2

Perempuan gil* bisa-bisanya ia memperlakukan ku seperti itu, liat saja kalau ketemu lagi akan ku buat ia menyesal seumur hidup telah memperlakukan seorang GERAL ARDIAN dengan tidak hormat" Ucap lelaki itu membatin.

*

Dea akhirnya tiba di kantor tepat waktu Mei dengan buru-buru menghampirinya dan mencercanya dengan berjuta pertanyaan.

"Akhirnya lo sampai juga De" Ucap Mei lega.

"Udah mulai nih" Dea menarik napas panjang dengan nafas masih memburu wajahnya merah merona.

"Belum syukur lo datang tepat waktu, Bay the way itu kenapa muka lo kayaknya berantakan banget" Mei memperhatikan Dea seksama.

"Itu loh tadi..."

Belum mulai ia bercerita tiba-tiba semua orang mulai berkumpul dan berdiri berbaris rapi.

"Ehh yok kayaknya pak Bos udah datang" Mei mengajak Dea bersama.

Benar saja Tuan Ardian datang lelaki paruh baya yang kira-kira seumuran dengan Alm ayahnya Dea itu selalu bersikap ramah kepada semua karyawannya.

"Selamat pagi" Sapanya.

"Pagi.... Pak" Jawab semua karyawan serentak.

"Hari ini saya akan mengumumkan sesuatu, bahwa mulai hari ini saya menyatakan bahwa saya sudah tidak akan berkerja lagi di perusahaan ini karena kalian tau umur saya sudah tidak muda dan kinerja saya sudah sangat berkurang, dan sangat kebetulan Putra saya sudah kembali dari Amerika maka otomatis Putra sayalah yang akan menggantikan jabatan saya disini" Ucapnya tegas namun tetap terlihat sangat ramah.

"Nah itu dia sudah datang"

Semua mata tertuju menatap orang yang dimaksud Tuan Ardian dan Dea yang tadi terlihat santai tiba-tiba wajahnya terasa panas, jantungnya bak ingin keluar saat mengetahui siapa yang datang.

"Perkenalkan dirimu nak" Ucap tuan Ardian kepada putranya itu.

"Perkenalkan Saya Geral Ardian seperti yang sudah dijelaskan Tuan Ardian bahwa mulai hari ini saya yang akan menggantikan posisi beliau di perusahaan ini maka dari itu (tiba-tiba Geral bertemu tatap dengan Dea dan membuat Dea langsung menundukkan kepalanya) saya harap kita semua bisa berkerja sama dengan baik dan satu lagi saya harap selama di kantor jangan ada yang menggunakan bahasa non Formal seperti pengucapan kata Lo/Gue" Geral menekankan kata lo gue dengan khusus dan membuat Dea semakin tidak nyaman.

"Baiklah kira-kira cukup sekian dari saya silahkan kembali ke tempat masing-masing dan ahh yaa kamu" Tiba-tiba Geral menunjuk ke salah satu petugas kebersihan yang bername tag Dea Lasati.

"Sa-saya" Dea nunjuk dirinya sendiri.

"Ya kamu, Setelah ini kamu keruangan saya" Ucapnya Dingin dan membuat Dea hanya bisa mengangguk pasrah.

Semua orang sudah bubar dan melanjutkan pekerjaannya namun Dea masih mematung di tempat berdirinya.

"De.. lo ehh maksudnya kamu kenapa tiba-tiba dipanggil ke ruangannya pak Geral" Mei merasa penasaran kenapa tiba-tiba Dea dipanggil.

"Gak tau gue" bisiknya.

"Huss, jangan pake kata Gue nanti bisa jadi masalah" Bisik Mei mengingatkan.

"Ehh iya gak tau aku mah" Ucapnya polos dan membuat Mei tersenyum lucu mendengar logat bicaranya Dea yang terdengar tidak biasa.

"Yaudah kamu sana gih cepat ke ruangannya pak Geral oiya De aku harap kamu gak buat masalah ya" Mei memicingkan matanya menatap Dea curiga.

"Gak ada loh Mei gak tau aku tiba-tiba aja dipanggil" Kilah Dea padahal ia sudah tahu pasti ini ada hubungannya dengan hal tadi pagi.

Dea naik Lift khusus pegawai untuk sampai di lantai 20 kalau naik tangga mungkin ia akan wafat ditengah tangga karena merasa itu tidak mungkin.

Tn.Geral Ardian

Papan bertuliskan nama lelaki itu tertera di pintu dengan ragu Dea mengetuk pintu itu dengan pelan.

"masuk" terdengar suara Geral dari dalam suara khas lelaki itu terdengar berat dam tegas namun nyaman didengar.

"Pe-permisi tuan, tadi tuan memanggil saya" Ucap Dea pelan.

Namun tidak ada respon dari lelaki itu ia masih berfokus dengan laptopnya tanpa menghiraukan ucapan Dea.

Dea terdiam ia tidak berani berucap lagi karena ia takut jika tiba-tiba lelaki itu marah dan membantingnya dari jendela bagaimana tidak sekilas Dea dengan tidak sengaja melihat lengan Geral terlihat berotot dan gagah karena lengan kemeja nya terlihat mengetat.

hampir 15 menit Dea tetap berdiri dihadapan Geral namun lelaki itu tetap tidak menghiraukannya.

Merasa tidak ada apa-apa Dea berniat pergi namun saat ia hendak membuka handle pintu.

"siapa yang menyuruh kamu keluar"

Deg jantung dea berdegup kencang kini ia mulai berkeringat dingin.

"Ma-maaf tuan" Balas Dea

Saat ia ingin meminta maaf untuk kejadian tadi pagi tiba-tiba lelaki menatapnya dan tatapan mereka kembali terkunci beberapa detik dan membuat Dea kembali terdiam.

"Buatkan saya kopi"

"What, jadi dia meminta ku kesini hanya untuk minta kopi bukan memecatku" Batin Dea ia sedikit bersyukur lelaki itu sepertinya tidak mengingat hal tadi pagi.

"3 gelas" Ucapnya lagi

"Baik tuan" Balas Dea

"Tanpa Gula" Tekannya.

Dea mengangguk setuju dan pamit pergi namun setelah Dea menutup pintu Geral mengangkat pandangannya dan tersenyum licik.

"Lihat saja apa yang akan ku lakukan, tidak semudah itu berurusan dengan Geral"

Ia kembali memfokuskan padangan ke Laptop kerjanya.

Mei yang sedari tadi gelisah menunggu Dea namun saat melihat sahabatnya itu datang ia berlari menghampiri.

"De, lo ehh kamu gak kenapa-kenapa kan" Mei memutar tubuh Dea memastikan.

"Gak kok, Pak Bos cuma minta dibuatkan Kopi pait aja" Ucap Dea santai.

"Hah... " Mei terbelalak mendengar ucapan Dea.

"Kok bisa"

"Yaa gak tau, ya udah aku ke dapur dulu ya" Dea pergi dengan santai, namun tidak Mei ia merasa ada yang tidak beres biasanya urusan kopi untuk Bos itu tugasnya mbak Enie merasa tidak beres Mei hendak menghampiri Dea namun tiba-tiba ia dipanggil untuk Meeting penting.

"Oalah.. Ku kira habis riwayatku tadi, ternyata pak Geral eh tuan Geral baik juga" Batin Dea.

3 Gelas kopi pahit ia bawa menuju ruangan nya Tn.Geral.

"Tuan ini kopinya" Dea menaruh nampan di atas meja namun tiba-tiba Geral menatapnya dan tersenyum licik.

"Habiskan 3 gelas kopi itu sekarang"

Dea terdiam mendengar ucapan bosnya itu.

"Kamu tuli, minum cepat kopi itu" Perintah Geral.

"Ta-tapi tuan"

"Tidak ada tapi-tapian cepat habiskan sekarang"

Dea yang tidak pernah minum kopi pun dengan terpaksa menegak habis satu gelas kopi itu.

"Uek.." Dea segera menutup mulutnya.

"Pahit banget" Batinnya.

"Habiskan sekarang Dea" Perintah Geral.

"I-iya tuan" Dea mengambil satu gelas lagi dan menyesapnya pelan.

"Uhukk-uhukkk"

Geral tersenyum puas menyaksikan bagaimana Dea menikmati kopi pahit itu.

"Cepat Dea Lasati" kini Geral manaikan oktaf suaranya membuat Dea terperanjat dan buru-buru menghabiskan 3 gelas kopi itu.

"Sudah.. Sudah habis tuan" Ucap Dea pelan sembari mengelap mulutnya.

"Baik, silahkan keluar dari ruangan saya.. Oiya besok buatkan lagi kopi itu dan antar keruangan saya" Perintahnya dan Dea hanya bisa mengangguk setuju lalu pergi.

Setelah Dea keluar Geral tertawa puas "itu baru permulaan Dea Lasati lihat saja apa yang akan ku lakukan setelah ini" Ucapnya geram mengingat bagaimana ia dipermalukan oleh gadis itu tadi pagi.

"Wahhh kasiannya Dea, kalau mince mah udah munteh itu kopi pahit 3 gelas 🥴 Ehh gimana- gimana suka gak nih.. Yuk kasih tau pendapat kalian tentang cerita yang baru 2 eps ini 🤩

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!