi Nur, lalu aku melambaikan tangan segera keluar dari pintu rumah itu meninggalkannya seorang diri.
"atas nama mba zahra, "ucap nya padaku. Dan aku menganggukkan kepala.
"iya benar pak, tolong antar saya ke rumah sakit x ya pak."
Driver ojol itu pun mengangguk, "baik mba, ini pakai helm dulu mba. "katanya lagi dan aku pun memakai helm itu supaya biar safety aja.
motor pun melaju dengan kecepatan di atas rata rata, memang kalau pagi jalan raya tidak terlalu macet. setelah 20 menit aku pun sudah sampai, aku mengambil uang berwarna biru. lalu menyodorkannya pada tukang ojek online," kembaliannya buat bapak saja ya." ucapku pada driver ojol itu.
dan aku bergegas masuk ke dalamnya untuk menunjukkan bukti SMS ke tempat resepsionis rumah sakit. salah satu petugas mengantarkanku ke ruangan dimana tempat melaksanakannya tes psikotes dan wawancara.
di tempat lain...
di kediaman milik paman Tio...
Paman Tio yang baru saja turun ke bawah dan berjalan ke arah meja makan. Beliau mengedarkan pandangan ini ternyata masih sepi. beliau menyuruh bi nur untuk membangunkan Zahra tapi bi nur langsung menjawab cepat majikannya itu.
"loh bi Nur zahra mana kok gak turun."tanya paman Tio.
"anu tuan non zahra sudah dari tadi pagi sudah pergi."tutur bi Nur menundukkan kepala nya.
paman Tio mengerutkan kening nya bingung, gak biasanya Zahra begini. "kira-kira kemana dia pergi bi??" tanyanya sekali lagi.
bi Nur menggelengkan kepala tidak tahu dan berlalu pergi menuju dapur.
"kamu kenapa sih pa, pagi-pagi kok mukanya kusut." tanya istrinya Rani.
"gpp kok ma biasanya masalah kerjaan papa yang menumpuk." ucapnya bohong.
lalu bibi Rani menarik kursi untuk duduk dan memulai sarapan begitu anggun. Tak lama anak semata wayangnya pun turun dengan senyum merekah bak sinar mentari. ia berjalan cepat menuju ke arah kedua orangtuanya itu.
"pagi ma pa," ucap hana tersenyum manis sekali.
"pagi juga sayang, " ucap mereka kompak. Dan Hana pun langsung duduk dengan tenang . ia melirik ke kanan dan ke kiri mencari sosok Zahra tapi sepertinya tak ada.
" loh gadis kampung itu kok tumben tidak ada," celetuk hana dan mulai mengolesi rotinya dengan selai coklat. Bibi Rani mengangkat kedua bahunya acuh dan ia melanjutkan kembali memakan sarapannya itu. ia juga tidak peduli mau kemana zahra pergi ataupun tidak. ia tidak peduli sama sekali.
dan akhirnya mereka semua memulai sarapannya. dan mereka semua pun menikmati sarapan mereka masing-masing. Tak ada yang bersuara sama sekali, hanya denting sendok dan garpu saling beradu. Hana memakan rotinya dengan begitu cepat dan mendorong kursi itu dan ia pun bangkit untuk bersiap-siap ke kampus hari ini.
"ma...pa, hana pamit mau kuliah pagi dulu yahh," hana mencium pipi kedua orang tua nya.
"hati-hati sayang, kamu mau di antar supir atau bawa sendiri sayang??" Tanya sang mama Rani pada putrinya itu.
"emmm...seperti nya mau bawa mobil mah, nanti aku setelah selesai ngampus mau jalan sama teman-temanku. ya sudah hana berangkat dulu yahh, bye ma...pa." ucap hana sambil melambaikan tangannya dan bergegas menuju mobilnya yang terparkir di garasi dan memulai menyalahkan mesin mobilnya dan bergerak menuju ke jalan komplek perumahan tempat tinggalnya dan berjalan menuju jalan raya besar di depan komplek perumahannya.
Di sore hari....
zahra baru saja selesai dari tes wawancara dan bergegas memesan ojek online, dia melirik jam di pergelangan tangannya ternyata sudah sore. lama juga melakukan tes seharian tapi hasilnya memuaskan, ia telah lulus tes dan mulai besok ia akan magang di rumah sakit besar. Dan mendapat bagian yang lumayanlah untuk anak magang.
"akhirnya mulai besok aku akan bekerja juga di rumah sakit besar ini."ucapnya tersenyum dan ia sangat bersyukur dengan semua ini.
Dari kejauhan terlihat ojek yang zahra pesan telah sampai, lalu ia pun menghampiri ojeknya itu.
"atas nama mba zahra betul." ucap driver ojeknya padaku.
"iya benar mas."kataku sambil tersenyum ke arahnya. Dan menyuruhku untuk langsung naik aja.
"alamatnya sesuai dengan yang ada di aplikasi ya mba??" Serunya, lalu ia juga menyodorkan helm padaku
"iya betul mas, "ucapku pada driver ojek itu.
Selesai memakai helm, driver ojek itu pun menyalakan motornya. Dan motor pun melaju ke jalan, tapi karena ini sudah sore jalanan menjadi cukup padat. aku menghela nafas bisa sampai malam sampai rumah paman. setelah 40 menit sudah sampai lalu aku menyodorkan uang berwarna biru dan berlalu masuk ke dalam namun naas ia papasan dengan hana. Terlihat dari kejauhan gadis itu tampak tak suka sekali. Hana sengaja berhenti dan menatap ke arah Zahra dengan senyum mengejek dengan tangan yang terlipat di depan dada. Lihatlah gayanya angkuh sekali, aku hanya mampu tersenyum tipis sekali. Hampir tak terlihat.
"wow jam segini baru pulang, bagus sekali yahh."serunya tersenyum mengejek sembari bertepuk tangan dengan begitu keras.
aku hanya diam lalu bergegas masuk ke dalam mengabaikan ejekan hana, aku segera naik ke atas. Dan baru saja aku melangkahkan kaki ini menaiki anak tangga, tiba-tiba bibi Rani menghentikan langkahku dengan tatapan tak sukanya itu.
"abis darimana kamu, kok jam segini baru pulang." ketus bibi Rani padaku.
aku menoleh dan membalikkan badanku menghadap bibiku yang satu itu, "Zahra abis tes wawancara bibi Rani, "ucapku jujur padanya. Bibi Rani berdecih dan berkacak pinggang dengan begitu angkuhnya. dan aku pun berjalan masuk ke dalam tanpa menoleh sedikitpun.
"yaudah zahra mau ke atas dulu ya bibi Rani," timpalku dan menaiki anak tangga menuju kamarku. membuka pintu kamarku lalu menguncinya rapat dan berjalan menuju kamar mandi dan bersiap untuk mandi karena badan ini terasa sangat gerah dan lengket.
setelah selesai mandi lalu berjalan menuju lemari pakaian dan memakai baju rumahan, berjalan menuju ranjang ingin merebahkan tubuhku yang sangat lelah seharian melakukan serangkaian tes. tapi hasilnya sangat memuaskan sekali.
"emmm... apa aku harus ngekost saja dekat rumah sakit supaya lebih dekat, kalau naik ojek terus akan boros bisa-bisa tabunganku menipis. karena kalau dari rumah paman ke rumah sakit sangatlah lumayan jauh apalagi ini ada pembagian shift nya." Ujarku dan menghitung jumlah total pengeluaran yang ada.
tok... tok... tok
Suara ketukan pintu menghentikan aku yang sedang menghitung anggaran dan berjalan menuju pintu dan terlihat bi nur tersenyum ke arahku.
"non zahra kata tuan besar disuruh turun ke bawah, karena sudah waktunya makan malam," tutur bi Nur pelan.
ahh aku malas sekali untuk turun ke bawah, apalagi di meja makan ada bibi Rani dan hana pasti mereka berdua akan menghinaku habis habisan, tapi badanku rasanya pegal semua.
"emm.. bi Nur maaf zahra sepertinya tidak turun ke bawah, sampaikan permintaan maaf ku ke paman kalau zahra tidak bisa ikut makan malam." cicit ku ke bi Nur. Dan beliau pun menganggukkan kepala dan pamit untuk turun ke bawah.
"Baiklah non, nanti akan saya sampaikan pesan non zahra ke tuan besar. apa non mau makan sesuatu, biar bi Nur yang buatkan makanan kesukaan non Zahra??" tanya nya sekali lagi. Lalu aku berpikir sejenak memikirkan ingin makan apa tapi aku merasa sungkan dengan bi Nur.
"gak usah bi Nur nanti saja kalau zahra lapar pasti akan turun kok, sekali lagi maaf ya bi." Ucapku merasa tak enak hati. Bi nur mengangguk patuh dan pamit untuk turun ke bawah dulu. lalu aku menutup pintu kamarku dengan rapat dan sepertinya tidak ada suara lagi dari bi Nur, mungkin sudah turun ke bawah. aku menggidikkan bahu lalu melanjutkan merebahkan tubuhku yang terasa lelah ini.
lalu bi Nur menghampiri pamanku dan menyampaikan pesanku pada beliau.
"maaf tuan sepertinya non zahra tidak bisa ikut makan malam," ucapnya hati-hati, takut tuan besar nya tersinggung dengan pesan yang aku sampaikan pada bi nur.
pamanku menghela nafas besar dan mengangguk," baiklah bi Nur. " ungkapnya lagi.
