Dokter Menyebalkan

Setelah dari ruangan pak Malik, Adit membawa langkah kakinya menuju ruangan pribadinya. Disana tidak banyak barang yang ia miliki karna dirinya yang memang lebih senang menghabiskan waktunya diruang operasi dari pada duduk didepan leptop atau membaca berkas pasien yang ditangganinya.

Tok...

Tok...

Tok..

"Masuk..." Perintahnya

"Dok... " Panggil Dokter cantik itu pelan.

"Eeemmm... "

"Apa anda dipecat? " Tanyanya ragu.

Adit malas meladeni Dokter cantik itu, ia memilih mengabaikannya dan melangkahkan kakinya menjauh meninggalkan Dokter Asmara.

Menurut Adit, Dokter cantik itu terlalu ikut campur urusannya. Dirinya paling tidak suka dengan orang yang suka ingkut campur urusan orang lain.

Menyebalkan...

"Dok, mau kemana? " Tanyanya sambil mempercepat langkah kakinya mengejar dokter muda itu yang berlalu tanpa berbicara kepadanya.

Semua orang yang dilewati Dokter muda itu menatap sambil berbisik-bisik, tapi bagi seorang Aditiya yang memang cuek. Tatapan semua orang bukan suatu masalah besar baginya, karna bagi Adit masalah yang menyulitkan itu adalah Dokter Asmara yang tidak hentinya mengoceh dan mengikutinya hingga sampai di pakiran RS.

"Dokter Adit, apakah anda dipecat? Atau anda yang mengundurkan diri? "

Masih pertannyaan yang sama seperti tadi, Dokter cantik itu tidak pernah mau berhenti kecuali apa yang ditanyakannya mendapat jawaban dari Dokter muda itu.

"Kemana anda anda akan pergi? Apakah anda benar-benar vakum dari dunia kedokteran yang telah membesarkan nama anda?"

"Kenapa anda hanya diam? Apakah masalah yang anda hadapi sangat berat? "

"Kalau anda mencari teman curhat? Saya bersedia mendengarkan keluh kesah anda"

Tapi semua pertannya dokter Asmara tidak mendapat tanggapan dari Dokter muda itu. Hingga terbelensit sebuah ide, dan pasti bisa menarik perhatian Dokter muda itu.

"Apakah anda ingat gadis kemarin? Saya melihat dia memasuki ruang kepala RS ! Apakah dia yang membuat anda vakum dari dunia kedokteran?"

Binggo...

Dikter muda itu berhenti berjalan dan berbalik menghadap Dokter cantik itu dan bertanya.

"Apa yang gadis itu lakukan? "

Akhirnya dari segala macam pertanyaan hanya tentang gadis itu Dokter Adit mau menatapnya. Dokter Asmara tersenyum bahagia sebenarnya dia menaruh hati kepada Dokter Adit, perempuan mana yang bisa menolak pesona Dokter muda itu.

Dia masuk kedalam jejeran suami idaman, tampan iya, kaya apalagi sekali gajian Dokter muda itu bisa membeli motor baru, gaya cool abis. Tapi sayang sikapnya dinggin tak tersentuh, cueknya NAUZUBILAH. Tapi disitu daya tariknya semakin susah didapat maka semakin di sayang, eh salah maksudnya semakin menantang.

"Gadis itu masuk kedalam ruangan kepala RS, Pak Malik dan sampai sore baru keluar bersama-sama" Jelas Dokter Asmara membuat dahi Dokter Adit mengerut berfikir.

"oh, mungkin mereka membahas Fakultas kedokteran yang akan dimasuki gadis itu" Batin Adit berfikir.

Ketika Adit seolah tau akan jawaban kenapa gadis itu menemui Pak Malik, ia segera melanjutkan langkah kakinya menuju pakiran RS dimana ada mobilnya disana dan meninggalkan Dokter cantik itu yang masih mengoceh tak jelas.

"Dokter Adit" Teriak Dokter Asmara yang geram ditinggalkan tanpa permisi oleh Dokter muda itu. Tapi seperti biasa Dokter Adit seolah tuli dan buta dia tak pernah menangapi Dokter Asmara dari pertama pertemuan mereka.

.

.

.

Di mobil...

Ketika Adit baru masuk kedalam mobil, ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk. Ia melihat kelayar ponselnya dan tertera nomor tak dikenal.

"Halo... " Sapa seseorang dari seberang sana, tapi Adit hanya diam tak membalas sapaan dari sang penelpon.

"Master MP, saya ingin menyewa jasa anda" Jelasnya setelah cukup lama terdiam sejenak.

Setelah mendengar pernyataan sang penelpon tersebut, Adit langsung mematikan sambungan telepon secara sepihak dan mengirim pesan singkat kepada nomor yang menelponnya tadi.

"SAYA SIBUK" Singkat dan padat, setelah pesan terkirim Adit langsung memblokir nomor tersebut. Saat ini dirinya belum bisa menerima job dari pekerjaannya sebagai pembunuh bayaran karna ia akan mengasuh anak gadis profesor Riduwan.

Hidupnya tidak bisa seleluasa kemarin karna itu lebih baik ia menolak permintaan dari pada nanti malahan terbongkar semua rahasianya dan itu pasti tidak menguntungkan untuknya.

"Hufff... "

Tariakn nafasnya berat bukan apa ia harus bisa menjaga rahasia terbesar dalam hidupnya kalau ia ingin selamat. Kalau sampai terbongkar maka hidupnya akan berakhir mengenaskan.

Semua karna orang yang pernah ia bunuh bukan orang sembarangan dan keberadaannya begitu dicari oleh orang-orang yang menaruh dendam dengannya, maka ia akan off dulu menerima job dan fokus untuk menyiksa gadis bar-bar yang telah mencoreng reputasinya sebagai Dokter bedah handal di RS Harapan Bangsa.

Bremmm....

Deru mesin mobil menyala, Adit melajukan kereta besi itu menuju Fakultas kedokteran. Membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam dari RS Harapan Bangsa menuju universitas itu, karna jarak yang lumayan jauh Adit pun sebenarnya merasa malas untuk melakukannya.

Menjadi Dosen pembimbing itu hal yang membosankan untuknya, tidak ada hal menarik disana. Jiwa piskopatnya meronta-ronta ingin segera disalurkan, kalau bukan Pak Malik yang meminta langsung mungkin ia akan menolak mentah-mentah permintaan menjadi Dosen pembimbing dan vakum dari dunia kedokteran.

Sudah harus menjadi Dosen pembimbing, disuruh vakum lagi.

Nasip...

Nasip...

Nasip...

"Perjalannan yang jauh dari rumah ke Universitas, banyak hal yang membosannkan maka gadis itu harus membayar mahal semua ini." Batin Adit mengeluh.

Sesampainya Adit di Fakultas kedokteran ia langsung memakirkan mobil sport silvernya cantik dideretan mobil yang lain.

Ketika ia keluar dari mobil banyak sekali mahasiswa maupun mahasiswi yang menatapnya dengan tatapan takjub.

Nama Aditiya sebagai Dokter bedah yang terkenal membuat banyak orang ingin berjumpa sengannya. Namun sayang sikapnya yang dinggin dan tak banyak berbicara membuat orang engan untuk menyapanya.

Ketika Adit sampai dilobi kampus ia di sambut oleh wanita berpakaian sexsi.

"Selamat datang Dokter Aditiya" Sapanya ramah namun masih terkesan menggoda tentunya.

Adit hanya menurunkan sedikit badannya sebentar lalu tegap kembali sebagai bentuk penghormatan semata.

"Saya merasa terhormat anda bisa..." Belum sempat Dosen sexsi itu meneruskan ucapannya sudah dipotong Dokter muda didepannya.

"Maaf saya ingin menemui pimpinan Kampus" Ucapnya dingin dengan tersenyum sinis pada Dosen sexsi tersebut.

"Maaf, silahkan ikuti saya" Ujarnya gugup sambil berjalan menelusuri lobi yang dibuntuti oleh Dokter muda itu.

"Menyebalkan... lepas dari Dokter menyebalkan sekarang bertemu dengan Dosen yang lebih menyebalkan. Semua ini gara gadis bar-bar itu, tunggu saja tanggal mainya" Adit membatin.

"Dokter Adit" teriak seseorang yang membuat Dokter muda itu melihat kearah sumber suara.

"sial... "

***Adit disini salah pengertian ya reders seharusnya Dokter cantik bukan Dokter menyebalkan. Dosen sexsi bukan Dosen yang lebih menyebalkan***

.

.

.

...bersambung......

dukung author receh ini dengan like end comen

Terpopuler

Comments

🇮🇩⭕Nony kinoy❃hiat🇵🇸

🇮🇩⭕Nony kinoy❃hiat🇵🇸

lah...dr. byk gelaran nya jg yah🤔😀

2022-06-28

1

Senajudifa

Senajudifa

aku nyicil bacax

2022-06-08

1

Maminya Nathania Bortum

Maminya Nathania Bortum

lanjut kk

2022-06-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!