Malam hari, di ruang kerja pribadinya yang megah, Mr. Kang duduk di kursinya sambil menatap layar laptop. Senyum tipis menghiasi wajahnya saat ia melihat berita yang baru saja dirilis oleh salah satu media gosip besar.
“Skandal Panas CEO Ternama dan Artis Cantik: Hubungan Terlarang di Balik Layar!”
Artikel itu dilengkapi dengan beberapa foto candid Yuju yang diambil dari sudut-sudut strategis, seolah membuktikan bahwa mereka memiliki hubungan lebih dari sekadar profesional.
Mr. Kang menyandarkan tubuhnya ke kursi, memutar gelas anggur yang ada di tangannya. “Ini akan cukup untuk membuatmu sadar, Yuju,” gumamnya dengan nada puas. “Kau pikir bisa lepas dari kendaliku? Tidak semudah itu.”
Namun, kesenangan itu hanya berlangsung sebentar. Sesuai rencana, hacker bayaran yang ia pekerjakan langsung menghapus berita itu dari semua platform setelah beberapa menit. Jejak digital yang tersisa hanya cukup untuk menciptakan ketegangan dan membuat Yuju menyadari posisinya.
Mr. Kang tertawa kecil. Ia tahu efek dari berita itu tidak akan langsung terlihat, tetapi itu adalah langkah awal untuk menekan Yuju lebih dalam.
“Sekarang, kau pasti akan memikirkan langkahmu dua kali,” katanya sambil menutup laptopnya.
Di Tempat Lain
Sementara itu, di apartemennya, Yuju tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Ia sedang menikmati waktu sendirinya, mencoba menjauhkan diri dari segala tekanan yang ia alami hari itu. Namun, ponselnya tiba-tiba berbunyi.
Ia membuka notifikasi dari seorang teman yang mengirimkan pesan:
“Yuju, kau lihat ini?!”
Pesan itu disertai dengan tangkapan layar sebuah artikel. Namun, saat Yuju mencoba mengklik link yang dilampirkan, halaman itu sudah tidak dapat diakses.
“Apa ini?” gumam Yuju bingung. Ia menatap tangkapan layar itu lebih lama, mencoba memahami apa yang sedang terjadi.
Di tangkapan layar itu, jelas terlihat headline berita yang menyebutkan dirinya terlibat skandal dengan Mr. Kang. Foto-foto yang digunakan dalam artikel itu adalah momen-momen yang ia anggap pribadi, diambil tanpa sepengetahuannya.
Amarah dan kecemasan mulai menyelimuti pikirannya. Ia segera menghubungi manajernya.
“Kenapa ada berita seperti ini?” tanya Yuju, suaranya penuh ketegangan.
Manajernya terdengar bingung. “Berita? Aku tidak mendengar apa pun. Tadi aku sedang memeriksa media, tapi tidak ada berita seperti itu.”
Yuju menggertakkan giginya. “Aku punya bukti. Temanku mengirimkan tangkapan layar. Berita itu ada, tapi sekarang sudah hilang.”
Manajernya terdiam beberapa saat. “Kalau begitu, ini pasti sengaja diatur. Yuju, tenanglah. Kita harus berpikir dengan kepala dingin.”
Namun, Yuju tidak bisa tenang. Ia tahu siapa yang ada di balik ini. “Mr. Kang...” gumamnya pelan, tetapi penuh kemarahan.
Di Kantor Mr. Kang
Di ruangannya yang gelap, Mr. Kang menikmati anggur terakhirnya malam itu. Ia tahu Yuju pasti sudah melihat berita itu, atau setidaknya mendengar desas-desusnya. Itu cukup untuk membuat artis cantik itu kembali berada di bawah kendalinya.
“Sekarang, kita lihat apa langkahmu selanjutnya, Yuju,” gumamnya sambil tersenyum licik.
Ia tahu permainan ini baru saja dimulai. Baginya, Yuju adalah potongan puzzle yang sempurna untuk karier agensinya, dan ia tidak akan membiarkan artis itu pergi begitu saja. Tidak peduli apa yang harus ia lakukan.
***
Langit malam yang dingin tak menyurutkan langkah Yuju. Dengan hati penuh amarah, ia berdiri di depan pintu rumah mewah Mr. Kang. Pikirannya berputar-putar, mencoba mencari cara untuk menghadapi pria licik itu.
