Skandal
Suasana di ruang latihan agensi begitu tegang. Yuju melemparkan pandangan tajam pada Mr. Kang, yang berdiri dengan sikap arogan di depannya. Mereka baru saja menyelesaikan rapat darurat mengenai skandal yang melibatkan mereka, dan meskipun di depan tim mereka menunjukkan profesionalisme, ketika hanya berdua, semuanya berubah menjadi medan perang.
“Aku sudah bilang dari awal, jangan pernah campur tangan dengan hidup pribadiku,” Yuju membuka suara dengan nada penuh kemarahan. "Tapi apa yang kau lakukan? Membuatku terlihat seperti gadis yang merayu bosnya di depan media!"
Mr. Kang mendengus, menyilangkan tangan di dadanya. “Kau pikir aku sengaja? Kau yang terlalu ceroboh. Foto-foto itu tidak akan ada jika kau tahu caranya menjaga jarak.”
Yuju menatapnya dengan mata berkaca-kaca, bukan karena ingin menangis, tetapi karena merasa terpojok. “Ceroboh? Jadi ini semua salahku? Aku yang ceroboh, sementara kau santai-santai saja dengan kekasihmu dan aku yang diseret ke dalam kekacauan ini?”
“Apa kau pikir aku tidak tertekan? Skandal ini juga menghancurkan reputasiku!” Mr. Kang membentak balik, suaranya penuh emosi. “Kau hanyalah seorang artis di bawah naunganku. Aku yang mempertaruhkan segalanya untuk menutup skandal ini, jadi jangan bertingkah seperti korban!”
Yuju tidak dapat menahan tawanya yang pahit. “Kau mempertaruhkan segalanya? Kau bahkan tidak pernah mengaku salah! Semua ini hanya tentang citramu, Mr. Kang. Bukan tentang aku, bukan tentang apa yang sebenarnya terjadi.”
Mr. Kang mendekat, pandangannya dingin menusuk. “Kau terlalu naif, Yuju. Dunia ini bukan tempat untuk orang yang memikirkan perasaan. Kau ingin bertahan? Belajarlah menjaga mulut dan bersikap profesional.”
Yuju mengepalkan tangannya, menahan amarah yang hampir meledak. “Aku muak dengan sikapmu. Jika aku bisa, aku akan keluar dari agensi ini secepat mungkin.”
“Silakan,” Mr. Kang menjawab tajam. “Tapi ingat, tanpa aku, kariermu tidak akan pernah sampai sejauh ini.”
Mereka saling bertatapan tajam, seperti dua musuh yang siap menyerang kapan saja. Tidak ada lagi sisa kehangatan di antara mereka, hanya kebencian yang semakin membakar.
Ketika Yuju akhirnya keluar dari ruangan, dia merasa lega sekaligus hancur. Sementara itu, Mr. Kang berdiri di sana dengan tangan terkepal, menyadari bahwa hubungan mereka telah berubah menjadi perang tanpa akhir.
***
Semua bermula di malam itu, saat pesta tahunan agensi berlangsung dengan meriah. Lampu kristal yang menggantung di ballroom besar memantulkan cahaya gemerlap, menciptakan suasana glamor yang memikat. Yuju berdiri di salah satu sudut, memegang segelas jus jeruk. Sejak ia meninggalkan grup K-pop lamanya dan memilih berkarier sebagai artis solo di bawah naungan agensi ini, ia merasa seperti ikan kecil di tengah lautan penuh predator.
Pesta malam itu awalnya hanya rutinitas untuk memperlihatkan citra baik perusahaan. Namun, Yuju menyadari sesuatu yang aneh ketika Mr. Kang, bos sekaligus CEO agensinya, terus mendekatinya.
“Kenapa berdiri di sini sendirian?” tanya Mr. Kang sambil menyodorkan segelas anggur. Senyumnya ramah, tapi mata tajamnya seolah-olah menembus dinding pertahanan Yuju.
“Aku hanya tidak terlalu suka keramaian,” jawab Yuju canggung, menolak minuman yang ditawarkan.
“Kau tidak harus selalu terlihat waspada, Yuju. Aku hanya ingin berbincang. Tidak ada yang salah dengan itu, kan?”
Percakapan mereka malam itu berlangsung singkat, tapi cukup untuk menarik perhatian orang-orang di pesta. Beberapa tatapan penuh arti mulai mengarah ke mereka. Yuju mencoba mengabaikannya, tapi bisikan-bisikan yang mulai terdengar membuat hatinya tidak nyaman.
Setelah pesta selesai, Yuju pulang dengan perasaan campur aduk. Namun, pagi berikutnya menjadi mimpi buruk. Foto-foto dirinya bersama Mr. Kang di pesta tersebar di internet dengan judul sensasional: “Hubungan Terlarang Artis Solo dan Bos Agensi”.
Yuju panik. Ia langsung menelepon manajernya, tapi tidak ada jawaban. Saat tiba di kantor agensi untuk mencari penjelasan, Mr. Kang sudah menunggunya di ruang rapat dengan wajah dingin.
“Aku tidak tahu bagaimana foto itu bisa tersebar,” ujar Yuju, memulai pembicaraan dengan nada tegang.
“Dan kau pikir aku tahu?” balas Mr. Kang, suaranya rendah namun penuh tekanan. “Masalahnya, sekarang ini sudah menjadi skandal besar. Kita harus mengendalikan situasi sebelum semuanya lepas kendali.”
Yuju menggeleng dengan marah. “Aku bahkan tidak melakukan apa-apa! Kenapa aku yang harus menanggung ini?”
“Kau sudah menandatangani kontrak, Yuju. Kau adalah tanggung jawab perusahaan ini, dan aku akan memastikan skandal ini tidak menghancurkan kita. Jadi, turuti perintahku.”
Yuju terdiam, mengingat kontrak yang ditandatanganinya beberapa bulan lalu. Sebagai artis individu, ia tidak memiliki kebebasan untuk meninggalkan agensi tanpa membayar penalti yang sangat besar. Bahkan, seluruh kariernya bisa hancur jika ia mencoba melawan.
“Jadi, apa rencanamu?” tanya Yuju dengan suara pelan, mencoba menahan amarahnya.
“Kita akan membuat pernyataan bahwa hubungan ini hanya profesional. Jangan membuat gerakan yang mencurigakan, dan pastikan kau tidak memancing perhatian media,” jawab Mr. Kang dingin.
Namun, Yuju tahu ini bukan akhir. Skandal ini hanyalah permulaan dari kekacauan yang lebih besar, dan ia tidak yakin bisa keluar dari perangkap yang telah ia masuki.
***
Hari-hari berikutnya berjalan dengan berat bagi Yuju. Setiap langkahnya diawasi ketat oleh manajer dan staf agensi, yang terus menekannya untuk menjaga citra bersih dan profesional. Namun, meskipun ia berusaha mengendalikan situasi dengan hati-hati, media tak henti-hentinya menyoroti hubungan terlarang yang mereka buat—hubungan yang sebenarnya hanya direncanakan oleh skandal dan kekuasaan, bukan perasaan tulus.
Suatu pagi, saat Yuju berjalan keluar dari ruang latihan, ia melihat Mr. Kang sedang berbicara serius dengan seorang jurnalis di sudut lorong. Mereka tampak terlibat dalam diskusi yang intens, dan saat Mr. Kang melihat Yuju, ekspresinya berubah menjadi lebih tegas.
“Sepertinya kita harus menambah drama sedikit,” ucap Mr. Kang dengan suara rendah, hanya cukup didengar oleh Yuju.
“Drama?” Yuju bertanya, bingung dengan maksudnya.
