02

"Hai mas" Cila berlari keluar menghampiri Qen yang sudah menunggu dibalik pintu.

"Hai" Balasan datar lelaki itu kembali membuat Cila mendengus kesal.

"Nyari siapa mas" Ucap nya saat ia melihat Qen seperti sedang mencari seseorang di dalam rumah.

"Ahh gak, Itu apakah Bela ada"

Mendengar nama Bela diucapkan membuat nya merasa kesal.

"aku yang sudah berdandan rapi dan cantik begini datang-datang malah nyariin babu itu"

Keluh Cila dalam hati ia tidak berani mengucapkan itu langsung karena bagaimanapun juga Cila yang Qen kenal memiliki sifat yang baik, lembut, ramah dan sangat peduli dengan keadaan orang lain.

"Ouhh lagi pergi sama mas Heru"

Tipunya karena memang Bela hanya memiliki teman bernama Heru itupun anak Mbok di mansion mewah itu.

Qen sedikit menarik sudut bibirnya tersenyum tak suka hatinya terasa kesal mendengar lelaki itu selalu mendekati Bela.

"Kita jadi pergi mas"

Suara lembut Cila menggema ditelinga Qen.

"Yaa baiklah" Sejujurnya Qen sudah mencoba untuk memberikan hatinya kepada Cila namun entah mengapa setiap kali bertatapan mata dengan gadis cantik itu Qen tidak pernah merasakan perasaan yang sama saat ia menatap mata Bela.

"Mas kok melamun" Cila menatap wajah tampan Qen sembari memberikan sentuhan usapan lembut di paha Qen.

"Cil, tolong jangan seperti ini"

Bentak Qen dan ia menyingkirkan tangan Cila dan itu membuat cila merasa tertantang dan emosional bisa-bisa ada lelaki yang berani menolak sentuhannya.

"ma..maaf mas aku khilaf" Cila menundukkan kepalanya lesu, Qen yang merasa bersalah karena telah membentak Cila akhirnya mencoba membuat gadis itu mengerti maksud baiknya dan Cila mengangguk setuju.

"Pagi ayah" Bela menyapa ayahnya yang baru saja turun dari lantai atas, wajah bengis dan tatapan penuh kebencian menjadi sarapan hari-hari Bela selama bertahun-tahun.

"Kemari"

Wajah Bela tersenyum kecil mendengar ayahnya memanggil nya, ia mengangguk pelan dan mulai duduk di kursi depan lelaki yang sangat ia cintai itu.

"Minggu depan kamu akan menikah"

Deggg wajah Bela yang tadinya hangat tiba-tiba menjadi dingin.

"Dan saya tidak mau mendengar penolakan mu" Tegas tuan Fahruk lagi.

Bela hanya menundukkan kepalanya lesu bahkan sekedar bertanya dengan siapa ia akan menikah pun ia tidak berani.

Kini bulir-bulir air mata nya kembali menetes memang usia Bela tidak muda diusia 23 tahun memang semestinya ia memiliki seorang pendamping tapi bukan pernikahan sepihak seperti ini yang ia inginkan.

"Heh..."

Suara itu membuat Bela tersentak dan buru-buru menghapus air matanya.

"Ngapain kamu disini, sana tugas mu di masih banyak. Oia saya dengar dari Mas Fahruk katanya minggu depan kamu akan menikah saya jadi tidak sabar menyaksikan pernikahan mu" Ucap Ratu dengan senyum mengejeknya.

Bela hanya bisa pasrah begitu sial nasibnya mengapa harus menerima semua ini setelah selesai dengan semua perkenalannya Bela pergi menuju kamarnya dikuncinya pintu rapat dengan buru-buru ia membuka pintu lemari dan mengeluarkan sebungkus rokok batangan, perlahan ia menyulut putung rokok dan mulai menikmati dengan begitu ia bisa merasa tenang namun ya hanya sesaat.

Bela menyadari tidak seharusnya ia melakukan ini karena bagaimanapun juga hal itu tidak membuatnya membaik malah sebaliknya itu hanya akan memperburuk keadaanya, terlebih jika tuan Fahruk tahu apa yang ia lakukan itu hanya akan semakin menambah kebencian ayahnya terhadap dirinya.

"Gila memang, makinya pelan.. Menikah ta..tapi aku tidak siap jika harus menikah terlebih aku tidak mengetahui dengan siapa aku akan menikah" Gerutunya namun ia hanya bisa menggerutu dan memaki dirinya sendiri saat dihadapan orang-orang itu ia menjadi sangat lemah.

"tok...tok"

buru-buru ia mematikan rokoknya dan menghidupkan mesin T-Box nya untuk mengurai asap rokoknya.

"Nyonya muda, Tuan Fahruk meminta ada menghadapnya sekarang" Suara mbok membuat jantung Bela serasa copot.

"Ya mbok segera" Balasnya

buru-buru lagi ia mandi dan membersihkan diri menggosok gigi jangan sampai aroma rokoknya membuat masalah lagi bagi dirinya.

15 menit berlalu kini Bela sudah ada di ruangan ayahnya T.Fahruk terlihat lelaki paruh baya itu menatapnya dengan seksama.

"Pernikahan mu di percepat Besok kamu akan menikah jadi malam ini kamu harus mempersiapkan dirimu jangan mengecewakan saya"

"Apa secepat itu apa maksud ayah, aku tidak mau" Tegas Bela

Aduh buset srepet jantung Bela benar-benar dibuat jegad jedug mendengar ucapan ayahnya membuatnya kalang kabut entah dari mana keberaniannya datang sehingga ia berani menentang ucapan ayahnya.

Plaakkkk...Plakkkk

kiri kanan pipinya di tampar keras oleh tuan Fahruk membuat pipi Bela terasa panas dan perih bahkan darah mengalir dari sudut bibirnya.

"Berani kamu menentang saya" Bentak tuan Fahruk.

"Ck" kini Bela tersenyum miris perlahan ia menyeka darah disudut bibirnya.

"Aku lelah, aku lelah dengan semua ini.. Kenapa kamu tidak membunuh ku, kenapa kamu membiarkan ku hidup dalam penderitaan ini katakan.. kenapa"

Plakkk..

lagi pipi Bela mendapat tamparan keras dari tuan Fahruk dan itu membuat Bela terhuyung jatuh.

"Jangan lupakan bahwa kamu adalah Pembunuh" Bentak tuan Fahruk menggema dalam ruangan itu.

"Aku tidak pernah membunuh Ibu, ayahlah yang sudah membunuh ibu secara fisik dan mental ayah berselingkuh dengan ****** itu dan membiarkan ibu hidup dalam penderitaan"

Kini Bela mengeluarkan semua keberanian dan amarahnya bahkan kini wajahnya merah padam dalam matanya penuh dengan Amarah, rasa sakit dan penghianat mengingat semua perilaku ayahnya terhadap sang ibu.

"Akan ku bunuh kamu memang sebaiknya kamu pergi menyusul ibumu"

Saat tuan Fahruk menghajar Bela habis-habisan tiba-tiba Ratu masuk dan menghentikan suaminya itu.

"Mas...Mas cukup mas cukup..." Teriakan Ratu berhasil membuat tuan Fahruk menghentikan perbuatannya itu dan Bela kini sudah terkapar tak berdaya dengan wajah penuh luka dan tubuh lebam tak sedikit pula yang terluk.

"Mas, gila kamu.. Bagaimana jika dia mati" Ucap Ratu dengan terus meredakan emosi suaminya itu.

"Dia memang ingin mati, jadi aku akan membunuhnya" Tuan Fahruk kembali ingin menghajar Bela namun tiba-tiba tangannya dicengkeram kuat oleh Ratu.

"Baiklah kamu boleh membunuhnya, tapi bagaimana dengan perjanjian itu" Tiba-tiba tuan Fahruk menghentikan langkahnya dan seperti mengingat sesuatu.

"saya bisa menolong anda Tuan Fahruk tapi dengan syarat" Ucap lelaki yang duduk di balik meja kerjanya sembari menghisap pelan batang rokoknya.

"A..apa itu syaratnya saya pasti akan memenuhi nya tuan Alen" Ucap tuan Fahruk memohon.

"Aku ingin menjodohkan anak kita"

Deg ucapan tuan Alen membuat t.Fahruk menelan salivanya bulat-bulat.

"Aku ingin putrimu menikah dengan Putra ku Deren"

"Ba..baiklah aku akan memenuhi syaratmu Ter.."

"Tunggu dulu bukan hanya itu" Tuan Alen memotong ucapan T.Fahruk.

"A..apa lagi tuan katakan" Mohon tuan Fahruk.

"Jika dalam kurun waktu kurang 5 bulan putrimu pergi meninggalkan Putraku Deren maka akan ku pastikan perusahaan mu akan benar-benar bangkrut, tetapi jika putrimu mampu bertahan lebih dari 5 bulan maka aku jamin perusahaan mu akan kembali seperti semula" Ucapan tuan Alen membuat Tuan Fahruk kebingungan.

Apa maksudnya kenapa hanya 5 bulan ia yakin Bela mampu bertahan bahkan 10 tahun sebab ia tahu pribadi putrinya itu sebenarnya baik bahkan sangat baik tetapi kehadiran Ratu dan Cila berhasil membutakan matanya.

"Deal saya setuju"

"Bagaimana, kamu masih ingin membunuhnya mas" Bisik Ratu pelan ditelinganya.

"Panggil dokter dan pelayan, bawa dia pergi dari hadapanku" Ucapnya sembari menatap Bela yang terkapar lemah dilantai.

Ingin rasanya menangis tetapi air mata hanya akan membuatnya semakin luka kini bela terbaring lemah di kasurnya dengan selang infus di tangan kiri dan selang Vitamin di tangan kanannya.

"Aku akan membalas kalian semua"

kemudian pandangan nya kembali gelap dan tidak dapat merasakan apa-apa lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!