Saat pintu terbuka, Mr. Kang berdiri di sana dengan senyum tipis yang penuh dengan arogansi. Mengenakan kemeja santai yang tetap terlihat mahal, ia seolah sudah menunggu kedatangan Yuju.
“Ah, Yuju,” katanya, nadanya tenang tetapi penuh ironi. “Aku tahu kau akan datang.”
Yuju tidak membuang waktu. Ia masuk tanpa diundang, menatap langsung ke arah pria itu. “Apa maksudmu dengan berita skandal itu?” tuntutnya, suaranya tajam.
Mr. Kang menutup pintu dengan santai, lalu berjalan ke ruang tamu. Ia menuangkan segelas anggur untuk dirinya sendiri sebelum menjawab. “Berita itu? Oh, hanya sedikit pengingat. Kau tahu, agar kau ingat siapa yang memegang kendali di sini.”
“Memegang kendali?” Yuju menatapnya dengan penuh kemarahan. “Kau pikir kau bisa mempermainkanku seperti ini? Apa kau lupa aku juga punya nama baik yang harus kujaga?”
Mr. Kang duduk di sofa, mengangkat alis dengan santai. “Tentu saja, aku tidak lupa. Tapi kau juga harus ingat, nama baikmu itu ada karena aku. Agensiku. Kontrakmu. Semua itu.”
Yuju merasa darahnya mendidih. Ia tahu pria ini tidak akan mendengarkan logika. Tapi ia tidak siap untuk apa yang dikatakannya selanjutnya.
“Bagaimana kalau kita buat semuanya lebih sederhana?” kata Mr. Kang, menatap Yuju dengan tatapan yang sulit dibaca. “Kau tahu, aku punya kekasih. Tapi itu bukan masalah. Jika kau setuju, aku bisa membuat tempat untukmu di hidupku... sebagai kekasih simpanan.”
Kata-kata itu membuat Yuju membeku. Amarahnya, yang tadi sudah memuncak, kini benar-benar meledak. Tanpa berpikir dua kali, ia melayangkan tinjunya ke wajah tampan pria itu.
“Dasar bajingan!” teriaknya.
Mr. Kang terdorong ke belakang, wajahnya menyentuh tangan yang kini memerah akibat pukulan itu. Namun, alih-alih marah, ia malah tersenyum tipis, seolah menikmati situasi ini.
“Kau keras kepala, Yuju. Tapi itu yang membuatmu menarik,” katanya dengan nada mengejek.
Yuju merasa dirinya gemetar, bukan karena takut, tetapi karena frustrasi. “Kau pikir aku akan tunduk padamu hanya karena kau punya kekuasaan? Aku bukan bonekamu, Kang Jihoon!”
“Tidak sekarang,” jawab Mr. Kang sambil berdiri dan mendekatinya perlahan, membuat jarak di antara mereka semakin kecil. “Tapi waktu akan membuktikan bahwa kau membutuhkan aku. Dan saat itu tiba, kau akan datang padaku dengan sukarela.”
“Jangan bermimpi,” desis Yuju. Ia melangkah mundur, berusaha menjaga jarak.
Namun, Mr. Kang tidak gentar. Ia hanya tertawa kecil, senyum liciknya kembali. “Kau tahu di mana menemukanku, Yuju. Dan percaya padaku, kau tidak akan bertahan lama tanpa bantuan dariku.”
Yuju tidak berkata apa-apa lagi. Dengan langkah tegas, ia keluar dari rumah itu, menutup bintu dengan keras hingga menimbulkan bunyi. Brraaakkkk. Membuat Mr. Kang memegang dadanya sendiri di ruang tamu.
Di luar, Yuju menghirup udara dingin malam hari, mencoba menenangkan hatinya yang bergejolak. Ia tahu ini baru permulaan, dan ia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi permainan licik yang lebih besar.
Sementara itu, di dalam rumah, Mr. Kang mengelus pipinya yang memerah akibat pukulan Yuju, tetapi senyumnya tidak memudar. “Keras kepala,” gumamnya. “Tapi itu yang membuat semuanya menarik.”
Tidak berapa lama bunyi ponsel Mr. Kang dari saku baju mahalnya berbunyi dengan nama kekasihnya disana. Bukannya di angkat tetapi malah di matikan nada dering nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments