Dosen sexsi itu menuntun Dokter Adit menuju ruang kepala Universitas tersebut. Ketika mereka menyelusuri lorong banyak sekali para mahasiswa atau mahasiswi yang berbisik-bisik ketika melihat mereka lewat.
Dosen sexsi itu menyadari akaj hal itu, akan tetapi dirinya tidak merasa risih sama sekali. Karna dia tahu kalau mereka semua sedang cemburu kepadanya sebab bisa berjalan berdampingan dengan Dokter hebat seperti Dokter Aditiya yang berjalan disampingnya.
Ketika berjalan Dosen sexsi itu mendengar namanya dipanggil dan mencari asal suara si pemanggil.
"Ibu Desy" Panggil seseorang wanita paruh baya yang berpakaian OB.
"Oh kamu" Ucapnya dingin sambil memandang rendah wanita paruh baya itu.
"Ibu Desy dicari profesor Riduwan" Ujarnya memberitahu.
"Saya sudah tahu, dan kamu! Saya lupa nama kamu" Ujar Dosen Desy mempermainkan wanita tersebut.
"Nur Hayati, namanya Nur Hayati" Ujar Dokter Adit tiba-tiba membuat Dosen sexsi itu melogo mendengar penuturan Dokter muda itu.
"Itu, ada teg namanya" Tambah Adit memperjelas ucapaknya.
Dosen Desy hanya mampu tersenyum kecut menaggapi ucapan Dokter Adit.
"Anda pasti Dokter Adit? " Tanya wanita itu ramah yang dibalas anggukan kepala dari Dokter muda itu.
"Kenapa aku bisa seramah ini kepada Ibu itu ya? " Batin Adit binggung sendiri.
Padahal dirinya sudah mati-matian menjaga imet's nya sebagai Dokter yang dinggin tak tersentuh, akan tetapi di depan wanita didepanya dia bisa luluh. Magnet apa yang dimiliki wanita paruh baya itu?.
"Emmm.... " Adit berdehem menetralkan perasaannya yang tiba-tiba aneh.
"Boleh saya yang mengantarkan anda untuk menemui kepala Universitas nak" Ujar wanita itu menawarkan diri.
"Tidak usah, karnah saya sendiri yang akan mengantarkan Dokter Adit" Jawab Dosen Desy ketus.
Dirinya geram akan kelancangan wanita Ob itu, sebab mau mengambil alih yang menjadi tugasnya.
Namun dalam hati Adit ada perasaan aneh, seorang Aditiya sang pembunuh bayaran entah mengapa seolah-olah tidak terima akan pernyataan Dosen sexsi itu kepada wanita OB tersebut.
Adit bingung sendiri dengan dirinya, kenapa hatinya yang dinggin bisa luluh begitu saja didepan wanita OB yang ada didepannya. Dan baru dia ketahui namanya Nur Hayati tersebut.
"Silahkan keaini Dok" Ujar Dosen Desy mengagetkan lamunan Adit.
"Minggir... " Usir Desy kepada wanita OB yang masih berdiri didepannya.
"Jangan seperti itu! " Hardik Adit tiba -tiba yang membuat Dosen sexsi itu terkejut.
"Biarkanlah nak, saya juga akan pergi" Ucap wanita OB itu yang sejujurnya kecewa kalau bantuannya ditolak oleh Dosen Desy mentah-mentah, membuatnya mengalah dan belalu meninggalkan mereka berdua.
"Maaf Dok... " Lirih Desy ketika wanita OB itu sudah menjauh, dia takut Dokter yang ada disampingnya marah akan sikap kasarnya tadi.
Namun hasilnya nihil, Dokter Adit seolah tidak mendengar apa yang dia ucapkan, malahan Dokter muda itu berlalu begitu saja menunggalkannya yang masih berdiri mematung.
"Belok sebelah mana? " Teriak Adit yang geram akan Dosen perempuan itu, yang hanya diam.
"Katanya inggin mengantarkanku? Tapi kenyataannya dia hanya diam disana" Batin Adit kesal.
"Ah... di-se-be-lah si-ni Dok" Jawabnya terbata-bata seking gugupnya.
Tak....
Tak...
Tak...
Suara sepatu yang bergesekan dengan lantai, dan tidak terasa mereka sudah sampai di depan pintu ruangan.
Namun Adit menyeridkan keningnya binggung, karna di atas pintu tertulis ruang Profesor Riduwan sedangkan dirinya inggin bertemu dengan kepala Universitas.
"Maaf, bukankah anda yang ingin bertemu dengan Profesor Riduwan bukan saya? " Ucap Adit dinggin, dia berfikir kalau Dosen Desy telah mempermainkannya. karna dari penuturan wanita OB yang mereka temui tadi mengatakan bahwa Profesor Riduwan mencari Dosen yang ada didepannya.