“Kita harus memastikan bahwa media melihat kita sebagai pasangan yang tak terpisahkan. Itu satu-satunya cara untuk meredakan keributan ini. Kau harus menjadi bagian dari citra itu, Yuju,” jawab Mr. Kang, matanya menatap lurus ke depan, tidak menunjukkan sedikit pun penyesalan.
Yuju merasa perutnya mual. “Jadi ini semua hanya permainan citra? Mengapa aku harus terlibat dalam kebohongan seperti ini?”
Mr. Kang menghela napas panjang. "Ini bukan hanya permainan citra. Ini tentang bertahan hidup di industri ini. Tanpa itu, kariermu akan berakhir lebih cepat daripada yang kau kira."
Yuju tahu bahwa ia tidak punya banyak pilihan. Kontrak yang telah ditandatanganinya menyedihkan. Tidak ada jalan keluar, dan jika ia memutuskan untuk menentang Mr. Kang, ia akan kehilangan segalanya. Semua yang telah dibangunnya dalam karier solo akan hancur seketika. Tapi di sisi lain, ia merasa semakin terjebak dalam dunia yang tidak pernah ia bayangkan.
Pada suatu malam, saat mereka diundang untuk menghadiri sebuah acara gala perusahaan, Yuju dan Mr. Kang berpose di depan kamera bersama, seolah-olah mereka adalah pasangan yang sempurna. Senyuman mereka terlihat tuntas, meskipun di dalam hati Yuju ada rasa sakit yang dalam.
Selama acara berlangsung, Yuju merasa semakin terasing. Ia melihat betapa orang-orang mengagumi Mr. Kang, sementara dirinya hanya menjadi bagian dari latar belakang yang tak terhindarkan. Di balik senyumnya yang dipaksakan, ia merasa seperti boneka yang dikendalikan oleh pria yang sama sekali tidak menghargainya.
Tiba-tiba, seorang wanita mendekati mereka, seorang wanita cantik dengan senyum manis yang sudah sangat dikenal di dunia hiburan—kekasih Mr. Kang, Ahn Seoyeon, seorang aktris terkenal. Yuju merasa darahnya mendidih saat wanita itu mengulurkan tangan untuk menyapa Mr. Kang, seolah-olah tidak ada yang salah.
"Mr. Kang, lama tak bertemu," kata Ahn Seoyeon dengan suara lembut, namun penuh kekuatan.
Mr. Kang tersenyum, menjabat tangannya dengan hangat. "Seoyeon, selalu senang bertemu denganmu." Namun, saat pandangannya beralih ke Yuju, matanya tiba-tiba dingin. "Yuju, ini Seoyeon. Teman lama."
Yuju memaksakan senyum, namun hatinya terasa hancur. Melihat mereka bersama, dia merasa seperti orang ketiga yang tidak diinginkan. Selama ini, ia berjuang untuk kariernya, namun ternyata dirinya hanyalah alat untuk menjaga citra perusahaan dan Mr. Kang, yang sebenarnya sudah memiliki segalanya, termasuk wanita yang sempurna di matanya.
Ketika Seoyeon pergi dengan senyuman manisnya, Yuju merasa seolah-olah ia akan meledak. "Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku, Mr. Kang?" ia bertanya dengan nada bergetar, meskipun ia berusaha menjaga ketenangannya.
Mr. Kang menatapnya tanpa ekspresi. "Apa yang aku inginkan dari kamu? Kamu sudah tahu jawabannya, Yuju. Semua ini adalah bagian dari pekerjaanmu. Jangan berpikir lebih dari itu."
Yuju tahu bahwa ia semakin jauh terperosok dalam situasi yang tidak bisa ia kendalikan. Ia merasa marah, kecewa, dan lebih dari itu, ia merasa seperti sebuah kepingan puzzle yang hilang dalam dunia yang penuh kebohongan ini. Ia mulai merasakan ketegangan yang tak terelakkan, tetapi dengan kontrak yang mengikat dan karier yang tergantung di ujung tanduk, Yuju tidak tahu harus kemana lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments