Bab 2

"Ra, ada info kerjaan part-time gak ? Lagi butuh pemasukan nih.” Tanya Tantra sambil mengemudikan mobil.

Kini mereka berdua sedang ada di mobil dalam perjalanan menuju kampus.

"Emang kenapa kamu butuh uang?" Rania masih berpikir untuk mencarikan pekerjaan untuk Tantra.

"Buat nambah tabunganku Ra! Tabunganku ludes! Padahal uang itu mau aku pake buat bayar praktek bulan depan." Tantra pun menceritakan kejadian di restoran pada Rania. Bukannya simpati, Rania justru tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya.

"Wah, kamu kena prank Prof. Wondo ya Tra?" kata Rania dengan tertawa lebar. "Masih untung duitmu cukup buat bayar! Kalau enggak, bisa cuci piring dong di dapur restoran? udah dandan cakep masak cuci piring?” ujar Rania sambil memegangi perutnya.

"Kamu Ra! Teman susah malah diketawain! Ini namanya pengorbanan demi cinta Ra! Makanya kamu buruan punya cowok biar tau gimana pengorbanannya!"

"Makan tuh cinta! Sekarang jadi ngelus dada kan gara-gara uangmu amblas ! Ha..ha..ha.." Ejek Rania.

Rania yang masih tertawa sambil menepuk pundak Tantra disampingnya. Tantra hendak menangkis tangan Rania, namun tanpa sadar dia justru menggenggam telapak tangan sahabatnya itu. Pandangan mereka pun bertemu untuk beberapa saat tetapi Tantra langsung mengalihkan pandangan ke depan untuk fokus mengemudi.

Sontak Rania melepaskan tangannya dari genggaman Tantra. Ia mencoba menetralkan perasaannya. Rania memulai obrolan lagi untuk memecah keheningan sesaat.

“Ehem, Tra! Gimana kalau kita bikin bisnis buat nambah penghasilan? Lumayan kan?” Rania mencoba memberi solusi.

“Bikin bisnis kan juga butuh modal Ra! Tabunganku aja ludes! Gimana punya modal buat bikin bisnis?” Sahut Tantra.

“Jangan pesimis dulu dong! Nih ya aku kasih tau kamu.” Rania berbicara sambil mengubah posisi duduknya menghadap Tantra. “Ada lahan di sebelah tempat praktek Mamaku. Lumayan besar sih ukurannya. Ada tempat parkir yang cukup luas juga di depannya. Lokasinya cukup strategis karena tepat di pinggir jalan raya, dekat kampus pula!”

“Itu kan bisnis keluargamu Ra! Nanti deh aku buatin ide bisnis buat tempat itu. Sekarang aku masih fokus mencari penghasilan tambahan dulu buat bayar ujian terakhir nanti.” Jawab Tantra masih fokus dengan jalanan di depannya.

Rania kembali menawarkan solusi pada Tantra. Ia meminta Tantra membuat proposal ide bisnis yang akan diserahkan kepada Papanya. Jika Papa Rania setuju, maka mereka akan membeli ide bisnis Tantra itu untuk mereka bangun.

Tantra pun setuju dengan usulan Rania karena mengetahui Papa Rania adalah salah satu pengusaha di Kota ini. Tantra yakin jika keluarga Rania akan bersikap profesional dan mampu menilai dengan tepat proposal bisnis yang akan ia buat.

Tantra akan mengusahakan apapun supaya bisa segera lulus dari sarjana kedokterannya, menjadi dokter dan menikahi Masyita. Tantra ingin membuktikan kepada Prof. Wondo bahwa dirinya mampu untuk membahagiakan Masyita.

Sementara itu, Prof. Wondo sedang makan siang dengan salah satu pasiennya. Beliau sengaja membuat janji dengan pasiennya yang bernama Tuan Surya Nugroho bermaksud untuk meminta bantuan beliau supaya Masyita bisa bekerja di Perusahaan Tuan Surya. 

Ya, Tuan Surya adalah pemilik PT. Andromeda. Perusahaan besar yang menjadi impian Masyita. 

Sesuatu hal yang tidak disangka oleh Prof. Wondo, Tuan Surya ternyata mengajak Putranya yang menjabat sebagai direktur di perusahaan itu. 

Prof. Wondo memandang dengan kagum pemuda dihadapannya. Pemuda tinggi tegap dengan penampilan layaknya eksekutif muda yang terlihat smart dan meyakinkan.

“Ini Dito kan? Putra pertama Tuan Surya? Teman Masyita sewaktu SMA dulu kan?” Tanya Prof. Wondo dengan senyum mengembang yang tak lepas bibirnya.

“Benar Dok. Saya Dito, teman Masyita. Senang rasanya karena Dokter masih mengingat saya.” Jawab Dito ramah.

Sambil beramah-tamah, Prof. Wondo mulai menyampaikan maksudnya kepada Ayah dan anak yang duduk di hadapannya. Dito yang sedari tadi mendengarkan dengan seksama, mulai bereaksi atas apa yang disampaikan oleh Dokter kepercayaan ayahnya tersebut.

Dito pun memberikan kontak person yaitu kepala HRD di perusahaannya dan mengatakan kalau PT. Andromeda sedang membutuhkan seorang Akuntan.

Dengan senang hati, Prof. Wondo menerima tawaran dari Dito. Setelah urusan mereka selesai, Prof. Wondo pun segera pulang untuk memberitahu Putrinya tentang kabar tersebut tanpa memberitahu bahwa semua informasi yang didapatkan berasal dari Dito.

Begitu sampai di rumahnya, Prof. Wondo bergegas mencari keberadaan sang putri. Ia langsung memberitahu Masyita tentang peluang karir di PT. Andromeda.

Masyita yang mendengar berita dari sang Papa pun sangat gembira. Ia sudah tidak sabar ingin segera mengajukan lamaran di perusahaan tersebut.

Masyita pun menghubungi Tantra dan menceritakan bahwa kesempatan karirnya kini didepan mata. Mendengar kekasih hatinya begitu bahagia, Tantra pun seperti larut dalam suasana hati Masyita.

Tantra juga memberi kabar bahwa dirinya akan memulai bisnis dengan Rania dengan membuka sebuah cafe di sebelah tempat praktek Dokter Laras, Mamanya Rania.

Seketika senyum itu hilang dari bibir Masyita saat ia mulai mendengar nama Rania disebut oleh Tantra. Dari dulu Masyita merasa cemburu atas hubungan persahabatan antara Tantra dan Rania. Persahabatan yang terlalu dekat. 

Meski dirinya yakin bahwa Tantra adalah tipe lelaki setia. Masyita bisa membuktikan itu dari semua pengorbanan Tantra yang sudah dilakukan untuk dirinya.

Dengan semua semangat yang diberikan Tantra, Masyita pun bersiap untuk mengajukan lamaran ke PT. Andromeda. 

Di luar dugaannya, Masyita langsung menjalani interview dengan kepala HRD dan dirinya langsung diterima saat itu juga.

Sungguh Masyita sangat senang dan mengira semua ini adalah karena kemampuan dan kepintarannya.

Sementara itu, di sebuah ruangan yang luas dan tertata cukup elegan. Duduk seorang lelaki tampan yang sedang serius mempelajari berkas-berkas di hadapannya. Hingga suara sang asisten merubah fokusnya.

"Ini Tuan Muda, hasil interview Nona Masyita.” Ujar Bayu, sang asisten, seraya menyerahkan berkas hasil interview.

"Apa perlu kami tempatkan sebagai sekretaris anda Tuan ?" Lanjutnya.

"Tidak perlu! Dia ingin jadi akuntan! Jadi berikan dia posisi di bagian keuangan!" Kata Dito tegas.

"Tapi.. dalam satu minggu kedepan, pindahkan bagian keuangan ke lantai 12!" Lanjut Dito.

"Maaf Tuan. Bukankah lantai 12 ini khusus Direktur?" Tanya Bayu.

"Iya! Pindahkan saja! Aku ingin satu lantai dengannya supaya aku bisa melihatnya setiap datang dan akan pulang kantor." jelas Dito

Dito sudah menyelesaikan berkas yang harus ditandatanganinya. Sambil menutup berkas ia bertanya lagi pada Bayu. "Apa dia masih di ruang HRD?"

"Tidak Tuan. Nona sudah sudah turun karena interviewnya sudah selesai sekitar 10 menit yang lalu. Sepertinya Nona masih ada di lobby depan." Jawab Bayu.

"Baiklah aku akan menyusulnya. Tolong sampaikan pada security untuk menyiapkan mobilku di depan." Dito langsung pergi dari ruangannya dan turun ke lobby untuk mengantar Masyita pulang.

Setelah sampai di lobby, Dito melihat Masyita sedang duduk sambil memainkan ponselnya. Ia memperhatikan wajah ceria yang sangat dirindukannya. Dengan sangat hati-hati, Dito mulai menyapa Masyita.

"Hai Ta, Long time no see ya? Akhirnya kita bisa bertemu disini" Sapa Dito.

Masyita segera menyimpan Telepon selulernya. Ia menatap pemuda di depannya dengan alis mengernyit sambil memanggil memori otaknya untuk mengenali pemuda tersebut.

“Dito? Dito Nugroho kan?” Masyita mulai mengenali wajah teduh itu.

Seketika memorinya tersambung cepat.

“Eits, tunggu! Dito Nugroho berarti putra Surya Nugroho?” Masyita kaget dengan menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan. “Dito Nugroho? Kamu Direktur PT. Andromeda kan?”

Dito tersenyum lalu menanyakan keperluan Masyita datang ke kantornya. Ia menjalani perannya yang tidak tahu-menahu urusan Masyita melamar di perusahaan miliknya.

Masyita pun menjelaskan urusannya di kantor tersebut. Ia juga memberitahukan bahwa dirinya telah diterima di perusahaan tersebut dan akan mulai bergabung pekan depan.

Setelah cukup lama berbincang, Dito lantas mengajak Masyita untuk makan siang dengannya. Namun Masyita menolak halus ajakan Dito.

"Maaf To. Aku sudah ada janji dengan mas Tantra, dia mau jemput aku di parkiran basement."

Sedetik kemudian HP Masyita berdering. Ada panggilan dari Tantra. Masyita pun pamit pada Dito.

Dito hanya bisa melihat gadis yang sangat ia kagumi itu pergi sambil bergumam dalam hatinya "Aku pasti bisa mendapatkanmu Ta! Suatu saat aku akan berusaha menjadikanmu Nyonya Masyita Nugroho!"

Terpopuler

Comments

Sofia Gisheilla

Sofia Gisheilla

mampir

2023-01-03

0

Ifah Fatur

Ifah Fatur

cinta terpendam ya dito😅😅😅😅

2022-09-03

0

pensi

pensi

hai Dito 🙈

2022-08-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!