"Nama saya Desy Purnamawati" Ujarnya malah memperkenalkan diri bukan menjawab pertannyaan Adit membuat Dokter muda itu semakin kesal dan muak akan tingkah Dosen Desy.
"Jika ada yang mau membayarku untuk membunuh perempuan ini, maka aku akan melakukannya walaupun bayarannya murah sekalipun" Batin Adit geram.
Krekkk....
Suara pintu terbuka, dan menampakan seseorang lelaki setengah abad dengan pakaian berjas putih.
"Kenapa kalian diluar? Mari masuk" Ajak Profesor Riduwan ramah.
Sebenarnya dia keluar karena mendengar suara ribut yang berasal dari luar ruangannya. Karna penasaran dia yang sedang membaca biodata Dokter Adit pun bangkit dari duduknya menuju pintu dan mendapati Dosen Desy yang tadi diperintahkannya untuk menjemput orang suruhan dari RS Harapan Bangsa.
"Maaf Profesor Riduwan, saya kesini inggin menemui kepala Universitas" Terang Adit sopan takut menyinggung lelaki itu.
"Tapi Dok... " Belum selesai Desy melanjutkan ucapannya sudah dipotong oleh Profesor Riduwan.
"Kalau begitu silahkan" Ujar Profesor Riduwan.
"Tolong Ibu Dosen yang terhormat, untuk tidak salah menunjukan jalan lagi" Ujar Adit dengan menatap tajam Desy dan berlalu meninggalkan profesor Riduwan.
Desy melongo melihat tingkah Dokter muda itu, berbeda dengan profesor Riduwan yang hanya tersenyum karna sudah tahu watak Dokter muda itu yang dulunya adalah salah satu mahasiswanya.
"Prof, bagaimana ini? " Tanya Desy yang binggung harus melakukan apa.
"Bawa dia kelabotarium Ibu Desy, nanti saya akan kesana juga" Perintah Profesor Riduwan sebelum kembali masuk keruangannya.
"Baik Prof" Ucap Desy sebelum berlalu dari hadapan Profesor Riduwan dan langsung mengejar Dokter Adit yang sudah berjalan menjauh.
.
.
.
Adit kesal setengah mati, dirinya benar-benar dikerjai oleh Dosen itu.
"kali ini tanpa dibayarpun aku bersedia menghabisi Dosen menyebalkan itu" Batin Adit.
"Dokter, silahkan kesini" Ujar Desy ngos-ngosan karna mengejar Dokter muda itu.
"Kali ini jangan permainkan saya" Ucap Adit dinggin.
Glekkk...
Desy menelan silvernya, dia merasakan aura jahat dari Dokter didepannya. Tanpa basa-basi Desy langsung mengarahkan Dokter Adit menuju Laboratorium seperti perintah Profesor Riduwan tadi.
.
.
.
Di Labotarium.
"Silahkan masuk kesini Dok" Ujar Desy menysilahkan Adit untuk masuk duluan.
Ketika didalam, lebih tepatnya setelah Desy menutup pintu Adit langsung mencekik leher peempuan itu.
"Anda sangat senang ya mempermainkan saya" Ujar Adit sambil mencekram kuat leher Dosen sexsi itu.
"Dok, sa-ya" Ucap Desy terbata-bata karna tenggorokannya sakit akibat dicekik oleh Adit dengan sangat kuat hingga suara pintu terbuka membuat mereka memandang kearah pintu.
krekkk...
Munculah seseorang yang memandang mereka berdua dengan tatapan jijik.
"Jangan mesum disini" Ujarnya santai sambil masuk dan duduk dengan manis di sofa yang ada disana dan menganggap Dosen Desy dan Dokter Adit melakukan hal bisa.
"To-lo-ng..." Lirih Desy yang mendapat tatapan tajam dari Adit.
"Lepaskan di MP, saat ini saya sedang tidak inggin melihat kamu membunuh seseorang" Ujarnya santai.
Deg....
Jantung Adit seolah inggin berhenti setelah mendengar pernyataan itu, karna tidak ada yang mengetahui indentitas rahasianya kecuali mereka yang pernah menggunakan jasanya itu pun tidak bertemu secara langsung.
"siapakah dia?? "
.
.
.
...bersambung...
Dukung author receh ini dengan like end comen
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Nyai💔
waaah kedokteran
2022-06-23
1
Lina Zascia Amandia
Mampir lagi di cerita ini. Kayanya Dosen Seksi naksir Dokter Adit.
2022-06-18
1
Maminya Nathania Bortum
ceritanya kian ok kk
2022-06-07
1