Lalu bi Nur pamit menuju ke belakang untuk menyelesaikan pekerjaan yang lain. Bibi Rani yang mendengar percakapan di antara suami dan asisten rumah tangganya itu hanya diam dan tersenyum sinis sekali.
"sudah lah pa, tidak usah memaksa dia untuk makan bersama kita, kalau dia tidak mau makan ya jangan di paksa. lagian mama tidak suka kalau makan satu meja dengan dia," celetuk bibi Rani menghina zahra sekali lagi.
"iya betul itu yang di katakan mama, udah sih tidak usah di pedulikan gadis kampungan itu, mau makan atau tidak bukan urusan kita ya kan ma, "desis hana tersenyum mengejek. dan di sambut dengan 2 jempol oleh bibi Rani kepada anaknya itu.
pamanku menggeleng-gelengkan kepala melihat anak dan istri nya mengejek dan menghina keponakan dan sepupunya itu. Beliau pun tak ingin membuat suasana menjadi keruh dan mereka semua pun melanjutkan makan malam tanpa zahra, dan menikmati makanan yang ada di piring masing-masing.
Bip...Bip...Bip
bunyi alarm di ponselku berdering, membuatku merasa sedikit terusik dengan suara itu.
aku menggosok-gosokan kedua mataku dan mengerjapkannya pelan kedua mata ini yang masih ngantuk, di lihatnya ternyata sudah pagi. buru-buru zahra bergegas ke kamar mandi dan ia berniat ingin mandi air hangat tinggal pencet aja dan keluarlah air hangat yang segar. menanggalkan pakaian dan menceburkan diri ke dalam bak dan mulai menggosok-gosokan badan, lalu memakai handuk dan berjalan keluar untuk mengambil pakaian di lemari.
setelah memakai pakaian lengkap lalu berjalan menuju meja rias dan memoles makeup tipis dan meneliti dari atas sampai bawah apakah ada yang kurang atau tidak, setelah di rasa cukup oke.
aku membuka pintu kamar dan berlalu turun ke bawah dengan begitu perlahan-lahan. baru saja akan membuka pintu luar rumah aku dikejutkan dengan bi Nur yang akan membuka pintu rumah. Beliau juga sama terkejutnya, karena tak biasanya aku keluar sepagi ini keningnya sampai berkerut dalam, terlihat sekali beliau begitu syok melihatku yang sudah berpenampilan rapih.
"ehh non zahra, selamat pagi." Sapanya ramah padaku.
Lalu bi nur merasa heran denganku yang sudah terlihat begitu rapih dan wangi.
"loh non mau kemana sepagi ini." timpal nya sekali lagi dengan kening yang berkerut dalam.
Aku hanya tersenyum dan menanggapi ucapannya, "zahra mau pergi kerja bi Nur." jawabku pada bi Nur.
"owalah non zahra sudah kerja toh." Serunya lagi padaku dan aku tersenyum lebar menanggapi ucapannya itu.
"apa non zahra mau bi Nur buatkan bekal??" Tanya bi nur menawarkan sesuatu padaku.
aku menimang-nimang tawaran dari bi Nur, tapi aku tak enak dengannya. Bi nur tersenyum dan menatapku begitu dalam.
"tidak lama kok non, hanya buat roti sandwich." Ujarnya sedikit memaksa. Aku menghela nafas dan menganggukkan kepala pasrah. Dan bi nur pun berlalu pergi menuju dapur meninggalkan ku sendirian di meja makan. Aku pun duduk sebentar di kursi itu sambil nunggu bi nur.
setelah 10 menit berlalu, bi Nur membawa paper bag ukuran sedang dan menyodorkannya padaku. aku pun mengucapkan terimakasih padanya dan pamit padanya juga.
" hati-hati non zahra, semangat kerjanya." bi Nur berusaha menyemangati ku.
Aku pun tersenyum, " makasih ya bi, yasudah zahra pamit ya soalnya ojeknya sudah nunggu di depan." Ujarku padanya. Dan Bi nur pun menganggukkan kepala dan aku pun melambaikan tanganku padanya.
aku bergegas menuju pintu lalu bergegas keluar menghampiri ojek yang sudah aku pesan dan motor pun bergerak menuju jalan komplek perumahan pamanku ke arah jalan raya besar yang ada di depan komplek. Suasana di jalan raya lumayan padat dengan di penuhi banyak kendaraan. Sekitar lebih dari 30 menit akhirnya motor yang aku tumpangi telah sampai di depan rumah sakit ternama. dan aku pun turun setelah membayar ojekku.
Lalu aku pun berjalan masuk ke dalam dan hari ini adalah hari pertama aku kerja di tempat ini. semoga saja aku betah bekerja disini.
aku berusaha menyemangati diriku sendiri dan aku akan mulai menata hidupku dari awal lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments